ABSTRACT
Indonesia is once country with an open economy, trade is one way to get the source of income for the
country. therefore, Indonesian trying to be a exporters some excellent products, especially in the area of
rubber plantations. This study aims to look and identify the impact of the adoption quota production of
natural rubber to Indonesia and other major rubber producing countries in the ASEAN region, in this
study using a rubber commodity time series data to be analyzed quantitatively through descriptive models
and quantitative models. Deskritptif model used is multiple linear regression model. the results of this study
demand for natural rubber imports from ASEAN countries China is influenced by several variables that
the price of natural rubber, synthetic rubber prices , income per capita , exchange rates , and dummy
variables. Judging from the competitiveness of Indonesia's natural rubber can not compete in terms of price
with natural rubber Thai state, due to Indonesia's natural rubber are substitutes for natural rubber
Thailand, while for Malaysia, Indonesia's natural rubber relationship is complementary.
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
126 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Permintaan terhadap karet alam dari negara China merupakan pengkosumsi karet
negara-negara maju terus mengalami alam yang terbesar di dunia (26.5 persen)
peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan laju pertumbuhan konsumsi karet
dengan meningkatnya kebutuhan akan karet sebesar 5.72 persen (Lihat Tabel 1).
alam sebagai bahan baku industri. Berbanding terbalik dengan negara Amerika
Permintaan lebih cenderung dilakukan oleh dan Jepang yang mengalami penurunan laju
negara-negara maju yang telah memiliki konsumsi sebesar -1.19 persen dan -3.67
teknologi di bidang industri yang telah maju. persen. Penurunan laju konsumsi kedua
Pada saat ini terdapat empat negara yang negara maju tersebut disebabkan karena pada
merupakan negara pengimpor karet terbesar tahun 2008 negara-negara didunia mengalami
pada tahun 2012 menurut Internasional Trade krisis ekonomi, dimana efek dari krisis ini
Center (ITC) permintaan terhadap karet alam secara langsung mengakibatkan pereko-
di dunia pada tahun 2012 (Lihat Gambar 1) nomian negara-negara maju mengalami
sebesar 8,238,487 ton yang didominasi oleh penurunan. Hal tersebut menimbulkan
China (RRC) sebesar 2,176,969 ton, Amerika dampak terhadap impor karet alam negara-
Serikat (USA) sebesar 968,890 ton, Malaysia negara tersebut dari negara-negara peng-
sebesar 871,788 dan Jepang sebesar 709,994 impor (Lihat Tabel 1).
ton (ITC,2013). Berbeda dengan China, tingginya
China merupakan konsumen terbesar permintaan karet alam China disebabkan
untuk komoditi karet alam di dunia, setelah karena pertumbuhan sektor industri negara
China berhasil menetapkan kebijakan untuk tersebut yang cukup tinggi (10 Persen per
melakukan perdagangan bebas dengan tahun) yang dipicu karena adanya
negara-negara di sekitarnya. Hal tersebut pertumbuhan yang cukup pesat di sektor
didukung dengan memburuknya pereko- industri negara tersebut. Pertumbuhan
nomian Amerika Serikat beberapa tahun industri China yang pesat tersebut terutama
belakangan ini menyebabkan China menjadi dibidang otomotif dan perkapalannya
negara yang menarik bagi negara-negara membuat negara ini membutuhkan karet
produsen karet alam di sekitarnya sebagai alam dalam jumlah yang besar sebagai bahan
tujuan perdagangan pemasaran karetnya. baku, sehingga dapat dilihat hasilnya pada
Walaupun permintaan terhadap karet saat ini China merupakan negara konsumen
alam oleh pasar dunia relatif fluktuatif namun karet alam terbesar didunia. Secara tidak
dari Gambar 1 dilihat permintaan tersebut langsung kondisi yang terjadi pada saat ini
cenderung tumbuh dan meningkat. Semakin menandai adanya pergeseran peta konsumsi
meningkatnya permintaan secara tidak dari kawasan Amerika-Eropa ke kawasan
langsung akan mempengaruhi harga dari Asia.
karet alam tersebut. Tahun 2012 dapat dilihat
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 127
Tabel 1. Laju Pertumbuhan Permintaan Karet Alam Negara-Negara Importir Tahun 2007-2012.
Republic
Tahun World China United Stated Japan Malaysia
of Korea
2007 7,937,014 1,648,109 1,028,658 855,794 634,944 393,752
2008 7,534,272 1,681,485 1,052,315 857,688 522,474 373,579
2009 6,500,864 1,710,678 704,831 605,429 739,412 346,337
2010 7,832,892 1,861,367 944,969 758,097 678,882 402,140
2011 8,438,885 2,100,916 1,048,854 795,430 667,812 415,234
2012 8,202,480 2,176,969 968,890 709,994 871,788 410,333
laju pertumbuhan
0.66 5.72 (1.19) (3.67) 6.55 0.83
karet alam
Sumber: Intrance. 2013 (diolah)
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
128 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Tabel 2. Ekspor Karet Alam Negara-Negara Penghasil Karet Alam Tahun 2012.
Eksporter Kuantitas (ton) Ranking Value ($) Ranking
Thailand 2,998,897 1 8,745,795 1
Indonesia 2,445,667 2 7,864,528 2
Malaysia 771,214 3 2,545,628 3
Viet Nam 644,307 4 1,953,165 4
Côte d'Ivoire 275,252 5 927,145 5
Germany 118,597 6 398,861 6
Singapore 90,639 8 315,207 7
Guatemala 103,136 7 294,191 8
Liberia 80,373 9 263,843 9
Belgium 69,514 10 227,563 10
Nigeria 62,135 11 206,559 11
India 16,415 13 84,182 12
Philippines 53,174 12 61,626 13
Sumber : ITC. 2013
Awal mula diterapkanya sistem kuota menderita akibat terus menurunnya harga
berawal dari turunnya harga karet alam yang karet di pasaran dunia adalah para petani, dan
dimulai sejak terjadinya krisis moneter pada apabila permasalahan ini tidak diatasi,
bulan Juli 1997, dimana pada saat itu nilai dikuatirkan para petani tidak tertarik lagi
mata uang negara-negara produsen karet untuk berusaha di bidang karet.
alam (seperti Thailand, Malaysia dan Dalam usaha menghindari terjadinya
Indonesia) telah terdepresiasi dengan nilai peristiwa serupa, negara-negara yang terdiri
mata uang US dollar. Pada mulanya, dari negara-negara produsen mendirikan
masyarakat perkaretan Indonesia mendapat perusahaan patungan karet alam bernama
keuntungan akibat terpuruknya nilai rupiah “International Rubber Consortium Limited
terhadap US dollar sampai 10 kali lipat (300- (IRCo) yang berfungsi sebagai pemberi
400%) dibandingkan dengan depresiasi informasi dan rekomendasi kepada masing-
negara-negara produsen karet utama lainnya, masing negara produsen untuk menetapkan
yaitu Thailand dan Malaysia (30-40%). Saat berapa besar kuota karet alam yang dapat
itu, pembeli luar negeri memalingkan diproduksi oleh masing-masing negara
perhatiannya kepada Indonesia yang masih produsen untuk menjaga agar permintaan
bisa menjual karet alam dengan harga lebih karet alam dan produksinya seimbang. Oleh
murah karena perbedaan tingkat keter- karena itu, munculah pertanyaan apakah
purukan nilai mata uang tersebut. konsep penerapan sistem kuota tersebut
Namun, pada semester kedua tahun efektif dalam menjaga agar harga karet alam
1998, ketika harga beras melonjak tiga kali tetap stabil dipasaran internasional dalam
lipat yang disebabkan karena terjadinya jangka menengah dan panjang dan seberapa
kegagalan panen sebagai dampak dari besar daya saing komoditi karet alam
kekeringan El Nino, petani karet menyadap Indonesia apabila dibandingkan dengan
lebih banyak (pagi, siang, malam), untuk negara-negara produsen karet alam.
memenuhi kebutuhan hidup mereka,
sehingga produksi dan ekspor karet alam dari TUJUAN PENELITIAN
Indonesia meningkat tajam. Peningkatan
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
ekspor/supply tersebut, ternyata jauh
melihat dan mengidentifikasi dampak dari
melebihi kapasitas penyerapan konsumsi
penerapan sistem kuota perdagangan karet
karet alam dunia. Akibatnya, harga karet alam
alam terhadap Indonesia dan negara-negara
semakin terpuruk. Pihak yang paling
produsen karet lainnya dengan tujuan pasar
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 129
karet alam China serta mengetahui daya saing Sehingga nantinya dapat diketahui faktor-
karet alam Indonesia dibandingkan negara- faktor apa yang mempengaruhi permintaan
negara produsen karet alam lainnya di pasar karet alam negara China. Analisis akan
karet alam China. mengunakan dua model yakni regresi
berganda dengan model Almost Ideal Demands
KERANGKA PEMIKIRAN OPERASIONAL System (AIDS). Model regresi digunakan
untuk memberikan gambaran mengenai pola
Penggunaan karet terus mengalami
konsumsi karet alam negara China dan
peningkatan yang cukup signifikan dalam
bagaimana perkembangannya, proporsi
beberapa tahun belakangan ini, khususnya
impor karet alam negara China. Kemudian
penggunaan karet yang berasal dari karet
dilanjutkan dengan melakukan pengolahan
alam. Hal tersebut seharusnya mengun-
data dengan menggunakan metode analisis
tungkan negara-negara produsen karet alam,
Almost Ideal Demands System (AIDS) guna
terutama Indonesia. Tujuan yang ingin
mengetahui elastisitas daya saing dari
dicapai dengan melakukan penelitian ini
masing-masing negara produsen karet alamdi
antara lain menganalisis pola konsumsi karet
pasar negara China tersebut.
alam negara China terhadap karet alam.
Melakukan Analisis dampak penerapan kuota Melakukan Analisis elastisitas permintaan karet
impor terhadap permintaan karet alam alam dari masing-masing negara untuk melihat
Indonesia oleh negara China dengan daya saing dengan menggunakan metode
menggunakan Metode Regresi Berganda. Almost Ideal Demands System (AIDS).
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
130 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 131
dua maka tidak terjadi masalah korelasi. Metode analisis kedua yang digunakan
Apabila pengujian terhadap asumsi MKT untuk menjawab pertanyaan dari perumusan
terpenuhi, selanjutnya dilakukan pengujian masalah yang diajukan adalah metode
terhadap statistika. Pengujian secara statistika analisis ekonometri dengan menggunakan
dibedakan menjadi dua antara lain : sistem persamaan permintaan. Salah satu
a) Pengujian terhadap keseluruh parameter model permintaan yang memenuhi kondisi
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk kontinyu dan tidak menurun dalam harga
mengetahui apakah model telah layak dan utilitas dan konkaf dan homogen
untuk menduga parameter dan fungsi berderajat satu terhadap harga (Silberbeg,
produksi. 1990) adalah model AIDS yang
Hipotesis : dikembangkan oleh Deaton dan Muellbauer
H0 = koefisien sama dengan 0 (1980) (Mutondo and Shida. 2007, Taljaard.
H1 = paling tidak ada satu koefisien ≠ 0, 2003, Griffith et al. 2001). Model matimatika
dengan i =1,2,3,4 yang digunakan adalah aproksimasi linier
Uji statistik yang digunakan adalah uji F : dari model AIDS (LA/AIDS, Linier
Apabila Ho ditolak berarti secara bersama- Aproximation/Almost Ideal Demand System)
sama variabel dugaan yang dimasukan ke dengan menggunakan software STATA versi
dalam model berpengaruh nyata terhadap 12,0. Adapun spesifikasi model yang
hasil produksi. Pengujian terhadap digunakan dalam penelitian adalah sebagai
keseluruhan parameter juga dapat berikut :
dilakukan dengan melihat nilai probability
(p-value) pada output komputer hasil dari Negara Thailand :
metode kuadrat terkecil. Apabila p-value S =α + β Ln +
∗
kurang dari taraf nyata (α) yang
γ LnP +γ LnP +
digunakan maka variabel dugaan yang
dimasukan ke dalam model berpengaruh γ LnP +λ LnPS +
nyata terhadap hasil produksi.Model σ LnGDPC + ϕ LnEXR +
terbaik secara statistik adalah model yang £ Ln Dummy
mempunyai p-value kurang dari taraf
nyata (α) dan nilai koefisien determinasi Negara Indonesia :
(R2) yang tinggi. Semakin tinggi nilai dari
S =
R2, maka model yang digunakan semakin
baik dalam menduga variabel dan fungsi α + β Ln ∗ +γ LnP +
produksi. γ LnP +γ LnP +
b) Pengujian untuk masing-masing parameter λ LnPS + σ LnGDPC + ϕ LnEXR +
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
£ Ln Dummy
mengetahui apakah koefisien regresi dari
masing-masing variabel bebas yang
Negara Malaysia :
dipakai secara terpisah berpengaruh nyata
terhadap variabel tidak bebas. Karena itu, S =
dapat diketahui variabel bebas mana yang α + β Ln ∗ +
berpengaruh nyata terhadap variabel tidak γ LnP +γ LnP +
bebas.
γ LnP +λ LnPS +
Hipotesis :
Ho = bi = 0 σ LnGDPC + ϕ LnEXR +
Hi = bi > 0 £ Ln Dummy
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
132 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Dimana :
S = Pembagian pasar (share in market) ( ῶ
dari negara-negara yang mempro- Elastisitas harga silang : ɛ = ; ≠
ῶ
duksi karet alam (i = Indonesia,
Malaysia dan Thailand) dalam seka- Elastisitas harga pengeluaran : ɳ = +1
ῶ
li waktu (t=2000,2001,2002…..2011).
P = Harga dari Karet Alam (USD/t) Koefisien regresi pada model AIDS
PS = Harga dari Barang Substitusi (karet diduga dengan metode Seemingly Unrelated
sintetik)(USD/t) Regression (SUR). Sementara itu, untuk
MWD = Total pengeluaran China atas karet menduga koefisien regresi pada model
alam dari ASEAN (USD/t) permintaan impor lada putih digunakan
P* = Translog index harga dari waktu ke metode OLS (Ordinary Least Square). Uji-F dan
waktu. uji-t dilakukan guna melihat kesesuaian
GDPC = Gross Domestic Bruto negara China model. Berdasarkan output pengolahan model
EXR = Nilai tukar mata uang China AIDS, ditentukan nilai elastisitas-elastisitas
terhadap Dolar untuk Indonesia dan Vietnam, yaitu: (1)
D = Dummy ( 0 = sebelum ACFTA, 1 = elastisitas harga sendiri, (2) elastisitas harga
Sesudah ACFTA ) silang, dan (3) elastisitas pengeluaran dunia
atas impor lada putih atau dengan kata lain
Translog Indeks diukur dengan meng- elastisitas nilai impor lada putih dunia.
gunakan indeks stone : Elastisitas harga sendiri dihitung dengan
persamaan (16), elastisitas harga silang
Ln p* = ∑ ln dengan persamaan (17), dan elastisitas nilai
impor lada putih dunia dengan persamaan
Pangsa pasar merupakan indikator yang (18). Tabel 3 menunjukan ukuran-ukuran
menunjukan daya saing masing-masing elastisitas berdasarkan Model AIDS.
kelompok yang dianalisis dalam model AIDS.
Model Umum AIDS yang dibangun dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini diadopsi dari model yang
digunakan oleh Rifin (2010) dan Kriss (2013) HASIL PENGOLAHAN DENGAN
yang kemudian mengalami sedikit modifikasi ANALISIS REGRESI BERGANDA
sesuai dengan keperluan. Dalam usaha Analisis regresi dilakukan untuk
menjamin asumsi maksimisasi kepuasan agar menganalisis faktor-faktor yang telah diduga
terpenuhi, maka terdapat tiga restriksi yang mempengaruhi permintaan karet alam negara
harus dimasukkan kedalam model, yaitu China. Metode yang digunakan adalah
restriksi penjumlahan (adding up), restriksi metode Ordinary Least Square (OLS).
homogenitas dan simetri, namun dalam Persamaan menggunakan variabel harga
penelitian ini tidak digunakan karena karet alam dan harga karet sintetik, dimana
permintaan yang dianalisis adalah per- harganya diperoleh dari hasil pembagian
mintaan impor suatu negara atau beberapa antara ekspor karet alam seluruh negara
negara (dikatakan dunia). Elastisitas per- kawasan Asean dengan nilai valuenya. Harga
mintaan dari model AIDS dihitungan dengan karet sintetik digunakan adalah harga karet
menggunakan formula Chalfant (Jung dan sintetik dunia yang diperoleh dari pembagian
Ko. 2000) : perdagangan karet sintetik negara China dari
dunia dibagi nilai valuenya.
( ῶ
Elastisitas harga sendiri : ɛ = −1
ῶ
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 133
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
134 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Analisis regresi merupakan pengolahan kurang dari 10 (Lihat Tabel 4), hal ini
suatu data untuk mengukur kekuatan menunjukan model ini layak untuk dilakukan
hubungan antara variable respon dengan pengujian lanjutan.
variable prediktor, dapat juga digunakan Metode uji berikutnya adalah melihat
untuk mengetahui pengaruh suatu atau dari nilai Durbin-Watson(DW)nya, nilai DW
beberapa variable prediktor terhadap variabel yang mendekati angka dua tersebut yakni 2.09
respons (Irawan dan Astuti,2006). Model (Lihat Tabel 4) menunjukan bahwa tidak
regresi memiliki variabel respon (y) dan terdapat autokorelasi di dalam model
variabel (x). variabel respons adalah variabel tersebut. Dengan tidak terdapatnya per-
yang dipengaruhi suatu variabel predictor. masalahan yang dapat mengganggu kese-
Variabel respon sering dikenal variabel suaian model. Maka dapat dikatakan bahwa
dependen karena peneliti tidak bisa bebas model yang diajukan cukup baik untuk dapat
mengendalikannya, yang selanjutnya variabel digunakan untuk analisa selanjutnya, dimana
prediktor digunakan untuk memprediksi nilai pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah
variabel respon dan sering disebut variabel pengujian statistik dari model persamaan
independen karena peneliti bebas yang dilakukan.
mengendalikannya. Nugroho (2005) mengatakan bahwa nilai
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa koefisien determinasi yang baik jika diatas 0,5
faktor yang digunakan sebagai bahan persen (50 persen) karena nilai determinan
penelitian yakni, Import dari China, harga berkisar antara 0 hingga 1. Hasil pengujian
karet alam, harga karet sintetis dunia, statistik terhadap persamaan ini menunjukan
pendapatan domestic bruto (PDB) China, nilai koefisien R adjusted sebesar 96,3 persen
Kurs Mata Uang China dan Dummy (Lihat Tabel 5), artinya 96,3 persen
pengaruh dari penerapan ASEAN-China Free permintaan karet alam dari negara China
Trade Area (ACFTA). Sebelum dilakukan terhadap kawasan ASEAN dapat dijelaskan
analisa yang lebih lanjut, terlebih dahulu oleh variabel-variabel yang diajukan dalam
model persamaan dilakukan pengujian penelitian ini sedangkan sisanya sebesar 3,7
Ordinary least Square (OLS) kuadrat terkecil persen disebabkan karena variabel lain, antara
untuk melihat apakah variabel ini layak untuk lain jenis karet yang diperdagangkan, biaya
di analisis lebih lanjut, disebabkan karena transportasi, pajak yang diberikan terhadap
linear berganda sering terjadinya kolinearitas komoditi tersebut yang tidak dapat diperoleh
ganda (multikolinearitas). Maka pengujian datanya oleh peneliti sehingga tidak dapat
terhadap model perlu dilakukan. terekam dalam model yang telah diberikan.
Berikut ini akan dilakukan pengujian Apabila dilihat dari Uji F dari persamaan
multikolinearitas terhadap model. Menurut tersebut menunjukan pengaruh yang cukup
Nugroho (2005) mendeteksi multikolinearitas nyata dengan nilai F sebesar 75.464 dengan
dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF nilai p-value sebesar 0.001 menunjukan
(variance inflaction faktors)nya, nilai VIF yang bahwa secara simultan (bersama-sama)
lebih dari 10 menunjukan data terjadi faktor-faktor yang diajukan berpengaruh
multikolinearitas. Pada awalnya data nyata terhadap permintaan karet alam oleh
mengalami multikolienaritas namun setelah negara China dari kawasan ASEAN (Lihat
diolah dengan menggunakan metode Regresi Tabel 5).
Komponen Utama (RKU) diperoleh hasil VIF
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 135
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi untuk Permintaan Karet China dari ASEAN.
Keterangan Koefisien T-Hitung P-value
Harga Karet Alam -0.02546 -0.587897 0.86
Harga Karet Sintetik 0.38557 13.379253 0.08**
GDP China 0.25184 13.056351 0.00*
Nilai Tukar Yuan/US$ 0.68810 12.502337 0.00*
Dummy 0.53339 4.265133 0.00*
Konstanta 19.64 11.069352 0.00*
R-Sq 0.982
R-Sq(adj) 0.963
F-hitung 75.464 0.001
Keterangan = *) berpengaruh pada taraf nyata 0.05
*) berpengaruh pada taraf nyata 0.10
*) berpengaruh pada taraf nyata 0.20
Analisis regresi yang telah dilakukan memenuhi persyaratan yakni diatas taraf
menunjukan pengaruh dari masing-masing nyata yang ditetapkan.
faktor-faktor produksi terhadap permintaan Persamaan regresi dari permintaan karet
impor karet alam negara China. Pengaruhnya alam negara China menunjukan bahwa
selain dapat dilihat dari koefisien yang telah harga karet alam tidak berpengaruh nyata
dijelaskan sebelumnya dapat juga dilihat nilai terhadap permintaan karet alam China, hal
p-valuenya. Pengaruh dari masing-masing ini ditunjukan dengan nilai p-value yang
faktor dapat diuraikan sebagai berikut : lebih besar dari taraf nyatanya. Apabila
a) Faktor Harga Karet Alam (PRN). dilihat dari hubungan antara faktor harga
Koefisien yang dihasilkan dari faktor PRN karet alam dengan permintaan karet
menunjukan bahwa apabila terjadi alamnya yang menunjukan nilai negatif,
peningkatan harga karet alam maka akan diketahui bahwa harga karet alam akan
menyebabkan permintaan karet alam di mengalami penurunan apabila terjadi
negara China turun sebesar 0.02546 persen, peningkatan permintaan terhadap karet
begitu juga sebaliknya dengan asumsi alam. Tapi efek penurunan harga karet
cateris paribus yakni faktor yang lain tetap, alam tersebut tidak dapat langsung secara
dan hasil uji statistik dengan meng- signifikan terjadi, disebabkan karena
gunakan nilai p-value dihasilkan angka pertumbuhan konsumsi karet alam China
sebesar 0.86 persen, dengan asumsi taraf yang tinggi, membuat China melakukan
nyata yang digunakan dalam penelitian ini perjanjian dagang dengan konsep contract
sebesar 0.05 persen menunjukan bahwa future dengan negara-negara produsen
faktor ini tidak berpengaruh nyata karet alam, dampak dari penerapan
terhadap permintaan karet alam negara perjanjian tersebut membuat harga karet
China dari negara-negara Asean, alam menjadi relatif stabil di pasar China.
disebabkan angka yang dihasilkan tidak Hal lain yang menyebabkan harga karet
alam tidak berpengaruh nyata di pasar
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
136 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 137
Tabel 6. Hasil Analisis Almost Ideal Demand System (AIDS) Indonesia terhadap Pasar China.
Indonesia
Prediktor
Koefisien z-hitung P-value
Konstanta -0.366 -1.58 0.115
Harga Dunia -0.075 -0.91 0.362
Harga Indonesia -0.017 -0.35 0.723
Harga Thailand 0.038 2.21 0.027*
Harga Malaysia 0.102 3.56 0.000*
Harga Other Asian Country -0.048 -1.27 0.204
Harga karet sintetik -0.059 -1.56 0.118
Pendapatan Perkapita 0.139 4.88 0.000*
Kurs Indonesia -0.044 -2.26 0.024*
Model AIDS Indonesia R2=0.8421 P-Value 0.0000*
Harga Sendiri Harga Silang Pengeluaran
Indonesia -0.941 - 0.460
Thailand - 0.578 -
Malaysia - 0.840 -
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
138 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 139
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
140 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Hendratno, S. 1989. Analisis Pasar Karet Alam Lind, M dan Wathen. (2007). Teknik-teknik
TSR dan RSS Indonesia. Tesis. Magister Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi
Sains. Program Pascasarjana, Institut Menggunakan Kelompok Data Global.
Pertanian Bogor, Bogor. Salemba Empat. Jakarta
Hermaningsih, S. 2002. Penawaran dan Limbong, W.H. 1994. Keragaan Karet Alam
Permintaan Teh dan Teh Olahan di Indonesia Ditinjau Dari Jenis
Pasar Domestik. Magister Sains. Pengusahaan dan Wilayah Produksi.
Program Pascasarjana, Institut Disertasi Doktor. Program
Pertanian Bogor, Bogor Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
[IMF] International Monetery Fund.2007.
World Economic Financial Surveys: Lipsey, R G. 1987. Pengantar Mikroekonomi
Regional Economic Outlook Asia and terjemahan Economics 7th Edition. Jaka
Pacific. Oct 2007 Wisana dkk. Binarupa Aksara : Jakarta.
Irawan, N. dan Astuti S.P., (2006), “Mengolah Lolowang, TF. 1999. Analisis Penawaran dan
Data Statistik dengan Mudah Permintaan Kakao Indonesia di Pasar
Menggunakan Minitab 14”, Penerbit Domestik dan Internasional. Tesis
Andi, Yogyakarta. Magister Sains. Program Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
[ITC] Internasional Trade Center.2011. Trade
Rubber in World. [MRB] Malaysia Rubber Board.2013. Natural
http://www.intracen.org. Diakses Rubber Statistik 2013. Malaysian
tanggal 31 November 2011 Rubber Boards
[IRSG] International Rubber Study Group. Muslim, Ahmad. 1990. Indonesian Natural
2004. Rubber Statistical Bulletin, Rubber Supply and Demand Analysis
International Rubber Study Group, and Policy Implication. Ph.D
Wembley, London. Dissertation. Department of
Agricultural Economics, Mississippi
________. 2008. Rubber Statistical Bulletin, State University, Mississippi
International Rubber Study Group,
Wembley, London Novianti, Tanti dan Hendratno. 2008. Analisis
Penawara Karet Alam Indonesia ke
________. 2012. Rubber Statistical Bulletin, Negara China. Jurnal Manajemen
International Rubber Study Group, Agribisnis, vol 5. Vol 5 no 1. Maret 2008.
Wembley, London. Hal 40:51
Koutsoyiannis, A. 1975. Theory of Ng, CS.1986. Marketing of Malaysian Rubber
Microeconomics. Halsted Press Book, Trends and Strategies.Malaysian Rubber
Ontario. Research and Develovment Boards
________. 1977. Theory of Microeconomics : An (MRRDB). Monograph No. 12
Introductory Exposition of Econometric Nugroho,A. 2005. Strategi Jitu memilih
Methods.2nd Ed. The MacMillan Metode statistic Penelitian dengan
Publisher Ltd, London. SPSS, Andi Jogyakarta
Krugman, Paul, R, dan Obstfeld, Maurice, Rifin A. 2010. An analysis of Indonesia’s palm
2000. Ekonomi Internasional Teori dan oil position in the world market: a two-
Kebijaksanaan, Jakarta: Rajawali Press. stage demand approach. Oil Palm
Labys, W.C. 1973. Dinamic Commodity Industry Economic Journal; 10(1): 35-42.
Model : Specification, Estimation and Kuala Lumpur (Malaysia): Malaysian
Simulation. Mass D.C. Helth and Palm Oil Board Ministry of Plantation
Company, lexington. Industries and Commodities.
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142 141
Dampak Penerapan Kuota Impor… Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh
142 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 2, Desember 2013); halaman 125-142
Muhamad Ridho Syaffendi, Amzul Rifin dan Siti Jahroh Dampak Penerapan Kuota Impor…