Prodi : PSPA
Tasikmalaya
2020
1. Dasar Teori
Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topical pada kulit atau selaput lender. Salep tidak boleh berau tengik.
Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras
2. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras
3. Dasar salep, kecuali dinyatakan lain dasar salep digunakan vaselin putih.
4. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan
1.3. Penggolongan
1. Dasar Salep
Menurut FI. IV, dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi
dalam 4 kelompok yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap,
dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap
a. Dasar Salep Hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain
vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang
kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup.
b. Dasar Salep Serap
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi
air dalam minyak (paraffin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok
kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan
sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai
emolien.
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep
hidrofilik (krim). Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan
air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat
diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih
efektif menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep hidrokarbon.
Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan
d. Dasar Salep Larut Dalam Air
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari
konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya
seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan
tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep
2. Kerja Farmakologi
a. Salep Epidermik
menghasilkan efek lokal. Diharapkan tidak diserap dan hanya berlaku sebagai
radang) dan parasitida. Dasar salep yang sering dipakai adalah vaselin.
b. Salep Endodermik
kulit, diserap sebagian saja. Salep ini dapat berlaku sebagai emolien, stimulan
dan lokal iritan Dasar salep terbaik yang digunakan adalah minyak tumbuhan
c. Salep Diadermik
menimbulkan efek konstitusi (efek terapi yang diinginkan). Namun hal ini
senyawa raksa, iodida dan belladona. Dasar salep yang terbaik digunakan
adalah lanolin, adeps lanae dan oleum cacao (Art of Compounding, hal 339).
1. Zat yang dilarutkan dalam dasar salep dilarutkan bila perlu dengan pemanasan
rendah. Pada umumnya kelarutan obat yang ditambahkan dalam salep lebih
besar dalam minyak lemak daripada dalam vaselin misalnya kamfora, mentol,
mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin, zat-zat
sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan dasar salep yang lain.
2. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu
setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang lain. Contoh zat yang melarut
dalam air adalah kalium iodide, tanin, natrium penisilin. Dasar salep yang
menyerap air adalah adeps lanae, unguentum simplex, dan dasar salep
hidrofilik. Dasar salep yang sudah mengandung air adalah lanolin (25% air),
3. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak
dengan derajat ayakan 100. Contohnya : ZnO dan Acidum boricum. Zat yang
telah diserbuk dicampur dengan dasar salep (sama banyak), bila perlu dasar
salep dilelehkan dahulu (dalam mortir dan stamper panas), setelah itu
mencegah pengkristalan pada waktu pendinginan seperti Cera flava, Cera alba,
Cetylalcoholum dan Parafinumsolidum tidak tersisa dari dasar salep yang cair
4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus
maka masa salep yang meleleh perlu dikolir (disaring dengan kain kasa). Masa
kolatur ditampung dalam mortar panas dan diaduk sampai dingin. Pada
dilebihkan 10-20%. (Van Duin, hal 115-122, Ilmu Meracik Obat, hal 55).
2. Formulasi
Adeps Lanae 1g
Catatan.
a. Daluwarsa
Tetrasiklina.
2.3. Monografi
1. Tetracyclini hydrochloridum
Kelarutan: Larut dalam air, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan
karbonat, sukar larut dalam ethanol (95%), praktis tidak larut dalam eter
pH: 1,8-2,8
yang kuat dalam udara lembab menjadi gelap. Adanya asam sitrat dapat
larutan dalam air tetrasiklin menjadi keruh karena mengalami hidrolisis dan
tetrasiklin mengendap
Penyimpanan : dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap, tidak tembus
2. Adeps Lanae
Sinonim: Lemak bulu domba, adeps lanae anhydircus, gemuk domba, minyak
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air kurang lebih 2x
beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas,
O.T.T: -
3. Vaselinum album
Pemerian: Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat
Kelarutan: Tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzena, dalam karbon
disulfide, dalam kloroform, larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar
minyak lemak dan minyak atsiri, sukar larut dalam etanol dingin dan etanol
= 5 g – (0,15 g + 0,5
g)
= 5 g – 0,65 g
= 4,35 gram
2. Setarakan timbangan
homogeny
2.6. Etiket
Anief, M., 1996, Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktek, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Duin , C F Van . 1954, Ilmu resep dalam praktek dan teori. Soeroengan ;
Jakarta