Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016

ISSN: 2086 – 5031

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN GULA TEBU
(Studi Kasus Koperasi Serba Usaha Kabupaten Solok)

Oleh
1)
Lisa Amelisa, 2)Sepris Yonaldi, 3)Hesti, Mayasari
1,2,3)
Fakultas Ekonomi Unitas Padang
1)
lisa@gmail.com, seprisyonaldi@gmail.com, 3)hestimayasari27@gmail.com
2)

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan harga
secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian gula tebu pada Koperasi Serba
Usaha Kabupaten Solok. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga dari populasi
tersebut diambil sampel sebanyak 100 responden, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan menggunakan observasi, angket, keperpustakaan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi linear berganda, uji t, uji F dan koefesien deteminasi. Berdasarkan
analisis regresi linear berganda, variabel kualitas produk dan harga terhadap keputusan
pembelian gula tebu pada Koperasi Serba Usaha Kabupaten Solok didapatkan Y = 16.025 –
0,108 X1 + 1,106 X2 + e. Dari hasil uji t yang dilakukan didapatkan bahwa variabel kualitas
produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula tebu pada Koperasi Serba Usaha
Kabupaten Solok dan variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
gula tebu pada Koperasi Serba Usaha Kabupaten Solok. Dari hasil uji F terbukti bahwa variabel
kualitas produk dan harga secara bersamaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap
keputusan pembelian gula tebu pada Koperasi Serba Usaha Kabupaten Solok.

Kata Kunci: Kualitas Produk Harga dan Keputusan Pembelian

1. PENDAHULUAN panjang, gula terbagi dalam dua segmen,


1.1. Latar Belakang Masalah yaitu gula anau dan gula tebu. Meski
Menurut Fachreze (2012), gula tebu produk gula anau sangat dikenal dibenak
merupakan kandungan energi dan nilai masyarakat atau konsumen, namun
kalori yang tinggi dan dapat langsung konsumen yang memilih gula tebu untuk
dipakai, karena itu gula tebu diperlukan dikonsumsi masih tergolong tinggi. Hal ini
terutama sebagai sumber energi disamping dipengaruhi oleh beberapa faktor,
bahan pemanis makanan. Di daerah alahan
1
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

diantaranya harga gula tebu lebih murah Kualitas produk dan harga sangat
jika dibandingkan dengan gula anau. mempengaruhi berhasil tidaknya suatu
Kualitas gula tebu didunia proses pemasaran. Produk yang telah
internasional masih sangat kurang, padahal dikonsumsi oleh konsumen maka akan
produk gula tebu memiliki manfaat yang lebih mudah lengket dibenak konsumen
tidak kalah dibandingkan dengan tanaman dibandingkan produk-produk baru yang
lainnya. Masyarakat Indonesia sendiri pada masih awam bagi masyarakat dan jarang
umumnya belum mengenal gula tebu dikonsumsi. Hal lain yang mempengaruhi
dengan baik. Tanaman tebu atau nama latin kualitas produk adalah nilai produk dimata
sacharum officinarum adalah pohon masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan.
tanaman yang hidup di daerah tropika dan Produk yang dibutuhkan masyarakat, tanpa
sub tropika yaitu di antara 39 garis lintang proses yang maksimal akan tetap mendapat
Utara dan yaitu di antara 35 garis lintang “nilai” masyarakat, terlebih jika masyarakat
Selatan dengan suhu rata-rata 21c. Tebu telah mengenal kualitas produk tersebut
dapat ditanam dari dataran rendah sampai maka harga akan menyetarakan kualitas
pengunungan dengan ketinggian 1000 produk tersebut. Berdasarkan
Meter di atas permukaan laut. permasalahan yang telah dipaparkan diatas,
Salah satu pabrik yang dapat maka penulis merasa tertarik untuk
menghasilkan gula tebu satu kali dalam satu melakukan penelitian yang berjudul
minggu yaitu pabrik industri gula tebu di “Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan
daerah alahan panjang Kabupaten Solok, Harga Terhadap Keputusan Pembelian
dalam satu minggu gula tebu dapat Gula Tebu” (Studi Kasus Koperasi
dihasilkan sebanyak 100-200 Kg sedangkan Serba Usaha Kabupaten Solok).
dalam sebulan petani gula tebu dapat
menghasilkan 400-800 Kg gula tebu. Setiap 1.3 Tujuan Penelitian
pemanenan hanya dapat dilakukan ketika 1. Untuk mengetahui dan menganalisis
tebu berukuran 10 Meter. Agar tebu pengaruh kualitas produk terhadap
tersebut banyak mengandung air setelah keputusan pembelian gula tebu pada
ukurannya mencapai 10 Meter ke atas, baru Koperasi Serba Usaha Kabupaten
dilakukan pemanenan oleh petani tebu. Solok.

2
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

2. Untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan sebuah produk dalam


pengaruh harga terhadap keputusan memperagakan fungsinya.
pembelian gula tebu pada Koperasi 2.2.2 Indikator Kualitas Produk
Serba Usaha Kabupaten Solok. Menurut Kotler dan Keller
3. Untuk mengetahui dan menganalisis (2012:283), kualitas produk adalah
pengaruh kualitas produk dan harga kemampuan suatu produk untuk
secara bersama-sama berpengaruh melaksanakan fungsinya, meliputi daya
terhadap keputusan pembelian gula tahan, keandalan, ketetapan, kemudahan
tebu pada Koperasi Serba Usaha operasi dan perbaikan, serta artibut bernilai
Kabupaten Solok. lainnya. Kualitas produk dapat digolongkan
dalam beberapa dimensi meliputi:
2. LANDASAN TEORI a. Kinerja (performance)
2.1 Produk (product) b. Keistimewaan tambahan (features)
2.1.1 Pengertian Produk c. Keandalan (reliability)
Menurut Kotler dan Keller d. Kesesuaian dengan spesifikasi
(2013:22), produk adalah segala sesuatu (conformance to specifications)
yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk e. Daya tahan (durability)
memenuhi keinginan dan kebutuhan. f. Estetika (asthethic)
Menurut Faris dan Enlik, (2011), produk 2.3 Harga (price)
yang merupakan kebutuhan pokok seperti 2.3.1 Pengertian Harga
makanan dan minuman, konsumen sangat Menurut Kotler dan Keller
mempertimbangkan kualitasnya. (2012:151), harga adalah faktor positioning
2.2 Kualitas Produk kunci dan harus diputuskan dalam
2.2.1 Pengertian Kualitas Produk hubungannya dengan pangsa sasaran,
Menurut Kotler dan Armstrong bauran pilihan produk, jasa dan persaingan.
(2013:285), kualitas produk adalah Menurut Sumarni dan Soeprianto
kesesuaian produk dengan kebutuhan (2010:281), harga adalah jumlah uang
pasaran konsumen, perusahaan harus benar- (ditambah beberapa produk kalau mungkin)
benar apa yang dibutuhkan oleh konsumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan
atas suatu produk yang akan dihasilkan dan

3
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

sejumlah kombinasi dari barang beserta lima tahap yang dilakukan oleh seorang
pelayanannya. konsumen sebelum sampai pada keputusan
2.3.2 Indikator Harga pembelian dan selanjutnya pasca
Harga sejumlah uang yang dibutuhkan pembelian. Konsumen dapat melewatkan
atau ditukarkan konsumen untuk atau membalik beberapa tahap.
mendapatkan atau memiliki suatu barang 1. Pengenalan masalah
yang memiliki manfaat serta 2. Pencarian informasi
penggunaannya. Indikator yang mencirikan 3. Evaluasi alternative
harga menurut Kotler dan Keller 4. Keputusan pembelian
(2012:345) yaitu: 5. Perilaku pasca pembelian
1. Keterjangkauan harga
2. Daya saing harga 3. METODOLOGI PENELITIAN
3. Harga mempengaruhi daya beli 3.1 Jenis Metodologi Penelitian
konsumen Penelitian ini memakai metode
2.4 Keputusan Pembelian penelitian kuantitatif deskriptif. Metode
2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian kuantitatif adalah metode yang
Menurut Surmawan (2010:289), berlandaskan positivisme, digunakan untuk
keputusan pembelian adalah tingat dari meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
konsumen untuk mau membeli atau tidak pengumpulan data menggunakan instrumen
terhadap produk dari berbagai faktor yang penelitian, analisis data bersifat
mempengaruhi konsumen dalam melakukan kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
pembelian suatu produk atau jasa, biasanya menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
konsumen selalu mempertimbangkan 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
kualitas,harga dan produk sudah yang 3.2.1 Populasi
sudah dikenal oleh masyarakat sebelum Populasi pada penelitian ini adalah
konsumen memutuskan untuk membeli. konsumen gula tebu pada Koperasi Serba
2.4.2 Indikator Keputusan Pembelian Usaha Kabupaten Solok yang jumlah tidak
Menurut Kotler dan Keller di ketahui.
(2012:166), mengemukakan proses 3.2.2 Sampel
keputusan pembelian konsumen terdiri dari

4
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

Menurut Sugiyono (2012:81), SS = Sangat Setuju


S = Setuju
bependapat bahwa sampel adalah bagian
N = Netral
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan teknik 3.4 Uji Instrument
non probability sampling, di mana setiap Untuk menunjukan sejauh mana
unsur yang ada dalam populasi tidak instrumen penelitian dapat dipercaya dan
memiliki kesempatan atau peluang yang dilakukan dengan dua pengamatan yaitu:
sama untuk dipilih sebagai sampel. 3.4.1 Uji Validitas
Berdasarkan teknik pengambilan sampel Suatu instrumen dikatakan valid
tersebut maka didapat sampel dalam apabila mampu mengukur apa yang
penelitian ini sebanyak 100 orang sampel. diinginkan serta dapat mengungkapkan data
3.3 Teknik Analisis Data yang terkumpul tidak menyimpang dari
3.3.1 Analisa Deskriptif gambaran variabel yang dimaksud.
Menurut Sugiyono (2012), Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
berpendapat bahwa “Penelitian deskriptif diunakan untuk mendapatkan data
adalah penelitian yang dilakukan terhadap (mengukur) itu valid. Tinggi rendahnya
variabel mandiri, yaitu tanpa membuat validitas instrumen menunjukkan sejauh
perbandingan atau menghubungkannya mana data yang berkumpul tidak
dengan variabel lain”. Oleh karena itu, menyimpang dari gambaran tentang
data-data kuantitatif yang didapat dari validitas yang dimaksud. Untuk syarat
angket yang dikumpulkan, diolah, minimum dianggap valid kalau r = 0,30.
disederhanakan, disajikan dan dianalisa Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor
secara deskriptif melalui tabel frekuensi dan total kurang dari 0,30 maka butir tersebut
grafik agar dapat mudah dimengerti. dintayakan tidak valid.
Analisis ini menggunakan rumus. 3.4.2 Uji Reliabilitas
Rata-rata skor = (5.SS) + (4.S) + (3.N) Uji reliabilitas adalah suatu alat
+ (2.TS) + (1.STS)
untuk mengukur suatu angket yang
SS + S + N +
TS + STS merupakan indikator dari suatu variabel
Dimana:
atau konstruk. Suatu angket dikatakan

5
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

reliabel atau handal jika jawaban seseorang Menurut Sugiyono (2012:184),


terhadap pernyataan adalah konsisten atau digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan masing-masing variabel, baik variabel
yang menyangkut kekonsistenan jawaban bebas terhadap variabel terikat tersebut
jika diujikan berulang pada sampel yang yang signifikan secara statistik.
berbeda. Suatu konstruk atau variabel Menggunakan uji masing-masing koefisien
dikatakan reliabel jika memberikan nilai regresi variabel bebas apakah mempunyai
Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2008:41). pengaruh yang bermakna atau tidak
3.4.3 Regresi Linear Berganda terhadap variabel terikat. Rumus yang
Menurut Sugiyono (2012:267), digunakan sebagai berikut :
analisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat
Keterangan :
apakah masing-masing variabel bebas
r : Koefisien regresi
berpengaruh positif atau negatif dan untuk
n : Jumlah responden
memprediksi nilai dari variabel terikat
3.5.2 Uji F
apabila nilai variabel bebas mengalami
Menurut Sugiyono (2012:275), uji
kenaikan atau penurunan, adapun model
koefisien regresi simultan bertujuan untuk
regresi linear berganda adalah sebagai
mengetahui apakah perumusan model
berikut :
sudah tepat atau fit. Uji ini dilakukan
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
dengan membandingkan signifikansi nilai
Keterangan :
F. hasil Fhitung > dari Ftabel maka model
Y : Variabel terikat (Keputusan
yang dirumuskan sudah tepat. Adapun
Pembelian)
a : Konstanta untuk menghitung nilai F dengan rumus
b1 : Koefisien regresi X1
b2 : Koefisien regresi X2
X1 : Variabel bebas (Kualitas Produk)
sebagai berikut :
X2 : Variabel bebas (Harga)
e : Standar Error Keterangan:

3.5 Uji Hipotesis F : Rasio


R2 : Hasil perhitungan R dipangkatkan
3.5.1 Uji t dua
6
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

k : Jumlah variabel bebas R2 =


n : Banyaknya sampel ∑ Y2
Keterangan :
3.5.3 Uji Koefisien Determinasi ( )
R2 = Koefisien determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat b1 = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan
koefisien korelasi. Dalam penggunaan nilai Y prediksi
b2 = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan
koefisien determinasi dinyatakan dalam nilai Y rata-rata
persen sehingga harus dikalikan 100%.
Koefisien determinasi ini digunakan untuk 4. HASIL PENELITIAN DAN
mengetahui persentase pengaruh yang PEMBAHASAN
terjadi dari variabel bebas terhadap variabel 4.1 Hasil Analisis Regresi
tak bebas, dengan asumsi 0 ≤ r2 ≥ 1. Rumus 4.1.1 Uji Regresi Linear Berganda
koefisien dapat ditunjukkan sebagai berikut Berdasarkan uji regresi berganda
: yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel
b1 ∑ X1 y + b2 ∑ X2 y 4.15 di bawah ini:
Tabel. 4.1
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 16.025 3.835 4.178 .000
Kualitas_Produk -.108 .068 -.120 -1.600 .113
Harga 1.106 .122 .683 9.081 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan analisis data dengan independen dengan variabel dependen
menggunakan program SPSS 20 for secara parsial, dari persaman tersebut dapat
windows, maka diperoleh hasil persamaan diambil kesimpulan bahwa :
regresi sebagai berikut: 1) Nilai constanta adalah = 16,025
Y = 16.025 – 0,108 X1 + 1,106 X2 + artinya jika tidak terjadi perubahan
e variabel kualitas produk dan harga
Persamaan regresi di atas (nilai X1 dan X2 adalah 0) maka
memperlihatkan hubungan antara variabel keputusan pembelian konsumen

7
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

Koperasi Serba Usaha Kabupaten dengan asumsi variabel kualitas


Solok tetap sebesar 16,025 satuan. produk (X1) dan konstanta (a)
2) Nilai koefisien regresi kualitas adalah 0 (nol), keputusan pembelian
produk adalah = - 0,108 artinya jika konsumen Koperasi Serba Usaha
variabel kualitas produk (X1) Kabupaten Solok meningkat sebesar
menurun sebesar 1 (satuan) dengan 1,106 satuan
asumsi variabel harga (X2) dan 4.2 Uji Hipotesis
konstanta (a) adalah 0 (nol), maka 4.2.1 Uji t
keputusan pembelian konsumen Menurut Sugiyono (2012:184),
Koperasi Serba Usaha Kabupaten digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
Solok menurun sebesar 0,108 masing-masing variabel, baik variabel
satuan. bebas terhadap variabel terikat tersebut
3) Nilai koefisien regresi harga adalah yang signifikan secara statistik.
= 1,106 artinya jika variabel harga Berdasarkan uji t yang dilakukan dapat
(X2) meningkat sebesar 1 (satuan) dilihat pada Tabel 4.16 di bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 16.025 3.835 4.178 .000
Kualitas_Produk -.108 .068 -.120 -1.600 .113
Harga 1.106 .122 .683 9.081 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Variabel kualitas produk (X1) tidak 1,600 < 1,660) maka Ho diterima dan H1
berpengaruh secara signifikan terhadap ditolak.
keputusan pembelian konsumen Koperasi Variabel harga (X2) berpengaruh secara
Serba Usaha Kabupaten Solok. Hal ini positif dan signifikan terhadap keputusan
terlihat dari signifikan 0,113 > 0,05 nilai pembelian konsumen Koperasi Serba
ttabel df = n – k = 100 – 3 = 97 (1,660) dan Usaha Kabupaten Solok. Hal ini terlihat
dapat juga dilihat pada nilai thitung < ttabel (- dari signifikan 0,000 < 0,05 nilai ttabel df = n

2
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

– k = 100 – 3 = 97 (1,660) dan dapat juga mengetahui apakah perumusan model


dilihat pada nilai thitung > ttabel (9,081 > sudah tepat atau fit. Uji ini dilakukan
1,660) maka Ho ditolak dan H2 diterima. dengan membandingkan signifikansi nilai
4.2.2 Uji F F. Berdasarkan uji F yang dilakukan dapat
Menurut Sugiyono (2012:275), uji dilihat pada Tabel 4.17 di bawah ini.
koefisien regresi simultan bertujuan untuk
Tabel 4.3
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1356.574 2 678.287 41.327 .000a
Residual 1592.016 97 16.413
Total 2948.590 99
a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas_Produk
b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan hasil pengujian pada konsumen Koperasi Serba Usaha


tabel diatas dapat dilihat pada nilai F hitung Kabupaten Solok.
sebesar 35.949 dengan nilai Ftabel df1 = k – 1 4.2.3 Uji Koefisien Determinasi
(3 – 1 =2), df2 = n - k (100 -3 = 97) adalah Menurut Riduwan (2009:136),
3.09 sehingga nilai Fhitung > Ftabel atau koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
41,327 > 3.09 dan tingkat signifikan 0,000 mengetahui berapa besar kontribusi
< 0,05 maka Ho ditolak dan H3 diterima variabel bebas (X) yaitu: variabel kualitas
sehingga dapat di simpulkan bahwa produk (X1) harga (X2) terhadap variabel
variabel kualitas produk (X1) dan variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian gula
harga (X2) secara bersamaan berpengaruh tebu pada Koperasi Serba Usaha Kabupaten
signifikan terhadap keputusan pembelian Solok. Berdasarkan uji R2 yang dilakukan
dapat dilihat pada Tabel 4.18 di bawah ini:

2
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

Tabel 4.4
Model Summary
Change Statistics
R Adjusted Std. Error of the R Square Sig. F
Model R Square R Square Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 .678a .460 .449 4.051 .460 41.327 2 97 .000
a. Predictors: (Constant), Harga,
Produk
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat pembelian konsumen Koperasi Serba


diketahui bahwa nilai koefisien determinasi Usaha Kabupaten Solok. Hal ini dibuktikan
terdapat pada nilai Adjusted R-Square dengan nilai thitung < ttabel (-1,600 < 1,660)
dengan sebesar 0,449. Hal ini berarti maka Ho diterima H1 ditolak dengan nilai
terdapatnya kontribusi variabel bebas signifikan 0,113 > 0,05.
(kualitas produk dan harga) terhadap Variabel kualitas produk (X1) ini
variabel terikat yaitu keputusan pembelian dapat di simpulkan bahwa keputusan
gula tebu pada Koperasi Serba Usaha pembelian konsumen Koperasi Serba
Kabupaten Solok adalah sebesar 44,9% Usaha Kabupaten Solok belum dipengaruhi
sisanya 55,1% dijelaskan oleh variabel lain oleh kualitas Gula tebu sesuai dengan
yang tidak digunakan dalam penelitian ini harapan konsumen, penjualnya yang ramah,
seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan memiliki kualitas yang unggul
Keller (2012), pembelian konsumen dibandingkan gula tebu lain, memiliki
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor kesesuian rasa dengan karakteristiknya,
budaya, faktor kosial, faktor pribadi dan memiliki kualitas yang tahan lama dan
faktor psikologis. memiliki ciri-ciri desain yang unik
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian sehingga mudah dikenali. Jadi dapat
1. Pengaruh Variabel Kualitas
disimpulkan bahwa kualitas produk yang
Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen. ditawarkan oleh Koperasi Serba Usaha
Kabupaten Solok belum sesuai dengan
Dari hasil analisis uji hipotesa pada
harapan konsumen sehingga beberapa teori
tingkat kepercayaan α = 5% terbukti bahwa
yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
variabel kualitas produk (X1) tidak
bertolak belakang dengan kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
2
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

yang ditawarkan oleh Koperasi Serba 3. Pengaruh Variabel Kualitas


Produk dan Harga Terhadap
Usaha Kabupaten Solok, sehingga
Keputusan Pembelian Konsumen.
keputusan pembelian konsumen menjadi
Dari hasil uji F terbukti bahwa
menurun.
variabel kualitas produk (X1) dan harga
2. Pengaruh Variabel Harga
Terhadap Terhadap Keputusan (X2) secara bersama-sama mempunyai
Pembelian Konsumen.
pengaruh yang positif dan signifikan
Dari hasil analisis uji hipotesa pada terhadap keputusan pembelian konsumen
tingkat kepercayaan α = 5% terbukti bahwa Koperasi Serba Usaha Kabupaten Solok,
variabel harga (X2) yang berpengaruh hal ini dapat di buktikan dengan Fhitung >
positif dan signifikan terhadap keputusan Ftabel atau 41,327 > 3.09 dan tingkat
pembelian konsumen Koperasi Serba signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak
Usaha Kabupaten Solok. Hal ini dibuktikan dan H3 diterima sehingga dapat
dengan nilai thitung > t tabel (9,081 > 1,660) disimpulkan bahwa variabel kualitas
maka Ho ditolak H2 diterima dengan nilai produk (X1) dan harga (X2) secara
signifikan 0,000 < 0,05. bersamaan berpengaruh signifikan terhadap
Variabel harga (X2) dapat keputusan pembelian konsumen Koperasi
disimpulkan bahwa keputusan pembelian Serba Usaha Kabupaten Solok sebesar
konsumen Koperasi Serba Usaha 44,9%, dengan adanya pengaruh secara
Kabupaten Solok dipengaruhi oleh Harga bersama tersebut sebelum melakukan
Gula tebu koperasi serba usaha Kabupaten pembelian konsumen terlebih dahulu
Solok terjangkau, dapat bersaing dengan melakukan pengenalan masalah, pencarian
produk lain, lebih ekonomis dan sesuai informasi, evaluasi alternative, keputusan
dengan kualitas yang diinginkan pembeli. pembelian dan perilaku pasca pembelian,
Jadi dapat disimpulakn bahwa teori tersebut hal ini membuktikan bahwa konsumen telah
membuktikan bahwa keputusan pembelian mendapatkan informasi-informasi yang
konsumen terhadap Koperasi Serba Usaha sesuai dengan harapan sehingga keputusan
Kabupaten Solok dipengaruhi oleh harga pembelian konsumen bisa terjadi.
dan sesuai dengan harapan konsumen 5. KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga keputusan pembelian konsumen 5.1 Kesimpulan
menjadi lebih meningkat.
2
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

1. Variabel kualitas produk tidak dibandingkan dengan produk yang


berpengaruh terhadap keputusan lain.
pembelian konsumen Koperasi Serba 3. Diharapkan peneliti selanjutnya
Usaha Kabupaten Solok menggunakan penambahan terhadap
2. Terdapat berpengaruh positif dan variabel penelitian dan
signifikan harga X2 terhadap keputusan memperbanyak jumlah responden dan
pembelian konsumen Koperasi Serba menggunakan rentang waktu yang
Usaha Kabupaten Solok. lama supaya hasil penelitian lebih
3. Secara bersamaan bahwa ada pengaruh baik dari penelitian ini.
yang positif dan signifikan antara
variabel kualitas produk X1 dan harga DAFTAR PUSTAKA
X2 terhadap keputusan pembelian
Dhasmeta dan Irwan 2011. Perilaku
konsumen Koperasi Serba Usaha Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kabupaten Solok.
Faris dan Enlik. 2011. Bauran Pemasaran.
5.2 Saran Yogyakarta: Penerbit PT. Grasindo.
Ghozali, Imam. 2008. Apilkasi Analisis
1. Dengan tidak terjadinya pengaruh
Multivariat Dengan Program SPSS.
kualitas produk terhadap keputusan Badan Penerbit Diponegoro.
Semarang.
pembelian tesebut memberikan
Griffin, Jill. 2011. Costumer Loyalty.
inovasi baru dan meningkatkan lagi Jakarta: Erlangga.
Husein, Umar 2009. Manajemen
kualitas produk yang ditawarkan
Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia
kepada konsumen sehingga dapat Pustaka Utama.
Kotler dan Keller. 2012. Marketing
bersaing dengan produk-produk
Manajemen. Edisi 14. Global Edision
pesaing yang beredar dipasaran. Pearson. Prentice. Hal. 184
Kotler dan Keller. 2013. Bauran
2. Untuk variabel harga terlebih dahulu
Pemasaran dan Loyalitas
perusahaan menyesuaikan harga yang Konsumen. Jakarta ; Erlangga.
Kotler, Philip dan Amstrong, Garry. 2010.
beredar dipasaran dan memberikan
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 3.
inovasi-inovasi baru terhadap produk Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Amstrong, Garry. 2013.
gula tebu sehingga konsumen lebih
Principle of Marketing. Edisi 14
memilih produk tersebut Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Mowen dan Minor. 2008. Bauran
Pemasaran dan Loyalitas
3
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 7, Nomor 3, September 2016
ISSN: 2086 – 5031

Konsumen. Edisi 1. Bandung: Sekaran, Umar. 2006. Research Methods


Alfabeta. For Business Metodologi
Sumarni dan Soeprihanto. 2010. Perilaku Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4,
Konsumen dan Komunikasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Pemasaran. Edisi Kedua. Jilid Sopiah dan Etta Mamang Sangadji. 2013.
Pertama. Bandung: Remaja Prilaku Konsumen.Yogyakarta: Cv. Andi
Posdakarya. Offset.
Schiffman, Leon, L. Lazar Kanuk. 2008. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Perilaku Konsumen. Alih Bahasa : Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
Zoelkifli Kasip. Jakarta : PT. dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
INDEKS. Tjiptono, Fandy. 2012. Service Managemen
Saladin. 2010. Riset Pemasaran. Jakarta: Mewujudkan Layanan
Gramedia Pustaka Utama. Prima.Yogyakarta: Penerbit Andi.

4
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Anda mungkin juga menyukai