FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya
terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua
orang. Menurut Upton, P. (2012), kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap
diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri,
memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan
lingkungan. Umumnya manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
baik, namun ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk melakukan
penyesuaian dengan persoalan yang dihadapi. Mereka bahkan gagal melakukan koping
yang sesuai tekanan yang dialami, atau mereka menggunakan koping yang negatif,
koping yang tidak menyelesaikan persoalan dan tekanan tapi lebih pada menghindari
atau mengingkari persoalan yang ada.
Permasalahan pada suatu individu dalam mengalami gangguan jiwa sangatlah
kompleks antara satu dengan lainnya saling berkaitan. Mekanisme koping yang tidak
efektif merupakan salah satu faktor seseorang dapat mengalami gangguan jiwa.
Seseorang dapat dikatakan sehat jiwanya apabila seseorang tersebut memenuhi kriteria
sebagai berikut : sikap positif terhadap diri sendiri, tumbuh kembang dan aktualisasi
diri, integrasi (keseimbangan).
Setiap individu, termasuk pada dewasa memiliki berbagai macam tugas
perkembanagan yang harus dilaksanan sesuai tahap perkembangannya, yang jika tidak
dilaksanakan dengan baik akan berdampak menjadi faktor predisposisi untuk terjadinya
gangguan jiwa.
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dan asuhan
keperawatan jiwa sehat pada dewasa
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah:
a) Mengetahui pengertian jiwa sehat dan perkembangannya pada dewasa
b) Mengetahui Karakteristik perilaku pada perkembangan dewasa
c) Mengetahui asuhan keperawatan jiwa sehat pada dewasa
3
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Menurut Upton, P. (2012) kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap
diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri,
memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan
lingkungan. Baik pada masa dewasa awal hingga masa lansia setiap individu memiliki
tugas perkembangan.
1. Masa Dewasa Awal (20-30 tahun)
Merupakan tahap perkembangan manusia yang berada pada 20-30 tahun
dan pada usia ini individu harus mampu berinteraksi akrab dengan oranglain
(Erickson, 1963). Pada masa ini penekanan utama dalam perkembangan identitas
diri untuk membuat ikatan dengan oranglain yang menghasilkan hubungan intim.
Orang dewasa mengembangkan pertemanan abadi dan mencari pasangan atau
menikah dan terikat dalam tugas awal sebuah keluarga. Levinson (1978)
mengatakan bahwa pada masa ini seseorang berada pada puncak intelektual dan
fisik. Selama periode ini kebutuhan untuk mencari kepuasan diri tinggi. Selain itu
masa dewasa awal seseorang berpindah melalui tahap dewasa baru, dari asumsi
peran yunior pada pekerjaan, memulai perkawinan dan peran orangtua dan
memulai pelayanan pada komunitas ke suatu tempat yang lebih senior dirumah,
pekerjaan dan di komunitas. Kegagalan dalam berhubungan akrab dan
memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu menjauhi pergaulan dan
merasa kesepian lalu menyendiri
2. Masa Dewasa
Merupakan tahap perkembangan manusia usia 30 – 60 tahun dimana pada
tahap ini merupakan tahap dimana individu mampu terlibat dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, pekerjaan, dan mampu membimbing anaknya. Individu
harus menyadari hal ini, apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi dapat
menyebabkan ketergantungan dalam pekerjaan dan keuangan.
4
B. Proses Terjadinya Gangguan Jiwa (Sehat)
1. Perkembangan jiwa dewasa menurut Erickson
AHLI TUGAS
TEORI USIA
Perkembangan Erikson 18 – 25 Identitas versus kebingungan
Psikososial peran :
Membina hubungan
intim dengan orang
lain.
Membuat komitmen
diri terhadap
pekerjaan dan
hubungan.
Generativas versus stagnasi :
Menerima
25 – 65 kehidupannya
sebagai kreatif dan
produktif.
Peduli terhadap
orang lain.
Integritas versus putus asa :
Menerima makna
kehidupan.
Menerima ke –
65 - meninggal takterhindarkan –
nya kematian.
5
berbagai sudut
pandang.
Mencari keimanan :
Wasterhoff Dewasa Muda Mendapatkan
keimanan kognitif
dan afektif melalui
pertanyaan terhadap
keimanan diri
Memiliki keimanan :
Menerapkan
Paruh Baya keimanan dan
mempertahankan
keyakinan.
Perkembangan Kohlberg Dewasa Tingkat Pascakonvensional.
Moral Kontrak social / orientasi
legalistic.
Menetapkan
moralitas dalam hal
prinsip pribadi.
Mematuhi hukum
yang melindungi
kesejahteraan dan
hak orang lain.
Prinsip Universal – Etik
Menginternalisasi
prinsip moral
universal
Menghargai orang
lain ; menyakini
bahwa hubungan
didasarka pada saling
percaya.
Tugas Havingurst 18 – 35 Memilih dan belajar
6
Perkembangan untuk hidup dengan
pasangan
Memulai sebuah
keluarga dan
membesarkan anak
Mengelola rumah
Memulai pekerjaan
Mengambil tanggung
jawab public
Mencari kelompok
social yang
bersahabat
35 – 60 Mendapat tanggung
jawab public dan
social
Menetapkan dan
memelihara standar
kehidupan ekonomi
Mendampingi anak
remaja menjadi
dewasa yang
bertanggung jawab
dan bahagia
Mengembangkan
aktivitas di waktu
luang
Berhubungan dengan
pasangan sebagai
seorang manusia
Menerima dan
menyesuaikan diri
terhadap perubahan
fisiologis usia paruh
baya.
7
Menyesuaikan diri
terhadap orang tua
yang menua.
60 dan di atas Memenuhi
kewajibab public dan
social
Membuat afiliasi
dengan kelompok
umur sebaya
Membuat pengaturan
tempat tinggi yang
memuaskan,
Meyesuaikan diri
terhadap penurunan
kekuatan fisik,
kesehatan, pension,
penurunan
penghasilan,
kematian pasangan.
C. Karakteristik Perilaku
a. Pada Dewasa Awal
1) Mempunyai harga diri tinggi
2) Menilai kehidupannya berarti
3) Menerima nilai dan keunikan orang lain
4) Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
5) Menyiapkan diri menerima datangnya kematiasn
6) Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
7) Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
8) Berpartisipasi dalam kegiaan sosial dan kelompok masyarakat
9) Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
b. Pada Tahap Dewasa
1. Menilai pencapaian hidup
8
2. Merasa nyaman dengan pasangan hidup
3. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
4. Membimbing dan menyiapkan generasi di bawah usianya secara arif dan
bijaksana
5. Menyesuaikan diri dengan orang tuanya yang sudah lansia
6. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatu yang bermanfaat
7. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang
lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat
8. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang lain.
9. Mengembangkan minat dan hobi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
9
Jiwa sehat merupakan sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang,
memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai
kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.Pada setiap
perkembangan individu, terdapat tugas tugas perkembangan yang harus dilakukan.
Saat individu memasuki masa dewasa, tugas perkembangan mencakup identitas
versus kebingungan peran.
B. SARAN
Peran perawat diperlukan dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa sehat pada
dewasa dan lansia
DAFTAR PUSTAKA
Asih Widiawati dkk, (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa Sehat Dewasa Lansia, Jakarta
Upton, Penney. (2012). Psikologi Perkembangan,Jakarta : Penerbit Erlangga
10
LAMPIRAN
11
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN SEHAT MENTAL
I. IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : Ajiz z donald laala
Agama : Islam
Pendidikan : Smk
Pekerjaan :-
Status marital :-
12
Nama penanggung jawab klien : Ny. Tugi
Umur : 62thn
Agama : Islam
Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya Apabila semua
kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%) maka dikategorikan “Normal“
namun bila kurang dari 100% maka dikategorikan “Penyimpangan“
Nama
klien : ...................................................
No Kemampuan Ya Tidak
Kemampuan Klien
13
8 Mampu mengendalikan emosi secara konstruktif dan √
bertanggung jawab
Kemampuan keluarga
Diagnosa Keperawatan :
14
Nama perawat : Ani maftuchah
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengkajian di atas, diperoleh jawaban
tidak (2) , dapat disimpulkan bahwa adanya penyimpangan , sehingga diagnosa
keperawatannya adalah Resiko Ketidaksiapan Perkembangan Usia Dewasa (produktif).
V. INTERVENSI
15
- Pasien mampu baru
mengetahui
persiapaan-persipan
membangun keluarga
baru
- Pasien terhindar dari
bahaya sex bebas
- Pasien mampu - Memberikan
mengetahui dampak pendidikan kesehatan
dari sex bebas tentng bahaya sex
bebas
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/jam Diagnosa keperawatan Tindakan Respon
- Pasien tampak
memperhatikaan
selama diberikan
pendidikan kesehatan
- Pasien tampak
- Memberikan kooperattif
16
pendidikan DS
kesehatan
- Pasien mengatakan
bahaya sex bebas
memahami materi
yang diberikan
- Pasien mengatakan
selama ini belum
pernah mendapatkan
pendidian keseatan
DO
- Pasien tampak
memperhatikan
selama diberikan
penididkan kesehatan
- Pasien tampak
kooperatif
VII. EVALUASI
17