Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN TUTORIAL

MIOMA UTERI

Dosen Pengampu :
Zulfa Khusniyah S.Kep. Ns. M.Kep.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Aini Salsabila (7318001)
2. Irma Wahyuni (7318005)
3. Nur Aini Hidayatin (7318009)
4. Maratus Sholikah (7318013)
5. Ucik Eknawati (7318017)
6. Ulfa Khoirun Nikmah (7318021)
7. Arum Kusuma (7318029)
8. Royyatus Sholihah (7318031)
9. Ahmad Ya’kub (7318034)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIPDU JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan  rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“LAPORAN TUTORIAL MIOMA UTERI” ini dengan baik. Laporan ini dibuat guna
memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Maternitas 2 oleh Ibu Zulfa Khusniyah
S.Kep. Ns. M.Kep.
Kami menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan laporan ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini.
Demikian akhir kata dari kami, semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi semua
pihak dan menambah wawasan bagi pembaca.

Jombang,1 Mei 2020

Penyusun
BAB I
KASUS TUTORIAL
A. Kasus
 Seorang perempuan usia 33 tahun, MRS di RS dengan keluhan perdarahan yang
banyak pada waktu haid dan diluar haid, rasa berat pada perut bagian bawah.
 Klien juga mengeluh sering kencing.
 Hasil anamnesa didapatkan riwayat menggunakan kontrasepsi oral dan usia pertama
kali haid berusia 10 tahun.
 Pemeriksaan fisik didapatkan pasien lemah dan anemis.
 Pemeriksaaan tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi
napas 28x/menit.
 Pemeriksaan abdomen didapatkan benjolan pada abdomen bagian bawah dengan
konsistensi padat kenyal dan mobile.
 Capilary Revil Time/CRT > 3 detik.
 Pemeriksaan laboratorium Hb 8 gram/dl.
 Pemeriksaan USG didapatkan massa pada uterus.
 Diagnosa medis mioma uteri.

\
BAB II
PEMBAHASAN KASUS TUTORIAL

A. Pencarian kata sulit.


1. Mioma uteri
2. Anemis asing
3. Konsistensi padat kenyal dan mobile
4. Massa pada uterus
5. Capillary Refill Time

B. Menjawab kata sulit


1. Mioma uteri adalah benjolan yang tumbuh dirahim atau biasa disebut pertumbuhan
daging di rahim.
2. Anamis asing adalah kondisi ketika konjungtiva mata tampak pucat.
3. Konsistensi padat kenyal dan mobile adalah kondisi dimana massa yang ada di
rahim saat diraba terasa padat kenyal dan bergerak.
4. Massa pada uterus adalah pertumbuhan daging yang ada pada rahim baik diluar
maupun didalam.
5. Capilary Revil Time adalah dimensi warna dibawah kuku yang kembali normal.

C. Pencarian pertanyaan
1. Apa yg menyebabkan pasien sering kencing?
2. Apa yg dilakukan pada saat pemeriksaan abdomen pd pasien mioma uteri ?
3. Apa yang menyebabkan massa atau daging tumbuh pada uterus?
4. Apa yg menyebabkan CRT 3 detik sedangkan CRT normal adalah 2 detik?
5. Kenapa menggunakan alat kontrasepsi oral dan usia dapat menyebabkan diagnosa
mioma uteri?
6. Apa yang menyebabkan konjungtiva mata nampak pucat?
7. Pasien lemah dan anemis ditandai dengan apa?
8. Lalu bagaimana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut?
9. Kenapa pada kasus memilih pemeriksaan dengan USG?
10. Apa yang menyebabkan pasien mengalami pendarahan banyak ?
11. Apa yang membuat perut bagian bawah terasa sakit ?
12. Apa penyebab sehingga dilakukan pemeriksaan abdomen pd psien mioma uteri .?
13. Apa saja gejala dari mioma uteri?
14. Berapa normal CRT?
15. Apa penyebab benjolan pada abdomen? Sehingga perut bagian bawah mengalami
kenyal dan padat.

D. Menjawab pertanyaan.
1. Karena kandung kemih tertekan oleh adanya benjolan yang tumbuh dalam uterus.
2. Agar mengetahui apakah pasien mengalami mioma uteri atau tidak.
3. Daging tumbuh pada uterus : karena siklus menstruasi tidak teratur, perdarahan
abnormal diantara siklus menstruasi, darah haid keluar sangat banyak.
4. CRT lebih dari 3 karena pasien menunjukan syok, dehidrasi, dan gangguan
pembuluh darah.
5. Karena alat kontrasepsi oral biasanya umum dilakukan pada masyarakat dan faktor
usia dini yang dialami penderita saat haid pertama kali.
6. Karena pendarahan yang terlalu banyak mengakibatkan pasien mengalami anemia
dan konjungtiva menjadi pucat.
7. Kemoterapi dan tindakan alternatif lain
8. Karena pemeriksaan USG biasanya dilakukan di jaringan perut
9. karena miomi tumbuh di bagian dalam dinding rahim sehingga terjadi pendarahan
di sebabkan perluasan permukaan dinding Rahim
10. Rasa sakit pada perut bagian bawah tidak berkaitan dengan mioma yang semakin
membesar dan membesar . Selain itu rasa sakit juga bisa ditimbulkan karena adanya
infeksi pada organ non-reproduksi, seperti tulang panggul, kandung kemih, atau
usus besar. Karena alasan inilah, baik pria maupun wanita bisa merasakan sakit
pada perut bagian bawah.
11. Untuk mengidentifikasi letak benjolan, ukuran, dan tingkat keparahan benjolan
pada uterus
12. Karena pasien mengalami miomi yg tumbuh di bagian dalam dindin rahim,
13. Gejala pada miomi meliputi :
a. Perdarahan menstruasi yang berat
b. Periode menstruasi yang berlangsung lebih dari seminggu
c. Tekanan panggul atau nyeri
d. Sering buang air kecil
e. Kesulitan mengosongkan kandung kemih
f. Sembelit
g. Sakit punggung atau nyeri kaki
14. CRT normal 2 detik
15. Apa yg menyebabkan benjolan pada abdomen dikarenakan siklus menstruasi tidak
teratur, darah haid keluar sangat banyak

E. Pembuatan forumulasi masalah


Jadi mioma uteri adalah pertumbuhan daging pada rahim yang
menyebabkan massa pada rahim saat diraba terasa padat kenyal serta bergerak. Hal
ini disebabkan oleh pwnggunaan alat kontrasepsi oral yang dipakai oleh penderita
yang ketika dipakai ada masalah pada perut tetapi dibiuarkan sehingga tumbuh
mioma uteri serta karena faktor usia yang mengalami haid pertama di usia dini.
BAB III
KAJIAN TEORITIS

A. Kata Sulit
1. Mioma uteri
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal
dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri,
leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak
yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah
produktif (menopouse). Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif
tetapi kerusakan reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia
produktif berupa infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur dan
malpresentasi (Aspiani, 2017).
2. Anemis asing
Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal
(Hillman RS, 1995).
3. Konsistensi padat kenyal dan mobile
Adalah pemeriksaan yg di lakukan secara bertahap pada area abdomen yg ketika
diraba terasa padat dan kenyal (Debora, Oda 2012).
4. Massa pada uterus
Mioma merupakan suatu pertumbuhan massa atau daging di dalam rahim atau di
luar rahim yang tidak bersifat ganas. Mioma berasal dari sel otot polos yang
terdapat di rahim dan pada beberapa kasus juga berasal dari otot polos pembuluh
darah rahim. (Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang, 2018 )
5. Capillary Refill Time
CRT adalah tes cepat yang dilakukan untuk menilai kecukupan sirkulasi seorang
individu dengan curah jantung yang buruk. Kulit ditekan dengan kuat oleh ujung
jari sampai menjadi pucat, waktu yang dibutuhkan hingga kulit tersebut kembali
normal warnanya menunjukkan waktu pengisian kapiler. Pengisian kapiler normal
sekilar 2 detik (Ratna, 2014).
B. Pertanyaan
1. Apa yg menyebabkan pasien sering kencing?
Dilansir dari UCLA Health, miom yang dialami para wanita umumnya disebabkan
oleh faktor genetik. Cukup jarang kasus miom terjadi yang disebabkan oleh faktor
makanan yang dikonsumsi maupun faktor dari luar lainnya. Kondisi miom tidak
menimbulkan gejala awal. Namun, ketika miom sudah berkembang membesar,
pengidap miom mengalami gejala yang harus diwaspadai. Dilansir dari UCSF
Health, miom yang membesar dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil. Hal ini
disebabkan letak rahim wanita tepat berada di bagian bawah kandung kemih. Jika
miom membesar, maka kandung kemih ikut tertekan, sehingga menyebabkan
pengidapnya sering buang air kecil. Tidak hanya menggencet kandung kemih,
ukuran miom yang membesar berpengaruh terhadap usus besar, sehingga
menyebabkan susah buang air besar atau sembelit. (UCSF Health. Diakses pada
2020).
2. Apa yg dilakukan pada saat pemeriksaan abdomen pada pasien mioma uteri ?
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan kecurigaan mioma uteri
termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan abdomen dan panggul.
Tanda-Tanda Vital dan Pemeriksaan Umum
Pasien dengan perdarahan yang berat dapat datang dengan penampakan anemis.
Demam jarang ditemukan, kecuali pada wanita dengan mioma yang mengalami
degenerasi. Perubahan laju nadi dan tekanan darah jarang ditemukan pada pasien.
a. Pemeriksaan Abdomen
Palpasi abdomen dilakukan untuk identifikasi masa panggul dan abdomen.
Mioma uteri yang besar dapat terpalpasi secara abdomen. Tinggi fundus uteri
abnormal dapat ditemukan.
b. Pemeriksaan Panggul
Dilakukan pemeriksaan panggul bimanual untuk mengevaluasi ukuran, kontur,
dan mobilitas uterus. Uterus yang membesar, dapat digerakkan, dengan kontur
yang iregular merupakan penemuan yang konsisten dengan mioma
uteri.Penemuan-penemuan pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi terjadinya perubahan seiring berjalannya waktu, serta untuk
perencanaan tindakan pembedahan. Ukuran uterus dideskripsikan dalam tinggi
fundus pada aksis superior-inferior. Pembesaran uterus dengan kontur iregular
dapat ditemukan bila pasien memiliki mioma intramural atau submukosa.
c. Pemeriksaan spekulum terkadang dapat ditemukan mioma uterus submukosa
yang prolaps.
d. Pemeriksaan patologis diperlukan untuk membedakan mioma yang prolaps
dengan polip endoserviks atau endometrial. Mioma serviks dapat ditemukan
sebagai pembesaran serviks pada pemeriksaan spekulum atau pada
pemeriksaan bimanual. Mioma serviks bertangkai dapat disalah artikan sebagai
mioma yang prolaps. Pada kasus mioma serviks secara umum harus
dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan pencitraan.
3. Apa yang menyebabkan massa atau daging tumbuh pada uterus?
Penyebab pasti adanya mioma uteri belum diketahui, namun ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan adanya daging tumbuh atau miom pada uterus yaitu :
a. Perubahan genetic
Banyak miom yabg terjadi akibat perubahan genetik yang terjadi pada sel otot
rahim normal
b. Hormon
Hormon estrogen dan progesteron adalah hormon yang merangsang
perkembangan lapisan dindinh rahim setiap siklus menstruasi untuk
mempersiapkan kehamilan. Hal ini beresiko meningkatkan munculnya miom/sel
abnormal dalam dinding rahim. Mioma uteri umumnya cenderung
menyusut/jarang terjadi setelah wanita mengalami menopause karena penurunan
produksi hormon.
c. Faktor zat asing lainnya
Zat yang dapat membantu tubuh mempertahankan jaringan, seperti insulin dapat
mempengaruhi pertumbuhan fibroid/miom. Mioma uteri berkembang dari sel
induk di jaringan otot polos rahim (miometrium). Hal ini disebabkan karena 1
sel membelah berulang kali sehingga menciptakan massa/tumor. (eMedicine
Health)
4. Apa yg menyebabkan CRT 3 detik sedangkan CRT normal adalah 2 detik?
Jika aliran darah ke daerah kuku, warna kuku kembali normal kurang dari 2 detik.
CRT memanjang >2 detik pada :
a) Dehidrasi
b) Syok
c) peripheral vascular disease
d) hipotermia
5. Kenapa menggunakan alat kontrasepsi oral dan usia dapat menyebabkan diagnosa
mioma uteri?
Karna peningkatan estrogen dan progesteron dapat meningkatkan proses mitosis
yang menyumbang pada proses pertumbuhan mioma. Selain itu beberapa kenalinan
yang melibatkan kromosom 6,7,12,dan 14 telah di kenal pasti berkaitan dengan
pertumbuhan tumor.
6. Apa yang menyebabkan konjungtiva mata nampak pucat?
Konjungtiva pucat adalah salah satu tanda dari anemia. Anemia merupakan kondisi
defisiensi hemoglobin (pria <11gram/dl, wanita <12 gram/dl) yang biasanya disertai
dengan penurunan jumlah eritrosit dalam darah ( merriam, 2006). Anemia bisa
disebabkan karena defisiensi nutrisi khususnya zat besi (fe) sebagai komponen
penyusun hemoglobin maupun kondisi patologis dan penyakit kronis (Karnath BM,
2004).
7. Pasien lemah dan anemis ditandai dengan apa?
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat,
vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan karena
produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara
akut atau menahun.
Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
a) Defisiensi zat gizi
b) Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan pangan
sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai
komponen dari sel darah merah/eritrosit.
c) Zat gizi lain yang berperan penting7. Pasien lemah dan anemis ditandai dengan
apa?Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi
asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia terutama
disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan
kehilangan darah baik secara akut atau menahun. (Saunders; 2007).
8. Lalu bagaimana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut?
Kebanyakan mioma uteri tidak membutuhkan pengobatan. Anda hanya perlu
melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan tumor atau miom tidak
berkembang terlalu besar atau menimbulkan masalah lain. Selain itu, minum obat-
obatan yang diresepkan dokter juga dapat digunakan sebagai penghambat kinerja
hormon. Jika gejala terus terjadi, dokter dapat menyarankan operasi pengangkatan
rahim atau mungkin miomnya saja. Terlebih jika Anda masih berencana untuk
memiliki anak.
Metode baru untuk mengatasi kondisi ini adalah embolisasi arteri rahim, yaitu
pemotongan pembuluh darah di sekitar rahim. Kemungkinan dokter juga akan
menggunakan metode lisis mekanik dengan menggunakan arus listrik untuk
menghancurkan fibroid dan mengecilkan pembuluh darah yang memasok vitamin
menuju fibroid. Selain itu, terdapat juga metode cryogenic yang menggunakan
nitrogen cair. Meski telah dilakukan pembersihan atau pengangkatan terhadap
miom, mioma uteri bisa kambuh kembali dan pasien harus menjalani operasi lagi.
Obat bisa saja menghambat pertumbuhan fibroid tapi sifatnya hanya sementara.
9. Kenapa pada kasus memilih pemeriksaan dengan USG?
Tes ultrasonografi atau tes USG adalah prosedur pencitraan menggunakan
teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memproduksi gambar tubuh
bagian dalam, seperti organ tubuh atau jaringan lunak. Selain untuk melihat
perkembangan kehamilan, tes USG dapat digunakan sebagai alat untuk diagnosis
penyakit, memonitor kondisi janin, serta sebagai alat bantu saat prosedur
pembedahan atau prosedur medis tertentu lainnya, seperti pengambilan sampel
jaringan (biopsi). Salah satu jenis tes USG yang bertujuan untuk mendiagnosis
kondisi kesehatan tubuh lain yang tidak berhubungan dengan kehamilan adalah tes
USG abdomen (abdominal) atau USG perut.
USG abdomen adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan teknologi
gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memeriksa organ-organ utama dalam
rongga perut. Organ-organ tersebut, termasuk kantung empedu, ginjal, hati,
pankreas, limpa, kandung kemih, hati, dan usus. Kapan pemeriksaan USG perut
dibutuhkan? Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan USG perut
untuk membantu dalam:
a) Mendeteksi penyebab nyeri pada perut.
b) Mendeteksi penyebab infeksi pada ginjal.
c) Mendeteksi penyebab pembengkakan perut.
d) Mendeteksi kerusakan setelah cedera.
e) Mendeteksi lokasi batu ginjal atau batu empedu.
f) Mendeteksi penyebab tes darah yang abnormal, seperti tes ginjal atau tes fungsi
hati.
g) Mendiagnosis serta memantau perkembangan tumor dan kanker (Dugdale david C.
2010).
10. Apa yang menyebabkan pasien mengalami pendarahan banyak ?
Kebanyakan mioma uteri tumbuh tanpa menimbulkan keluhan atau gejala. Pada
perempuan lain mungkin mengeluh perdarahan menstruasi lebih banyak dari biasa,
atau nyeri sewaktu menstruasi, perasaan penuh dan ada tekanan pada rongga perut,
atau keluhan anemi karena kurang darah atau nyeri pada waktu berhubungan
seksual, atau nyeri pada waktu bekerja. Perempuan lainnya yang mengidap mioma
mengeluh susah hamil atau mudah keguguran. ( Yatim F.2005). Gejala terjadi
pada 35% - 50% penderita mioma uteri. Hampir sebagian besar penderita tidak
mengetahui bahwa terdapat kelainan di dalam uterusnya, terutama pada penderita
dengan obesitas. Keluhan penderita sangat tergantung pula dari lokasi atau jenis
mioma yang diderita. (Sarwono, 2011).
11. Apa yang membuat perut bagian bawah terasa sakit ?
Karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi di dalam
rahim yg mengakibatkan rasa sakit di bagian perut (Ferri, Fred F. 2010).
12. Apa penyebab sehingga dilakukan pemeriksaan abdomen pd psien mioma uteri .?
Identifikasi masa panggul dan abdomen. Mioma uteri yang besar dapat terpalpasi
secara abdomen. Tinggi fundus uteri abnormal dapat ditemukan. ( Moh, Afandi
Jurnal unpad, 2010 ).
13. Apa saja gejala dari mioma uteri?
a. Perdarahan menstruasi yang berat
b. Periode menstruasi yang berlangs vcung lebih dari seminggu
c. Tekanan panggul atau nyeri
d. Sering buang air kecil
e. Kesulitan mengosongkan kandung kemih
f. Sembelit
g. Sakit punggung atau nyeri kaki (Causes & Surgery. 2020).
14. Berapa normal CRT?
Menurut Nusdianto (2011), nilai normal CRT adalah berkisar antara 1-2 detik,
sementara Subronto (2003) memaparkan bahwa nilai CRT normal berkisar antara 2-
3 detik.
15. Apa penyebab benjolan pada abdomen? Sehingga perut bagian bawah mengalami
kenyal dan padat.?
Sekitar 75 persen wanita pernah memiliki miom. Terkadang, kondisi ini tidak
diketahui oleh sebagian wanita yang mengalami karena tidak muncul gejala. Gejala
yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering
ditemukan adalah
1. Adanya benjolan di perut bawah.
Gejala ini sering mengakibatkan penderita pertama kali datang untuk mencari
pengobatan. Kadang, sebelum massa membesar, dapat disertai dengan perasaan
tidak nyaman disekitarnya.
2. Perdarahan.
Yang sering menyebabkan perdarahan adalah mioma uteri submukosa sebagai
akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah. Perdarahan yang hebat dapat
menimbulkan kekurangan darah berat hinga dapat berakibat “fatal”. Mioma
uteri intramural dapat juga menyebabkan perdarahan karena ada gangguan
kontraksi otot uterus. Jenis mioma uteri subserosa tidak menimbulkan
perdarahan abnormal.
3. Nyeri.
Gejala ini tidak khas untuk mioma uteri, walaupun sering terjadi. Keluhan yang
sering diutarakan ialah rasa berat dan nyeri saat mesntruasi. Rasa nyeri dan sakit
pada mioma uteri mungkin disebabkan karena gangguan peredaran darah
disertai nekrosis setempat, atau disebabkan proses radang dengan perlekatan ke
omentum usus. Kadang, rasa sakit juga akibat torsi pada mioma uteri subserosa.
Sifatnya nyeri adalah akut disertai rasa mual dan muntah-muntah. Pada mioma
uteri besar, rasa nyeri disebabkan karena tekanan terhadap saraf, yang dapat
menjalar ke pinggang dan tungkai bawah.
4. Gangguan Akibat Tekanan.
Bila mioma uteri menekan kandung kencing, akan menimbulkan kerentanan
kandung kencing,sulit buang air kecil dan nyeri saat buang air kecil bila di
biarkan bahkan bisa menuju kepada terjadinya gangguan ginjal. Tekanan pada
usus dan saluran cerna dapat menimbulkan konstipasi dan nyeri saat buang air
besar.
5. Gangguan Kesuburan dan Keguguran
Dapat terjadi apabila sarang mioma uteri menutup atau menekan pars
interstisialis tuba, sedangkan mioma uteri submukosum juga memudahkan
terjadinya keguguran karena terjadi distorsi rongga uterus
C. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan
lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun
semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor didalam uterus
mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu
mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak
bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus mioma
dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih
keatas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani, 2017).
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat,
berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan
yang khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di
dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma masif
yang jauh lebih besar dari pada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam didalam
miometrium, sementara yang lain terletak tepat di bawah endometrium
(submukosa) atau tepat dibawah serosa (subserosa). Terakhir membentuk tangkai,
bahkan kemudian melekat ke organ disekitarnya, dari mana tumor tersebut
mendapat pasokan darah dan kemudian membebaskan diri dari uterus untuk
menjadi leimioma “parasitik”. Neoplasma yang berukuran besar
memperlihatkan fokus nekrosis iskemik disertai daerah perdarahan dan perlunakan
kistik, dan setelah menopause tumor menjadi padat kolagenosa, bahkan mengalami
kalsifikasi (Robbins, 2007).
D. WOC
MIOMA UTERI

Mioma Intramural Mioma Submokusum Mioma Subcrosum

Tumbuh dinding di uterus Berada dibawah endometrium Tumbuh keluar dinding


&menonjol kedalam rongga uterus uterus

Gejala / Tanda

Perdarahan Pembesaran Uterus

Pe. Suplai darah Gg. Hematologi Kurang pengetahuan Ggn. sirkulasi Penekanan saraf

Ggn. Perfusi jar. Nekrosis


Pe. Imun tubuh Cemas
Radang
Resiko infeksi

Nyeri

Penekanan

Kandung kencing Uretra Ureter Rectum

Poli urin Retensio urin Hidronefrosis Obstipasi / Tanesmus

Gangguan Eliminasi
Gangguan Eliminasi Urin
E. Penanganan Mioma Uteri
Penanganan mioma uteri dilakukan tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan
ukuran tumor. Oleh karena itu penanganan mioma uteri terbagi atas
kelompok-kelompok berikut.

1.) Penanganan konservatif dilakukan jika mioma yang kecil muncul pada pra dan
postmenopause tanpa adanya gejala. Cara penanganan konsevatif adalah sebagai
berikut.
a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
b. Jika terjadi anemia kemungkinan Hb menurun.
c. Pemberian zat besi.
d. Penggunaan agonis GnRH (gonadotropin-releasing hormone) leuprolid asetat
3,75 mg IM pada hari pertama sampai ketiga menstruasi setiap minggu, sebanyak
tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala.
Obat ini menekan sekresi gonodotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik
yang serupa ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam
mengurangi ukuran tumor diobsevasi dalam 12 minggu.
2) Penanganan operatif, dilakukan bilah terjadi hal-hal berikut.
a. Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu. b.
Pertumbuhan tumor cepat.
c. Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
d. Dapat mempersulit kehamilan berikutnya. e.
Hiperminorea pada mioma submukosa.
f. Penekanan organ pada sekitarnya.
3) Jenis operasi yang dilakukan untuk mengatasi mioma uteri dapat berupa langkah-
langkah berikut.
a. Enukleusi Mioma
Enuklesia mioma dilakukan pada penderita yang infertil yang masih
menginginkan anak, atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas.
Enukleasi dilakukan jika ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium
atau sarkoma uterus dan dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini
seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan tumor yang dengan mudah
dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau
sangat berdekatan dengan endometrium, maka kehamilan berikutnya harus
dilahirkan dengan seksio sesarea.
4) Menurut american college of Obstetricans gynecologists (ACOG), kriteria
preoperasi adalah sebagai berikut.
a. Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
b. Terdapat leimioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
c. Alasan yang jelas dari penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang
berulang tidak ditemukan.
5) Histeroktomi
Histerektomi dilakukan jika pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada pasien
yang memiliki leimioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria
ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut.
a. Terdapat satu sampai tiga leimioma asimptomatik atau yang dapat teraba
dari luar dan dikelukan oleh pasien.
b. Perdarahan uterus berlebihan.
c. Perdarahan yang banyak, bergumpal-gumpal, atau berulang-ulang
selama lebih dari delapan hari.
d. Anemia akut atau kronis akibat kehilangan darah.
6) Rasa tidak nyaman pada daerah pelvis akibat mioma meliputi hal-hal
berikut.
a. Nyeri hebat dan akut.
b. Rasa tertekan yang kronis dibagian punggung bawah atau perut bagian
bawah.
c. Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulangdan tidak
disebabkan infeksi saluran kemih.
7) Penanganan radioterapi
Tujuan dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. Langkah ini
dilakukan sebagai penanganan dengan kondisi sebagai berikut.

a. Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient).
b. Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
c. Bukan jenis submukosa.
d. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
e. Tidak dilakukan pada wanita muda karena dapat menyebabkan
menopause.

F. Konsep Asuhan Keperawatan Pada pasien mioma uteri


1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan
keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri, misalnya
timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama. Kadang-kadang
disertai gangguan haid
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan
pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi jaringan
organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada rasa
nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu dan durasi serta kualitas
nyeri.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis pengobatan
yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan penggunaan obat-obatan,
tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat
persalinan dahulu, penggunaan alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi
sebelumnya.
4) Riwaya Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga mempunyai penyakit
keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung, penyakit kelainan darah
dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat penyakit mental.
5) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu
diketahui adalah
a. Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma
uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami atrofi
pada masa menopause.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma
uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon
estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.
c. Faktor Psikososial
1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor-
faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang
dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas
dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
2) Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri,
peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan
terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan
yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan diri, dan
interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain.
d. Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang
harus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu
makan yang terjadi.
e. Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir.
Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna,
dan bau.
f. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan
frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi,
berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi
g. Pola Istirahat dan Tidur
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan
malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
2) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
a) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
b) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris c) Hidung
: lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak. d) Telinga
: lihat kebersihan telinga
e) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan
rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
f) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan
kelenjar getah bening/tidak.
g) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi,
ketiak dan abdomen.
h) Abdomen
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol, Palpasi:
terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
i) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas
dan bawah pasien mioma uteri
j) Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan
diluar siklus menstruasi.

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan


a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dn
agen injuri fisik (jiak dilakukan pembedahan)
b) Cemas b.d krisis situasional (histerektomi dan kemoterapi), ancaman terhadap
konsep diri, perubahan dalam satus kesehatan ,stres.
c) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder akibat
gangguan hematologis (perdarahan)
d) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan
neoplasma pada organ sekitarnya, gangguan sensorik motorik.
e) Resiko Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada rectum (prolaps
rectum).
f) Gangguan perfusi jaringan perifer tidak efektif

F. Rencana keperawatan
Tabel 2.2 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI 2018.
NO Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1 Gangguan perfusi Perfusi Perifer Perawatan sirkulasi
jaringan perifer tidak Defenisi : keadekuatan aliran Defenisi : mengidentifikasi dan merawat
efektif. darah pembuluh darah distal area lokal dengan keterbatasan sirkulasi
untuk mempertahankan perifer.
Defenisi : jaringan. Tindakan :
Beresiko mengalami Kriteria Hasil : 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi
penurunan sirkulasi darah 1. Denyut nadi perifer perifer, edema, pengisian
pada level kapiler yang sedang (3) kapiler,suhu)
dapat mengganggu 2. Edema perifer cukup 2. Identifikasi faktor risiko gangguan
metabolisme tubuh. meningkat (4) sirkulasi
3. Nyeri ekstremitas 3. Hindari pemasangan infus atau
Faktor resiko : sedang (3) pengambilan darah di area
1. Gaya hidup yang kurang 4. Kelemahan otot keterbatasan perfusi
gerak sedang (3) 4. Hindari penekanan dan pemasangan
2. Trauma 5. Kram otot sedang (3) tourniquet pada area yang cedera
3. Kurang terpapar 6. Nekrosis sedang (3) 5. Hindari pengukuran tekanan darah
informasi pada ektremitas dengan keterbatasan
4. Prosedur endovaskuler perfusi
5. Hipertensi 6. Anjurkan berolahraga secara rutin
7. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis. Rendah
lemak jenuh, minyak ikan, omega 3)
8. Informasihkan tanda dan gejala
darurat yang harus dialporkan.
2 Risiko infeksi Status imun. Manajemen imunisasi/vaksinasi.
berhubungan dengan Defenisi : kekebalan tubuh Defenisi : mengidentifikasi dan
penurunan imun tubuh terhadap antigen internal dan mengelola pemberian kekebalan tubuh
sekunder akibat ekternal. secara aktif dan pasif.
gangguan hematologis Kriteria hasil : Tindakan :
(perdarahan). a) integritas kulit sedang (3). a) identifikasi riwayat kesehatan dan
b) Imunisasi sedang (3). riwayat alergi.
Defenisi : beresiko c) Tifer antibodi sedang (3). b) Identifikasi kontraindikasi pemberian
mengalami peningkatan d) Kadar sel T4 (3). imunisasi.
terserang organisme e) Kadar sel T8 sedang (3). c) Jadwalkan immunisasi pada interval
patogenik. f) Sel darah putih menurun waktu yang tepat.
(1) d) Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang
Faktor resiko : terjadi, jadwal dan efek samping.
a) penyakit kronis (mis. e) Informasikan imunisasi yang
Diabetes militus). diwajibkan pemerintah (mis. Hepatitis
b) Efek prosedur invasif. B, BCG, ddifteri, tetanus, polio,
c) Malnutrisi. campak).
d) Peningkatan organisme f) Informasikan vaksinasi untuk
patogen lingkungan. kejadian khusus.
e) Ketidakadekuatan
pertahan tubuh primer
dan sekunder.
3 Cemas b.d krisis Kontol diri. Reduksi ansietas.
situasional (histerektomi Defenisi : kemampuan untuk Defenisi : meminimalkan kondisi
dan kemoterapi), mengendalikan atau individu dan pengalaman subjektif
ancaman terhadap mengatur emosi, pikiran, dn terhadap objek yang tidak jelas dan
konsep diri, perubahan perilaku dalam menghadapi spesifik akibat antisipasi bahaya yang
dalam satus kesehatan masalah. memungkinkan individu melakukan
,stres. Kriteria hasil : tindakan untuk mengahadapi ancaman.
a) perilaku melukai diri Tindakan :
Defenisi : kondisi emosi sendiri menurun (5). a) monitor tanda tanda
dan pengalaman subjektif b) Perilaku merusak ansietas(kecemasan).
individu terhadap objek lingkungan sekitar (3). b) Ciptakan suasana terapeutik yang
yang tidaak jelas dan c) Perilaku agresif/amuk menumbuhkan kepercayaan.
spesifik akibat antisispasi menurun(5). c) Temani pasien untuk mengurangi
bahaya yang d) Suara keras (3). kecemasan.
memungkinkan individu e) Bicara ketus (3). d) Pahami situasi yang membuat
melakukan tindakan untuk f) Perilaku menyerang (5) ansietas.
mengahadapi ancaman. e) Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan.
Penyebab : f) Anjurkan mengungkapkan perasaan
a) kebutuhan tidak dan persepsi.
terpenuhi. g) Latih kegiatan pengalihan untuk
b) Ancaman terhadap mengurangi ketegangan.
konsep diri. h) Latih pengguanaan mekanisme
c) Kekhawatiran pertahanan diri yang tepat.
mengalami kegagalan. i) Latih teknik relaksasi.
d) Krisis situasional. j) Kolaborasikan pemberian obat
e) Kurang terpapar antiansietas.
informasi.

4 Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri. Manajemen nyeri.


dengan agen injuri Defensi : pengalaman Defenisi : mengidentifikasi dan
biologis (kanker serviks) sensorik atau emosional yang mengelola pengalaman sensorik yang
dan agen injuri fisik (jika berkaitan dengan kerusakan berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
dilakukan pembedahan). jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau
fungsional dengan onset lambat dan berintensitas ringan hingga
Defenisi : pengalaman mendadak atua lambat dan berat dan konstan.
sensorik atau emosional berintensitas ringan hingga Tindakan :
yang berkaitan dengan berat dan konstan. a) identifikasi skala nyeri.
kerusakan jaringan aktual Kriteria hasil : b) Identisikasi faktor yang memperberat
dan fungsional, dengan a) keluhan nyeri sedang (3). dan memperingan nyeri.
omset mendadak atau b) Sikap protektif sedang c) Berikan teknik nonfarmakologis
lambat dan beritensitas (3). untuk mengurangi nyeri (mis.
ringan hingga berat yang c) Gelisah sedang (3). Akupresur, terapi musik, aromaterapi,
berlangsung kurang dari 3 d) Kesulitan tidur sedang(3). teknik imajinasi terbimbing, kompres
bulan. e) Perasaan takut mengalami hangat/dingin).
cedera meningkat(5). d) Kontol lingkungan yang memperberat
Penyebab : f) Perineum terasa tertekan rasa nyeri.
a) agen pencedera meningkat(5). e) Jelaskan strategi meredakakn nyeri.
fisiologis. g) Ketegangan otot f) Anjurkan memonitor nyeri secara
b) Agen pencedera sedang(3). mandiri.
kimiawi. h) Uterus terasa membulat g) Anjurkan menggunakan analgetik
c) Agen pencedera fisik. sedang(3) secara tepat.

5 Gangguan eliminasi urin Kontinensia urin. Manajemen eliminasi urin.


berhubungan dengan Defenisi : pola kebiasaan Defenisi : mengidentifiasi dan mengelola
penekanan oleh massa buang air kecil. gangguan eliminasi urine.
jaringan neoplasma pada Kriteria hasil : Tindakan :
organ sekitarnya, a) kemampuan berkemih a) identifikasi tanda dan gejala retensi
gangguan sensorik sedang(3). atau inkontinensia urine.
motorik. b) Nokturia sedang (3). b) Identifikasi faktor yang menyebabkan
c) Residu volume urin retensi atau inkontinensia urine.
Defenisi : setelah berkemih c) Catat waktu dan haluaran berkemih.
disfungsi eliminasi urin. menurun(1). d) Ajarkan mengukur asupan cairan dan
d) Distensi kandung kemih haluaran urine.
Penyebab : menurun(1). e) Ajarkan terapi modalitas penguatan
a) penurunan kapasitas e) Enuresis sedang(3). otot-otot panggul/brkemih.
kandung kemih. f) Frekuensi berkemih f) Anjurkan minum yang cukup.
b) Iritasi kandung kemih. sedang(3). g) Anjurkan mengurangi minum
c) Penurunan kemampuan g) Sensasi berkemih menjelang tidur.
menyadari tanda-tanda sedang(3) h) Kolaborasikan pembrian obat
gangguan kandung suppositoria uretra.
kemih.
d) Kelemahan otot pelvis.
e) Hambatan lingkungan.

6 Resiko Konstipasi Eliminasi fekal. Pencegahan konstipasi.


berhubungan dengan Defenisi : proses defekasi Defenisi : mengidentifikasi dan
penekanan pada normal yaang disertai dengan menurunkan risiko terjadinya penuruann
rectum (prolaps rectum). pengeluaran feses mudah dan frekuensi normal defekasi yang disertai
konsistensi, frekuensi serta kesulitan pengeluaran feses yang tidak
Defenisi : beresio bentuk feses normal. lengkap.
mengalami penurunan Kriteria hasil : Tindakan :
frekuensi normal defekasi a) kontol pengeluaran feses a) identifikasi faktor resiko konstipasi.
disertai kesulitan dan sedang(3). b) Monitor tanda dan gejala konstipasi.
pengeluaran feses tidak b) Keluhan defekasi lama c) Jadwalkan rutinitas BAK/BAB.
lengkap. dan sulit meningkat(5). d) Lakukan masase abdomen.
c) Distensi abdomen e) Berikan terapi akupresur.
Faktor resiko : sedang(3). f) Anjurkan minum air putih sesuai
a) penurunan mobilitas d) Teraba massa pada rektal dengan kebutuhan (1500-2000
gastrointestianal. sedang(3). mL/hari).
b) Ketidakcukupan diet. e) Konsistensi feses g) Anjurkan mengkonsumsi makan yang
c) Ketidakcukupan sedang(3). berserat.
asupan serat. f) Frekuensi defekasi h) Anjurkan peningkatan aktivitas fisik
d) Ketidakcukupan menurun(1). sesuai kebutuhan.
asupan cairan. g) Peristaltik usus i) Anjurkan berjalan 15-20 mnrit ½
e) Kelemahan otot sedang(3). kali/hari.
abdomen. j) Anjurkan menjongkok untuk
memfasilitasi proses BAB.
Sumber : SDKI,SLKI,SIKI Edisi 1 2018
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani,Y,R (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : TIM


Hilman RS. 1995. Ault KA Iron Deficiency Anemia Hematologi In Clinical Practice.
York : Mc Graw Hill, halm 72-85
Debora Oda. 2012. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salemba
Medika
Ratna Hidayati,dkk. 2014. Pratik Laboratorium Keperawatan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Ratna Hidayati,dkk. 2014. Pratik Laboratorium Keperawatan Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Saunders. 2007. Nelson Textbook Of Pediatrics Edisi Ke-18.Halm 1469 – 1471
Dugdale David C. 2010. Capillary Test Medlineplos
Ferri,Fred F. 2010. Ferri’s differential diagnosis : A Pratical Guide To The Differential
Diagnosis Of Symptoms, Sign An Clinical Disorder (Edisi Ke-2). Philadeklphia, PA :
Elsevier/Mosby
Jurnal universitas muhammadiyah semarang.2010
Causes , Surgery.2010. Uterine Fibroid Symptoms, Treatment. Jakarta : ECG
Robbins.2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta : ECG
Michael R.O’Grady at all 2010 clinical radiologi compets
Merriam-webster’s medical dictionary. Massachusetts : Merriam – Webster Inc : 2006
Karnath BM. Anemia In Adult Patient. Journal Of Hospital Physician. 2004 Oct : 32 - 6
SDKI,SLKI,SIKI Edisi 1 2018

Anda mungkin juga menyukai