Anda di halaman 1dari 7

Determinasi Lengkung Dalam Ortodontik

Determinasi Lengkung

Determinasi Lengkung Dalam Ortodontik- Determinasi lengkung adalah


metode untuk menentukan kebutuhan ruang dalam perawatan ortodontik dan
merupakan penyederhanaan dari metode kesling. Metode determinasi
lengkung ini dikembangkan Bagian Ortodonsia FKG UGM.

Determinasi lengkungini dilakukan mengetahui diskrepansi jumlah


mesio-distal gigi (kebutuhan ruang) pada lengkung ideal yang dibuat
sedemikian rupa sebagai lengkung gigi yang paling ideal dari lengkung gigi
mula-mula. Prinsip dasar dari determinasi lengkung ini sebenarnya sama
dengan prinsip dasar metode kesling, yaitu dengan menetapkan diskrepansi
antara lengkung gigi yang direncanakan dengang besar gigi yang akan
ditempatkan pada lengkung terebut pada saat melakukan koreksi maloklusi.
Hanya saja pada metode kesling kita menggunakan model gigi langsung,
sedangkan pada determinasi lengkung kita menggunakan plastik transparan.

Baiklah, sekarang kita akan memulai melakukan determinasi lengkung.


Bahan dan alat yang dapat anda gunakan adalah:
1. Model Studi

2. Plat Gelas

3. Plastik Transparan

4. Spidol Warna

5. Sliding Kaliper

6. kawat Tembaga 0,7mm (opsional)

Cara kerja determinasi lengkung sebagai berikut:

1. Tahap pertama adalah melakukan penapakan lengkung rahang atas dan


lengkung rahang bawah pada plastik transparan. Caranya: letakkan plat gelas
pada permukaan oklusal model studi kita, setelah itu letakkan plastik
transparan di atas pelat gelas tersebut. Kemudian mulailah menapak yaitu
dengan membuat garis penghubung antara sisi mesial-distal gigi dimulai dari
distal gigi P2 kiri ke distal gigi P2 kanan. Contoh penapakan ini dapat dilihat
pada garis biru gambar 1 dan gambar 2.

Gambar 1. Penapakan Pada Model Studi


Gambar 2. Hasil Penapakan (Lengkung Mula-mula)

2. Tahap kedua adalah kita membuat suatu lengkung ideal. Caranya adalah
dengan berpatokan pada lengkung mula-mula (hasil penapakan) yang telah
kita buat tadi. Misalnya, apabila ada gigi yang labioversi pada lengkung
mula-mula, maka pada lengkung ideal ini kita buat gigi tersebut pada posisi
normalnya. Untuk lebih jelas mengenai lengkung ideal anda bisa melihat
gambar 3 dan gambar 4. Intinya lengkung ideal ini dibuat seideal mungkin dan
sebagai patokannya adalah lengkung mula-mula.

Gambar 3. Pembuatan Lengkung Ideal (merah) Berpatokan Pada Lengkung


Mula-Mula (Biru)

Gambar 4. Hasil Dari Pembuatan Lengkung Ideal

3. Tahap ketiga yaitu kita menentukan diskrepansi (selisih jumlah


mesio-distal antara lengkung ideal dan lengkung mula-mula). Menentukan
diskrepansi ini sebenarnya ada 2 cara, yang pertama dengan menggunakan
kawat tembaga dan yang kedua dengan menggunakan sliding kaliper secara
langsung ke lengkung ideal. Baiklah akan saya jelaskan satu-persatu cara
tersebut:

a. Dengan menggunakan kawat tembaga.

Caranya adalah dengan membentuk kawat sesuai dengan besar lengkung ideal
(Gambar 5). Anda hanya perlu menapakkan kawat pada lengkung ideal yang
berwarna merah tersebut, kemudian anda ukur berapa panjang kawatnya
dengan menggunakan sliding kaliper (Gambar 6). Nah, panjang kawat inilah
yang berarti panjang lengkung ideal rahang tersebuh. Kemudian anda
bandingkan dengan jumlah mesio-distal gigi dari gigi P2 kanan ke gigi P2 kiri.
Contohnya: panjang kawat (lengkung ideal) adalah 65mm, sedangkan jumlah
mesio-distal gigi dari P2 kanan ke P2 kiri adalah 70mm. Dari hasil tersebut
kita dapatkan diskrepansi lengkungnya adalah 70mm-65mm = 5mm. Ini
berarti dibutuhkan ruang sebesar 5mm (kekurangan ruang sebesar 5mm)
untuk menampung semua gigi dalam lengkung ideal.
Gambar 5. Membentuk Kawat Sesuai Lengkung Ideal

Gambar 6. Mengukur Panjang Kawat Dengan Sliding Kaliper


b. Dengan menggunakan sliding kaliper

Sebenarnya tidak jauh beda dengan cara pertama, hanya saja kita langsung
mengukur lengkung ideal langsung dengan sliding kaliper. Pertama-tama
siapkan dulu lengkung idealmu, kemudian ukur sliding kalipermu sesuai
dengan gigi P2 kanan (kita mulai dari P2 kanan). Misalnya lebar mesio-distal
P2 kanan adalah 8mm, maka sliding kaliper kita buka sebesar 8 mm,
kemudian tapakkan sliding kaliper dengan lebar 8mm tersebut dimulai dari
distal P2, tandai pada bagian mesialnya, kemudian mulai lagi hal tersebut ke
gigi sebelahnya hingga ke gii P2 kiri. Nah, apabila terdapat diskrepansi maka
pada penapakkan yang terakhir (gigi P2 kiri) distal gigi P2 kiri akan terletak di
luar lengkung ideal, inilah diskrepansinya (jarak antara distal gigi P2 kiri pada
lengkung ideal dengan distal gigi P2 pada saat penapakan).

Gambar 7. Mengukur mesi-distal Gigi Pada Lengkung Ideal

Setelah kita membuat determinasi lengkung, selanjutnya adalah pencarian


ruang untuk rahang tersebut. Cara pencarian ruang untuk rencana perawatan
dengan menggunakan metode Carey, patokannya yaitu:

1. Diskrepansi < ¼ lebar gigi P1 dapat dilakukan:


 penggrindingan gigi anterior jika pasien tidak rentan karies
 ekspansi jika lengkung gigi kontraksi

2. Diskrepansi > ¼ – ½ lebar gg P1 dianjurkan:

 pencabutan satu P1 pada salah satu sisi lengkung jika ada pergeseran
median line.
 pencabutan dua P2 kanan dan kiri jika lengkung gigi sudah simetris
 ekspansi kombinasi grinding jika lengkung gigi kontraksi

3. Diskrepansi > ½ lebar gigi P1

 cabut gigi P1 pd sisi tersebut

Nah, sekian dulu penjelasan singkat saya tentang determinasi lengkung.


Apabila ada pertanyaan dapat melontarkannya pada form komentar atau
email ke drgadipratama@gmail.com. Semoga bisa membantu. Determinasi
lengkung

Read more:
http://www.doktergigi.net/2013/09/determinasi-lengkung-dalam-ortodontik.
html#ixzz3MWij3R9R
Under Creative Commons License: Attribution

Anda mungkin juga menyukai