Makalah Patofisiologi Iis Ismayanti
Makalah Patofisiologi Iis Ismayanti
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Iis Ismayanti
1901277050
2019/2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................21
3.2 Saran.....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada penulis. Shalawat serta salam saya curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan kita sebagai umatnya.
Atas terselesaikannya makalah ini, penulis berterima kasih kepada Bapak Suhanda,
SAg,S Kep,Ners,MKep selaku dosen pengajar, beserta pihak-pihak lain yang telah membantu
dan mendukung atas terselesaikannya ini. Dengan izin Allah SWT saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Tahapan Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan pada
Remaja”. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Patofisisologi.
Dengan segala kerendahan hati saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang disebabkan
oleh keterbatasan saya, baik dalam bidang pengetahuan maupun dalam bidang pengalaman.
Walaupun demikian saya telah berusaha seoptimal mungkin agar makalah ini dapat memberikan
manfaat, maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pertumbuhan dan perkembangan ini berjalan dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya. Faktor genetik dari kedua orang tuanya sudah jelas akan memberi
kontribusi yang besar dalam hal ini. Selain itu ada pula faktor riwayat kesehatan ataupun
trauma yang pernah dialami oleh anak. Demikian pula faktor lain yang sifatnya tidak
langsung, misalnya status ekonomi orang tua, yang berpengaruh pada kecukupan gizi dan
kesejahteraan anak. Bahkan pada masyarakat yang masih memiliki akar budaya yang kuat,
perkembangan karakter anak juga akan terpengaruh oleh norma-norma budaya tersebut.
Secara fisik, anak mengalami pertumbuhan di mana ukuran tubuh menjadi lebih besar.
Dalam hal perkembangan fisik, anak menjadi terampil dalam menggunakan tangan dan jari-
jarinya, kakinya, dapat berdiri, berlari, dapat makan sendiri, dapat menelan dengan baik, dan
berbagai kemampuan lain yang sifatnya berupa keterampilan.
Intelektualitas juga mengalami perkembangan. Anak berkembang menjadi mampu
berkomunikasi dengan sekitarnya, dapat menyampaikan pikirannya, dan dapat memahami
hal-hal abstrak dan simbolis. Perilaku anak juga mengalami proses perkembangan, mengikuti
norma-norma yang ada di lingkungan di mana ia dibesarkan.
Dari segi emosional, anak akan berkembang untuk mampu membangun ikatan perasaan,
emosi dan kasih sayang. Ia akan semakin mampu mengatasi kecemasannya, mengendalikan
agresivitas dan emosi. Interaksi sosialnya juga akan berkembang. Ia akan memiliki ikatan
yang semakin kuat dengan orang tua, saudara dan lingkungan kesehariannya.
Proses perkembangan sebenarnya merupakan proses belajar. Seperti halnya proses
perkembangan perilaku, di mana anak belajar dari bagaimana tindakan atau sikapnya
dihargai oleh orang lain. Ia akan mengembangkan perilaku yang membuahkan balasan positif
dari orang sekitarnya. Sebaliknya bila orang di sekitarnya memberi respons yang negatif,
perilaku itu tidak akan berkembang. Kadang orang tua perlu memberi ketegasan pada anak,
apa yang tidak boleh anak lakukan, maka orang tua dapat memberinya respons negatif
berupa hukuman. Hukuman di sini merupakan respons negatif dan keadaan yang tidak
menyenangkan, yang dibuat agar anak tidak mengembangkan lagi perilaku itu. Walaupun
demikian, ternyata penelitian mengatakan bahwa lebih efektif memberi penghargaan
terhadap perilaku yang positif , daripada memberi hukuman terhadap perilaku negatif.
Pembentukan dan modifikasi dari perilaku anak ini banyak dipengaruhi oleh adanya
penghargaan dari lingkungan sekitarnya. Semakin ia diberi respons positif, semakin kuat
perkembangannya. Selain itu yang menjadi acuan dari anak dalam bertingkah laku adalah
perilaku dari orang sekitanya. Anak yang masih kecil memiliki kecenderungan untuk meniru
apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya. Mereka menjadikan orang tua dan
kakak-kakaknya sebagai contoh model dalam berperilaku.
Semakin besar anak, ia akan semakin memiliki kemampuan berpikir secara abstrak. Ia
tidak hanya belajar dari mencoba sesuatu, tetapi juga dari melihat dan memperhatikan orang
lain melakukannya. Model yang dijadikannya contoh berperilaku juga makin meluas dan
tidak hanya dari yang ada di sekitarnya secara langsung. Media massa dan televisi akan ikut
memberi pengaruh dalam pembentukan karakter dan perilakunya. Skala nilai dan norma-
norma yang dianut juga akan tidak jauh berbeda dengan dunianya ini. Semakin besar anak, ia
akan semakin melihat nilai dan norma apa yang diajarkan oleh orang tuanya, dan bagaimana
kenyataan orang tua menjalaninya secara nyata dalam keseharian. Di sini penting sekali
bahwa perilaku orang tua sehari-hari harus sesuai dengan yang mereka ajarkan pada
anaknya. Justru bila apa yang dilakukan dan diajarkan oleh orang tua berbeda, akan
berakibat anak tidak memahami dan mengerti tentang perilaku yang seharusnya.
Kesehatan mentalmenurutAlmeida berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seorang
individu untuk beradaptasi dengan adanya perubahan bukan hanya sekedar terbebasnya
individu dari macam-macam gangguan psikologis(Hadjam & Widhiarso, 2011). Remaja dan
anak rentan menghadapi berbagai permasalahan pada tahap perkembangannya.Masa remaja
disebut sebagai usia bermasalah karena ini ciri yang menjadi pembeda dari periode
sebelumnya ke periode selanjutnya. Usia tersebut merupakan usia yang seharusnya masih
membutuhkan perhatian penuh dari orang tua.Remajamenurut Arta & Suriyadi
(2013)memilih untuk dapat mengambil keputusan sendiri meskipun terkadang mengalami
kesulitan dan kebingungan.Hal tersebut menggambarkan bahwa pada remaja terdapat
perubahan drastis,dari keadaan yang bergantung dengan orang lain menuju masa dimana
dituntut untuk mampu mengambil keputusan sendiri (mandiri di masa dewasa). Kemandirian
remaja dalam mengambil keputusan atas permasalahannnya melibatkan kemampuan berpikir
mereka,apakah sanggup untuk melaksanakannya secara mandiri atau
tidak.Ketikamenghadapipermasalahan, seorang remaja harus memiliki suatu kemampuan
atau keyakinan agar dapat menemukan jalan keluar terhadap permasalahannya. Menurut
Monks (dalam Arta & Supriyadi, 2013)hal ini disebabkan remaja awal yang kisaran
usianya12-15 tahun, kurang dapat mengontrol diri sendiri. Hal ini sering terjadi ketika remaja
meyakinkan orang-orang disekitarnya dengan emosi yang berlebihan, bingung untuk
memutuskan setiap tindakan yang diambilnya (Santrock, 2007)
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pertumbuhan
1.3.2 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perkembangan
1.3.3 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan remaja
1.3.4 Untuk mengetahui ciri-ciri masa remaja
1.3.5 Untuk mengetahui tugas perkembangan remaja
1.3.6 Untuk mengetahui tahap perkembangan remaja
1.3.7 Untuk mengetahui perkembangan mental pada remaja
1.3.8 Untuk mengetahui Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideology
Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk nilai-nilaiyang sesuai
dengan nilai dewasa, orang tua berperan banyak dalamperkembangan ini. Namun bila
nilai-nilai dewasa bertentangan denganteman sebaya, masa remaja harus memilih yang
terakhir bilamengharap dukungan teman-teman yang menentukan kehidupan social
mereka. Sebagian remaja ingin diterima oleh teman-temannya, tetapihal ini seringkali
diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasadianggap tidak bertanggung jawab
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal.
Perkembangan adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya
fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan,
kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa
dewasa, dengan ditandai individu telah mengalami perkembangan-perkembangan atau
pertumbuhan-pertumbuhan yang sangat pesat di segala bidang, yang meliputi dari
perubahan fisik yang menunjukkan kematangan organ reproduksi serta optimalnya
fungsional organ-organ lainnya.
Tugas-tugas perkembangan masa remaja itu menerima fisiknya sendiri berikut
keragaman kualitasnya, mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur
yang mempunyai otoritas, mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan
bergaul dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok, menemukan
manusia model yang dijadikan identitas pribadinya, menerima dirinya sendiri dan memiliki
kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri, memeperkuat self-control(kemampuan
mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup
(weltanschauung) dan mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
Tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa yaitu dari
remaja awal (early adolescence) 10-12 tahun, remaja madya (middle adolescence) 13-15
tahun dan remaja akhir (late adolescence) 16-19 tahun.
Perkembangan mental remaja merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku
kehidupan sosial psikologi remaja pada posisi yang harmonis didalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas dan kompleks.
3.2 Saran
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan berbagai konflik batin
maupun psikis. Orang tua harus benar-benar memahami konsekuensi perubahan pada
remaja. Sementara itu, perawat dapat dijadikan tempat konseling untuk remaja sebagaimana
peran perawat dan sebagai perawat yang menghadapi permasalahan remaja senantiasa
memberikan bimbingan atau konseling yang baik atau yang tidak memojokkan remaja
tersebut dalam masalah yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/116/jtptunimus-gdl-jokobenyar-5776-2-babii.pdf
http://eprints.ums.ac.id/55594/3/03.BAB%20I.pdf
http://dedimulyana96.blogspot.com/2015/03/makalah-kesehatan-mental-pada-setiap.html
https://e-journal.unair.ac.id/JPKM/article/download/3054/2339
http://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/viewFile/1362/1180
https://www.researchgate.net/publication/338858077_Memahami_Ciri_dan_Tugas_Perkembang
an_Masa_Remaja/fulltext/5e302a0a92851c7f7f05dc0e/Memahami-Ciri-dan-Tugas-
Perkembangan-Masa-Remaja.pdf
https://www.researchgate.net/publication/338858077_Memahami_Ciri_dan_Tugas_Perkembang
an_Masa_Remaja