Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH SISTEM FOTOGRAFI [GKP 0204]

Judul Acara Praktikum Simulasi Rencana Pemotretran Udara


Nama Mohammad Fahriansyah Nilai Total Laporan :
NIM 18/426870/GE/08806
Kelompok Praktikum Selasa, 15.00-17.00
Asisten 1. Atika Ratnaningsih
2. Adhelia Brilianty
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : Jam :
B : Kegiatan Praktikum B: Praktikan Asisten
C : Laporan Praktikum C:
D : Tugas D:
(Mohammad Fahriansyah) ( )

TUJUAN
1. Dapat melakukan perencanaan kegiatan pemotretran udara tegak suatu wilayah (area)
2. Mengetahui faktor-faktor dasar yang menentukan dalam kegiatan pemotretran udara

Nilai

ALAT DAN BAHAN


1. Peta RBI/Topografi atau citra pengindraan jauh
2. Penggaris
3. Kalkulator
4. Sperangkat komputer
5. Aplikasi perencanaan penerbangan

Nilai
PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH SISTEM FOTOGRAFI [GKP 0204]

LANGKAH KERJA

Kamera udara, foto udara, software dan komputer

Pengukuran pada peta Pembuatan peta rencana

foto udara foto udara menggunakan


Hasil perhitungan tiap Peta rencana jalur
photomodeler
parameter rencana terbang

pemotretran udara

INPUT PROSES OUTPUT

Nilai

HASIL PRAKTIKUM
1. Perhitungan tiap parameter rencana pemotretran udara
2. Peta rencana jalur terbang

Nilai

PEMBAHASAN
Perencanaan dan persiapan pemotretran udara meliputi tujuan pemotretran,
penentuan dan perhitungan spesifikasi foto udara, meliputi : skala, ground distance, liputan
area, endlap dan sidelap, basis medan, jumlah jalur terbang, jumlah foto udara per jalur
terbang, jumlah foto, interval pemotretran, AIM, dan faktor pendukung lainnya. Faktor-faktor
tersebutlah yang kemudian menentukan besar kecilnya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH SISTEM FOTOGRAFI [GKP 0204]

pemotretran udara.
Kegiatan pemotretran udara perlu pertimbangan spesifikasi teknis yang digunakan.
Spesifikasi teknisi tersebut mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pesawat, keadaan
cuaca, kamera udara, ijin pemotretran, dan pemilihan crew. Evaluasi terhadap hasil
pemotretran, yaitu : pencentakan dan dokumentasi, kepemilikan, kualitas foto udara, dan
perjanijian kontrak kerja. Foto udara yang baik dihasilkan dari perencanaan pemotretran yang
baik pula. Perencanaan suatu kegiatan pemotretran foto udara dapat dikatakan berhasil apabila
mampu menghindarkan dari sebagian rintangan atau masalah yang dapat terjadi selama
kegiatan pemotretran udara berlangsung (Widartono, 2017).
Pada pemotretran foto udara diperlukan pesawat sebagai wahana terbang kamera.
Suatu wahana memerlukan sarana landasan dan bahan bakar yang sesuai sesuai jenis whana
(avgas, avtur, kerosin, dll.) (Suyudi dan Tullus, 2011). Pemakaian pola pemotretran berdasarkan
SFAP (Small Format Aerial Photography) mampu menempatkan kesempatan pemetaan skala
besar dengan kualitas resolusi gambar terbaik, bila proses pemetaan didukung software yang
tepat serta distribusi TDT (titik dasar teknik). TDT dikelompokkan dalam penempatan GCP
(Ground control point) akan meningkatkan ketelitian dan kualitas peta skala besar.
Dalam kegiatan pengukuran dan pemetaan untuk pembuatan peta dasar dapat
dilakukan dengan menggunakan cara terestris, fotogrametris, ataupun metode lain. Prinsip dari
pengukuran bidang tanah adalah untuk penyelenggaraan pendaftaran tanah harus memenuhi
kaidah teknis pengukuran dan pemetaan sehingga bidang tanah yang diukur dapat dipetakan,
diketahui letak dan batasannya diatas peta serta dapat direkonstruksi batas-batasnya di
lapangan.
Pemetaan dengan media foto udara harus memenuhi kaidah-kaidah teknis untuk
digunakan dalam pembuatan peta dasar pendaftaran. Apabila disuatu tempat telah tersedia
peta dasar pendaftaran berupa peta foto pengukuran tetap dilakukan sebelumnya. Apabila
batas-batasnya tidak teridentifikasi karena tutupan vegetasi atau halangan lain maka
pengukuran dilaksanakan dari titik-titik batas yang berdekatan atau titik lain pada peta foto
sehingga titik batas yang tidak terlihat dapat ditandai di peta foto dengan cara pemotongan
kemuka.
Dalam teknologi foto udara, prosedur perolehan data (hasil pemotretran) harus melalui
prosedur tetap yang diatur oleh perundang-uandangan . Pemotretran udara adalah awal
PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH SISTEM FOTOGRAFI [GKP 0204]

kegiatan fotogrametri yang tidak bisa lepas dari kemampuan wahana dan kombinasi kamera
yang bisa dibawa terbang. Prosedur penyiapan pemotretran dan pembuatan rencana
pemotretran udara digunakan sebagai dasar perencanaan awal. Dalam data akuisisi, dilakukan
pengenalan parameter dalam FP dengan rumus dasar untuk hitungan jumlah foto dalam suatu
misi penerbangan.
Perameter dalam perhitungan rencana pemotretran udara, yaitu : skala, ground
distance, liputan area, endlap & sidelap, basis medan, jumlah jalur terbang, jumlah foto udara
per jalur terbang, jumlah foto, interval pemotretran dan AIM. Parameter-parameter tersebut
memiliki rumus perhitungan masing-masing untuk memperoleh nilai dari setiap parameter
tersebut. Hasil dari perhitungan tersebut, kemudian menjadi penentu keberhasilan dari
kegiatan pemotretran udara yang dilakukan.
Manfaat dari pembuatan rencana jalur terbang diantarannya adalah untuk
merencanakan darimana pesawat terbang paling efektif dan efisien dalam kegiatan
pemotretran. Untuk melihat jalur terbang secara keseluruhan kaitannya dengan jarak
pemotretran. Pemetaan suatu wilayah selain dengan melakukan pemotretran udara juga dapat
dilakukan dengan menggunakan satelit pengindraan jauh yang telah tersedia.

Nilai

KESIMPULAN
1. Perencanaan kegiatan pemotretran udara tegak dilakukan untuk memberikan
gambaran awal dari pola pemotretran udara dengan sasaran ekonomis yang didukung
teknologi pemetaan saat ini, serta sebagai simulasi keterkaitan antara wahana, kamera,
skala peotretran, dan luasan proyek.
2. Kegiatan pemotretran udara memiliki parameter-parameter dasar yang penting dalam
perhitungan rencana pemotretran udara berupa skala, ground distance, liputan area,
endlap dan sidelap, basis medan, jumlah jalur terbang, jumlah foto per jalur terbang,
interval pemotretran dan AIM.

Nilai
PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH SISTEM FOTOGRAFI [GKP 0204]

DAFTAR PUSTAKA
Suyudi, B., dan Tullus, S. 2011. Fotogrametri dan Pengindraan Jauh. Yogyakarta : STPN PRESS
Widartanto, Barandi Sapta. 2017. Pengindraan Jauh Sistem Fotografi. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM

Nilai

Anda mungkin juga menyukai