Anda di halaman 1dari 5

RMK PENDEKATAN KONTIJENSI

F. Teori harapan (expectancy theory) digunakan untuk menyediakan model konseptual yang
sesuai untuk memahami masalah motivasi. Motivasi para manajer untuk menerapkan teknik
akuntansi manajemen baru seperti just-in-time diteliti kembali oleh Griffin dan Harrell. Hasil
penelitian menyatakan bahwa mendukung daripada model valensi dan kekuatan, dimana
model valensi memprediksi valensi (daya tarik) penerapan prosedur just-in-time kepada
manajer menengah dan supervisor, dan model kekuatan yang memprediksi motivasi manajer
menengah dan pengawas untuk menerapkan penggunaan prosedur just-in-time.

G. Vanderbosch menganalisis hubungan antara executive support systems (ESS) dan daya
saing organisasi. Ada 2 (dua) temuan dari hasil analisis yang dilakukan, yaitu: Pertama,
penggunaan informasi ESS dapat dikelompokkan menjadi empat jenis: (1) menjaga skor, (2)
meningkatkan pemahaman individu, (3) memfokuskan perhatian dan pembelajaran organisasi,
dan (4) melegitimasi keputusan. Kedua, adanya dukungan untuk keempat hipotesis terkait
jenis penggunaan informasi dan kegunaan ESS untuk memungkinkan daya saing.

H. Rutledge dan Karim meneliti pengaruh kepentingan pribadi dan pertimbangan etis pada
penilaian evaluasi manajer. Ada 2 teori yang mendasari dalam penelitian ini, pertama teori
agensi yang memprediksikan kepentingan diri sebagai dasar peran untuk keputusan ekonomi.
Kedua, teori pengembangan moral kognitif (cognitive moral development) yang menyatakan
bahwa pembuat keputusan mungkin melakukan pertimbangan etis/moral untuk membatasi
perilaku ekonomi mereka. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa secara khusus, pendapat
dari teori agensi bahwa individu membuat keputusan ekonomi hanya berdasarkan pada
kepentingan diri sendiri tidak didukung dalam penelitian ini. Kepentingan pribadi manajerial
mungkin dibatasi oleh pertimbangan etis, yang menimbulkan keraguan pada asumsi teori
agensi bahwa perilaku hanya dimotivasi oleh kepentingan pribadi.

I. Abernethy dan Stoelwinder menguji argumen dari teori kontingensi yang menyatakan
bahwa kinerja efektif organisasi tergantung pada kecocokan struktur dan sistem kontrol yang
memadai dengan variabel kontekstual. Argumen utama dari penelitian ini adalah bahwa sejauh
mana individu akan berperilaku dengan cara yang “administratif” dan secara sadar atau tidak
sadar mencocokkan penggunaan strategi kontrol dengan variabel kontekstual organisasi
bergantung pada apakah mereka mengidentifikasi dengan organisasi sebagai suatu sistem.
Implikasi dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan sistem kontrol
manajemen formal yang efektif seperti penganggaran dalam organisasi ini memerlukan
pengakuan bahwa profesional di posisi manajerial mungkin tidak memiliki orientasi yang
diperlukan terhadap sistem ini. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan dalam sosialisasi dan
pendidikan profesional, dan/atau implementasi strategi kontrol yang cocok dengan model
kontrol profesional.

Perilaku Disfungsional dan Kontrol Manajemen

Perilaku disfungsional merupakan suatu upaya yang melibatkan bawahan untuk


memanipulasi elemen-elemen dari sistem kontrol yang mapan untuk tujuannya sendiri. Dapat
dikatakan bahwa bawahan akan memilih tindakan yang lebih menguntungkannya terlepas dari
apa yang diharapkan oleh atasan. Perilaku ini akan melakukan berbagai upaya seperti
memalsukan informasi. Jaworski dan Young mengembangkan dan menguji model yang
menyatakan bahwa terdapat tiga variabel kontekstual (kesesuaian tujuan, perilaku
disfungsional rekan sebaya, dan asimetri informasi antara atasan dan bawahan) yang
mempengaruhi tingkat konflik peran dan ketegangan kerja yang dialami oleh bawahan.
Hasilnya adalah bahwa konflik peran meningkatkan ketegangan kerja dan ketegangan kerja
meningkatkan tingkat perilaku disfungsional.

Dampak Kontrak Insentif

Pada umumnya akuntansi manajemen mengasumsikan bahwa kontrak insentif (sistem


bonus) dapat digunakan untuk memotivasi individu untuk mengerahkan upaya dan
menggunakan umpan balik untuk meningkatkan kinerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Awasthi dan Pratt menyatakan bahwa insentif meningkatkan usaha karyawan, namun efeknya
pada kinerja tergantung pada diferensiasi persepsi pembuat keputusan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa karakteristik kognitif harus dipertimbangkan dalam pengembangan
evaluasi kinerja dan sistem insentif. Penelitian lain menemukan bahwa insentif tidak hanya
memotivasi individu untuk bekerja lebih lama pada suatu tugas, tetapi bukti juga menunjukkan
bahwa insentif meningkatkan kualitas perhatian individu yang dicurahkan untuk tugas
tersebut. Hal tersebut memungkinkan individu untuk mengembangkan strategi yang lebih baik
yang membantu mereka membuat keputusan lebih konsisten dengan maksimalisasi
keuntungan.

RMK FIKSASI DATA

Teori Prospek (Prospect Theory) dan Hipotesis Pembingkaian

Teori prospek Kahneman dan Tversky menyatakan bahwa potensi keuntungan dan
kerugian dievaluasi oleh nilai berbentuk S. Salah satunya adalah berbentuk konveks
(menunjukkan orientasi penghindaran risiko) untuk kerugian. Empat efek yang dapat diamati
dalam proses memilih di antara taruhan:

1. Efek kepastian: Orang-orang akan mengutamakan hasil yang dianggap pasti relatif
daripada hasil yang kemungkinan saja.
2. Efek refleksi: Pemilihan prospek di sekitar 0 membalikkan urutan
preferensi/pemilihan.
3. Penghindaran terhadap asuransi peluang: Subjek tidak menyukai gagasan asuransi
probabilistik (peluang) karena membayar dengan probabilitas kurang dari satu tetapi
mengurangi premi.
4. Efek isolasi: Untuk mempermudah pilihan antara alternatif, orang sering mengabaikan
komponen yang membedakannya.

Teori Interferensi : Encoding Stimulus Melawan Intuisi Retroaktif

Teori interferensi muncul dari dua hasil yang masuk akal dari hipotesis transfer dari
pelatihan, Menurut hipotesis tersebut, transfer dari pelatihan bisa berefek memfasilitasi atau
menghambat.

Ketika seorang subyek mempelajari dua tugas, tugas 1 dan 2 kemudian diminta untuk
melakukan tugas 1, efek dari tranfer pelatihan adalah sebagai berikut : transfer bisa
memfasilitasi dai tugas kedua atau bisa memiliki efek penghambat dan menganggu
pembelajaran dari tugas kedua dan penugasaan dari tugas kedua bisa membantu atau
menghalangi penampilan selanjutnya dari tugas pertama, Kemudian apa yang dihasilkan
adalah kemungkinan dua efek berikut :

a. Tranfer negatif disebut hambatan retroaktif atau interferensi retroaktif. Dalam kasus
semacam itu pembelajaran dari tugas 2 memengaruhi penampilan dari tugas pertama.
b. Efek positif atau fasilitator disebut fasilitas retroaktif. Transfer positif ini memotivasi
hipotesis encoding stimulus, dimana perbedaan dibuat antara stimulus nominal yang
disediakan oleh persediaan dan stimulus fungsional yang diterima oleh subyek. Tidak
ada fiksasi fungsional yang dihasilkan dari proses encoding stimulus.

Primasi Lawan Resensi dan Keterlibatan Ego (Ego Involvement)

Temuan terhadap fiksasi data dalam akuntansi untuk sebagian besar bagian telah
diperoleh dengan meletakkan murni dalam situasi stres untuk membuat pilihan yang diberikan
(misalnya, sebuah keputusan harga ) sebelum dan setelah perubahan akuntansi. Sebuah
pertanyaan penelitian relevan adalah dampak urutan pembelajaran ini terhadap penerimaan
dari teknik akuntansi dan terhadap hasil yang diamati dalam penelitian fiksasi data. Dampak
seharusnya lebih jelas jika murid diletakkan dibawah kondisi stress. Hal tersebut berhubungan
dengan kondisi umum dalam pskologi yang menspesifikkan bahwa di bawah stress suatu
organisme akan memproses dengan perilaku yang sesuai dengan situasi yang dipelajari
sebelumnya.

Belkaoui menguji sebuha hipotesis spesifik yaitu bahwa jika seorang siswa
mempelajari dua alternatif jawaban terhadap masalah akuntansi atau rangsangan dan
ditempatkan di bawah tekanan yang tidak terkait dengan perilaku yang diamati, maka ia akan
merespons rangsangan (stimulus) dengan metode yang dipelajari pertama kali. Hasilnya
mendukung hipotesis. Beberapa implikasi penting dari pentlitian adalah:

1. Penilaian terhadap kegunaan teknik akuntansi tidak dapat dipastikan ketika subjek
dihadapkan pada situasi yang penuh tekanan.
2. Mengingat bahwa situasi yang penuh tekanan kemungkinan besar akan hadir dalam
situasi kelas dan profesional, akan ada kecenderungan penggunaan metode akuntansi
yang dipelajari pertama kali.
3. Akhirnya, justifikasi teoretis yang berkaitan dengan pilihan prosedur akuntansi yang
tepat oleh perusahaan dapat diperkuat oleh urutan pembelajaran dan teknik
pembelajaran yang telah diekspos akuntan di sekolah mereka.

Berbagai studi telah mendukung prinsip dari primasi, sementara studi lainnya telah
menciptakan suatu kontroversi dengan melaporkan efek primasi di bawah beberapa kondisi
dan efek resensi di bawah kondisi yang lain. Akibatnya Holvland, Jaris dan Kelly dalam
Belkaoni (1989) mengusulkan untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang
mengarah pada efek yang tidak konsisten dari primasi dan resensi pada berbagai eksperimen.
Contoh-contoh dari faktor ini termasuk bntuan, kekuatan, keterlibatan, dan komitmen.
Keterlibatan ego juga diyakini menjadi suatu variabel yang mempengaruhi primasi dan
resensi.

Belkaoui menyelidiki dampak dari primasi dan efek resesnsi keterlibatan ego atau
komitmen terhadap pendirian seseorang pada topik akuntansi. Dia beralasan bahwa dalam
kondisi keterlibatan ego, kekuatan untuk penguatan kemungkinan besar akan aktif dan dampak
primasi atau resensi menjadi sangat pasif. Subjek yang bersentuhan dengan situasi yang penuh
tekanan, dalam bentuk menyelesaikan masalah akuntansi, akan kembali ke teknik atau sisi
pesan yang lebih jelas atau mendasar bagi mereka. Hasil eksperimennya yang menggunakan
mahasiswa akuntansi, menunjukkan bahwa siswa yang stres merespons dengan "perilaku
akuntansi" yang lebih jelas atau mendasar bagi mereka. Dengan kata lain, dalam hal
keterlibatan ego dengan teknik akuntansi yang baru saja dipelajari, subjek akan memberi arti
penting pada apa yang dianggap relevan, signifikan, atau bermakna. Ini bisa menjelaskan
beberapa temuan data fiksasi di mana subjek akan kembali ke penggunaan metode yang
dipelajari pertama (primasi) atau metode yang dipelajari kedua (resensi), atau ke metode yang
lebih jelas atau dasar untuk keterlibatan ego mereka. .

Anda mungkin juga menyukai