Pico Ertonerton
Pico Ertonerton
Nama : Erton
Nim : 20166513026
BAB I
RESUME JURNAL
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG ARITMIA PADA PASIEN INFARK
MIOKARD AKUT DI RUANG ICU/ICCU RSUD KABUPATEN WAJO
SULAWESI SELATAN
A. Judul Jurnal
Pengetahuan Perawat Tentang Aritmia Pada Pasien Infark Miokard Akut Di
Ruang Icu/Iccu Rsud Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan
B. Kata Kunci
Pengetahuan, perawat, aritmia
C. Nama Peneliti
Muhammad Asbir dan Padoli
D. Tempat Penelitian
RSUD Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan
E. Tujuan Penelitian
Menganalisis pengetahuan perawat tentang aritmia pada pasien infark
miokard akut Di Ruang Icu/Iccu Rsud Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan
F. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan diketahuinya
pengetahuan perawat tentang aritmia. Populasi dalam penelitian ini seluruh
perawat di Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo, seluruhnya dijadikan
subjek penelitian dengan target populasi 20 orang
G. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan hamper seluruhnya (95%) perawat Ruang
ICU/ICCU memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang aritmia dan
sebagian kecil (5%) yang berpengetahuan baik.
BAB II
ANALISA JURNAL
A. Rumusan PICO
1. Pertanyaan Klinis
Seberapa besar Pengetahuan Perawat Tentang Aritmia Pada Pasien Infark
Miokard Akut Di Ruang Icu/Iccu Rsud Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan
2. Penegakan PICO
a. Populasi/sampel
Populasi dalam penelitian ini seluruh perawat di Ruang ICU/ICCU
RSUD Kabupaten Wajo, seluruhnya dijadikan subjek penelitian
dengan target populasi 20 orang.
b. Intervention/perlakuan
Populasi dalam penelitian ini seluruh perawat di Ruang ICU/ICCU
RSUD Kabupaten Wajo, seluruhnya dijadikan subjek penelitian
dengan target populasi 20 orang. Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan kuisioner tentang pertanyaan yang mengukur tingkat
pengetahuan tentang aritmia, meliputi; pengertian aritmia, klasifikasi
aritmia, diagnosis berdasarkan EKG, jenis-jenis aritmia yang
mengancam jiwa dan penanganan aritmia.
c. Comparator/kelompok control
Ditemukan jurnal pembanding yaitu Hubungan Pengetahuan Perawat
Tentang Kegawatdarurat Infark Miokard Akut Dengan Sikap Perawat
Dalam Penanganan Pasien Infark Miokard Akut Di Ruang Intensif
Rsud Dr Moewardi Surakarta Tahun 2010, dengan hasil penelitian
yang didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan perawat
tentang kegawatdaruratan Infark Miokard Akut dengan sikap perawat
dalam penanganan pasien Infark Miokard Akut.
d. Outcome/hasil peneltian
Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh perawat
berpengetahuan kurang baik tentang aritmia. Perawat yang berusia
kurang dari 33 tahun seluruhnya berpengetahuan kurang tentang
aritmia dan yang berusia antara 34-38 tahun setengahnya
berpengetahuan baik. Perawat yang berjenis kelamin laki-laki
seluruhnya berpengetahuan kurang dan perawat yang berjenis
kelamin perempuan hampir seluruhnya berpengetahuan kurang baik
tentang aritmia. Perawat dengan pendidikan DIII dan S1 Keperawatan
seluruhnya berpengetahuan kurang baik sedang perawat dengan
pendidikan DIV Keperawatan pengetahuannya baik tentang aritmia.
Perawat yang tidak pernah mengikuti pelatihan atau seminar
keperawatan seluruhnya berpengetahuan kurang baik tentang aritmia
sedang perawat yang pernah ikut pelatihan hampir seluruhnya
pengetahuannya kurang baik, sebagian kecil mempunyai pengetahuan
yang baik tentang aritmia. Perawat dengan lama kerja kurang dari 6
tahun seluruhnya berpengetahuan kurang baik dan sebagian kecil
berpengetahuan baik
3. Strategi pencarian database
Penelusuran jurnal melalui google scholar dengan memasukan kata kunci
Pengetahuan, perawat, aritmia, didapatkan beberapa jurnal yang relevan
kemudian di seleksi melalui pengkajian abstrak . hasilnya didapatkan jurnal
yang sesuai criteria yang diharapkan yaitu berjudul “Hubungan Pengetahuan
Perawat Tentang Kegawatdarurat Infark Miokard Akut Dengan Sikap Perawat
Dalam Penanganan Pasien Infark Miokard Akut Di Ruang Intensif Rsud Dr
Moewardi Surakarta Tahun 2010”
C. Implikasi
Isi jurnal dapat dijadikan acuan bagu perawat-perawat Indonesia untuk
diterapkan dalam pengelolaan dan pembelajaran serta pendidikan kesehatan
tentang kasus aritmia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya pengetahuan
perawat tentang aritmia pada pasien infark miokard akut
B. Saran
Dengan adanya analisis ini semoga dapat digunakan sebagai bahan bacaan
atau pedoman. analisis ini masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun
isi. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi
penyempurnaan analisis ini.
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan diketahuinya pengetahuan perawat
tentang aritmia. Populasi dalam penelitian ini seluruh perawat di Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo,
seluruhnya dijadikan subjek penelitian dengan target populasi 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan hampir
seluruh perawat berpengetahuan kurang baik tentang aritmia. Perawat yang berusia kurang dari 33 tahun
seluruhnya berpengetahuan kurang tentang aritmia dan yang berusia antara 34-38 tahun setengahnya
berpengetahuan baik. Perawat yang berjenis kelamin laki-laki seluruhnya berpengetahuan kurang dan
perawat yang berjenis kelamin perempuan hampir seluruhnya berpengetahuan kurang baik tentang aritmia.
Perawat dengan pendidikan DIII dan S1 Keperawatan seluruhnya berpengetahuan kurang baik sedang
perawat dengan pendidikan DIV Keperawatan pengetahuannya baik tentang aritmia. Perawat yang tidak
pernah mengikuti pelatihan atau seminar keperawatan seluruhnya berpengetahuan kurang baik tentang
aritmia sedang perawat yang pernah ikut pelatihan hampir seluruhnya pengetahuannya kurang baik, sebagian
kecil mempunyai pengetahuan yang baik tentang aritmia. Perawat dengan lama kerja kurang dari 6 tahun
seluruhnya berpengetahuan kurang baik dan sebagian kecil berpengetahuan baik. Melihat hasil penelitian ini,
maka pimpinan Rumah Sakit RSUD Kabupaten Wajo perlu meningkatkan pengetahuan perawat tentang
aritmia dengan menyediakan referensi tentang aritmia dan aktif mengikutkan perawat dalam pelatihan
tentang kegawatan kardiovaskuler serta meningkatkan pendidikan perawat di bidang kardiovaskuler.
ABSTRACT
This research is descriptive research that aims to know the nurse's knowledge about arrhythmias.
The population in this study all nurses in ICU / ICCU Hospital Wajo, entirely used as research subjects with a
target population of 20 people. The results showed nearly all nurses less knowledgeable both about
arrhythmia. Nurses aged less than 33 years altogether less knowledgeable about arrhythmias and those aged
between 34-38 years of half good knowledge. Nurse-sex male entirely less knowledgeable and nurses who
are female is almost entirely lacking good knowledge about arrhythmias. Nurses with education and S1
Nursing DIII wholly good being less knowledgeable nurses with nursing education DIV good knowledge about
arrhythmias. Nurses who have never attended a training or seminar nursing unfavorable entirely
knowledgeable about the arrhythmias were nurses who had joined the training is almost entirely lacking good
knowledge, a fraction having a good knowledge of arrhythmia. Old nurse with less than 6 years working
entirely unfavorable knowledgeable and good knowledge fraction. Seeing the results of this study, the
leadership of the Hospital District Hospital Wajo need to improve the nurse's knowledge about arrhythmias by
providing active references include arrhythmias and nurses in training about the gravity of cardiovascular as
well as improving education in the field of cardiovascular nurses.
Serikat 1,5 juta orang menderita Infark Miocard studi pendahuluan tersebut disimpulkan
Acut atau IMA per tahun dengan angka kematian masalahnya adalah tingginya mortalitas pada klien
30% yang sering disebabkan oleh aritmia dengan aritmia. Beberapa faktor yang diduga
terutama ventrikel fibrilasi. Di Indonesia, menurut sebagai penyebab tingginya angka mortalitas
profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan pasien aritmia adalah sarana dan prasarana
Lingkungan 2008, jumlah pasien IMA rawat inap Rumah Sakit yang belum memadai, pengetahuan
tahun 2007 mencapai 22.454 orang dengan angka tenaga medik, tenaga perawat dan tenaga
kematian 1.268 orang atau sekitar 9,5% dengan kesehatan lainnya tentang aritmia masih kurang
penyebab kematian terbanyak adalah aritmia. serta faktor dari pasien sendiri.
Kematian mendadak atau yang biasa Tetapi apakah betul pengetahuan perawat
dikenal dengan Sudden Cardiac Death yang rendah tentang perawatan klien dengan aritmia
didefinisikan sebagai kematian yang tidak terduga yang memberi andil terhadap tingginya angka
atau proses kematian yang terlalu cepat. Sekitar mortalitas pada klien dengan aritmia, tentu perlu
93% kematian mendadak disebabkan aritmia, diteliti lebih jauh, sehingga dipandang perlu
artinya kematian terjadi akibat timbulnya dilakukan penelitian tentang hal tersebut.
gangguan irama jantung yang menyebabkan Tujuan penelitian dibagi menjadi
kegagalan sirkulasi darah. Hasil penelitian penelitian umum yaitu: diketahuinya pengetahuan
menunjukkan di negara maju seperti Amerika perawat tentang aritmia pada pasien IMA di
Serikat kejadian kematian mendadak mencapai Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo. Dan
400.000 kasus per tahun, jumlah ini hampir 50% tujuan khusus yaitu: mengidentifikasi
dari seluruh kematian yang terjadi (Nenk, 2009). pengetahuan perawat di Ruang ICU/ICCU RSUD
Aritmia merupakan gangguan urutan Kabupaten Wajo tentang aritmia, mengukur
irama atau gangguan kecepatan dari proses pengetahuan perawat tentang aritmia pada pasien
depolarisasi, repolarisasi atau kedua-duanya pada IMA di Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo
jantung (Thaler M.S, 2000). Aritmia merupakan berdasarkan usia, mengukur pengetahuan
penyulit infark miokard yang tersering dan terjadi perawat tentang aritmia pada pasien IMA di
pada saat pertama serangan. Hal ini disebabkan Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo
perubahan masa refrakter, daya hantar rangsang berdasarkan jenis kelamin, mengukur
dan kepekaan terhadap rangsangan. Sistem saraf pengetahuan perawat tentang aritmia pada pasien
otonom juga berperan terhadap terjadinya IMA di Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo
aritmia. Beberapa aritmia sangat berbahaya dan berdasarkan pendidikan, mengukur pengetahuan
memerlukan terapi segera untuk mencegah perawat tentang aritmia pada pasien IMA di
kematian mendadak. Diagnosis suatu aritmia Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo
merupakan salah satu hal yang paling penting dan berdasarkan pernah atau tidaknya mendapatkan
yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan pelatihan tentang penatalaksanaan pasien IMA,
elektrokardiogram atau yang disingkat EKG dan mengukur pengetahuan perawat tentang aritmia
sampai sekarang belum ada yang dapat melebihi pada pasien IMA di Ruang ICU/ICCU RSUD
EKG untuk mengerjakan hal ini. Kabupaten Wajo berdasarkan lama bekerja.
Manifestasi klinik aritmia yang pertama
bisa kita jumpai adanya kematian mendadak. Oleh BAHAN DAN METODE
karena itulah pasien aritmia khususnya aritmia
yang mengancam jiwa harus dirawat di ruang Pada penelitian ini rancangan penelitian
perawatan jantung agar frekwensi dan irama yang digunakan merupakan jenis penelitian
jantungnya dapat terus menerus dimonitor. Pada deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
prinsipnya tujuan terapi aritmia adalah seluruh perawat yang bertugas di ruang ICU/ICCU
mengembalikan irama jantung yang normal, RSUD Kabupaten Wajo, seluruhnya dijadikan
menurunkan frekwensi denyut jantung dan subjek penelitian dengan target populasi 20
mencegah terbentuknya bekuan darah. Aritmia orang. Sebagai variabel dalam penelitian ini
umumnya ditangani dengan terapi medis dan adalah pengetahuan perawat tentang aritmia.
disediakan berbagai terapi mekanis jika terapi Waktu penelitian dilaksanakan adalah waktu sejak
medis tidak mencukupi. Terapi mekanis yang penyusunan proposal sampai dengan selesainya
paling sering adalah kardioversi aktif dan penyusunan laporan hasil penelitian, yakni: pada
defibrilasi (Za‟a, 2009). bulan Nopember 2011-Mei 2012. Sedangkan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di waktu pengumpulan data pada tanggal 28 April-2
Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo, jumlah Mei 2012 di ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten
pasien yang dirawat dari bulan Januari sampai Wajo, Propinsi Sulawesi Selatan. Alat ukur yang
bulan September 2011 sebanyak 577 pasien digunakan untuk mengumpulkan data ini adalah
dengan jumlah pasien IMA 50 orang, sebanyak 23 kuesioner, kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu:
orang diantaranya atau sekitar 47% mengalami bagian pertama berisi identitas dan karakteristik
aritmia dengan kematian 14 orang atau 61%. Dari
responden, meliputi; umur, pendidikan, jenis dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
kelamin, lama bekerja. Bagian kedua berisi 20 diinterprestasikan secara kualitatif.
pertanyaan yang mengukur tingkat pengetahuan
tentang aritmia, meliputi; pengertian aritmia, HASIL DAN PEMBAHASAN
klasifikasi aritmia, diagnosis berdasarkan EKG,
jenis-jenis aritmia yang mengancam jiwa dan Karakteristik Perawat
penanganan aritmia.
Setelah data dikumpulkan dilakukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
scoring, penelitian dilakukan dengan cara perawat di Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten
membandingkan jumlah skor jawaban dengan Wajo secara merata berumur antara 24-33 tahun,
skor yang diharapkan atau yang tertinggi hampir seluruhnya wanita dan lulusan DIII
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa keperawatan (90%), sebagian besar tidak pernah
persentase. Analisis data menggunakan analisis ikut seminaratau pelatihan (55%) dan lama
deskriptif yaitu data dikelompokkan dan disajikan bekerja 1- 3 tahun ( 60%). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 1.
pengalaman yang didapat. Perencanaan meliputi tingkat kinerja yang baik dan optimal dibanding
antisipasi penerapan teori dan keterampilan baru dengan yang usianya lebih tua. Kelemahan umur
(Nursalam, 2008). yang masih muda adalah masih labil dalam
membuat suatu keputusan, tingkat emosi yang
tinggi sehingga tidak sabar dalam menyelesaikan
Tabel 2. Pengetahuan Perawat suatu pekerjaan sedangkan yang usianya lebih tua
ICU/ICCU Tentang Aritmia Di lebih banyak memiliki pengalaman.
RSUD Kabupaten Wajo Menurut Erfandi (2009) usia
Pengetahuan mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola
f %
Perawat pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
Baik 1 5 semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
Kurang Baik 19 95 pikirnya, sehingga pengetahuan yang
Total 20 100 diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif dalam
Kurangnya fasilitas komunikasi internet masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih
sering dijadikan alasan perawat dalam mengakses banyak melakukan persiapan demi suksesnya
pengetahuan (Nursalam, 2008). Padahal era upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain
teknologi yang semakin canggih saat ini identik itu orang usia madya akan lebih banyak
dengan era komputerisasi, sehingga perawat menggunakan banyak waktu untuk membaca.
dituntut untuk menguasai teknologi komputer Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
didalam melaksanakan MIS atau Management kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada
Information System baik ditatanan pelayanan penurunan pada usia ini.
maupun pendidikan keperawatan. Penguasaan Berdasarkan simpulan dari fakta dan
dan keterlibatan dalam perkembangan ilmu teori tersebut di atas disarankan kepada perawat
pengetahuan dan teknologi dalam praktik yang usianya lebih tua dan berpengetahuan baik
keperawatan bagi perawat Indonesia merupakan dapat memberikan informasi kepada perawat
suatu keharusan (Nursalam, 2009). yang berusia lebih muda yang berpengetahuan
Berdasarkan fakta dan teori di atas, kurang baik karena semakin dewasa usia seorang
disarankan perawat yang pernah mengikuti perawat semakin tinggi tingkat pengalamannya
pelatihan dapat membagi ilmu dan pengalaman sehingga dalam menjalankan tugas keperawatan
kepada perawat yang belum pernah mengikuti akan semakin meningkat.
pelatihan dibidang kardiovaskuler. Untuk perawat
yang berpengetahuan kurang diharapkan aktif Pengetahuan Perawat Tentang Aritmia
dalam mengikuti pelatihan khusus kardiovaskuler Berdasarkan Jenis Kelamin
atau meningkatkan pendidikan khusus perawatan
kardiovaskuler. Diharapkan juga perawat lebih Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aktif mencari informasi atau membaca referensi perawat yang berjenis kelamin laki-laki 100%
tentang aritmia baik melalui buku atau lewat memiliki pengetahuan kurang baik tentang
internet. aritmia, sedangkan perawat yang berjenis kelamin
perempuan 94,44% memiliki pengetahuan yang
kurang baik dan 5,56% berpengetahuan baik
Pengetahuan Perawat Berdasarkan Usia tentang aritmia (tabel 4) .
Profesi sebagai perawat masih identik
Perawat yang berusia antara 33-38 tahun dengan suatu pekerjaan yang membutuhkan
50% berpengetahuan baik dan 50% naluri wanita akan kesabaran, ketelitian dan jiwa
berpengetahuan kurang baik tentang aritmia, keibuan. Menurut Wahjosumidjo (2001), perawat
sedangkan perawat yang berusia kurang dari 33 perempuan lebih intensif dan bertanggung jawab
tahun 100% berpengetahuan kurang baik tentang dalam menangani pasien, motivasi bekerja untuk
aritmia (tabel 3). menambah penghasilan keluarga, mempraktekkan
Hasil penelitian mengenai pengetahuan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
perawat tentang aritmia berdasarkan usia diperoleh, meningkatkan karier dengan mencari
menunjukkan perawat yang berusia kurang dari kepuasan mental dibanding dengan laki-laki
33 tahun seluruhnya atau 100% memiliki motivasi bekerja lebih mencari peningkatan
pengetahuan yang kurang baik tentang aritmia finansial dan memenuhi tanggung jawab sebagai
dan perawat yang berusia antara 34-38 tahun kepala keluarga, tetapi secara biologis perempuan
setengahnya atau 50% yang berpengetahuan lebih mudah mengalami stres dalam bekerja
baik. Perawat yang berpengetahuan baik ini ditambah dengan faktor individu dan lingkungan
adalah yang berusia paling tua. Dalam bekerja kerja.
usia sangat berpengaruh, umumnya usia yang
masih muda dan baru menginjak dewasa memiliki
berpengetahuan baik adalah yang memiliki masa Erfandi (2009). Pengetahuan dan Faktor-faktor
kerja yang lama di Ruang ICU/ICCU tetapi yang Mempengaruhi.
ditunjang dengan pelatihan dan pendidikan yang http://forbetterhealth.wordpress.com/2009
pernah diikuti. /04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-
Menurut Nursalam (2009) pengetahuan yang-mempengaruhi/. Diakses tanggal 10
dan perilaku individu dipengaruhi oleh Desember 2011, jam 19.00 WIB.
pengalaman. Pengalaman akan bertambah jika
melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi Gray, Huon H (2003). Lecture Notes on
individu tersebut. Jadi jelaslah bahwa Cardiology, Edisi IV, Jakarta: Erlangga.
pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi unsur
pengalaman, semakin banyak pengalaman Hidayat, A (2009). Metode Penelitian
seseorang akan semakin banyak pengetahuan Keperawatan dan Teknik Analisis Data ,
yang didapat yang mungkin tidak dijumpai atau Jakarta: Salemba Medika.
didapatkan dalam teori, disamping itu faktor
pengalaman atau lama bekerja juga Hendi (2008). Perawat Gawat Darurat.
mempengaruhi pengetahuan perawat tentang http://perawatgawatdarurat.com/2008/terapi-
aritmia, semakin sering merawat pasien dengan listrik-defibrilasi.htp. Diakses tanggal 8
penyakit yang sama maka semakin mengerti Januari 2012, jam 22.00 WIB.
penatalaksanaan atau tindakan yang akan
diberikan. Henni (2010). Pengembangan dan Pelayanan
Berdasarkan simpulan dari fakta dan teori Medik dan Keperawatan.
tersebut di atas maka cara yang tepat http//:pustaka.unpad.ac.id/wp-
untukmeningkatkan pengetahuan perawat tentang content/pengembangan-pelayanan-medik-
dan-keperawatan.pdf. Diakses tanggal 10
aritmia adalah aktif mengikuti pelatihan atau
Pebruari 2012, jam 08.00 WIB.
seminar khusus kardiovaskuler karena proses
belajar dapat sering memberikan keterampilan Kabo, P (2010). Bagaimana Menggunakan Obat–
dan apabila keterampilan tersebut dipraktekkan Obat Kardiovaskuler Secara Rasional,
akan semakin tinggi tingkat keterampilannya. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Widodo
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
85
86 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94
Tabel 4.9 Interpretasi Probability tinggi, hal ini karena perawat yang
Interpretasi bekerja di ruang ICVCU RSUD Dr.
Nilai
signifikansi Moewardi Surakarta telah
Sangat mendapatkan pendidikan dan
≤ 0.00 pelatihan tentang penanganan pasien
signifikan
< 0.05 Signifikan dengan gangguan sistem
Tidak kardiovaskuler khusunya Infark
> 0.05 Miokard Akut, diantaranya yaitu
signifikan
Sumber : Hadi (2004) dengan pelatihan BCLS dan ACLS,
serta ada juga beberapa perawat yang
Dengan nilai rho hitung telah mengikuti pelatihan sistem
0,450 berada dalam rentang (0,40 – kardiovaskuler di Pusat Kesehatan
0,599) yang berarti memiliki arah Jantung dan Pembuluh Darah
hubungan sedang dan nilai Nasional Rumah Sakit Jantung
signifikansi hitung (2-tailed) 0,036 Harapan Kita di Jakarta. Selain itu di
menunjukkan bahwa adanya ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi
hubungan yang signifikan antara Surakarta juga mempunyai prosedur
pengetahuan perawat tentang tetap tentang penanganan pasien
kegawatdaruratan Infark Miokard dengan kegawatdaruratan Infark
Akut dengan sikap perawat dalam Miokard Akut. Di samping itu,
penanganan pasien Infark Miokard sebagian besar responden yaitu 15
Akut. Sedangkan arah hubungannya responden (68.2 %) yang
adalah positif, yang mana nilai berpendidikan D3, hal ini sesuai
positif menunjukkan hubungan persyaratan minimal pendidikan
searah, yaitu semakin tinggi tenaga paramedis yang harus
pengetahuan perawat maka semakin setingkat D3, sedangkan yang
baik pula sikap perawat. berpendidikan D4 / S1 sebanyak 5
responden (22.7 %), dan masih ada
PEMBAHASAN yang mempunyai pendidikan SPK
yaitu sebanyak 2 responden (9.1 %).
1. Pengetahuan perawat tentang Sebagaimana disampaikan
kegawatdaruratan Infark Miokard oleh Notoatmodjo (2007) yang
Akut menjelaskan bahwa pengetahuan
Dari 22 responden yang berhubungan dengan banyak faktor,
diteliti di ruang ICVCU RSUD Dr. meliputi faktor internal, seperti
Moewardi Surakarta sebagian kesehatan, intelegensi, perhatian,
responden mempunyai pengetahuan minat dan faktor eksternal seperti
yang tinggi tentang keluarga, metode pembelajaran,
kegawatdaruratan Infark Miokard masyarakat. Selain itu pengetahuan
Akut yaitu sebanyak 20 responden ini juga bisa berhubungan dengan
(90.9 %) dan terdapat 2 responden tingkat pendidikan, informasi,
(9.1 %) yang mempunyai budaya, pengalaman, dan sosial
pengetahuan sedang. ekonomi (Suliha, 2002). Umur dan
Pengetahuan responden pekerjaan juga bisa berhubungan
tentang kegawatdaruratan Infark dengan pengetahuan, sebagaimana
Miokard Akut termasuk kategori disampaikan oleh Asrofudin (2010).
Widodo, hubungan pengetahuan perawat tentang 89