Orang sakit boleh sembahyang dimana saja, kita saja yang sehat boleh sembahyang dimana
saja karena menurut ajaran agama hindu, Tuhan itu wyapi wyapaka ( ada dimana-mana). Jadi,
orang sakit tidak diharuskan ke pura karena dalam kondisi yang tidak memungkinkan, kecuali
jika sembahyangnya di tempat yang tidak suci, seperti di kamar mandi.
2. Cara merawat orang sakit dalam konsep agama hindu adalah harus sabar, mengontrol emosi,
meminta kesehatan kepada Tuhan, memberikan motivasi agar pasien cepat sembuh.
3. Upacara Ngulapin merupakan bagian dari upacara Manusa Yadnya, yang mana biasanya
Upacara Ngulapin dilakukan untuk menormalisasi kehidupan seseorang setelah mengalami
kejadian yang mengejutkan. Karena jika seseorang mengalami suatu kejadian yang mengejutkan,
hal ini akan berdampak pada kehidupannya. Jika dibiarkan tanpa dilakukan suatu upacara, dapat
membuat kehidupan seseorang menjadi tidak normal.
Kata Ngulapin berasal dari kata ulap. Ulap adalah bahasa Jawa kuna dan juga bahasa Bali, yang
artinya silau. Silau yang dimaksudkan di sini adalah seperti keadaan mata ketika menatap atau
memandang sinar matahari. Kalau dijadikan kata majemuk menjadi ulap-ulap”. Ulap-ulap dalam
bahasa Bali berarti suatu alat yang berbentuk empat persegi panjang/bujur sangkar, terbuat dari
secarik kain putih yang berisi tulisan hurup-hurup keramat yang menurut agama Hindu dikatakan
mempunyai kekuatan yang magis. Biasanya itu diletakan pada halaman depan dari sebuah
bangunan, dibawah atap pada kolong rumah,pada waktu memberi upacara ngulap ngambe dari
suatu bangunan tersebut. Maksudnya adalah untuk memohon kehadapan Tuhan yang Maha Esa
atau Ida Sang Hyang Widhi, agar supaya jika ada unsur-unsur yang ingin mengganggu, menjadi
silau.
Biasanya upacara ngulapin ini lebih sering dijumpai ketika ada seseorang yang mengalami
kecelakaan. Karena ketika kecelakaan dikatakan bahwa bayu yang ada pada diri manusia akan
terlepas. Ini tentu akan berdampak negatif karena bayu menjadi penggerak kehidupan manusia.
Upacara pengulapan inilah yang akan mengembalikan bayu, sehingga hidup orang yang
bersangkutan bisa kembali normal seperti sedia kala. Upacara pengulapan bisa dilakukan di
perepatan terdekat, karena tujuannya untuk memanggil bagian diri yang tertinggal di tempat
kejadian.
Upacara Ngulapin juga dilakukan untuk menyeimbangkan empat saudara yang ada dalam diri
manusia yang dikenal dengan sebutan catur sanak — anggapati, rajapati, banaspati dan banaspati
raja. Jika manusia terkejut, maka keempat saudara yang ada pada diri seseorang akan menjadi
tidak seimbang. Keseimbangan inilah yang akan dikembalikan melalui berbagai sarana yang
digunakan dalam upacara pengulapan. Selain itu juga dikatakan bahwa dengan upacara ngulapin,
dapat mengurangi atau menghilangkan trauma pada seseorang yang mengalami kecelakaan atau
kejadian yang mengejutkan.
Upacara Ngulapin selain untuk orang yang mengalami kecelakaan, juga ada ada beberapa
macam Upacara Ngulapin yang mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda. Yaitu sebagai
berikut:
1. Ngulapin Pitra
Mula pertama dari proses pembakaran mayat, adalah upacara ngangkid atau ngulapin di setra.
Yang dimaksud dengan upacara ini adalah mencari galih atau tulang yang akan diaben. Setelah
pelaksanaan ini selesai maka terjadilah macam-macam versi, ada juga yang diajak pulang untuk
sembahyang pada sanggah kemulan Ring Bhatara Yang Guru.
Adapun maksudnya disini adalah supaya orang yang diupacarai ini bisa makan segala macam
makanan, maksudnya tidak terpengaruh oleh makanan yang menyebabkan sakitnya
kumat/kambuh, dalam bahasa Bali disebut dengan betus. Kendatipun ia sudah sehat tapi kalau
belum diadakan upacara pengulapan ia tidak boleh makan sewenang-wenang seperti makan
jotan, daging guling dan lain sebagainya, dan juga tidak diperkenankan keluar rumah.
3. Ngulapin Pretima
Yang dimaksud dengan upacara ngulapin ini ialah apabila pretima itu pernah jatuh, disebabkan
karena disenggol oleh binatang, seperti kucing tat kala ada upacara di sekitar pratima itu, jatuh
karena tempatnya tidak baik, dibawa oleh manusia, selain dari itu mungkin pratima itu pernah
dicuri atau dimasuki oleh pencuri.
http://inputbali.com/budaya-bali/pengertian-tentang-upacara-ngulapin-di-bali
1. Adapun prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan oleh petugas dalam mendampingi pasien
yang hampir meninggal, yaitu :
b. Mendekatkan alat
f. Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab, bila tampak kering menggunakan pinset
h. Membantu melayani dalam upacara keagamaan
j. Mencuci tangan
http://wewewe-blog.blogspot.co.id/2013/10/cara-beribadahpendamping-orang-sakit.html