Askep KKP
Askep KKP
Puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis ucapkan karena berkat rahmat
pada waktunya dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada anak dengan Kurang
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu kelompok ucapkan terima
sifatnya membangun.
Kelompok
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembangunan disegala bidang. Sttatus gizi merupakan salah satu faktor yang
Sementara itu, indonesia msh menghadapi 4 mslh gizi utama sampai akhir
Proses metabolik anak pada dasarnya sama, akan tetapi relatif lebih aktif
makanak untuk tiap kilogram badannya, karena sebagian dari makanan tsb
harus disediakan untuk pertumbuhan dan pertukaran energi yang lebih aktif.
Tubuh yang hidup spt halnya dengan mesin memerlukan bahan bakar dan
2
makanan tsb harus cukup tersedia protein, karbohidrat, mineral, air. Vitamin
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
prioritas masalah
diharapkan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Kurang Kalori Protein ( KKP)
Adalah Suatu penyakit defisiensi dalam median ringan sampai berat di
mana defisiensi ini disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori dlm
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi(AKG).
(Kapita Selekta Kedokteran, 1999 : 512 ).
Ada tiga macam kurang kalori protein (KKP) :
a. Kwashiorkor
b. Marasmus
c. Marasmus Kwashiorkor
B. Etiologi
a. Kurangnya pemasukan kalori dan protein yang mempunyai nilai
boilogisa yang baik sebagi akibat kekurangan dalam susunan makanan.
b. Kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pantangan
makanan tertentu oleh agama atau tradisi turun temurun yang dapat
merugikan kesehatan dan kurangnya pengetahuan ortu tentang
pemeliharaan anak
c. Peranan kepadatan penduduk sehingga persediaan makanan tidak
memadai dan terjadi krisis pangan.
d. Peranan penyakit yang disebabkan infeksi dengan derajat apapun
dapat menyebabkan KKP ataupun memperoleh KKP seperti diare.
e. Kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi yang terkandung dalam
bahan makanan yang baik dan benar.
(IKA, 2007 : 362)
4
Faktor-faktor penyebab yaitu :
a. Faktor lingkungan.
Faktor kehidupan keluarga akan lebih memberikan dampak langsung pada
keluarga itu sendiri.
b. Faktor pelayanan kesehatan
Permasalahan sejauh mana pelayanan kesehatan itu dapat menimbulkan
masalah kesehatan dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Hal ini terdapat
pada beberapa faktor :
1. Biaya yang tersedia
2. Jarak antara rumah dan pelayanan kesehatan.
3.Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan.
c. Faktor Sosial Ekonomi.
Kemiskinan, sosial ekonomi yang rendah sehingga keluarga tidak dapat
memenuhi kebutuhan gizinya.
C. PATOFISIOLOGI
Kekurangan kalori protein akan terjadi dimana kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diit. Dalam keadaan
kekurangan mknan, terjadi gangguan metabolik dan perubahan sel
menyebakan edema dan perlemakan hati. Berkurangnya asam amino dlm
serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan albimin oleh hepar
sehingga timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan
pembentukan lipoprotein beta sehingga transpor lemak dr hati ke depot lemak
jg terganggu dan terjadi akumulasi lemak dlm hepar.
Untuk kelangsungan hidup jaringan tubuh memerlukan energi, namun
tidak didapat dan dipenuhi oleh makanan yang diberikan sehingga hrs didpt dr
tbh sendiri dan cadangan protein digunakan jg untuk memenuhi kebutuhan
energi.
Malnutrisi kalori protein yang berat pada umumnya menderita anoreksia
yang hebat sehingga sukar sekali untuk memberikan makanan. Selain
anoreksia juga menderita gangguan pada saluran pencernaaan sebagai akibat
5
kurangnya enzim-enzim yang diperlukan untuk pencernaan makanan sehingga
menyebabkan gangguan penyerapan akibat tdk dicerna dan tidak diserap
dengan baik, makanan yang ada dlm usus tsb menyebabkan berkembang
biaknya flora usus dan terjadi diare. Pada KKP juga terjadi kelemahan
kemampuan fisik. Pada KKP sangat mudah mendapat infeksi krn daya tahan
tbhny rendah ( terutama sistem kekebelan seluler).
6
c. Tipe Marasmus kwashiorkor :
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus dengan berat /U < 60% disertai edema yang
tidak mencolok.
( Arif Mansjoer, 2000:514)
E. KOMPLIKASI
KKP sering dipengaruhi oleh penyakit lain seperti tuberkulosis paru,
bronkopneumonia, juga disertai oleh defisiansi fitamin seperti fitamin A, B
kompleks, fitamin C, serta elemen-elemen Fe, Zn.
F. PENATALAKSANAAN
Atasi/cegah hipoglikemia
Atasi atau cegah hipotermi
Atasi atau cegah dehidrasi
Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Obati atau cegah infeksi
Dll
( Arif mansjoer, 2000: 514)
7
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian
1). Identitas klien
2). Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pada klien tidak terlihat gejala KKP tetapi klien sering
mengalami penyakit infeksi seperti diare, ISPA, dan klien jarang dibawa
keposyandu dan puskesmas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien tampak lemah dan lesu dengan kondisi tubuh yang
sangat kurus tinggal tulang terbungkus kulit wajah klien tampak seperti
orang tua dengan kulit keriput, ubun-ubun cekung, tulang pipi dan dagu
menonjol, mata klien tampak besar dan perut klien tampak membuncit
serta denganb atropi otot.selain itu klien juga mengalami diare, muntah,
nafsu makan menurun serta klien cengeng dan rewel, berat badan klien
menurun (kurang dari 60% berat badan ideal)
c. Riwayat kesehatankeluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama
dengan klien serta penyakit menular lain seperti TB dan hepatitis
8
2) Mata
cekung, melotot dan besar, pandangan sayu dan air mata tidak ada,
konjungtiva anemis.
3) Mulut
Lidah kotor, nafas bau, bibir kering,
4) Pipi
Cekung dan kering ,wajah seperti orang tua dan pandangan sayu
5) Thorak
Simetris, nafas dalam dan cepat
6) Perut :
Kelihatan mengalami distensi / tetap datar kadang-kadang disertai
asites adanya pembesaran hati
7) Genetalia
Tidak ada kelainan
8) Ekstermitas
Biasanyan terjadi edema pada kedua tangan dan kaki
Pemeriksaan feses :
konsistensi : cair 3x sehari
warna : hijau tua
jumlah : sedikit
disertai : lendir
9
5) Sosial ekonomi
Klien berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah
6) Psikologis
Klien tampak gelisah dan rewel, keluarga klien tampak cemas
III. Intervensi
Dx 1 : Gangguan pemenuhan nutrisi : protein kurang dari kebutuhan tubuh
b/d intake yang tidak adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :
- BB ideal
- Nafsu makan meningkat
Intervensi
a. Kaji pemasukan makanan dan evaluasi BB
R: memantau seberapa kekurangan nutrisi yang dialami oleh klien
b. Berikan makanan tinggi kalori dan protein dalam bentuk cair
sedikit tapi sering
R: menyesuaikan kemampuan tubuh dalam mencerna makanan
10
c. Berikan makanan biasa TKTP secara brtahap dengan porsi sedikit
tapi sering
R: terpenuhinya kebutuhan protein dan membantu menurunkan
kelemahan sewaktu makan
d. Motivasi periode untuk instirahat selama 1 jam sebelum dan
sesudah makan
R : meningkatkan masukan dan penyerapan kalori total tubuh
e. Timbang berat badan setiap hari
R: mengetahui kekurang nutrisi klien
f. Kolaborasi dengan ahli gizi
R: mengetahui dalam pemilihan diit nutrisi dalam pemenuhan
kebutuhan protein
11
Dx 3 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
nutrisi/status metabolik
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria hasil :
kulit tidak kering, tidak bersisik, elastisitas normal
Intervesi :
a. Monitor kemerahan, pucat,dll
R: Untuk mengetahui sejauh mana terjadinya kerusakan integritas
kulit klien serta untuk mengetahui apakah terjadi anemia pd klien
b. Dorong mandi 2xsehari dan gunakan lotion setelah mandi
R: untuk mencegah kulit klien tdk kering dan tetap lembab serta untuk
menjaga kebersihan klien
c. Berikan perawatan kulit
R : melindungi kulit dan mencegah eksoriasi
d. Pertahankan kulit tetap bersih dan kering
R : Agar dapat mencegah terjadinya iritasi yang menyebabkan
kerusakan kulit.
12
R: Mencegah masuknya kuman melalui alat2 medis
c. Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan keluarga dalam prosedur
kontrol infeksi
R: Agar perawat dan keluarga berhati-hati melakukan suatu tindakan
dan dpt mengantisipasi masuknya kuman
d. Beri antibiotik sesuai program
R: mencegah terjadinya infeksi
13
Intervensi:
a. Kaji status cairan
tubuh klien
kemampuan fisik
Intervensi:
a. Ajarkan pada orang tua tentangg tugas perkembangan yang sesuai dengan
kelompok usia
14
R: Untuk memstimulus perkenbangan anak sesuai dng usianya
IV. IMPLEMENTASI
Setelah rencana keperawatan disusun, selanjutnya diterapkan dalam
tindakan yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan. Tindakan harus
bersifat khusus agar semua perawat dapat menjalankan dengan baik, dalam
waktu yang belum ditentukan. Dalam implememtasi keperawatan, perwat
langsung melaksanakan atau dapat mendelegasikan kepada perawat lain yang
dipercaya.
V. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dimana perawat mencari kepastian
keberhasilan rencana keperawatan yang dibuat dan menilai yang telah
dilakukan dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi.
15
BABIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi adalah bahan makanan yang berhubungan dengan kesehatan tubuh.
Dari sinilah penilaian apakah makanan tsb bernilai gizi cukup, baik, atau
kurang.
Nutrien ialah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan tubuh untuk
metabolisme yaitu karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin dan mineral
(spt beras, gula, susu, daging, telur dan sayuran).
Selain mengetahui penyebab terjadinya gangguan gizi, ada baiknya
diketahui istilah yang sering dijumpai pada masalah giziapa sebenarnya
yang disebut gizi nutrient.
Kebutuhan nutrient dapat bersifat optimum, minimum, atau maximum.
Pada umumnya dianjurkan rata2 menurut umur. Dari pengertian2 tsb dapat
dipahami bahwa KKP, nutrient tidak tercukupi.
( Ngastiyah, 2005: 265 )
B. Saran
1. Agar pembaca dapat memahami tentang KKP
2. Diharapkan pada pembaca untuk memanfaatkan askep KKP ini dan
hendaknya dapat menjaga pola hidup sehat sehingga dapat dicegah
terjadinya KKP.
16
DAFTAR PUSTAKA
17