Makalah Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Dosen Pengampu :
Drs. Jongga Manullang, M.Pd
DISUSUN : KELOMPOK 6
Henri Hasudungan Sinaga (5181131005)
David Manurung (5182131009)
Maya lestari (5183131018)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sebelum waktu yang ditentukan. Tidak lupa Penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah dan berkontribusi.
Harapan Penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk makalah menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
i
Medan, 13 April 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................I
DAFTAR ISI……………………………………………………...……………………………...ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1.Konstruksi Jaringan Rendah..............................................................................................2
2.2 Konstruksi Sambungan Rumah.........................................................................................8
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pembahasan dalam makalah ini adalah tentang system distribusi tegangan rendah, dengan
menjelaskan tentang system secara umum, standard atau persyaratan yang harus dipenuhi,
pengenalan material serta menampilkan gambar standard konstruksi yang diperoleh dari
standard konstruksi PLN.
Jika dikaitkan antara gambar konstruksi yang disajikan dengan konstruksi yang ada di
lapangan, maka akan sangat membantu anda dalam pemahaman konstruksi, sehingga anda
dapat menerapkan dengan mudah jika kelak bekerja, khususnya dalam bidang perancangan,
pelaksanaan dan pengawasan pekarjaan distribusi tegangan rendah, baik saluran udara
maupun saluran bawah tanah (kabel tanah).
Setelah menyelesaikan bab ini, mahasiswa dapat merancang, melaksanakan, dan
mengawasi proyek kelistrikan, khususnya jaringan distribusi tegangan rendah berdasarkan
PUIL dan standard konstruksi PLN.
1.3 Tujuan
a. Untuk memahami Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
b. Untuk memahami Konstruksi Sambungan Rumah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik
pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik
tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik
kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah dimulai
dari Gardu Distribusi dengan bentuk jaringan radial.
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu
Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN
(persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V. » Umumnya radius pelayanan berkisar 350
meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan diizinkan ± 5% - 10% dari tegangan operasi.
Konstruksi Tiang SUTR Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan tiang
bersama dengan jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (Span) harus di jaga
agar tidak lebih dari 60 meter. Di dalam menentukan panjang tiang beberapa faktor yang
2
harus dipertimbangkan adalah; » 1. Jarak aman antara saluran tegangan menengah dan
tegangan rendah. » 2. Posisi trafo tiang. Tinggi rendahnya trafo dengan penyangga dua
tiang. Gambar menunjukkan jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang
tiang.
Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau
tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari berbagai jenis yang
memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan 500daN (dengan
angka faktor keamanan tiang=2 ) Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang
beton yang dilengkapi dengan terminal pembumian.Pada dasarnya pemilihan kemampuan
mekanis tiang SUTR berlandaskan kepada empat hal, yaitu :
3
Tiupan angin Konstruksi Tiang SUTR
Untuk mendapatkan kemampuan hantar arus sesuai spesifikasi pada SNI 04-
0225-2000. Kabel ditanam sedalam 70 cm, di selimuti pasir urug setebal 5 cm pada
permukaan kabel atau total 20 cm. Selanjutnya bagian atas pasir di pasang batu
pengaman yang berfungsi sebagai batu peringatan dengan tebal sekurang- kurangnya
6 cm dan di bagian atas tertulis “Awas Kabel PLN Bertegangan”. Ukuran batu
peringatan di sesuaikan dengan kebutuhan, terbuat dari beton skala 1:3, lebar galian
sekurang-kurangnya 40 cm. Konstruksi Perletakan kabel SKTR
4
Penempatan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dilakukan pada sisi luar
trotoar yang tidak menggangu pejalan kaki. PHB dilindungi dengan pipa baja / patok
pelindung kemungkinan tertabrak kendaraan bermotor. Panel PHB dan lapisan luar
(metal sheath) kabel dan penghantar metal dibumikan bersama. Penghantar
pembumian minimal dengan penampang 50 (lima puluh) mm² terbuat dari tembaga
dengan nilai tahanan pembumian tidak lebih dari 10 (sepuluh) Ohm.
engkapan Hubung Bagi SKTR » Panel Perlengkapan Hubung Bagi tipe luar
(IP 45) dipasang di atas pondasi dengan tinggi sekurang-kurangnya 60 cm dari
permukaan tanah atau jalan. Pada bagian muka PHB dipasang sebanyak 3 (tiga) buah
patok besi pelindung 4 inci setinggi 50 cm dan berjarak 60 cm dari Pondasi Panel
PHB.
5
Masing-masing jenis tanah mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang
berbeda-beda dan bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini, merupakan nilai tipikal.
Sambungan rumah listrik adalah jaringan listrik yang menghubungkan antara jaringan
tegangan rendah dengan bangunan pelanggan. Listrik dialirkan dari tiang utilitas menuju
lokasi konsumen. Sambungan Tenaga Listrik adalah penghantar di bawah ataupun di atas
tanah termasuk peralatannya sebagai bagian instalasi milik PLN yang menghubungkan
jaringan tenaga listrik milik PLN dengan instalasi listrik pelanggan untuk menyalurkan
tenaga listrik. Dapat juga dikatakan sebagai sambungan pelanggan yang merupakan titik
akhir dari pelayanan listrik kepada pelanggan, dengan tingkat mutu pelayanan yang dapat di
lihat dari mutu tegangan dan tingkat kehandalan dari sisi pelayanan tersebut (sesuai SPLN
No. 1:1995).
6
Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (SLTR) Pelanggan tegangan rendah Fasa 1
dan dilayani dengan tegangan 220 V.Pelanggan tegangan rendah Fasa 3 dan dilayani dengan
tegangan 220/380 Volt.
7
Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah pasangan luar memakai jenis kabel
pilin (NFAAX–T) dengan inti Alumunium. Pada bagian yang memasuki rumah
pelanggan, kabel harus dilindungi dengan pipa PVC atau flexibel conduit. Luas
penampang penghantar yang dipakai 10mm2, 35 mm2, 50 mm2, 70 mm2.
8
Sambungan pelayanan yang memakai kabel tanah berisolasi dan berselubung
termoplastik dengan perisai kawat baja (NYFGbY) dengan ukuran penampang kabel 16
mm2, 35 mm2, 50 mm2, 70 mm2, dan 95 mm2.
Jauh jangkauan kabel dibatasi oleh tegangan jatuh (ΔV) sebesar 1 %. Jarak kabel
adalah jarak antara titik sambung pada JTR dengan papan meter. Panjang kabel tidak
melebihi 30 meter, sedangkan untuk listrik pedesaan diperbolehkan sampai dengan 60
meter. Kabel untuk pelayanan ini tidak dibenarkan menyebrang (crossing) jalan raya.
Untuk Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah dengan Kabel tanah,
diberlakukan ketentuan – ketentuan konstruksi saluran kabel tanah Tegangan Rendah.
Sambungan dengan beban kecil fasa 1 tidak boleh disambung langsung pada PHB sistem
fasa 3 pada saluran utama. Besarnya beban penghantar, sebesar-besarnya sama dengan
arus pengenal gawai proteksinya, namun tidak boleh melebihi Kemampuan Hantar Arus
penghantarnya.
9
10
Jaringan utama memakai kabel NYFGbY 4 x 95 mm2, sirkit cabang memakai
kabel NYFGbY 4 x 50 mm2 dan 4 x 25 mm2, sirkit akhir memakai kabel NYY yang
dilindungi dengan plastik conduit atau NYFGbY. Instalasi distribusi Sambungan Tenaga
Listrik Tegangan Rendah pada ruko memakai kabel NYY atau NYFGby, sementara pada
kompleks perumahan memakai kabel NYFGbY. Setiap PHB-TR maksimum 6 sirkit
keluar.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik
pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik
tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik
kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah dimulai
dari Gardu Distribusi dengan bentuk jaringan radial.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/MakmurSaini1/jaringan-tegangan-rendah-jtr-127568139
https://id.wikipedia.org/wiki/Sambungan_rumah_listrik
13