Anda di halaman 1dari 8

A.

Konsep Dasar Humaniora

1. Pengertian Humaniora

Istilah humaniora berasal dari program pendidikan yang dikembangkan Cicero,


yang disebutnya humanitas sebagai faktor penting pendidikan untuk menjadi orator
yang ideal.
Penggunaan istilah humanitas oleh Cicero mengarah pada pertanyaan tentang
makna dalam cara lain bahwasanya pengertian umum humanitas berarti kualitas,
perasaan, dan peningkatan martabat kemanusiaan dan lebih berfungsi normatif
daripada deskriptif (Sastrapratedja, 1998:1)
Secara bahasa, kita mengenal istilah humaniora (Latin), humanities
(Inggris), humanisme, humanitarian, humanitarianisme, humanis, yang semuanya
berasal dari kata human, yang berarti mankind, manusia, makhluk dengan derajat
tertinggi. Humaniora maupun humanitas, kedua-duanya dipergunakan dalam bahasa
Latin/Yunani, misalnya dalam Literae Humanitates, atau Literae Humaniores. Oleh
karena literatur Yunani/Latin adalah sumber utama dari pengetahuan, kebijaksanaan
dan ekspresi, maka humanitas (Latin) berarti bahasa dan literatur (termasuk filsafat,
sejarah, ilmu pidato, dan sastra), Yunani dan Romawi kuno.
Sebagai gerakan, humaniora bangkit berbarengan dengan renaisans, sesudah
ditemukannya kembali pustaka dan peradaban Yunani/Romawi kuno, yang
membangkitkan minat kepada manusia, budaya, dan karyanya.
Bahasa Indonesia, yang menerjemahkan kata-kata Inggris dengan suku kata akhir
ty, misalnya university, faculty, dan lain-lain, dengan …tas, yang menjadi universitas
dan fakultas, cenderung lebih menggunakan kata humaniora daripada humanitas. Hal
ini menunjukkan bahwa humaniora bukan terjemahan dari humanity (Inggris), tetapi
dari bahasa Latin humaniores. Selanjutnya dalam tulisan ini dipakai kata humaniora
dan bukan humanitas. Sedang kata humanitas (kb) diartikan sebagai kodrat manusia
atau perikemanusiaan (Fajri dan Senja). Perlu dicatat juga terdapat penggunaan kata
humaniora sebagai padanan dari humanisme,
Gellius mengidentikkan humanitas dengan konsep Yunani paidea yaitu
pendidikan (humaniora) yang ditujukan untuk mempersiapkan orang untuk menjadi
manusia dan warga negara bebas. Pada zaman romawi gagasan tersebut
dikembangkan menjadi program pendidikan dasariah.
Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (Balai Pustaka : 1988), adalah ilmu-ilmu pengetahuan
yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat
manusia lebih berbudaya.
Kategori yang tergolong dalam ilmu ini antara lain:
a. Teologi
Teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
Tuhan. Para teolog berupaya menggunakan analisis dan argumen-argumen rasional
untuk mendiskusikan, menafsirkan, dan mengajar dalam salah satu bidang dari topik-
topik agama.
b. Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan
logika berpikir dan logika bahasa.
c. Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi
dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut
pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum,
perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.
d. Sejarah
Ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting
masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian
yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang
mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan.
Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari ilmu
budaya (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam
ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu
sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan pada
masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi,
paleografi, dan kliometrik.
Humaniora merupakan studi yang memusatkan perhatiannya pada kehidupan
manusia, menekankan unsur kreativitas, kebaharuan, orisinalitas, keunikan.
Humaniora berusaha mencari makna dan nilai, sehingga bersifat normatif. Dalam
bidang humaniora rasionalitas tidak hanya dipahami sebagai pemikiran tentang suatu
objek atas dasar dalil-dalil akal, tetapi juga hal-hal yang bersifat imajinatif
Dalam arti yang paling umum, humaniora adalah kualitas, perasaan dan
kecenderungan, bukan saja deskriptif tetapi juga normatif. Dalam kaitan ini
humaniora mempunyai konotasi perasaan dan perilaku manusia sebagai gentleman,
orang yang berbudi luhur dan sifat-sifat luhur yang melekat dengannya. Humaniora
juga mempunyai konotasi budaya intelektual. Humaniora dimaksudkan juga studi,
pelatihan, proses yang menghasilkan kualifikasi tersebut. Istilah inhumanitas
diartikan sebagai not civilized, tidak berbudaya, atau bar-bar.

2. Tujuan Humaniora

a. Tujuan dari pendidikan humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi


manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin
terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna.
b. Membuat manusia lebih manusiawi atau untuk keselamatan dan kesempurnaan
manusia.
c. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun
dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya kebudayaan inilah yang
melatarbelakangi pendidikan humaniora.
d. Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan
cara dan pola hidup yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan adanya akal dan
budidaya manusia adalah sebagai pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat
material maupun spiritual.
e. Dalam metode pendidikan humaniora, anak didik dikenalkan pada pengembangan
material dan spiritual.
f. Humaniora diharapkan dapat meningkatkan kualitas berfikir, yang ditengarai
sebagai sifat kritis, lentur dalam perspektif, tidak terpaku pada dogma, tanggap
terhadap nilai-nilai, dan sifat empati.

3. Kontribusi Humaniora dalam Bidang Pendidikan

Pada pendidikan masa kini, pertama-tama bukannya mengajarkan “apa yang


paling baik diketahui dan dipikirkan pada masa lampau”, akan tetapi yang lebih
penting adalah menyajikan informasi dan orientasi terhadap masa kini, dan khususnya
orientasi terhadap masa depan di mana nantinya para siswa akan hidup di dalamnya.
Dengan pendidikan seperti itu, mereka akan memiliki kepekaan dan kemampuan-
kemampuan untuk mengambil bagian secara kreatif di berbagai kehidupan masa
mendatang.
Pendidikan humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik, yaitu
untuk mencapai tujuan pengembangan “pribadi seutuhnya”, maka perlu untuk
disajikan program-program kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya non-verbal,
sehingga memungkinkan anak didik untuk mengembangkan kesadaran kepekaannya,
serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk menikmati kehidupan aktual dan bukan
lagi terkungkung hanya di dalam lingkungan dunia intelek yang serba abstrak.
Hal tersebut sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan seimbang
jika tidak disertai dengan kecakapan. Orang yang tidak cakap tidak akan mampu
menunjukkan dan mengembangkan keintelekannya. Begitu pula orang yang cakap
tapi tidak intelek. Dia mampu menunjukkan dan mengembangkan sesuatu. Akan
tetapi, dia tidak punya sesuatu atau materi atau bahan untuk ditunjukkan dan
dikembangkan.

4. Cabang atau Ruang Lingkup Humaniora

Pendidikan Humaniora sangatlah penting karena sudah banyak berbagai macam


kasus kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan anarkis dan
pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah menjadi keseharian. Pendidikan
humaniora belum berperan signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa
yang berjiwa sosial dan kemanusiaan. Tampaknya, manusia harus lebih
“dimanusiakan” lagi. Agar tidak terjadi kegagalan pendidikan di masa yang akan
datang.
Gagasan dan langkah menuju pendidikan yang berorientasi kemanusiaan
merupakan salah satu upaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin
terkikis. Pada prinsipnya, pendidikan humaniora bertujuan membuat
manusiawi/untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia.

Sebagai sebuah bidang studi, humaniora menekankan pada analisa dan pertukaran
ide-ide dibandingkan ekspresi kreatif seni atau penjelasan kuantitatif ilmu
pengetahuan.
1. Sejarah, Antropologi, dan Arkeologi mempelajari perkembangan sosial, politik
dan budaya manusia.
2. Literatur, Bahasa dan Linguistik mempelajari bagaimana kita berkomunikasi satu
sama lain, dan bagaimana ide dan pengalaman kita akan pengalaman
kemanusiaan diekspresikan dan diinterpretasikan.
3. Filosofi, Etika, dan Perbandingan Agama mempertimbangkan ide tentang makna
hidup dan alasan bagi pemikiran dan tindakan kita.
4. Yurisprudensi menguji nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menginformasikan
hukum kita.
5. Pendekatan Historis, Kritis, dan Teoritis terhadap Seni merefleksikan dan
menganalisa proses kreatif.
Pembagian bidang humaniora
• Sastra Klasik
• Sejarah
• Agama
• Medis
• Bahasa
• Hukum
• Literatur
• Seni Drama

5. Humaniora sebagai ilmu, alat/teknologi dan nilai

Humaniora sebagai Ilmu


a. Ilmu Kedokteran
Lebih khusus dalam kaitan dengan pengembangan ilmu dan teknologi, ialah Iptek
Kedokteran. Kedokteran adalah ilmu yang paling manusiawi, seni yang paling indah,
dan humaniora yang paling ilmiah (Pellegrino, 1970).
          Clauser (1990) berpendapat bahwa mempelajari humaniora – sastra, filsafat,
sejarah – dapat meningkatkan kualitas pikir (qualities of mind) yang diperlukan
dalam ilmu kedokteran. Kualitas pikir tidak lagi terfokus pada hal-hal hafalan, materi
baku, konsep mati, tetapi ditingkatkan dalam hal kemampuan kritik, perspektif yang
lentur, tidak terpaku pada dogma, dan penggalian nilai-nilai yang berlaku didalam
ilmu kedokteran.
Ilmu kedokteran, selain ilmu-ilmu dasar, adalah juga profesi. Pengembangan
profesi cenderung mengkotak-kotakkan pada bidang spesialisasi.
Aplikasi humaniora di dalam ilmu kedokteran :
a. Praktek kedokteran
b. Pelayanan kesehatan
c. Pendidikan kedokteran
d. Penelitian
Dasar Pengaplikasian :
a. Pemisahan antara jasad dan jiwa
b. Pemisahan antara pencegahan dan pengobatan
c. Penghambaan diri terhadap teknologi modern
d. Berlebihan dalam mengejar spesialisasi
e. Perbedaan dalam tingkat   pelayanan kesehatan
b. Humaniora medis
Humaniora medis merupakan bidang interdisipliner medis dimana termasuk
humaniora (literatur, filosofi, etika, sejarah dan bahasa), ilmu sosial (antropologi,
studi budaya, psikologi, sosiologi), dan seni (literatur, teater, film dan seni visual) dan
aplikasinya terhadap edukasi dan praktek medis.
Humaniora dan seni memberikan pengertian yang dalam tentang kondisi manusia,
penderitaan, kemanusiaan dan tanggung jawab kita satu sama lain, dan menawarkan
perspektif sejarah dalam praktek medis.

Humaniora sebagai Teknologi


a. Relevansi  Humaniora Dengan Perkembangan IPTEK
M.T.Zen (2000, 97) Abad ke-21 ini dunia dikuasai 3 bidang teknologi, yaitu :
1. Teknologi informasi
Teknologi informasi terkait dengan kemajuan di bidang pertelevisian, internet,
handphone yang memudahkan penyampaian dan penerimaan informasi dalam
akselerasi yang luar biasa.
2. Bio-teknologi
Bioteknologi terkait dengan pemanfaatan di bidang peternakan, pertanian,
kedokteran dan teknologi kloning yang memanipulasi gen.
3. Teknologi Nano.
Teknologi Nano ialah memanipulasi struktur molekul dengan memanipulasi
atom-atom menjadi molekul-molekul.
Humaniora sebagai Nilai
a. Humaniora dan Nilai Kemanusiaan
Unsur kemanusiaan (humaniora) mencakup manusia sebagai makhluk budaya
dan  nilai kemanusiaan, melingkupi kajian-kajian :
1. Hakikat manusia sama (Universal)
2. Kebutuhan hidup manusia
3. Sikap dan perilaku manusia
4. Kehidupan manusiawi dan tidak manusiawi
5. Upaya-upaya memanusiakan manusia

b. Humaniora dan Agama


Semula humaniora mencakup didalamnya juga agama/kepercayaan, tetapi kemudian,
sejak William Caxton (1422-1491) (Encycl Britt, 1973) agama dipisahkan dari
humaniora mempercayai adanya kekuatan supranatural merupakan naluri manusia.
Nilai-nilai agama diturunkan kepada manusia melalui wahyu, yang dibawakan oleh
utusanNya.
Penguasaan ilmu dan pengembangan teknologi adalah upaya pemenuhan kebutuhan
manusia. Untuk menjaga tercapainya tujuan tersebut, perlu hal tersebut dijaga, dikoridori
oleh nilai-nilai budaya, dan nilai-nilai agama. Para agamawan/ruhaniawan tidak
seharusnya terpaku pada kaidah-kaidah klasik dan baku, dalam mengantar, mengawal,
perkembangan ilmu dan teknologi agar benar-benar bermanfaat bagi manusia. Agama
(Islam) membuka pintu kajian-kajian terhadap rancangan, hasil, dan pemanfaatan dari
pengembangan iptek. Pintu tersebut adalah ijtihad.

Anda mungkin juga menyukai