BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Servis sering juga disebut dengan istilah perbaikan(jasa). Pengertian
dari perbaikan itu sendiri adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi dari suatu benda atau alat yang rusak akibat pemakaian alat
tersebut pada kondisi semula . Proses perbaikan tidak menuntut
penyamaan sesuai kondisi awal, yang diutamakan adalah alat tersebut
bisa berfungsi normal kembali. Perbaikan memungkinkan untuk
terjadinya pergantian bagian alat/spare part. Terkadang dari beberapa
produk yang ada dipasaran tidak menyediakan spare part untuk
penggantian saat dilakukan perbaikan, meskipun ada, harga spare part
tersebut hampir mendekati harga baru satu unit produk tersebut. Hal ini
yang memaksa user/pelanggan untuk membeli baru produk yang sama .
Tidak setiap perbaikan dapat diselesaikan dengan mudah, tergantung
tingkat kesulitan dan kerumitan assembling atau perakitan alat tersebut,
mulai dari tingkatan jenis bahan hingga tingkat kecanggihan fungsi alat
tersebut. Tingkat kesulitan tersebutlah yang menumbuhkan perbedaan
jenis perbaikan, mulai jenis perbaikan ringan, perbaikan sedang dan
perbaikan yang sering dinamakan servis berat. Dari jenis servis diatas
ditentukan biaya perbaikan sesuai tingkat kesulitannya.
Telah banyak para ahli yang mengemukakan beberapa definisi-
definisi mengenai pengertian jasa. Diantaranya yaitu [4] :
1. Lovelock & Wright 2005:5 (http://digilib.petra.ac.id),
mendefinisikan jasa adalah: Kegiatan ekonomi yang menciptakan dan
memberikan manfaat bagi pelanggan pada pada waktu dan tempat
tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang
diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa jasa merupakan kegiatan ekonomi yang
menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan
2
tempat tertentu manfaat yang diberikan berupa keuntungan atau laba yang
diperoleh pelanggan dari kinerja jasa atau penggunaan barang fisik.
Sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan
dalam diri atau atas nama penerima.
2. Kotler (Tjiptono 2006:16), mengemukakan pengetian jasa sebagai
berikut: An service is any act or performance that one party can offer to
another that is essentially intangible and does not result in the ownership
of anything. Its production may or may not be tied to a physical product .
Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak
ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan
perpindahan kepemilikan. Produk jasa dapat terikat atau tidak terikat pada
suatu produk fisik.
3. Pengertian jasa secara luas dikemukakan oleh Zeithaml, Bitner &
Gremler 2003:3 (www.demandiri.or.id), adalah sebagai berikut: Include
all economic activities whose output is not a physical product or
construction, is generally consumed at the time it is produced, and
provides added value in forms (such as convenience, amusement,
timelines, comfort or health) that are essentially intangible concerns of
its first purchaser. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa jasa
merupakan keseluruhan aktivitas ekonomi dimana output yang dihasilkan
tidak berupa produk yang berbentuk fisik dan pengkonsumsian jasa,
umumnya dilakukan pada saat jasa tersebut diproduksi dan terdapat
penambahan nilai pada bentuknya (seperti keyakinan, kesukaan,
kenyamanan, kesehatan) merupakan hal yang paling penting yang
dipertimbangkan pada saat pembelian pertama.
Dari keseluruhan definisi diatas terdapat satu kesamaan pendapat
yang menyatakan bahwa pada dasarnya jasa mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan suatu produk fisik.
b) Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
c) Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
3
Sumber :
https://www.idc.com/promo/smartphone-market-share/vendor
Samsung tetap menjadi pemimpin dalam smartphone di seluruh dunia
dan mempertahankan pertumbuhan tahunannya dengan 8,3% dan
mengirimkan total 78,2 juta smartphone. Karena beberapa konsumen
memegang perangkat lebih lama dari sebelumnya dan memilih opsi
penggantian yang lebih murah, perangkat tingkat menengahnya
membantu mendorong pertumbuhan. Perangkat A-series Samsung bekerja
dengan baik di kuartal tersebut dan membantu mengisi celah yang
ditinggalkan oleh Huawei.
4
Nature of Participants
Segement di Industri ini dapat diklasifikasikan berdasarkan harga
servus. Umumnya, harga yang ditawarkan berbanding lurus dengan
kualitasnya, jika harganya murah, kualitas produk yang di pasang dalam
proses perbaikan barang juga biasanya rendah.
Kami mengisi celah di segmen konsumen dengan kelas ekonomi
menengah ke bawah. Karena prduk yang murah identik dengan kualitas
yang rendah pula, kami memberikan jamminan dengan fitur garansi untuk
produk tertentu dengan harga yang murah.
Key Success Factor
-Brand Recognition
-Harga Terjangkau
- system anter jemput
-Kualitas Baik
6
-Kemudahan transaksi
-Jaminan (Garansi)
-Network dengan figur public
Industry Trends
1. Environmental Trend
- Economic Trends: Tren Ekonomi saat ini sedang mengalami pelemahan,
salah satu faktornya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
Dollar US. Masyarakat masih dihantui isu Global Financial Crisis yang
mungkin terjadi akibat krisis di suatu negara yang apabila terjadi,
dampaknya para pemilik dana di akan mengkonversikan dananya ke
dalam dollar, dana investasi asing di Negara Indonesia juga akan keluar,
sehingga ekonomi Indonesia pun akan ikut melemah dan masuk ke dalam
masa resesi. Pada saat seperti ini, daya beli masyarakat akan turun, harga-
harga bahan baku juga akan ikut turun.
Momen saat ini bisa dilihat sebagai peluang. Membatasi pengeluaran
dan menservis dalam kuantitas yang terbatas ketika perekonomian sudah
sampai titik terendah, dengan demikian nanti dapat beroperasi dengan
HPP yang sangat rendah.
2. Social Trends
Di era digital, hampir tidak ada satu orang pun dari umur 15 bahkan
50 yang tidak memiliki handphone atau gadget . Kesadaran dan
kepercayaan diri masyarakat untuk berbelanja online juga semakin tinggi.
Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap pelaku usaha mengambil bagian
dalam memasarkan produknya melalui internet seperti social media,
marketplace, dll.
3. Technological Advances
Kegiatan pemasaran yang semakin dimudahkan karena
berkembangnya internet, seperi melalui social media. Proses distribusi
yang juga semakin dimudahkan karena banyaknya perusahaan ekspedisi.
4. Business Trends
Bisnis jasa perbaikan memiliki margin yang cukup menarik, saya
proyeksikan minimal di angka 30% Net Profit Margin. Cost yang cukup
besar akan teralokasikan untuk teknisi dan kurir. Inovasi yang dilakukan
7
Long-term Prospect
Dalam Jangka panjang, setiap orang tetap akan menggunakan jasa
perbaikan gadget, karena tidak mungkin hanya dengan mengalami
gangguan atau kerusakan hp yang kecil mereka harus membeli hp baru,
karena harga hp baru jauh lebih mahal dibandingkan memperbaiki gadget
nya.
SWOT Analysis
Strenght:
1. Sudah memiliki audience yang banyak
2. Sudah mendapat trust dari audience
3. Memiliki koneksi dan branding yang kuat
4. Sudah memiliki vendor yang jelas
Weakness:
1. Presentase komplain dari customer karena kesalahan teknis yang
cukup sering terjadi.
2. Kendala dalam pengantaran barang dan teknisi yang bisa jadi
terlambat dari waktu yang di janjikan.
3. Resiko dalam memberi asuransi service
4. Adanya human error dalam pendataan.
Opportunities:
1. Hampir semua orang pake hp
2. Besar demand service hp di pasar
3. Banyak orang yang kurang percaya dengan jasa service yang ada
4. Mahal nya harga service di luar
Threat:
1. Competitor yang sudah memiliku pengalaman dan kepercayaan
sebagian customer
2. Kecurangan dari customer
8
Awal mula muncul nya ide untuk membuat bisnis service gadget ini
karena adanya peluang di dalam dunia gadget yang memang awal nya
karena teman saya yang memiliki brand yang cukup baik di dalam
penjualan gadget. Sehingga saya menawarkan diri untuk berkerja sama
tetapi menggunakan branding yang berbeda namun masih di dalam group
atau partnership sehingga saya dapat lebih cepat mendapatkan audience
dan segment market sudah terlihat dari segment market penjualan teman
saya. Kami pun akhirnya memikirkan suatu ide yang masih seputar
gadget karena trust dari customer teman saya akan gadget sudah baik dan
terbentuklah ide untuk membuat reparasi gadget. Walau kami tau bahwa
reparasi gadget di tahun 2018 sudah sangat menjamur tetapi kami ingin
memunculkan fasilitas yang berbeda dan baru pada customer kami yaitu
penjemputan dan pengantaran gadget yang akan di service bahkan kami
ingin memberikan pelayanan door to door service yang dimana teknisi
kami sendiri yang akan langsung mendatangi tempat customer dan
mereparasi di tempat.
Ekaservice merupakan brand yang bergerak di industri jasa
perbaikkan servis gadget yang menargetkan segmen konsumen dari
segala kalangan terutama para pengguna produk Apple. Ekaservice
didirikan oleh 2 mahasiswa Universitas Bina Nusantara, yaitu: Jonathan
Gunawan dan Yosia Aldwin. Serta berkerja sama dengan owner dari
Ekaceluller. Perusahaan ini membantu pelanggan untuk memberikan jasa
perbaikan gadget seperti iphone, ipad dan sebagainya dengan kualitas
yang baik, tentunya dengan harga yang sesuai dengan kualitas jasa yang
di tawarkan.
Maret 2019, merupakan awal dimana bisnis ini terbentuk yang pada awalnya
masih belum memiliki tempat sendiri untuk memulai usaha. Bermodalkan budget
yang masih sangat sedikit, penulis memulai mengembangkan bisnis dengan
membuka jasa online service melalui sosial media yaitu Instagram. Para konsumen
mengetahui jasa ini melalui Instagram, iklan ataupun dari mulut ke mulut.
Juni 2019, merupakan bulan dimana penulis mulai memberanikan diri untuk
menambah karyawan karena permintaan servis semakin meningkat dari bulan ke
bulan
Agustus 2019, semakin berjalannya waktu bisnis yang penulis jalankan semakin
banyak diketahui oleh banyak orang khususnya untuk di wilayah Jakarta dan
Tangerang.
Oktober 2019, pada momen ini merupakan bulan paling ramai dan memecahkan
rekor penjualan kami dan kami mencapai profit sebesar 40 juta rupiah.
Desember 2019, pada momen ini pendapatan kami mulai stabil di angka 20 sampe
30 juta rupiah
10
Nama Ekaservice ini merupakan hasil keputusan bersama dari para pendiri. Logo
dibuat berwarna putih dan hitam untuk memberikan kesan sederhana, formal, dan
profesional, karena Ekaservice merupakan merk jasa perbaikan gadget profesional.
Perbaikan hardware
Jasa yang ditawarkan Ekaservice adalah jasa perbaikan gadget baik software
maupun hardware. Sebagai permulaan, jasa pertama yang akan diluncurkan adalah
jasa perbaikan yang berfokus di gadget brand Apple.
Ekaservice memilih saluran distribusi melalui media online dan offline dengan
alasan karena tempat offline karena jasa perbaikan memerlukan kepercayaan dari
konsumen sehingga konsumen dapat datang langsung ke tempat kita dan dengan
media online, karena jaman sekarang ini orang mulai beralih ke media online serta
perusahaan dapat menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh Indonesia.
Gudang dan lokasi operasional Ekaservice berada di Ruko Dotcom Blue Blok B no
7, Gading Serpong.Didirikan oleh 2 orang mahasiswa Bina Nusantara, Jonathan
Gunawan dan Yosia Aldwin Raffaello. Keduanya memiliki kemampuan dan
pengalaman di bidang yang berbeda tetapi saling melengkapi. Jonathan Gunawan
memiliki pengalaman yang memadai di bidang operasional dan manajemen. Yosia
Aldwin yang memiliki pengalaman bekerja di bagian keuangan dan marketing, akan
dengan terstruktur dan rapih membangun sistem dalam kegiatan pencatatan keuangan
sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan-hambatan teknis
kecil.
ambil sedikit terasa dampak nya pada sales dan interaksi pelanggan
semakin baik.
Promotion Mix
Kegiatan public relation yang ingin kami lakukan adalah kami akan
mengadakan acara-acara kecil seperti buka bersama atau saur bersama warga
sekitar atau dengan seluruh pekerja. Selain itu kami juga akan mengadakan
kegiatan kebersamaan atau kegiatan sosial seperti pergi mengunjungi panti
asuhan atau panti jompo serta membagikan makanan gratis kepada orang
orang yang membutuhkan.
15
Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk
melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.
Kami akan dengan aktif memberikan pemberitahuan kelingkungan sekitar
untuk mempromosikan jasa kami dan berharap akan ada yang bertanya saat
ada kerusakan gadget.
Gambar 1.5
2. Mengstock barang atau sparepart gadget agar producion cost lebih kecil.
3. Penjemputan barang customer
4. Pengecekan atau Quality Control untuk mencari masalah dari gadget
tersebut
5. Perbaikan oleh teknisi kami.
6. Lalu kami lakukan quality control kepada setiap barang yang sudah di
perbaiki.
7. Pengantaran kembali barang yang sudah di perbaiki.
8. Pengumpulan laporan testimoni atau feedback dari pelanggan
Company Structure:
Jonatahan
Chrisitian Eka
Gunawan
(investor)
(CEO)
Jonathan
Yosia Aldwin
Gunawan
(CFO, CMO)
(COO)
Jonathan
Gunawan Rp. 10,000,000
Yosia
Aldwin Rp. 10,000,000
Total
Rp. 30,000,000
- Operasional
Business Location
Gambar 1.6
- Handphone
- Sparepart gadget
- Laptop
- Printer
- Kantor
- Peralatan perbaikan
- Gudang
- Alat Tulis
- Kendaraan
Rencana operasi yang akan kami lakukan adalah berfokus dalam membangun
citra merk di mata konsumen agar brand kami semakin dikenal di Indonesia.
Karena di Indonesia belum ada satupun brand jasa perbaikan nomor satu di
Indonesia, masih banyak masyarakat Indonesia yang bingung dan tidak tau
kemana harus memperbaiki gadget ataupun smartphone mereka oleh karena
itu kami dengan gencar melakukan pemasaran yang meningkatkan citra
dengan memberikan pelayanan baru seperti service on delivery serta
menawarkan promo menarik seperti paket bundle service ataupun promo hari
raya, serta kami memberikan informasi fakta yang menarik dan terkait
dengan jasa perbaikan di social media kami yaitu Instagram dan menciptakan
tampilan instagram yang menarik. Kami juga berencena akan membuka
cabang di luar kota karena kami ingin menjangkau customer seluruh
Indonesia secara bertahap, kami juga akan menambah karyawan kami agar
dapat memenuhi kebutuhan orang dalam service on delivery.
20
Financial Report
Financial Performance
Category Agustus September Oktober November Desember
Revenue 8,250,000 43,048,000 57,400,000 35,475,000 32,600,000
Sales Growth 421% 33% -38% - 8%
Gross Margin 100% 100% 100% 100% 100%
Net Profit 28% -49% 84% 71% 100%
Margin
Tabel 1.2 Financial Performance
29
dapat di kembangkan, serta menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut yang
membahas topik sejenis
ukuran keberhasilan usahanya baik dalam bentuk laba maupun kepuasan. Berhasil
tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung dari keahlian pengusaha
dibidang pemasaran. Selain itu tergantung dari fungsi-fungsi apakah suatu usaha itu
dapat berjalan dengan lancar. (Kotler, 2004 dalam Wicaksono, 2010).
"hubungan antara kegiatan pemasaran dan kinerja bisnis" (Clark dan Ambler 2001,
hal. 231). Karena masalah yang dimaksud adalah kurang nya kemampuan dalam
pemasaran, minat khusus kami adalah mengkoordinasi kemampuan pemasaran untuk
menilai hubungan pemasaran dan kinerja bisnis. Mengingat itu tujuannya.Penelitian
MPM adalah untuk menunjukkan nilai dari kegiatan pemasaran, sejalan dengan
karya Rust dan kolega (2004), fokus kami adalah pemasaran bukan sebagai "dasar"
produk, harga, atau hubungan pelanggan ”(Rust et al.2004, hlm. 76) melainkan
sebagai "kegiatan pemasaran" itu sendiri, yang kami definisikan sebagai kegiatan
pemasaran itu sendiri yang bersangkutan dengan promosi,koneksi dan , kegiatan lain
nya.
34
tidak ambigu dan pengakuan atas pengalaman kerja spesifik perusahaan yang luas
serta mendorong keharmonisan dan kolektivisme di antara karyawan. Selain itu,
kriteria kepegawaian yang tepat memastikan bahwa karyawan baru memiliki
kompetensi dan profesionalisme (Way, 2002) untuk pengayaan pengetahuan lebih
lanjut (Schmidt dan Hunter, 1998)
Studi ini berkontribusi pada literatur pengukuran kinerja pemasaran dalam beberapa
cara. Pertama, Studi ini menemukan bahwa MPMSs komprehensif berkontribusi
terhadap kinerja perusahaan dengan secara positif mempengaruhi kemampuan
pemasaran arsitektur. Sejalan dengan literatur yang masih ada (Morgan et al., 2002;
Pauwels et al., 2009), temuan ini menyoroti peran MPMS dalam memfasilitasi
perumusan strategi dan implementasi pemasaran. Ini mendukung argumen bahwa
sumber daya informasi dan pengetahuan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
kemampuan pemasaran (Moorman dan Slotegraaf, 1999; Morgan et al., 2003). Selain
itu, sementara penelitian sebelumnya telah memberikan dukungan untuk hubungan
antara MPMS dan anteseden kemampuan pemasaran (Homburg et al., 2012),
penelitian ini memperluas literatur dengan membangun hubungan langsung antara
MPMS dan kemampuan pemasaran. Selain itu, ia juga memberikan bukti bahwa
penggunaan MPMS yang diagnostik dan interaktif juga dapat memengaruhi kinerja
perusahaan melalui dampaknya pada kemampuan menghubungkan pasar, keterkaitan
pasar dan kemampuan belajar yang berfokus secara eksternal, masing-masing, lebih
lanjut mengonfirmasi peran mediasi dari kemampuan pemasaran dalam Hubungan
MPMS-kinerja.
Ketiga, sedikit yang diketahui tentang implikasi kinerja potensial dari penggunaan
MPMSs (Mintz dan Currim, 2015). Sejalan dengan argumen sebelumnya (Simons,
1995), hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan MPMS secara berlebihan dengan
tujuan diagnostik dapat menghambat pengembangan kapabilitas keterikatan pasar,
sehingga secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan; sedangkan penggunaan
interaktif MPMSs secara positif memengaruhi pengembangan pembelajaran yang
berfokus secara eksternal dan kapabilitas yang menghubungkan pasar, sehingga
mendorong kinerja perusahaan. Studi ini memperluas pemahaman tentang bagaimana
penggunaan MPMS secara diagnostik dan interaktif yang di arahkan pada hasil
kinerja yang berbeda dan menunjukkan kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
MPMS secara lebih seimbang, seperti yang disarankan oleh literatur kontrol
manajemen kinerja (Simons, 1995).
Studi ini berkontribusi pada penelitian OLC dan HP-HRMP saat ini dengan semakin
memperkuat dukungan teoritis untuk peran mediasi OLC dalam hubungan antara
HP-HRMP dan kinerja perusahaan. Seperti disebutkan dalam bagian pengantar, tidak
ada konsensus yang jelas tentang dampak HP-HRMP dan OLC pada kinerja
perusahaan. Klarifikasi ini menunjukkan dukungan untuk dampak langsung dan tidak
langsung HP-HRMP pada kinerja perusahaan. Selain itu, penelitian ini berkontribusi
dalam menyoroti HP-HRMP mandiri yang memengaruhi OLC dan kinerja
perusahaan. Lebih lanjut menambahkan dimensi kinerja perusahaan selain yang
dipertimbangkan dalam penelitian sebelumnya (mis. Boselie et al., 2005; Jerez-
Gómez et al., 2019). Studi saat ini tentang ekonomi dan SPER berkontribusi untuk
memperluas literatur kinerja perusahaan, terutama di UKM ritel. Studi sebelumnya,
misalnya, telah berfokus pada produktivitas dan inovasi (Jerez-Gómez et al., 2019)
dan pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, profitabilitas, dan laju pengembangan
produk baru (Hooi dan Ngui, 2014). Sarjana sebelumnya telah mencatat bahwa OLC
mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi ada penelitian terbatas yang menetapkan
dampak elemen spesifik OLC pada EPER atau SPER. Studi ini menunjukkan peran
penting HP-HRMP dan OLC sebagai sumber kinerja perusahaan, khususnya, SPER.
Hasil menunjukkan bahwa IR memiliki pengaruh yang lebih kuat pada EPER
daripada SPER UKM ritel.
Ini sesuai dengan temuan Way (2002), yang menyatakan bahwa sebagian besar
keuntungan kinerja perusahaan dikaitkan dengan kompensasi. Namun, itu
39
bertentangan dengan temuan Shih et al. (2006), yang menunjukkan hubungan antara
MD dan kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, MD hanya signifikan pada SPER.
Hasil ini menunjukkan bahwa IR, seperti yang ditunjukkan oleh Juhdi et al. (2013),
memang merupakan faktor penting dalam mendorong kinerja UKM ritel di Malaysia.
Temuan ini memperluas pengetahuan di luar organisasi besar dan menunjukkan
bahwa IR juga merupakan faktor penting dalam UKM. Selain itu, ES memiliki efek
positif yang lebih kuat pada SPER daripada EPER UKM ritel. Ada juga hubungan
terbalik antara PA dan kinerja perusahaan. Intinya, penelitian ini membantu
membangun pengetahuan di bidang di mana ada seruan yang konsisten untuk
meningkatkan penelitian. Adapun hubungan HP-HRMP-OLC, temuan umumnya
mendukung, meskipun
sebagian. Namun, hasil penelitian memberikan indikasi yang jelas tentang praktik
HRM khas yang memberikan kontribusi positif untuk setiap dimensi OLC. Dalam
urutan kepentingan, pengaruh pada MC paling signifikan untuk ES, diikuti oleh kerja
tim, PA dan MD. Untuk SP, PA memiliki efek yang lebih signifikan dibandingkan
dengan IR atau ES. MD memengaruhi OE lebih dari ES atau kerja tim. PA memiliki
pengaruh yang lebih signifikan daripada kerja tim di KT. Selain itu, hasilnya
memberikan bukti lebih lanjut di antara hubungan HPHRMP-Firm Performance
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 sumber, yaitu:
1. Data Primer
Merupakan data yang berdasarkan dengan informasi yang dihasilkan pertama kali
oleh peneliti untuk tujuan tertentu dalam pembelajaran. Data primer dapat diperoleh
melalui wawancara atau data hasil penyebaran kuisioner. Kedua data tersebut
diperoleh langsung dari objek penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang berdasarkan informasi yang dihasilkan dari
sumber yang sudah ada. Data dapat bersumber dari internal maupun eksternal
organisasi dan dapat diakses melalui internet serta merupakan informasi yang sudah
tersebar. Data sekunder dapat berasal dari buku, data sensus, data base perusahaan,
media, laporan tahunan, dan sebagainya.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Kuisioner
Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat dalam
rangka memperoleh data dalam penelitian, dimana kuisioner tersebut dijadikan hal –
hal yang relevan dan berkaitan dengan tujuan penelitian.
2. Studi Pustaka
Menurut Sugiyono (2016) , populasi adalah adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Yang dimaksud dengan populasi di sini ialah tidak hanya terpaku pada makhluk
hidup, akan tetapi juga semua obyek penelitian yang dapat diteliti. Populasi tak
hanya meliputi jumlah obyek yang ditelitii, akan tetapi meliputi semua karakteristik
serta sifat-sifat yang dimiliki obyek tersebut.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Sampel yang akan diambil dari
populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.
Formula slovin:
n = N / (1 + (N x e²))
n = Sampel
N = Populasi
e = Erorr margin
Perhitungan:
n = 1000 / (1 + 2,5)
n = 285
Metode sampel adalah adalah metode yang digunakan dalam proses pengambilan
sampel. Pada dasarnya, metode sampling dikelompokan menjadi 2, yaitu probability
sampling dan non-probability sampling.
Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi
khusus. Alasan penelitian ini menggunakan purposive sampling adalah karena tidak
semua sampel memenuhi kriteria yang ingin diteliti. Penulis menetapkan kriteria
yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian
yang penulis lakukan, yang menjadi sampel adalah pemilik UMKM pada industri
fashion retail di Indonesia yang sudah memiliki karyawan. Dari kriteria itu, dapat
diketahui bahwa sampel yang dimiliki saat ini berjumlah …………. responden.
Uji Validitas
Suatu kuesioner dikatakan Valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan suatu
angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel
tersebut valid
Jika r hitung < r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid
Uji Reliabilitas
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan
untuk menganalisis dalam penelitian memenuhi asumsi klasik atau tidak (Anderson,
D.R, 2011). Uji asumsi klasik tersebut adalah :
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau
mendekati distribusi normal atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2011). Pada dasarnya
uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data
berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data
kita. Uji normaltias menjadi hal yang penting karena salah satu syarat pengujian
parametrik adalah data harus berdistribusi normal.
46
Untuk jumlah responden < 50 lihat sig pada tabel Shapiro Wilk
Uji Multikolinearitas
Jika nilai tolerance < 0,10, maka instrumen tidak layak digunakan
Uji Heterokedastisitas
Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk
mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel (Black,K 2013). Istilah
regresi yang berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis
Galton pada tahun 1877, sehubungan dengan penelitiannya terhadap tinggi manusia,
yaitu antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Dalam penelitiannya, Galton
menemukan bahwa tinggi anak dan tinggi orang tuanya cenderung meningkat atau
menurun dari berat rata-rata populasi. Garis yang menunjukkan hubungan tersebut
disebut garis regresi.
Uji F
Uji F dilakukan untuk melakukan uji hipotesis koefisien regresi secara bersamaan.
Tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan df –
(n-k-1) dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel
Uji T
Identifikasi Masalah
Menyebarkan Kuisioner
Analisis Data
Uji Regresi
Uji F
Uji T
Dalam penelitian ini, terdapat 6 variabel yang diukur, yaitu manajemen sumber daya
manusia kinerja tinggi, inovasi, kemampuan pemasaran, eksplorasi, eksploitasi, dan
kinerja perusahaan, di mana variabel-variabel tersebut memiliki peran masing-
masing dalam penelitian ini, yaitu:
Skala pengukuran akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara
memberikan nilai pada masing-masing jawaban pertanyaan kuisioner dengan metode
likert scale. Skala ini meminta responden memberikan tingkat persetujuan atau
ketidak setujuannya terhadap pernyataan-pertanyaan yang diajukan. Skala ini
dikembangkan oleh Rensis Likert dan biasanya memiliki 5 atau 7 kategori dari
“sangat setuju” sampai dengan “sangat tidak setuju”. Skala likert ini banyak
digunakan dalam riset bisnis yang menggunakan metode survei dan dapat
dikategorikan sebagai skala interval. Sewaktu menganggapi pertanyaan dalam skala
Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan
dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.
Kategori Nilai
Tidak Setuju 2
Cukup Setuju 4
Setuju 5
Sangat Setuju 6
Menggunakan
website dan internet
dalam pemasaran
perusahaan.
Memberikan
wawasan
pengetahuan akan
produk/jasa yang
dimiliki oleh
perusahaan.
Membuat desain dan
kemasan produk/jasa
yang menarik.
Karyawan dapat
menemukan solusi
untuk mengatasi
perbedaan pendapat
dalam pekerjaan.
Karyawan dapat
menerapkan solusi
dari setiap
perilakunya untuk perbedaan pendapat
mencerminkan situasi dalam pekerjaan.
kognitif baru, dengan
tujuan untuk
meningkatkan
kinerjanya.
Aset perusahaan
terus meningkat.
Profit margin
perusahaan stabil di
tingkat rata-rata
industri
Perutmbuhan
pendapatan
perusahaan terjaga di
tingkat rata-rata
industri
Posisi kompetitif
perusahaan saat ini
menguntungkan
Kinerja perusahaan
secara keseluruhan
sangat baik
54
Referensi
Lampiran
Riwayat Hidup