Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN

Matematika Materi Determinan dan Invers Matriks


Kurikulum 2013 SMKN 1 Jakarta
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Keterampilan
Mengajar

Dosen Pembimbing :

Dr. Riyadi.,ST.,MT

Disusun Oleh :

Adib Fadhillah Suhara

NIM. 5315160249

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-nya atas izinnya penulis dapat menyelesaikan laporan
Analisis video pembelajaran yang berjudul “Matematika Materi Determinan dan
Invers Matriks Kurikulum 2013 SMKN 1 Jakarta” Laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktik Keterampilan Mengajar (PKM) Universitas
Negeri Jakarta tahun ajaran 2019/2020

Analisis video pembelajaran ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan sumber data dari youtube. Terlepas dari semua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki resume ini.

Akhir kata saya berharap semoga Analisis vidio pembelajaran yang


berjudul “Video Pembelajaran Matematika Materi Determinan dan invers
Matriks kurikulum 2013 SMKN 1 Jakarta” ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bogor, 10 Mei 2020

Adib Fadhillah Suhara

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1

1.2 Sumber Data ...............................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................3

2.1 Pengertian Belajar ......................................................................................3

2.2 Hakikat Matematika ...................................................................................4

2.3 Cooperative Learning.................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................7

3.1 Analisis Video Pembelajaran .....................................................................7

KESIMPULAN .....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang apa yang


sesungguhnya terjadi di dalam kelas adalah dengan observasi kelas, misalnya
dengan video. Dimulai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stigler et al.
(Stigler et al., 1999), beberapa penelitian baik yang intern dalam suatu
negara kelas ataupun yang lintas negara, misalnya TIMSS Video Sains,
melakukan penelitian dengan menggunakan video untuk mengetahui apa yang
sesungguhnya terjadi di dalam kelas. Penelitian tentang kegiatan
pembelajaran di kelas memang menyita banyak waktu, biaya, tenaga dan
selain itu juga rumit dalam penganalisaanya. Sebagai gambaran untuk
analisis video diperlukan seperangkat video kamera, kemudian rekaman
tersebut perlu ditransfer, ditranskrip, dan selanjutnya dikoding. Selain itu
proses belajar mengajar merupakan proses yang sangat kompleks dan
berlangsung dalam tempo yang cepat sehingga relatif sulit dalam analisisnya.
Secara umum ada dua strategi utama untuk mengamati proses belajar
mengajar di dalam kelas, yaitu dengan cara pengamatan langsung dan
pengamatan dengan bantuan audio maupun video kamera. Pengamatan
langsung memungkinkan pengamat untuk bisa merasakan atmosfer
pembelajaran di dalam kelas, sehingga pengamat bisa menghayati benar apa
yang terjadi. Suasana seperti ini tidak akan terungkap apabila peneliti
menggunakan angket, atau bahkan dengan mengamati rekaman video. Namun
demikian pengamatan langsung juga bisa menimbulkan permasalahan sebab
pengamat bisa terpengaruh oleh atmosfer di kelas sehingga yang mereka
cenderung menafsirkan apa yang dilihat dan bukan mengamati apa yang
sesungguhnya terjadi (Good & Brophy, 1978). Karena pengamatan
langsung memungkinkan untuk “diputar ulang”, maka kualitas pengamat akan
sangat menentukan validitas data yang diperoleh.
Menurut tim SBM (2009:14) bahwa: “Kegiatan pembelajaran itu perlu:
berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreatifitas peserta didik,
menciptakan kondisi menyenangkan, dan menantang, bermuatan nilai,
mencapai hal-hal tersebut maka pelaksanaan pembelajaran menerapkan

1
2

berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,


kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna
Rekaman video pembelajaran memungkinkan untuk dianalisis dari
berbagai aspek oleh pengamat yang tidak terbatas jumlahnya tanpa harus
mengganggu kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Dengan demikian
dapat diperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang bagaimana
kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, misalnya
pembelajaran dianalisis dari aspek Oleh karena itu satu kegiatan
pembelajaran dapat dikaji dari berbagai aspek.

1.2 Sumber Data

Video diperoleh dari youtube dengan link


https://www.youtube.com/watch?v=nOz1bUft_cQ&t=66s yang diupload oleh
SMKN 1 Jakarta pada tanggal 28 November 2013 dengan judul “Video
Pembelajaran Kurikulum 2013 SMKN 1 Jakarta Bu Aminah Guru Matematika“
dan durasi waktu 16:14 menit.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Belajar

“Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto,
2003). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses yang terjadi pada semua orang untuk memperoleh suatu perubahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan serta perubahan aspekaspek pada individu yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor yang berlangsung secara terus menerus.

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Sudjana (1996) yang mendefinisikan


belajar sebagai suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang,
perubahan sebagai hasil proses belajar yang dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk. Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan suatu unsur yang
fudamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal tersebut
menyebabkan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh
proses belajar di sekolah maupun lingkungan sekitar.

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif)
dan ketrampilan (prikomotor) maupun yan menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar
kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut
terjadi sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya, tidak karena
pertumbuhan fisiknya atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau
pengaruh obat-obatan. Kecuali itu, perubahan tersebut haruslah bersifat relatif
permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat menurut Eveline dan
Hartini (2010:5).

3
4

2.2 Hakikat Matematika

Definisi atau ungkapan mengenai pengertian matematika yang dikemukakan


oleh para pakar matematika sangat beragam. Secara etimologi istilah matematika
berasal dari kata Yunani “mathein” atau “manthenein”, yang artinya
“mempelajari”. Menurut Nasution dalam Sri Subarinah, kata matematika erat
hubungannya dengan bahasa Sansekerta, Medha atau Widya yang artinya
kepandaian, ketahuan, atau intelegensia Sedangkan secara terminologi ada
beberapa definisi matematika, diantaranya:

a. Menurut Herman Hudojo matematika merupakan suatu ilmu yang


berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur abstrak
dan hubungan-hubungan diantara hal itu.
b. James menyatakan matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dalam jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
c. Menurut Kline, matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya
adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan
cara bernalar induktif.

Berdasarkan karakteristiknya, matematika memiliki objek kajian


abstrak.Menurut Gagne ada dua objek yang dapat diperoleh siswa yaitu objek
langsung dan objek tak langsung.Objek langsung meliputi fakta, konsep,
operasi (skill), dan prinsip.Sedangkan objek tak langsung dalam pelajaran
matematika dapat berupa kemampuan menyelidikan dan memecahkan
masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, serta tahu
bagaimana seharusnya belajar.6Pembagian objek langsung matematika oleh
Gagne menjadi fakta, konsep, prinsip, dan operasi (skill) dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran matematika di kelas.

Matematika yang merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarki,


abstrak, bahasa simbul yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah sistem
matematika.Sistem matematika berisikan model-model yang dapat digunakan
5

untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata dalam kehidupan. Manfaat lain


yang menonjol adalah dapat membentuk pola pikir matematika yang
sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan.

2.3 Model Pembelajaran (Cooperative Learning)

Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model


pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem
pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau
belajar kelompok yang terstruktur, dimana memuat lima unsur pokok (Johnson &
Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual,
interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan faham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan yang
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika
salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Wina (2008:242), pembelajaran kooperatif merupakan model


pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu
antara 4-5 orang dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras
atau suku yang berbeda (heterogen). Johnson (dalam Etin Solihatin, 2005:4)
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar
mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama (saling membantu)
dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih dengan latar belakang akademik, jenis kelamin, ras atau suku
yang berbeda (heterogen).

Tujuan pembelajaran koperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang


menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada
6

kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah


menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi
oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).

Tahapan dalam menerapkan model kooperatif di kelas :

Fase-Fase Tingkah Laku Guru


Guru menyampaikan tujuan
Menyampaikan tujuan dan memotivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada
siswa pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
Guru menyajikan kepada siswa dengan
Menyajikan informasi jalan demontsrasi atau lewat bahan
bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa
Mengorganisasikan siswa ke dalam begaimana cara membentuk kelompok
kelompok-kelompok belajar belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efesien
Guru membimbing kelompok-
Membimbing kelompok bekerja dan
kelompok belajar pada saat mereka
belajar
mengerjakan tugas mereka
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau
Evaluasi
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai, baik upaya maupun hasil
Memberikan penghargaan
belajar individu dan kelompok
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Video Pembelajaran

Fase 1: Materi yang dibahas pada saat kegiatan pembelajaran adalah


Materi Determinan dan Invers Matriks. Pada kegiatan pembelejaran ini, guru
memulai aktifitas dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak
siswa untuk mempersiapkan diri sebelum pemebelajaran dimulai. Guru
melakukan absen terlebih dahulu dan melakukan pengecekan terhadap pakaian
siswa apakah sudah rapih atau belum, memberi stimulus berupa apersepsi dan
ransangan untuk menimbulakn minat belajar siswa, sebagaimana apabila siswa
sudah niat melakukan pembelajaran maka guru dengan mudahnya melakukan
pembelajaran tersebut.

Fase 2: Kemudian siswa diajak untuk mengingat kembali mengenai materi


pada minggu sebelumnya. Setelah itu, guru pun memperkenalkan materi yang
akan diajarkan pada hari ini berupa Determinan dan invers matriks. Pada saat guru
menjelaskan materi tersebut siswa menyimak dan mencatat materi yang sedang
dijelaskan oleh guru.

Fase 3: Selanjutnya guru membagi siswa kedalam 10 kelompok kecil


dimana satu kelompok beranggotakan 3- 4 orang. Kemduian guru mengajarkan
kepada murid bagaimana cara membentuk kelompok belajar secara transisi dan
efisien. Guru memberikan siswa tugas secara kelompok.

Fase 4: Dalam tahap ini, siswa dituntun untuk bekerja secara kelompok
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, kemudian guru melakukan
bimbingan kepada setiap kelompok agar kegiatan kelompok belajar berjalan
dengan semstinya

Fase 5: Selanjutnya dalam tahap evaluasi, guru melakukan pembahasan


pada tugas yang sudah diberikan, kemudian guru mempersilahkan siswa untuk
mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Dalam tahap
ini guru bertindak sebagai fasilitator dan moderator dimana guru tidak

7
8

menyatakan mana yang benar dan mana yang salah, guru hanya memfasilitasi
siswa, sehingga terjadi komunikasi antar siswa dan siswa akan mendapatkan
informasi tetang kebenaran jawabannya dari siswa lain.

Fase 6: pada tahap terakhir guru memberikan kesempatan suswa untuk


bertanya terhadap materi yang telah dijelaskan, kemudian guru memberikan
tambahan tugas untuk dikerjakan dirumah dan dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya dan setelah itu siswa merapikah tampat duduknya dan persiapan
berdoa untuk pulang.

Dari tahapan video tersebut bawha guru dalam melakukan pembelajarannnya


menggunakan model pembelajaran cooperative learning dengan metode STAD.
9

FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : XI

Topik/ Sub Topik : Determinan dan Invers Matriks

Aspek yang Diamati Ya Tidak Argumentasi

Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan


1 X
menyapa dan memberi salam

Mengaitkan materi dengan materi pembelajaran X


2
sebelumnya

Mengajukan pertanyaan menantang untuk X


3
memotivasi

Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan X


4
materi pembelajaran

5 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran X

Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan

Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai


1 peserta didik X

Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,


2 individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi. X


10

Kegiatan Inti

Penguasaan materi pembelajaran

Kemampuan menyesuaikan materi dengan


1 tujuan X

pembelajaran.

Aspek yang Diamati Ya Tidak Argumentasi

Kemampuan mengkaitkan materi dengan


2 pengetahuan lain yang relevan, perkembangan
Iptek , dan kehidupan nyata. X

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran


dengan tepat. X

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah


ke sulit, dari konkrit ke abstrak) X

Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan


kompetensi yang akan dicapai X

X
2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
X

X
3 Menguasai kelas

Melaksanakan pembelajaran yang


4 menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
X
dalam mengajukan pertanyaan

5 Melaksanakan pembelajaran yang


menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik X
dalam mengemukakan pendapat

Melaksanakan pembelajaran yang


6 mengembangkan ketrampilan peserta didik
X
sesuai dengan materi ajar
11

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat X


7
kontekstual

Melaksanakan pembelajaran yang


8 memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan
X
sikap positif (nurturant effect)

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan


9
alokasi waktu yang direncanakan X

Penerapan Pendekatan Saintifik

Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi


1
peserta didik untuk mengamati X

X
Memancing peserta didik untuk bertanyaapa,
2
mengapa dan bagaimana

menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi


3
peserta didik untuk mengumpulkan informasi X

Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi


4 peserta didik untuk mengasosiasikan data dan
informasi yang dikumpulkan X

Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi


peserta didik untuk mengkomunikasikan
5
pengetahuan dan ketrampilan yang
diperolehnya X

Pemanfaatan sumber belajar/media dalam


pembelajaran

Menunjukkan keterampilan dalam


1
penggunaan sumber belajar yang bervariasi X

Menunjukkan keterampilan dalam


2
penggunaan media pembelajaran X
12

Aspek yang Diamati Ya Tidak Argumentasi

X
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
3
sumber belajar pembelajaran

Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran

X
1 Melaksanakan Penilaian Sikap

X
2 Melaksanakan Penilaian Pengetahuan

X
3 Melaksanakan Penilaian Ketrampilan

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran

Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik


1 melalui interaksi guru, peserta didik, sumber
X
belajar

2 Merespon positif partisipasi peserta didik X

Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam


pembelajaran

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan X


1
lancar

Kegiatan Penutup

Penutup pembelajaran

X
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
1
untuk merangkum materi pelajaran

Menfasilitasi dan membimbing peserta didik X


2
untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
13

Aspek yang Diamati Ya Tidak Argumentasi

X
3 Memberikan tes lisan atau tulisan

Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan X


4
portofolio

Melaksanakan tindak lanjut dengan X


5 memberikan arahan kegiatan berikutnya dan
tugas pengayaan
KESIMPULAN

Secara umum hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan


bahwa “efisiensi” kegiatan pembelajaran perlu mendapatkan perhatian,
sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lain.
Video pembelajaran yang diambil dari kegiatan pembelajaran selain
memberikan informasi tentang bagaimana proses pembelajaran
berlangsung di sekolah juga memberikan ide-ide untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
Dalam video tentang model pembelajaran cooperative learning yang guru
tersebut berikan sangatlah efektif terlihat murid-murid pun antusias dan mudah
memahami apa yang guru tersebut sampaikan. Dan penyampaian materi sudah
cukup jelas, guru tersebut dapat menguasi materi yang akan diajarkan

14
DAFTAR PUSTAKA

Ariyadi Wijaya. (2012). Pendidikan Matematika Realistik (suatu alternatif


pendekatan pembelajaran matematika).Yogyakarta:Graha Ilmu

Puji Iryanti. Bagaimana menganalisa video pembelajaran. Yogyakarta.PPPTK

https://kampuscokelat.wordpress.com/2012/01/07/stad-jigsaw/ ( cooperative learning)

15

Anda mungkin juga menyukai