Anda di halaman 1dari 54

1

Marketing Capablity and Organizational Learning Capability memediasi


Marketing MPMSs dan High Performance Human Resources Management
Practices terhadap Firm Performance Studi Kasus Pada Eka Service

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Servis sering juga disebut dengan istilah perbaikan(jasa). Pengertian
dari perbaikan itu sendiri adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi dari suatu benda atau alat yang rusak akibat pemakaian alat
tersebut pada kondisi semula . Proses perbaikan tidak menuntut
penyamaan sesuai kondisi awal, yang diutamakan adalah alat tersebut
bisa berfungsi normal kembali. Perbaikan memungkinkan untuk
terjadinya pergantian bagian alat/spare part. Terkadang dari beberapa
produk yang ada dipasaran tidak menyediakan spare part untuk
penggantian saat dilakukan perbaikan, meskipun ada, harga spare part
tersebut hampir mendekati harga baru satu unit produk tersebut. Hal ini
yang memaksa user/pelanggan untuk membeli baru produk yang sama .
Tidak setiap perbaikan dapat diselesaikan dengan mudah, tergantung
tingkat kesulitan dan kerumitan assembling atau perakitan alat tersebut,
mulai dari tingkatan jenis bahan hingga tingkat kecanggihan fungsi alat
tersebut. Tingkat kesulitan tersebutlah yang menumbuhkan perbedaan
jenis perbaikan, mulai jenis perbaikan ringan, perbaikan sedang dan
perbaikan yang sering dinamakan servis berat. Dari jenis servis diatas
ditentukan biaya perbaikan sesuai tingkat kesulitannya.
Telah banyak para ahli yang mengemukakan beberapa definisi-
definisi mengenai pengertian jasa. Diantaranya yaitu [4] :
1. Lovelock & Wright 2005:5 (http://digilib.petra.ac.id),
mendefinisikan jasa adalah: Kegiatan ekonomi yang menciptakan dan
memberikan manfaat bagi pelanggan pada pada waktu dan tempat
tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang
diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa jasa merupakan kegiatan ekonomi yang
menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan
2

tempat tertentu manfaat yang diberikan berupa keuntungan atau laba yang
diperoleh pelanggan dari kinerja jasa atau penggunaan barang fisik.
Sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan
dalam diri atau atas nama penerima.
2. Kotler (Tjiptono 2006:16), mengemukakan pengetian jasa sebagai
berikut: An service is any act or performance that one party can offer to
another that is essentially intangible and does not result in the ownership
of anything. Its production may or may not be tied to a physical product .
Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak
ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan
perpindahan kepemilikan. Produk jasa dapat terikat atau tidak terikat pada
suatu produk fisik.
3. Pengertian jasa secara luas dikemukakan oleh Zeithaml, Bitner &
Gremler 2003:3 (www.demandiri.or.id), adalah sebagai berikut: Include
all economic activities whose output is not a physical product or
construction, is generally consumed at the time it is produced, and
provides added value in forms (such as convenience, amusement,
timelines, comfort or health) that are essentially intangible concerns of
its first purchaser. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa jasa
merupakan keseluruhan aktivitas ekonomi dimana output yang dihasilkan
tidak berupa produk yang berbentuk fisik dan pengkonsumsian jasa,
umumnya dilakukan pada saat jasa tersebut diproduksi dan terdapat
penambahan nilai pada bentuknya (seperti keyakinan, kesukaan,
kenyamanan, kesehatan) merupakan hal yang paling penting yang
dipertimbangkan pada saat pembelian pertama.
Dari keseluruhan definisi diatas terdapat satu kesamaan pendapat
yang menyatakan bahwa pada dasarnya jasa mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan suatu produk fisik.
b) Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
c) Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
3

Vendor ponsel pintar di seluruh dunia mengirimkan total 358,3 juta


unit selama kuartal ketiga 2019 (3Q19), menghasilkan peningkatan
pertumbuhan 0,8% dari tahun ke tahun bila dibandingkan dengan 332,7
juta unit yang dikirim pada kuartal ketiga 2018 membalikkan tujuh
perempat penurunan untuk pasar smartphone global.

Dari sudut pandang geografis, hampir semua pasar menunjukkan tren


positif jika dibandingkan dengan kuartal terakhir. Cina menyaksikan
sedikit peningkatan dari quartal ke quartal pada periode yang
menunjukkan beberapa pemulihan sedang berlangsung di pasar tunggal
terbesar di dunia. Pada 3Q19, 5 vendor teratas menyumbang 71% dari
total volume pasar, dan 10 vendor teratas menyumbang 90%
membuktikan tren pertumbuhan konsolidasi di industri. Dengan
peluncuran 5G baru-baru ini di beberapa pasar maju, skenario diharapkan
menjadi lebih kompleks untuk vendor.

Sumber :
https://www.idc.com/promo/smartphone-market-share/vendor
Samsung tetap menjadi pemimpin dalam smartphone di seluruh dunia
dan mempertahankan pertumbuhan tahunannya dengan 8,3% dan
mengirimkan total 78,2 juta smartphone. Karena beberapa konsumen
memegang perangkat lebih lama dari sebelumnya dan memilih opsi
penggantian yang lebih murah, perangkat tingkat menengahnya
membantu mendorong pertumbuhan. Perangkat A-series Samsung bekerja
dengan baik di kuartal tersebut dan membantu mengisi celah yang
ditinggalkan oleh Huawei.
4

Sekali lagi, Huawei mempertahankan posisi kedua berdasarkan


pangsa pasar global dan menyaksikan pertumbuhan 28,2% dari tahun ke
tahun di 3Q19 dengan volume 66,6 juta unit. Ini mengirimkan volume
yang lebih tinggi dari yang diharapkan karena mengalihkan fokus ke
pasar domestiknya, terutama di kota-kota dengan tingkat yang lebih
rendah, dan meningkatkan inventaris mengingat masa depan yang tidak
diketahui dengan layanan Google Mobile. Sementara sentimen
nasionalisme telah membantu meningkatkan Huawei di Cina, hubungan
yang solid dengan pemain saluran lokal telah menjadi kunci, menawarkan
persyaratan distributor yang menguntungkan dan portofolio produk yang
lengkap. Namun demikian, akan ada tantangan ke depan ponsel 4G mulai
akan dihilangkan sementara konsumen menunggu produk 5G yang
terjangkau untuk menekan pasar.
Apple tetap berada di posisi ketiga dan mengirimkan 46,6 juta iPhone
di 3Q19, yang sedikit menurun dari tahun ke tahun tetapi masih lebih baik
dari kebanyakan ekspektasi. Apple terus menjual beberapa iPhone yang
diperbaharui (refurbished) melalui Apple sendiri, yang menopang dan
mungkin menumbuhkan kalangan pengguna iphone refrubished, tetapi
juga berdampak pada pendapatan iPhone. IPhone yang lebih baru,
khususnya iPhone 11 dan XR, berjalan sangat baik di kuartal ini, meraih
pangsa kuat di pasar penting seperti AS dan Eropa Barat.
Xiaomi berada di posisi keempat dengan pangsa pasar 9,1% dari total
pasar smartphone di 3Q19. Ini menunjukkan penurunan tahunan sebesar
3,2%. Asia / Pasifik (tidak termasuk Jepang) tetap merupakan wilayah
yang paling penting, dengan Cina, India, dan Indonesia merupakan bagian
terbesar dari volume di wilayah tersebut. Vendor untuk pertama kalinya
melihat kurang dari sepertiga dari pengirimannya dikirim secara domestik
di Cina, yang kedua di India dalam volume karena terus berjuang di pasar
domestik sebagian besar karena persaingan yang ketat dari Huawei
meskipun kinerja yang kuat di India membantu Xiaomi mempertahankan
momentumnya karena fokusnya pada saluran offline dan online.
OPPO berkinerja baik di Cina dan India, yang bersama-sama
menyumbang hampir tiga perempat dari pengirimannya pada 3Q19. Itu
tetap posisi kelima dengan pangsa pasar 8,7% pada periode saat ini. Ini
5

menyaksikan pertumbuhan 4% tahun ke tahun sebagian besar didorong


oleh peningkatan pengiriman di India di mana seri Reno membantu
menyelesaikan portofolio produknya dengan penawaran kelas atas
sementara OPPO seri K eksklusif di online memperkuat kehadiran online-
nya.
Catatan: IDC menyatakan ikatan statistik di pasar ponsel pintar di
seluruh dunia ada perbedaan 0,1% atau kurang dalam bagian pendapatan
atau pengiriman antara dua atau lebih vendor.
Industri jasa perbaikan di Indonesia memiliki tingkat kesulitan
menengah bagi perusahaan pendatang baru yang ingin masuk ke dalam
industri ini.
Produk substitusi dari industry ini juga tidak terlalu tinggi,
pertimbangan konsumen dalam memservis gadget nya hanya antar brand
saja, tidak ada jasa servis gadget yang benar-benar menggantikan
menguasai pasar
Bargainning power of suppliers yang rendah, maksudnya para
penyedia bahan baku (kain, zipper, dll) di industry ini sangat banyak .
Bargainning power of buyer menengah karnena tidak banyak dan juga
tidak sedikit pesaing di industri ini.

Nature of Participants
Segement di Industri ini dapat diklasifikasikan berdasarkan harga
servus. Umumnya, harga yang ditawarkan berbanding lurus dengan
kualitasnya, jika harganya murah, kualitas produk yang di pasang dalam
proses perbaikan barang juga biasanya rendah.
Kami mengisi celah di segmen konsumen dengan kelas ekonomi
menengah ke bawah. Karena prduk yang murah identik dengan kualitas
yang rendah pula, kami memberikan jamminan dengan fitur garansi untuk
produk tertentu dengan harga yang murah.
Key Success Factor
-Brand Recognition
-Harga Terjangkau
- system anter jemput
-Kualitas Baik
6

-Kemudahan transaksi
-Jaminan (Garansi)
-Network dengan figur public
Industry Trends
1. Environmental Trend
- Economic Trends: Tren Ekonomi saat ini sedang mengalami pelemahan,
salah satu faktornya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
Dollar US. Masyarakat masih dihantui isu Global Financial Crisis yang
mungkin terjadi akibat krisis di suatu negara yang apabila terjadi,
dampaknya para pemilik dana di akan mengkonversikan dananya ke
dalam dollar, dana investasi asing di Negara Indonesia juga akan keluar,
sehingga ekonomi Indonesia pun akan ikut melemah dan masuk ke dalam
masa resesi. Pada saat seperti ini, daya beli masyarakat akan turun, harga-
harga bahan baku juga akan ikut turun.
Momen saat ini bisa dilihat sebagai peluang. Membatasi pengeluaran
dan menservis dalam kuantitas yang terbatas ketika perekonomian sudah
sampai titik terendah, dengan demikian nanti dapat beroperasi dengan
HPP yang sangat rendah.
2. Social Trends
Di era digital, hampir tidak ada satu orang pun dari umur 15 bahkan
50 yang tidak memiliki handphone atau gadget . Kesadaran dan
kepercayaan diri masyarakat untuk berbelanja online juga semakin tinggi.
Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap pelaku usaha mengambil bagian
dalam memasarkan produknya melalui internet seperti social media,
marketplace, dll.
3. Technological Advances
Kegiatan pemasaran yang semakin dimudahkan karena
berkembangnya internet, seperi melalui social media. Proses distribusi
yang juga semakin dimudahkan karena banyaknya perusahaan ekspedisi.
4. Business Trends
Bisnis jasa perbaikan memiliki margin yang cukup menarik, saya
proyeksikan minimal di angka 30% Net Profit Margin. Cost yang cukup
besar akan teralokasikan untuk teknisi dan kurir. Inovasi yang dilakukan
7

selain fitur garansi adalah kita memberikan pilihan asuranasi untuk


barang yg sudah diservis.

Long-term Prospect
Dalam Jangka panjang, setiap orang tetap akan menggunakan jasa
perbaikan gadget, karena tidak mungkin hanya dengan mengalami
gangguan atau kerusakan hp yang kecil mereka harus membeli hp baru,
karena harga hp baru jauh lebih mahal dibandingkan memperbaiki gadget
nya.

SWOT Analysis
Strenght:
1. Sudah memiliki audience yang banyak
2. Sudah mendapat trust dari audience
3. Memiliki koneksi dan branding yang kuat
4. Sudah memiliki vendor yang jelas
Weakness:
1. Presentase komplain dari customer karena kesalahan teknis yang
cukup sering terjadi.
2. Kendala dalam pengantaran barang dan teknisi yang bisa jadi
terlambat dari waktu yang di janjikan.
3. Resiko dalam memberi asuransi service
4. Adanya human error dalam pendataan.
Opportunities:
1. Hampir semua orang pake hp
2. Besar demand service hp di pasar
3. Banyak orang yang kurang percaya dengan jasa service yang ada
4. Mahal nya harga service di luar
Threat:
1. Competitor yang sudah memiliku pengalaman dan kepercayaan
sebagian customer
2. Kecurangan dari customer
8

Awal mula muncul nya ide untuk membuat bisnis service gadget ini
karena adanya peluang di dalam dunia gadget yang memang awal nya
karena teman saya yang memiliki brand yang cukup baik di dalam
penjualan gadget. Sehingga saya menawarkan diri untuk berkerja sama
tetapi menggunakan branding yang berbeda namun masih di dalam group
atau partnership sehingga saya dapat lebih cepat mendapatkan audience
dan segment market sudah terlihat dari segment market penjualan teman
saya. Kami pun akhirnya memikirkan suatu ide yang masih seputar
gadget karena trust dari customer teman saya akan gadget sudah baik dan
terbentuklah ide untuk membuat reparasi gadget. Walau kami tau bahwa
reparasi gadget di tahun 2018 sudah sangat menjamur tetapi kami ingin
memunculkan fasilitas yang berbeda dan baru pada customer kami yaitu
penjemputan dan pengantaran gadget yang akan di service bahkan kami
ingin memberikan pelayanan door to door service yang dimana teknisi
kami sendiri yang akan langsung mendatangi tempat customer dan
mereparasi di tempat.
Ekaservice merupakan brand yang bergerak di industri jasa
perbaikkan servis gadget yang menargetkan segmen konsumen dari
segala kalangan terutama para pengguna produk Apple. Ekaservice
didirikan oleh 2 mahasiswa Universitas Bina Nusantara, yaitu: Jonathan
Gunawan dan Yosia Aldwin. Serta berkerja sama dengan owner dari
Ekaceluller. Perusahaan ini membantu pelanggan untuk memberikan jasa
perbaikan gadget seperti iphone, ipad dan sebagainya dengan kualitas
yang baik, tentunya dengan harga yang sesuai dengan kualitas jasa yang
di tawarkan.

1.1.1 Deskripsi Perusahaan


Tanggal berdirinya perusahaan : Maret 2019
Alamat Perusahaan : Ruko Dotcom Blue Blok B no
Alamat email : ekaservice.group@gmail.com
Instagram : @ekaservice
9

Maret 2019, merupakan awal dimana bisnis ini terbentuk yang pada awalnya
masih belum memiliki tempat sendiri untuk memulai usaha. Bermodalkan budget
yang masih sangat sedikit, penulis memulai mengembangkan bisnis dengan
membuka jasa online service melalui sosial media yaitu Instagram. Para konsumen
mengetahui jasa ini melalui Instagram, iklan ataupun dari mulut ke mulut.

Juni 2019, merupakan bulan dimana penulis mulai memberanikan diri untuk
menambah karyawan karena permintaan servis semakin meningkat dari bulan ke
bulan

Agustus 2019, semakin berjalannya waktu bisnis yang penulis jalankan semakin
banyak diketahui oleh banyak orang khususnya untuk di wilayah Jakarta dan
Tangerang.

Oktober 2019, pada momen ini merupakan bulan paling ramai dan memecahkan
rekor penjualan kami dan kami mencapai profit sebesar 40 juta rupiah.

Desember 2019, pada momen ini pendapatan kami mulai stabil di angka 20 sampe
30 juta rupiah
10

1.1.1.1 Logo & Tagline


Logo

Gambar 1.1 Logo Ekaservice


Sumber : Data Pribadi, 2018
Tagline
“Praktis, terjamin, bergaransi.”

Nama Ekaservice ini merupakan hasil keputusan bersama dari para pendiri. Logo
dibuat berwarna putih dan hitam untuk memberikan kesan sederhana, formal, dan
profesional, karena Ekaservice merupakan merk jasa perbaikan gadget profesional.

Tagline dari Ekaservice yang berbunyi “praktis, terjamin, bergaransi” mengartikan


bahwa jasa dari Ekaservice ini merupakan jasa yang menawarkan kepraktisan dan
jaminan pengerjaan yang di dukung dengan profesionalitas. Pemilihan kata dibuat
berdampingan dengan latar belakang jasa yag di tawarkan untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen kepada Ekaservice.

1.1.1.2 Visi dan Misi


Visi kami yaitu menjadi jasa perbaikan gadget online terpercaya dan terbaik
Misi kami yaitu :
• Memastikan perbaikan kami berfungsi dengan baik
• Perbaikan kami tepat waktu
• Memberikan customer pengalaman baru dari kami
• Jujur dalam pengerjaan perbaikan dan tarif perbaikan
• Bertanggung jawab pada setiap barang yang di perbaiki.
11

Jasa yang ditawarkan Ekaservice adalah jasa perbaikan gadget. Sebagai


permulaan, jasa pertama yang akan diluncurkan adalah jasa perbaikan yang berfokus
di gadget brand Apple. Ekaservice memilih saluran distribusi melalui media online
dan offline dengan alasan karena tempat offline karena jasa perbaikan memerlukan
kepercayaan dari konsumen sehingga konsumen dapat datang langsung ke tempat
kita dan dengan media online, karena jaman sekarang ini orang mulai beralih ke
media online serta perusahaan dapat menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh
Indonesia.

1.1.1.3 Produk dan Layanan


Perbaikan software

Gambar 1.2 Perbaikan Software


Sumber : Data Pribadi, 2018
12

Perbaikan hardware

Gambar 1.3 Perbaikan Hardware


Sumber : Data Pribadi, 2018

Perbaikan Logicboard atau mesin

Gambar 1.4 Perbaikan Mesin


Sumber : Data Pribadi, 2018
13

Jasa yang ditawarkan Ekaservice adalah jasa perbaikan gadget baik software
maupun hardware. Sebagai permulaan, jasa pertama yang akan diluncurkan adalah
jasa perbaikan yang berfokus di gadget brand Apple.

Ekaservice memilih saluran distribusi melalui media online dan offline dengan
alasan karena tempat offline karena jasa perbaikan memerlukan kepercayaan dari
konsumen sehingga konsumen dapat datang langsung ke tempat kita dan dengan
media online, karena jaman sekarang ini orang mulai beralih ke media online serta
perusahaan dapat menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh Indonesia.

Gudang dan lokasi operasional Ekaservice berada di Ruko Dotcom Blue Blok B no
7, Gading Serpong.Didirikan oleh 2 orang mahasiswa Bina Nusantara, Jonathan
Gunawan dan Yosia Aldwin Raffaello. Keduanya memiliki kemampuan dan
pengalaman di bidang yang berbeda tetapi saling melengkapi. Jonathan Gunawan
memiliki pengalaman yang memadai di bidang operasional dan manajemen. Yosia
Aldwin yang memiliki pengalaman bekerja di bagian keuangan dan marketing, akan
dengan terstruktur dan rapih membangun sistem dalam kegiatan pencatatan keuangan
sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan-hambatan teknis
kecil.

1.1.2 Kondisi Bisnis Terkini


- Marketing cukup berhasil untuk meningkatkan followers social media
ekaservice (Instagram).dengan menggunakan beberapa metode strategi
marketing dengan sosial media, yang pertama kami melakukan
endorsement dengan beberapa artis, tenpa mengeluarkan biaya yang besar
karena kami memberikan jasa perbaikan gratis atau potongan harga yang
cukup besar untuk membayar jasa endorsement tersebut. Untuk dampak
yang di hasilkan cukup baik. Kedua kami melakukan giveaway kupon
potongan harga dan beberapa gadget seperti (earphone,handphone,dll).
Untuk biaya yang di keluarkan dengan hasil cukup imbang tetapi dampak
terhadap sales tidak besar karena hanya meningatkan brand awareness
ekaservice saja. Tetapi belum ada perhitungan jelas untuk pengeluaran
marketing dan hasil yang di dapatkan dari biaya marketing yang sudah di
keluarkan. tetapi untuk efek dari beberapa langkah marketing yang di
14

ambil sedikit terasa dampak nya pada sales dan interaksi pelanggan
semakin baik.

Promotion Mix

 Advertising : merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide,


promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
Kami akan memasang iklan ttg produk kami di instagram dan website,
mengapa kami memilih instagram dan website? Jawabannya adalah karena
instagram merupakan media yang paling efektif dan populer untuk
menjangkau target market kami yaitu anak muda. Dengan instagram kami
dapat mengatur daerah mana yg ingin kami iklankan, hingga range umur
yang akan melihat iklan kami.

 Sales Promotion : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong


keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
Kami tentunya akan mengadakan diskon dan promo mernarik untuk
meningkatkan penjualan jasa yang kami jual. Diskon ini nantinya akan kami
tetapkan di hari-hari besar seperti imlek, lebaran, natal, hingga tahun baru.
Tujuannya supaya orang dapat menggunakan produk kami di setiap hari raya
yang mereka rayakan. Selain itu kami juga dapat mengadakan promo menarik
seperti diskon berdasarkan tanggal dan bulan tertentu agar menarik pembeli
ataupun memberikan promo menarik lain seperti mendapatkan produk atau
layanan gratis dengan ketentuan yang telah kami buat.

 Public relation and publicity : berbagai program untuk mempromosikan


dan/atau melindungi citera perusahaan atau produk individualnya.

Kegiatan public relation yang ingin kami lakukan adalah kami akan
mengadakan acara-acara kecil seperti buka bersama atau saur bersama warga
sekitar atau dengan seluruh pekerja. Selain itu kami juga akan mengadakan
kegiatan kebersamaan atau kegiatan sosial seperti pergi mengunjungi panti
asuhan atau panti jompo serta membagikan makanan gratis kepada orang
orang yang membutuhkan.
15

 Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk
melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.
Kami akan dengan aktif memberikan pemberitahuan kelingkungan sekitar
untuk mempromosikan jasa kami dan berharap akan ada yang bertanya saat
ada kerusakan gadget.

 Direct marketing : penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat


penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon
pelanggan.
Langkah kami dalam melaksanakan kegiatan direct marketing adalah kami
akan melakukan posting ke sosial media serta melakukan broadcasting
melalui email customer kami yang sudah kami dapatkan. Mengenai promo
atau jasa baru yang kami lakukan.

Distribution and Sales

Gambar 1.5

Pendistribusian barang akan dilakukan secara bertahap :


1. Melatih teknisi agar pekerjaan lebih baik dan mengurangi kesalahan.
16

2. Mengstock barang atau sparepart gadget agar producion cost lebih kecil.
3. Penjemputan barang customer
4. Pengecekan atau Quality Control untuk mencari masalah dari gadget
tersebut
5. Perbaikan oleh teknisi kami.
6. Lalu kami lakukan quality control kepada setiap barang yang sudah di
perbaiki.
7. Pengantaran kembali barang yang sudah di perbaiki.
8. Pengumpulan laporan testimoni atau feedback dari pelanggan

- Tim Manajemen dan Struktur Organisasi


Jonathan Gunawan, Chief Operating Officer, Chief Excetuvie Officer
Yosia Aldwin, Chief Marketing Officer, Chief Financial Officer

Company Structure:

Jonatahan
Chrisitian Eka
Gunawan
(investor)
(CEO)

Jonathan
Yosia Aldwin
Gunawan
(CFO, CMO)
(COO)

kurir teknisi admin

Tabel 1.1 Company Structure

- Management Team Ownership and Compensation


Management Team Ownership and Compensation

Name Position Ownership Percentage Personal Investment


Christian
Eka Rp. 10,000,000
17

Jonathan
Gunawan Rp. 10,000,000
Yosia
Aldwin Rp. 10,000,000
Total
Rp. 30,000,000

- Operasional

Ekaservice merupakan brand yang menjual jasa perbaikan gadget secara o


nline melalui media sosial instagram dan ke depannya akan mengembangkan
website sendiri. Dalam kegiatan jasa, Ekaservice menerima pesanan
perbaikan dari chat social media. Kegiatan operasi bisnis dari Ekaservice
meliputi memposting konten secara rutin di media sosial, mulai dari foto
promo, testimoni, pengetahuan mengenai perbaikan gadget dan lain-lain.
Konsumen yang memesan akan diarahkan untuk menghubungi admin melalui
Whatsapp maupun Line@. Transaksi akan terjadi secara manual (Konsumen
mengirim dana melalui bank, kemudian mengirimkan bukti transfer) selagi
belum ada sistem website dari Ekaservice. Untuk mencatat penjualan/
perbaikan gadget kami akan mencatat secara manual untuk sementara dan
jika sudah terasa mulai terlalu banyak, kami akan menggunan software untuk
mencatat penjualan serta stock barang servis. Barang servis konsumen yang
sudah dikonfirmasi kerusakan nya dan akan diperbaiki akan segera diproses
jika pembayaran sudah terkonfirmasi dengan pemeriksaan mutasi rekening
setelah mendapat bukti dari konsumen. Admin akan mencatat keruskan
barang dan memberikan nota. Seluruh barang servis yang sudah selesai di
servis akan di antar kembali oleh kurir kami.

Untuk mempertahankan hubungan baik dengan konsumen, kami juga


menyediakan layanan customer service sebagai sarana bagi konsumen untuk
memberikan umpan balik berupa kritik, saran, maupun keluhan.
18

Business Location

Gambar 1.6

Ekaservice memiliki tempat yang berlokasi di Gading Serpong. Sementara


penjualannya untuk saat ini melalui online dan hanya menerima perbaikan
gadget di lokasi Jakarta-Tangerang. Lokasi di gading serpong. Alasan kami
memilih lokasi ini karena lokasi ini merupakan lokasi yang cukup strategis.
Yang pertama lokasi kami dekat dengan mall Summarecon Mall Serpong
yang merupakan salah satu mall yang tidak pernah sepi di Tangerang. Selain
itu gading serpong merupakah wilayah yang terus bertumbuh dari tahun ke
tahun dan seperti yang bisa kita lihat kawasan di gading serpong sudah
semakin padat sehingga lokasi ini cocok dan strategis dalam membuka bisnis
lokasi kami juga dekat dengan beberapa kampus di gading serpong apalagi
pada jaman sekarang ini anak muda sangat konsumtif dalam membeli gadget
sehingga kebutuhan akan perbaikan gadget juga dapat meningkat.
19

Facilities and Equipment

Fasilitas dan perlengkapan utama:

- Handphone
- Sparepart gadget
- Laptop
- Printer
- Kantor
- Peralatan perbaikan
- Gudang
- Alat Tulis
- Kendaraan

Fasilitas dan perlengkapan di atas didapatkan dari barang pribadi pendiri.


Gudang Ekaservice berlokasi di Ruko Dotcom Gading Serpong, Tangerang.

- Operations Strategy and Plans

Rencana operasi yang akan kami lakukan adalah berfokus dalam membangun
citra merk di mata konsumen agar brand kami semakin dikenal di Indonesia.
Karena di Indonesia belum ada satupun brand jasa perbaikan nomor satu di
Indonesia, masih banyak masyarakat Indonesia yang bingung dan tidak tau
kemana harus memperbaiki gadget ataupun smartphone mereka oleh karena
itu kami dengan gencar melakukan pemasaran yang meningkatkan citra
dengan memberikan pelayanan baru seperti service on delivery serta
menawarkan promo menarik seperti paket bundle service ataupun promo hari
raya, serta kami memberikan informasi fakta yang menarik dan terkait
dengan jasa perbaikan di social media kami yaitu Instagram dan menciptakan
tampilan instagram yang menarik. Kami juga berencena akan membuka
cabang di luar kota karena kami ingin menjangkau customer seluruh
Indonesia secara bertahap, kami juga akan menambah karyawan kami agar
dapat memenuhi kebutuhan orang dalam service on delivery.
20

Financial Report

Gambar 1.5 Laba/Rugi Maret 2019


21

Gambar 1.6 Laba/Rugi April 2019


22

Gambar 1.7 Laba Rugi Mei 2019


23

Gambar 1.8 Laba/Rugi Juni 2019


24

Gambar 1.9 Laba/Rugi Agustus 2019


25

Gambar 2.0 Laba/Rugi September 2019


26

Gambar 2.1 Laba/Rugi Oktober 2019


27

Gambar 2.2 Laba/Rugi November 2019


28

Gambar 2.3 Laba/Rugi Desember 2019

Financial Performance
Category Agustus September Oktober November Desember
Revenue 8,250,000 43,048,000 57,400,000 35,475,000 32,600,000
Sales Growth 421% 33% -38% - 8%
Gross Margin 100% 100% 100% 100% 100%
Net Profit 28% -49% 84% 71% 100%
Margin
Tabel 1.2 Financial Performance
29

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana Pengaruh High Performance Human Resource Management
(HPHRM) terhadap Organizational Learning Capability?
2. Bagaimana pengaruh Organizational Learning Capability terhadap firm
performance?
3. Bagaimana pengaruh High Performance Human Resource Management
terhadap Firrm Performance?
4. Bagaimana pengaruh Marketing Performance Measurement System terhadap
Marketing Capability?
5. Bagaimana pengaruh Marketing Capabilities terhadap Firm Performance ?
6. Bagaimana pengatuh Marketing Performance Measurement System terhadap
Firm Performance?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh HPHRM terhadap Organizational Learning


Capability
2. Untuk mengetahui pengaruh Organizational Learning Capability terhadap Firm
performance
3. Untuk mengetahui perngaruh HPHRM terhadap Firm Performance
4. Untuk mengetahui pengaruh Marketing Performance Measurement System
terhadap Marketing Capability
5. Untuk mengetahui pengaruh Marketing Capabilities terhadap Firm Performance
6. Untuk mengetahui pengaruh MPMS terhadap firm performance

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat penelitian bagi penulis


penelitian ini dibuat untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam
penerapan teori-teori yang sudah di peroleh selama kegiatan pembelajaran dan
perkuliahan
2. Manfaat Penelitian bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang di kemudian hari
30

dapat di kembangkan, serta menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut yang
membahas topik sejenis

1.4 Ruang Lingkup Perusahaan


Pada pembahasan ini, berfokus pada :

1. Penelitian ini dibatasi pada factor-faktor yang mempengaruhi kinerja


perusahaan yang di mediasi oleh performa marketing dan kemampuan organisasi
dalam belajar
2. Data berasal dari kuisioner yang dibuat oleh peneliti dan tinjukkan kepada
responden
31

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Variabel
2.1.1 High Performance Human Resources Management Practices
HP-HRMP (High Performance Human Resources Management Practices) dalam
penelitan dioperasionalkan sebagai praktik HRM yang dirancang untuk
meningkatkan AMO ( Ability, Motivation, Opportunity) untuk membantu
mengembangkan pola pikir karyawan yang lebih maju/unggul yang dapat
meningkatkan performa perusahaan. (Hooi, 2019). Efektivitas pelatihan sumber daya
manusia berperan krusial dalam kelangsungan perusahaan. Dalam penelitian ini HP-
HRMP terdiri dari praktik-praktik HRM individual yang terkait dengan
pengembangan managerial, penilaian kerja, imbalan insentif, kerjasama dalam tim
dan seleksi karyawan. manajemen sumber daya manusia (HRM) berkinerja tinggi
telah diusulkan untuk menyelesaikan masalah seperti manajemen kualitas, lean
manufacturing, inovasi teknologi, dan perubahan proses bisnis (Baines dan Kay,
2002; Zheng, 2013). sistem HRMHP telah mulai digunakan, dan menjadi disukai
oleh para sarjana, pemimpin dan manajer internasional. Setelah penelitian dan
praktik berulang, sistem ini menjadi lebih lengkap dan efek positif pada kinerja
perusahaan telah diverifikasi secara teratur. Sebagai contoh, Arthur (1994)
menyelidiki produktivitas satuan waktu dan situasi sumber daya manusia dari
produsen baja yang lebih kecil di AS selama akhir 1980-an hingga akhir 1990-an.
Dia mempelajari hubungan di antara mereka dan menggunakan sistem manajemen
sumber daya manusia sebagai variabel independen dan kinerja bisnis sebagai
variabel dependen. Huselid (1995) dan Batt dan Moynihan (2002) juga
memverifikasi kesimpulan di atas, alih-alih mendaftarkan perusahaan dan industri
telekomunikasi sebagai objek penelitian. Demikian pula, banyak sarjana yang
mempelajari sampel yang berbeda seperti Cina dan Asia Tenggara juga
mengkonfirmasi kesimpulan tersebut. (Guthrie, 2001; Bae dan Lawler, 2000; Bae et
al., 2003).

2.1.2 Organizational Learning Capability


Organizational Learning Capability (OLC) adalah kemampuan organisasi untuk
memproses pengetahuan, atau dengan kata lain, untuk membuat, memperoleh,
mentransfer, dan mengintegrasikan pengetahuan, dan memodifikasi perilakunya
32

untuk mencerminkan situasi kognitif baru, dengan tujuan untuk meningkatkan


kinerjanya. (Hooi, 2019). Akan tetapi OLC mungkin bukan pilihan untuk UKM ritel
karena pertimbangan biaya dan waktu, Pelatihan keterampilan generik mungkin lebih
dipertimbangkan. Analisis OLC telah menjadi bidang studi semakin penting selama
beberapa tahun terakhir. Berbagai karya telah berurusan dengan analisis konstruksi
ini dari sudut pandang yang berbeda. Ada studi yang fokus pada hal ini membangun
menggunakan pendekatan psikologis (Cyert dan Maret 1963; Daft dan Weick, 1984),
suatu pendekatan sosiologis (Nelson and Winter, 1982; Levitt dan March, 1988),
atau dari sudut pandang Teori Organisasi (Cangelosi dan Dill, 1965; Senge, 1990;
Huber, 1991). Lebih Baru-baru ini, pembelajaran telah dipertimbangkan, dari
strategis perspektif, sebagai sumber heterogenitas di antara organisasi, serta sebagai
dasar untuk kemungkinan keunggulan kompetitif (Grant, 1996; Lei et al., 1996,
1999). Dari yang terakhir ini muncul konsep OLC, yang menyiratkan perubahan
dalam cara tradisional berurusan dengan manajemen bisnis.

2.1.3 Marketing Capabilities


Teori Dynamic Capabilities (DC). adalah teori utama yang menjelaskan perbedaan
kinerja perusahaan dengan mengatasi interaksi antara berbagai sumber daya atau
kemampuan dan lingkungan yang berubah (Morgan et al., 2018; Teece et al., 1997).
Hal ini menganjurkan bahwa keunggulan kompetitif tidak hanya berasal dari
eksploitasi sumber daya atau kemampuan spesifik perusahaan yang ada tetapi juga
dari eksplorasi kemampuan baru yang memungkinkan perusahaan untuk menanggapi
perubahan dalam lingkungan bisnis mereka (Day, 2011; Teece et al., 1997) . Dengan
kata lain, teori DC membahas keselarasan antara eksplorasi dan kemampuan berbasis
eksploitasi (Barreto, 2010; Weerawardena et al., 2015).

2.1.4 Marketing Performance Measurement


Menurut Phillip Kotler (2010), pemasaran adalah sebuah kegiatan sosial dan
manajerial yang dimana seluruh individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran
produk-produk atau value dengan pihak lainnya. Pemasaran adalah salah satu dari
kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan
usahanya untuk berkembang dan berkembang dan mendapatkan keuntungan sebagai
33

ukuran keberhasilan usahanya baik dalam bentuk laba maupun kepuasan. Berhasil
tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung dari keahlian pengusaha
dibidang pemasaran. Selain itu tergantung dari fungsi-fungsi apakah suatu usaha itu
dapat berjalan dengan lancar. (Kotler, 2004 dalam Wicaksono, 2010).

Marketing performance measurement adalah sistem kontrol organisasi yang


digunakan untuk mengukur kinerja pemasaran melalui satu kumpulan teknik
pemasaran yang saling terkait satu sama lain, untuk memantau, mengendalikan dan
memastikan bahwa sumber daya pemasaran tersampaikan , dan strategi pemasaran
diterapkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu organisasi. Definisi ini
menyiratkan bahwa kegiatan ini juga dapat di definisikan sebagai serangkaian
prosedur dan proses yang mengubah strategi menjadi tindakan yang dapat
disampaikan dan memantau pelaksanaan rencana pemasaran dari gambaran Morgan
et al.(2002) dan Laberti Dan Noci.

"hubungan antara kegiatan pemasaran dan kinerja bisnis" (Clark dan Ambler 2001,
hal. 231). Karena masalah yang dimaksud adalah kurang nya kemampuan dalam
pemasaran, minat khusus kami adalah mengkoordinasi kemampuan pemasaran untuk
menilai hubungan pemasaran dan kinerja bisnis. Mengingat itu tujuannya.Penelitian
MPM adalah untuk menunjukkan nilai dari kegiatan pemasaran, sejalan dengan
karya Rust dan kolega (2004), fokus kami adalah pemasaran bukan sebagai "dasar"
produk, harga, atau hubungan pelanggan ”(Rust et al.2004, hlm. 76) melainkan
sebagai "kegiatan pemasaran" itu sendiri, yang kami definisikan sebagai kegiatan
pemasaran itu sendiri yang bersangkutan dengan promosi,koneksi dan , kegiatan lain
nya.
34

2.1.5 Firm Performance


Firm performance adalah kemampuan perusahaan yang digunakan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan menggunakan sumber daya dengan se-efisien dan se-
efektif mungkin. Firm performance dapat diukur dengan menggunakan dua indikator
yaitu financial dan non financial (Rasula, Vuksic dan Stemberger, 2012). Sebagian
besar perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka dengan cara apa pun
bisa jadi, pemenang dapat dipegang oleh mereka yang berusaha untuk berinovasi,
mendapatkan dan mempertahankan kinerja. Dengan demikian, bersaing dalam
lingkungan yang terus berubah sangat diperlukan untuk memahami dan memantau
kinerja. Karena itu, selalu menilai kinerja organisasi menarik bagi tim manajemen
dan peneliti. Selain itu, mengukur kinerja bisnis di lingkungan ekonomi saat ini
adalah masalah penting bagi para sarjana akademis dan manajer yang berpraktik.
Para peneliti telah memperluas upaya untuk menentukan langkah-langkah untuk
mengukur konsep kinerja. Dalam hal ini, ada literatur yang tidak lengkap dan
perdebatan yang sedang berlangsung tentang masalah kinerja perusahaan.
Perusahaan yang sukses mewakili unsur utama bagi negara berkembang. Banyak
ekonom menganggapnya mirip dengan mesin dalam menentukan perkembangan
ekonomi, sosial, dan politik mereka. Untuk bertahan dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif, setiap perusahaan harus beroperasi dalam kondisi kinerja tertentu. Saat
ini, kinerja perusahaan telah menjadi konsep yang relevan dalam strategi penelitian
manajemen dan sering digunakan sebagai variabel dependen. Meskipun itu adalah
gagasan yang sangat umum dalam literatur akademik, hampir tidak ada konsensus
tentang definisi dan pengukurannya.
2.2 Hubungan antar Variabel

2.2.1 Hubungan antara Marketing dengan Marketing Capabilitiy


Marketing capability berfungsi untuk mengkonseptualisasi kapasitas perusahaan
dalam mengimplementasi strategi pemasaran agar lebih efisien. Serta membantu
perusahaan menafsirkan strategi pemasaran menjadi sesuatu objek yang bias di ukur
dan di komunikasikan lebih baik. Sehingga dapat memberikan dampak dan
peninjauan pada kinerja aktivitas pemasaran.
35

2.2.2 Hubungan antara Marketing Capability dengan Firm Performance


hipotesa antara marketing capability terhadap firm performance ada nya dampak
positif yang di berikan terhadap perusahaan dalam beberapa factor. Yang pertama
dalam mengoptimisasi sumber daya dan pasar serta dapat menggunakan sumber daya
untuk mengimplementasikan strategi pemasaran dengan efektif. Kedua, memberikan
informasi berharga dengan memanfaatkan kemajuan teknologi serta memanfaatkan
peluang, sehingga perusahaan dapat memberikan pengetahuan lebih dari pelanggan
dan market yang lebih luas. Ketiga, perusahaan juga dapat menjaga hubungan kepada
pelanggan dengan baik yang bias menjadi keunggulan kompetitif dibangingkan
kompetitor nya. Keempat, perusahaan dapat mengikuti dan memahami
perkembangan pasar dengan baik, sehingga perusahaan dapat berkembang lebih
cepat

2.2.3 Hubungan antara High Performance Human Resource Management Practice


dengan Organizational Learning Capability
Logika teoritis yang mendasari gagasan bahwa HP-HRMP memiliki peran penting
dalam mengembangkan OLC adalah pandangan berbasis sumber daya, yang berarti
bahwa sumber daya manusia yang dikembangkan melalui sistem HRM yang efektif
adalah sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Hooi, 2019). Demikian
pula, menerapkan HP-HRMP untuk membangun kedisiplinan, dukungan dan
kepercayaan untuk memperjuangkan pembelajaran di semua tingkatan yang dapat
meningkatkan komitmen karyawan untuk memperluas pengetahuan. Investasi di
Managerial Development, misalnya, meningkatkan kualitas manajer untuk
menghasilkan solusi inovatif dengan meningkatkan kemampuan, motivasi, dan
keterlibatan bawahan, serta Performance Appraisal mendorong berbagi pengetahuan
dan keterlibatan karyawan, yang meningkatkan OLC.
Penghargaan terhadap inovatif memotivasi karyawan untuk mengambil risiko yang
diperhitungkan dan bereksperimen dengan ide-ide baru, yang mengarah ke kemajuan
pengetahuan baru (Jerez-Gómez et al., 2005b). Kerja tim dan kolaborasi lintas
fungsional mengintensifkan pertukaran informasi dan berbagi pengetahuan di antara
individu (Lepak et al., 2007) dan memperkuat integrasi pengetahuan di tingkat
kelompok dan organisasi (Garvin, 1993; Goh dan Ryan, 2002). Selain itu menurut,
Cai et al. (2014) mengungkapkan bahwa efek positif dari pengembangan internal
sumber daya pada OLC. Praktik bersamaan ini dapat memajukan komunikasi yang
36

tidak ambigu dan pengakuan atas pengalaman kerja spesifik perusahaan yang luas
serta mendorong keharmonisan dan kolektivisme di antara karyawan. Selain itu,
kriteria kepegawaian yang tepat memastikan bahwa karyawan baru memiliki
kompetensi dan profesionalisme (Way, 2002) untuk pengayaan pengetahuan lebih
lanjut (Schmidt dan Hunter, 1998)

2.2.4 Hubungan antara Orgazitational Learning Capabilities dengan Firm


Performance
Tidak dapat disangkal, bahwa UKM ritel di dalam lingkungan yang semakin
fluktuatif memanfaatkan kemampuan dinamis sebagai sumber keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan. Kemampuan dinamis mengacu pada kompetensi internal dan
eksternal yang penting bagi organisasi untuk menjadi inovatif dan secara proaktif
merespons kondisi pasar yang berubah (Teece et al., 1997). Teece et al. (1997)
menganggap kemampuan dinamis sebagai alat penjelasan dalam meningkatkan
inovasi dan daya saing organisasi. Secara umum, kerangka kerja kemampuan
dinamis dapat dikategorikan ke dalam proses strategis dan operasional (Güttel dan
Konlechner, 2009) serta inovasi, perubahan dan pembelajaran organisasi (Giniuniene
dan Jurksiene, 2015). Pr oses strategis melibatkan menangkap peluang baru (Teece,
2007) sementara proses operasional fokus pada mendesain ulang kompetensi internal
atau eksternal dan mempengaruhi operasi sehari-hari (Güttel dan Konlechner, 2009)
untuk merespons lingkungan yang dinamis. Pembelajaran organisasi, yang terkait
dengan "proses akumulasi, proses perintisan, proses koordinasi, dan proses
penyebaran," adalah cara untuk mengintegrasikan kemampuan dinamis ke dalam
proses internal perusahaan (Giniuniene dan Jurksiene, 2015, hal. 986). Berbagai
kemampuan tersedia untuk perusahaan dan OLC memiliki potensi untuk berfungsi
sebagai kunci penentu heterogenitas kinerja di antara perusahaan. Terutama, OLC
adalah proses dinamis untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia
yang meningkatkan kinerja perusahaan melalui penciptaan, akuisisi, dan integrasi
pengetahuan (Lopez et al., 2005; Wu dan Cavusgil, 2006). Membina OLC dapat
meningkatkan kapasitas intelektual tenaga kerja (Watkins dan Marsick, 1996), yang,
pada saatnya dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk mengeksploitasi dan
memperluas basis pengetahuan mereka untuk perubahan organisasi yang sukses.
Lonial dan Carter (2015) menyatakan bahwa belajar bersama dengan orientasi pasar
dan kewirausahaan berhubungan positif dengan kinerja perusahaan.
37

2.2.5 Hubungan antara Marketing Performance Measurement System dengan


Marketing Capbabilities dan Firm Performance

Studi ini berkontribusi pada literatur pengukuran kinerja pemasaran dalam beberapa
cara. Pertama, Studi ini menemukan bahwa MPMSs komprehensif berkontribusi
terhadap kinerja perusahaan dengan secara positif mempengaruhi kemampuan
pemasaran arsitektur. Sejalan dengan literatur yang masih ada (Morgan et al., 2002;
Pauwels et al., 2009), temuan ini menyoroti peran MPMS dalam memfasilitasi
perumusan strategi dan implementasi pemasaran. Ini mendukung argumen bahwa
sumber daya informasi dan pengetahuan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
kemampuan pemasaran (Moorman dan Slotegraaf, 1999; Morgan et al., 2003). Selain
itu, sementara penelitian sebelumnya telah memberikan dukungan untuk hubungan
antara MPMS dan anteseden kemampuan pemasaran (Homburg et al., 2012),
penelitian ini memperluas literatur dengan membangun hubungan langsung antara
MPMS dan kemampuan pemasaran. Selain itu, ia juga memberikan bukti bahwa
penggunaan MPMS yang diagnostik dan interaktif juga dapat memengaruhi kinerja
perusahaan melalui dampaknya pada kemampuan menghubungkan pasar, keterkaitan
pasar dan kemampuan belajar yang berfokus secara eksternal, masing-masing, lebih
lanjut mengonfirmasi peran mediasi dari kemampuan pemasaran dalam Hubungan
MPMS-kinerja.

Kedua, mengingat bahwa sedikit pekerjaan empiris telah dikhususkan untuk


mengkonfirmasi teori ini. dengan asumsi bahwa MPMS yang komprehensif
mempengaruhi hasil kinerja secara positif, penelitian ini berkontribusi pada literatur
dengan secara empiris memvalidasi efek tidak langsung dari kelengkapan MPMS
pada kinerja perusahaan. Dengan mengonfirmasi bahwa MPMS komprehensif
meningkatkan kemampuan pemasaran arsitektur perusahaan, studi ini juga
memberikan bukti empiris yang kuat untuk argumen bahwa MPMS komprehensif
lebih menguntungkan daripada sistem parsial (Ambler et al., 2004; CMO Council,
2009). Hal ini juga mempengaruhi hubungan yang tidak signifikan antara
kelengkapan MPMS dan kapabilitas penghubungan pasar menunjukkan bahwa, bagi
perusahaan yang bertujuan mengembangkan kapabilitas penghubung pasar yang
unggul, mereka juga perlu mempertimbangkan bagaimana melengkapi desain MPMS
yang komprehensif dengan penggunaan yang tepat. untuk menuai manfaat penuh dari
MPMS.
38

Ketiga, sedikit yang diketahui tentang implikasi kinerja potensial dari penggunaan
MPMSs (Mintz dan Currim, 2015). Sejalan dengan argumen sebelumnya (Simons,
1995), hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan MPMS secara berlebihan dengan
tujuan diagnostik dapat menghambat pengembangan kapabilitas keterikatan pasar,
sehingga secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan; sedangkan penggunaan
interaktif MPMSs secara positif memengaruhi pengembangan pembelajaran yang
berfokus secara eksternal dan kapabilitas yang menghubungkan pasar, sehingga
mendorong kinerja perusahaan. Studi ini memperluas pemahaman tentang bagaimana
penggunaan MPMS secara diagnostik dan interaktif yang di arahkan pada hasil
kinerja yang berbeda dan menunjukkan kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
MPMS secara lebih seimbang, seperti yang disarankan oleh literatur kontrol
manajemen kinerja (Simons, 1995).

Studi ini berkontribusi pada penelitian OLC dan HP-HRMP saat ini dengan semakin
memperkuat dukungan teoritis untuk peran mediasi OLC dalam hubungan antara
HP-HRMP dan kinerja perusahaan. Seperti disebutkan dalam bagian pengantar, tidak
ada konsensus yang jelas tentang dampak HP-HRMP dan OLC pada kinerja
perusahaan. Klarifikasi ini menunjukkan dukungan untuk dampak langsung dan tidak
langsung HP-HRMP pada kinerja perusahaan. Selain itu, penelitian ini berkontribusi
dalam menyoroti HP-HRMP mandiri yang memengaruhi OLC dan kinerja
perusahaan. Lebih lanjut menambahkan dimensi kinerja perusahaan selain yang
dipertimbangkan dalam penelitian sebelumnya (mis. Boselie et al., 2005; Jerez-
Gómez et al., 2019). Studi saat ini tentang ekonomi dan SPER berkontribusi untuk
memperluas literatur kinerja perusahaan, terutama di UKM ritel. Studi sebelumnya,
misalnya, telah berfokus pada produktivitas dan inovasi (Jerez-Gómez et al., 2019)
dan pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, profitabilitas, dan laju pengembangan
produk baru (Hooi dan Ngui, 2014). Sarjana sebelumnya telah mencatat bahwa OLC
mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi ada penelitian terbatas yang menetapkan
dampak elemen spesifik OLC pada EPER atau SPER. Studi ini menunjukkan peran
penting HP-HRMP dan OLC sebagai sumber kinerja perusahaan, khususnya, SPER.
Hasil menunjukkan bahwa IR memiliki pengaruh yang lebih kuat pada EPER
daripada SPER UKM ritel.

Ini sesuai dengan temuan Way (2002), yang menyatakan bahwa sebagian besar
keuntungan kinerja perusahaan dikaitkan dengan kompensasi. Namun, itu
39

bertentangan dengan temuan Shih et al. (2006), yang menunjukkan hubungan antara
MD dan kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, MD hanya signifikan pada SPER.
Hasil ini menunjukkan bahwa IR, seperti yang ditunjukkan oleh Juhdi et al. (2013),
memang merupakan faktor penting dalam mendorong kinerja UKM ritel di Malaysia.
Temuan ini memperluas pengetahuan di luar organisasi besar dan menunjukkan
bahwa IR juga merupakan faktor penting dalam UKM. Selain itu, ES memiliki efek
positif yang lebih kuat pada SPER daripada EPER UKM ritel. Ada juga hubungan
terbalik antara PA dan kinerja perusahaan. Intinya, penelitian ini membantu
membangun pengetahuan di bidang di mana ada seruan yang konsisten untuk
meningkatkan penelitian. Adapun hubungan HP-HRMP-OLC, temuan umumnya
mendukung, meskipun

sebagian. Namun, hasil penelitian memberikan indikasi yang jelas tentang praktik
HRM khas yang memberikan kontribusi positif untuk setiap dimensi OLC. Dalam
urutan kepentingan, pengaruh pada MC paling signifikan untuk ES, diikuti oleh kerja
tim, PA dan MD. Untuk SP, PA memiliki efek yang lebih signifikan dibandingkan
dengan IR atau ES. MD memengaruhi OE lebih dari ES atau kerja tim. PA memiliki
pengaruh yang lebih signifikan daripada kerja tim di KT. Selain itu, hasilnya
memberikan bukti lebih lanjut di antara hubungan HPHRMP-Firm Performance

Hasil analisis mediasi mengungkapkan bahwa OLC sepenuhnya memediasi


hubungan antara HP-HRMP dan kinerja UKM ritel. Ini sesuai dengan temuan Patel
et al. (2013) dan Jerez-Gomez et al. (2019), yang menyatakan bahwa HP-HRMP
yang memajukan pembelajaran organisasi meningkatkan inovasi dan kinerja
perusahaan. Selanjutnya, ini melengkapi temuan para sarjana lain seperti Gong et al.
(2009), Cai et al. (2014) dan Algre dan Chiva (2013).
40

2.3 Kerangka Model Penelitian

Gambar 2.4 Kerangka Model Penelitian

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020


41

BAB 3 METODE ANALISA BISNIS

3.1 Desain Penelitian


Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kuantitatif. Data
kuantitatif merupakan data terbentuk angka – angka baik secara langsung dari hasil
penelitian maupun hasil pengolahan data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan
menggunakan skala interval. Contoh data kuantitatif adalah data jumlah penduduk,
jumlah pendapatan nasional, dan data jumlah keluarga yang ada di suatu daerah
(Putra,Z, 2012)

Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 sumber, yaitu:

1. Data Primer

Merupakan data yang berdasarkan dengan informasi yang dihasilkan pertama kali
oleh peneliti untuk tujuan tertentu dalam pembelajaran. Data primer dapat diperoleh
melalui wawancara atau data hasil penyebaran kuisioner. Kedua data tersebut
diperoleh langsung dari objek penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang berdasarkan informasi yang dihasilkan dari
sumber yang sudah ada. Data dapat bersumber dari internal maupun eksternal
organisasi dan dapat diakses melalui internet serta merupakan informasi yang sudah
tersebar. Data sekunder dapat berasal dari buku, data sensus, data base perusahaan,
media, laporan tahunan, dan sebagainya.

3.2 Metode pengumpulan dan analisis data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Kuisioner

Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat dalam
rangka memperoleh data dalam penelitian, dimana kuisioner tersebut dijadikan hal –
hal yang relevan dan berkaitan dengan tujuan penelitian.

2. Studi Pustaka

Penelitian ini dilakukan dengan mencari teori yang dikumpulkan sebanyak –


banyaknya dari pustaka yang berkaitan. Sumber pustaka bisa didapatkan melalui :
jurnal, buku, koran, berita, internet, artikel, ataupun hasil – hasil penelitian terdahulu.

3.2.1 Sampel dan Populasi


42

Menurut Sugiyono (2016) , populasi adalah adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Yang dimaksud dengan populasi di sini ialah tidak hanya terpaku pada makhluk
hidup, akan tetapi juga semua obyek penelitian yang dapat diteliti. Populasi tak
hanya meliputi jumlah obyek yang ditelitii, akan tetapi meliputi semua karakteristik
serta sifat-sifat yang dimiliki obyek tersebut.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Sampel yang akan diambil dari
populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.

Jumlah sampel akan ditentukan menggunakan formula slovin, dengan perhitungan


sebagai berikut:

Formula slovin:

n = N / (1 + (N x e²))

n = Sampel

N = Populasi

e = Erorr margin

Perhitungan:

n = 1000 / (1 + (1000 x 0,05²))

n = 1000 / (1 + 2,5)

n = 285

maka sampel yang diperlukan adalah 285.

3.2.2 Metode Sampel

Metode sampel adalah adalah metode yang digunakan dalam proses pengambilan
sampel. Pada dasarnya, metode sampling dikelompokan menjadi 2, yaitu probability
sampling dan non-probability sampling.

a. Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang


kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel, tekhnik ini terdiri atas:
43

1. Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab


pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa
memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini
dapat lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.

2. Dispropofionate Strafified Random Sampling: Suatu teknik yang


digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata
tetapi kurang proporsional.

3. Proporfionate strafified random sampling: salah satu teknik yang


digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak
homogen serta berstrata secara proporsional.

4. Cluster sampling (Area sampling): Teknik sampling daerah dipakai


untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara,
provinsi atau dari suatu kabupaten.

b. Non Probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan


peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel, teknik ini terdiri atas:

1. Sampling Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan


urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

2. Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari


populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70
orang maka sampel perempuan juga sebanyak 70 orang.

3. Sampling aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel berdasarkan


kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data.

4. Purposive Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan


pertimbangan tertentu atau sleksi khusus. Seperti misalnya, kamu
meneliti kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka kamu
mengambil informan yaitu Kapolresta kota atau daerah tersebut,
seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal yang ada di kota
tersebut.

5. Sampling Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota


populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan
jika jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang relatif kecil.
44

6. Snowball Sampling: Teknik penentuan sampel yang mula mula


jumlahnya kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel
berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti
misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi bahwa sumber informan
pertama mengarah kepada.

Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi
khusus. Alasan penelitian ini menggunakan purposive sampling adalah karena tidak
semua sampel memenuhi kriteria yang ingin diteliti. Penulis menetapkan kriteria
yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian
yang penulis lakukan, yang menjadi sampel adalah pemilik UMKM pada industri
fashion retail di Indonesia yang sudah memiliki karyawan. Dari kriteria itu, dapat
diketahui bahwa sampel yang dimiliki saat ini berjumlah …………. responden.

3.2.3 Tahap Analisa Data

Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut.


Dalam proses analisa data, penulis menggunakan SPSS (Statistical Product and
Service Solution). SPSS adalah perangkat lunak yang memiliki kemampuan analisis
yang dirancang untuk membantu pengolahan data secara statistic. Untuk
keseragaman, SPSS yang digunakan dalam penelitian ini adalah IBM SPSS
Statistic 20.

Proses statistik dengan SPSS :

1Gambar 3.1 Proses statistik dengan SPSS

Sumber : Businesss Management Laboratory Binus, 2017

Uji Validitas

Menurut Sarjono (2011) pengujian validitas merupakan sebuah proses untuk


membuktikan bahwa instrument, teknik atau proses yang digunakan dalam mengukur
sebuah konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan dimana tujuannya
adalah untuk mengukur valid tidaknya suatu item pertanyaan dari kuesioner yang
disebarkan kepada para responden yang menjadi obyek penelitian.
45

Suatu kuesioner dikatakan Valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan suatu
angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

 Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel
tersebut valid

 Jika r hitung < r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid

 Jika r hitung berada di bawah r tabel, maka peneliti harus melakukan


uji ulang dengan pengambilan keputusan yaitu r hitung ≥ r tabel

Uji Reliabilitas

Setelah instrumen dinyatakan valid, langkah selanjutnya adalah mengukur


reliabilitas. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat konsistensi suatu
pengukuran dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, reliabilitas mengindentifikasikan
seberapa stabil dan konsisten suatu indikator dalam sebuah penelitian (Anderson,
D.R, 2011). Uji reliabilitas harus di lakukan untuk mengukur tingkat akurasi dan
ketelitian dari prosedur pengukuran. Semakin tinggi reliabilitas, maka indikator
pengukuran semakin konsisten. Uji reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan
koefisien Cronbach’s Alpha (CA). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut :

 Jika CA ≥ 0,5, maka instrumen layak digunakan

 Jika CA < 0,5, maka instrumen tidak layak digunakan

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan
untuk menganalisis dalam penelitian memenuhi asumsi klasik atau tidak (Anderson,
D.R, 2011). Uji asumsi klasik tersebut adalah :

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau
mendekati distribusi normal atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2011). Pada dasarnya
uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data
berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data
kita. Uji normaltias menjadi hal yang penting karena salah satu syarat pengujian
parametrik adalah data harus berdistribusi normal.
46

Berikut merupakan Dasar Pengambilan Keputusan (DPK) dalam Uji Normalitas (α


dalam penelitian ini sebesar 5%  0,05) :

Untuk jumlah responden < 50  lihat sig pada tabel Shapiro Wilk

Untuk jumlah responden ≥ 50  lihat sig pada tabel Kolmogorov Smirnov

Jika sig > α maka data berdistribusi normal.

Jika sig < α maka data berdistribusi tidak normal.

Uji Multikolinearitas

Menurut Santoso (2011) uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah


dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar
variabel independen. Hal ini menunjukkan bahwa uji multikolinearitas dilakukan
untuk mengukur tingkat asosiasi hubungan/pengaruh antar variabel bebas dengan
menggunakan besaran koefisien relasi (r). Jika antar variabel independen terjadi
multikolinearitas sempurna, maka koefisien regresi variabel tersebut tidak dapat
ditentukan dan nilai standard error menjadi tak terhingga. Dalam hal ini, model
regresi linear berganda mengasumsikan bahwa tidak terdapat korelasi yang
signifikan antar variabel bebasnya.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

 Jika nilai tolerance ≥ 0,10, maka instrumen layak digunakan

 Jika nilai tolerance < 0,10, maka instrumen tidak layak digunakan

 Jika VIF < 10, maka instrumen layak digunakan

 Jika VIF ≥ 10, maka instrumen tidak layak digunakan

Uji Heterokedastisitas

Menurut Santoso (2011) uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam


model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Cara untuk
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dengan melihat keputusan berikut :

Jika sig > α maka data bersifat heterokedastisitas

Jika sig < α maka data tidak memiliki sifat heterokedastisitas

Analisis Regresi Sederhana


47

Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk
mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel (Black,K 2013). Istilah
regresi yang berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis
Galton pada tahun 1877, sehubungan dengan penelitiannya terhadap tinggi manusia,
yaitu antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Dalam penelitiannya, Galton
menemukan bahwa tinggi anak dan tinggi orang tuanya cenderung meningkat atau
menurun dari berat rata-rata populasi. Garis yang menunjukkan hubungan tersebut
disebut garis regresi.

Dalam analisis Regresi sederhana akan dikembangkan sebuah estimating equation


(persamaan regresi), yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel dependen dari
nilai variabel independen yang diketahui, dimana kedua variabel tersebut masing-
masing hanya satu. Analisis Regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan.

Uji F

Uji F dilakukan untuk melakukan uji hipotesis koefisien regresi secara bersamaan.
Tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan df –
(n-k-1) dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel

Uji T

Uji T dilakukan untuk menghitung koefisien regresi secara individu. Tingkat


signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana
(n) merupakan jumlah observasi dan (k) merupakan jumlah variabel.

Uji Koefiien Determinasi (R2)

Uji Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan


variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Jika nilai koefisien
determinasi sama dengan 0, maka variabel Y tidak bisa menjelaskan variabel X sama
sekali, tetapi jika koefisien determinasi sama dengan 1 maka variabel Y dapat
menjelaskan variabel X secara keseluruhan.
48

3.3 Tahapan Analisa Bisnis

Identifikasi Masalah

Jurnal Penelitian Terdahulu

Menyebarkan Kuisioner

Proses Pengumpulan Data

Proses Pengolahan Data

Analisis Data

Uji Validitas Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

Uji Regresi

Uji F

Uji T

Analisis Koefisien Determinasi

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.2 Tahap Analisa Bisnis

Sumber : Penulis, 2020


49

Dalam penelitian ini, terdapat 6 variabel yang diukur, yaitu manajemen sumber daya
manusia kinerja tinggi, inovasi, kemampuan pemasaran, eksplorasi, eksploitasi, dan
kinerja perusahaan, di mana variabel-variabel tersebut memiliki peran masing-
masing dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang


mempengaruhi variabel terikat (variabel positif atau variabel negatif). Dalam
penelitian ini, variabel bebasnya adalah manajemen sumber daya manusia
kinerja tinggi dan kemampuan pemasaran

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi


oleh variabel bebas (menemukan variabel yang mempengaruhi). Dalam
penelitian ini, variabel terikatnya adalah kinerja perusahaan.

3. Variabel intervening merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi


hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini,
variabel intervening-nya adalah eksplorasi dan eksploitasi dan inovasi.

Skala pengukuran akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara
memberikan nilai pada masing-masing jawaban pertanyaan kuisioner dengan metode
likert scale. Skala ini meminta responden memberikan tingkat persetujuan atau
ketidak setujuannya terhadap pernyataan-pertanyaan yang diajukan. Skala ini
dikembangkan oleh Rensis Likert dan biasanya memiliki 5 atau 7 kategori dari
“sangat setuju” sampai dengan “sangat tidak setuju”. Skala likert ini banyak
digunakan dalam riset bisnis yang menggunakan metode survei dan dapat
dikategorikan sebagai skala interval. Sewaktu menganggapi pertanyaan dalam skala
Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan
dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Kategori Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup Tidak Setuju 3

Cukup Setuju 4

Setuju 5

Sangat Setuju 6

Sumber : Penulis, 2019


50

Variabel Konsep atau Teori Indikator Sumber Skala


Pengukuran Marketing performance Adanya perencanaan Morgan Likert
performa measurement sistem pemasaran dalam et al.
pemasaran perusahaan. (2002)
adalah sistem kontrol
dan
organisasi yang
Laberti
digunakan untuk Memperhatikan Dan Noci.
mengukur kinerja hubungan
pemasaran melalui satu masyarakat
perusahaan selaras
kumpulan teknik
dengan komunikasi
pemasaran yang saling internal perusahaan.
terkait satu sama lain,
untuk memantau, Membuat anggaran
mengendalikan dan pemasaran dalam
memastikan bahwa perusahaan. 
sumber daya pemasaran
tersampaikan , dan
strategi pemasaran
diterapkan untuk
mencapai tujuan yang
Membuat penelitian
diinginkan dari suatu pemasaran dalam
organisasi. perusahaan.

Menggunakan
website dan internet
dalam pemasaran
perusahaan.

Kemampuan Teori Dynamic Adanya produk/jasa (Morgan Likert


Marketing Capabilities (DC). adalah baru dalam et al.,
teori utama yang perusahaan. 2018;
menjelaskan perbedaan Mengetahui Teece et
kinerja perusahaan kebutuhan dan al.,
dengan mengatasi keinginan pelanggan. 1997).
interaksi antara
berbagai sumber daya
atau kemampuan dan Tingkat efektivitas
dari iklan produk/jasa
lingkungan yang
perusahaan.
berubah
51

Memberikan
wawasan
pengetahuan akan
produk/jasa yang
dimiliki oleh
perusahaan.
Membuat desain dan
kemasan produk/jasa
yang menarik.

Sumber HP-HRMP dalam Terdapat pengertian Hooi, Likert


Daya penelitan yang jelas mengenai 2019
Manusia dioperasionalkan tanggung jawab
Kinerja sebagai praktik HRM karyawan.
Tinggi Karyawan
yang dirancang untuk
perusahaan
meningkatkan AMO
mendapatkan
( Ability, Motivation, pelatihan setiap
Opportunity) untuk periode yang telah
membantu ditentukan
mengembangkan pola perusahaan.
pikir karyawan yang Ada jenjang karir
lebih maju/unggul dalam perusahaan.
yang dapat
meningkatkan
performa perusahaan. Atasan mempelajari
niat/kemauan
karyawan dalam
meningkatkan kinerja
pekerjaan.
Atasan dan karyawan
secara konstan
melakukan
komunikasi jujur dan
terbuka.
Kemampuan Organizational Adanya hubungan Hooi, Likert
Belajar Learning Capability yang terbuka antar 2019
Organisasi (OLC) adalah karyawan.
kemampuan organisasi Adanya transfer
untuk memproses pengetahuan antar
pengetahuan, atau karyawan.
dengan kata lain, Karyawan dapat
untuk membuat, menganalisa
memperoleh, perbedaan pendapat
mentransfer, dan dalam pekerjaan.
mengintegrasikan
pengetahuan, dan
memodifikasi
52

Karyawan dapat
menemukan solusi
untuk mengatasi
perbedaan pendapat
dalam pekerjaan.

Karyawan dapat
menerapkan solusi
dari setiap
perilakunya untuk perbedaan pendapat
mencerminkan situasi dalam pekerjaan.
kognitif baru, dengan
tujuan untuk
meningkatkan
kinerjanya.

Kinerja Kinerja perusahaan (Rasula, Likert


Perusahaan firm performance secara keseluruhan Vuksic
sangat baik. dan
adalah kemampuan
Stember
perusahaan yang ger,
digunakan untuk 2012)
Karyawan
mencapai tujuan perusahaan memiliki
moral yang baik.
perusahaan dengan
menggunakan sumber
daya dengan se-efisien
dan se-efektif
Pertumbuhan
mungkin. Firm pendapatan
performance dapat perusahaan terjaga
di tingkat rata-rata
diukur dengan industri yang sejenis.
menggunakan dua
indikator yaitu Profit margin
perusahaan stabil di
financial dan non
tingkat rata-rata
financial. industri yang sejenis.
53

Aset perusahaan
terus meningkat. 

Profit margin
perusahaan stabil di
tingkat rata-rata
industri
Perutmbuhan
pendapatan
perusahaan terjaga di
tingkat rata-rata
industri
Posisi kompetitif
perusahaan saat ini
menguntungkan
Kinerja perusahaan
secara keseluruhan
sangat baik
54

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan
5.2 Saran

Referensi

Lampiran

Riwayat Hidup

Indeks atau Glosarry

Anda mungkin juga menyukai