Anda di halaman 1dari 22

TUGAS REVIEW 6 JURNAL

LINGKUNGAN BISNIS

Dosen pengampu
Muh. Husriadi, S.AB.,M.AB

Di susu oleh:

ARJUN
(S1B119138)
KELAS: C

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
REVIEW JURNAL 1

Judul :Menciptakan Keunggulan Bersaing Dalam Lingkungan Bisnis


Tahun : 2019
Penulis : Muhammad Imam Nashiruddin1
Jurnal publikasi : Product Cost-Efficiency dan Market Responsiveness.
Diakses : 18 Oktober 2020
Link jurnal : https://www.researchgate.net/publication/342562171
Volume dan Halaman : Vol. 17 No.1 Hal.31–46
Reviewer :Arjun
Tanggal :20 Oktober 2020

REVIEW
A. Latar Belakang

Perubahan lingkungan bisnis terus-menerus memicu dan memacu turbulensi dan


kompleksitas. Paling bisnis dan perusahaan yang cenderung mengulangi keberhasilan cara
tradisional dengan mengandalkan sumber keunggulan kompetitif yang mereka bangun lebih
awal, dikeju mereka oleh fakta bahwa sumber keunggulan kompetitif tidak lagi dapat
memberikan kinerja di atas rata-rata. Dengan kata lain, sumber daya saing telah terkikis oleh
lingkungan turbulensi (Irbansyah, 2011).
Penelitian dari Wu (2010) menunjukkan bahwa di lingkungan yang bergejolak, hanya satu atau
dua sumber daya yang secara signifikan mempengaruhi keunggulan kompetitif. Pavlou &
Sawy (2011) juga mengkonfirmasi bahwa lingkungan turbulensi berdampak negatif pada
keunggulan kompetitif.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa percepatan perubahan teknologi, pasar,
peraturan, dan hyper-competition telah membuat lingkungan bisnis menjadi tidak pasti dan
tidak dapat diprediksi (Hosseini & Sheikhi, 2012), menyebabkan lingkungan turbulensi yang
dapat menyebabkan keunggulan kompetitif menjadi terkikis(Irbansyah, 2011) dan sulit
dipertahankan (D'Aveni, Dagnino, & Smith, 2010).
Salah satu industri yang diakui secara luas lingkungan turbulensi adalah telekomunikasi
industri, yang ditandai dengan perubahan pesat dan tidak dapat diprediksi dalam hal
teknologi, pasar, kompetisi, dan regulasi, yang sering disebut sebagai industri kecepatan tinggi
(Eisenhardt, 1989). Industri telekomunikasi adalah sektor penting yang mendukung
pertumbuhan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Namun, keunggulan kompetitif adalah topik yang menarik, dan banyak peneliti
mengeksplorasi lebih banyak manajemen karena masih banyak konsep yang berbeda tentang
keunggulan kompetitif dan cara mengukurnya. Ini makalah bertujuan untuk memahami
bagaimana perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif dalam bisnis yang bergejolak
lingkungan, yaitu, industri telekomunikasi. Kontribusi pekerjaan kami dan hasilnya dapat
berkembang menjadi perspektif strategis bagi operator dan pemerintah atau regulator
tentang cara menciptakan keuntungan dalam lingkungan bisnis yang bergejolak untuk industri
telekomunikasi.
a. Tujuan
Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah bertujuan untuk memahami bagaimana perusahaan
menciptakan keunggulan kompetitif dalam bisnis yang bergejolak lingkungan, yaitu, industri
telekomunikasi.
b. Indentifikasi pokok masalah
Pokok masalah pada penelitian ini adalah Perubahan lingkungan bisnis terus-menerus memicu
dan memacu turbulensi dan kompleksitas. Paling bisnis dan perusahaan yang cenderung
mengulangi keberhasilan cara tradisional dengan mengandalkan sumber keunggulan kompetitif
yang mereka bangun lebih awal, dikeju mereka oleh fakta bahwa sumber keunggulan kompetitif
tidak lagi dapat memberikan kinerja di atas rata-rata.

B. Teori Utama Yang Digunakan


Product Cost-Efficiency dan Market Responsiveness.
teori Market-Based
C. Metode
Penelitian ini menerapkan pendekatan ilmu manajemen, berkonsentrasi pada manajemen
strategis yang berfokus pada keunggulan kompetitif. Ini adalah studi deskriptif yang bertujuan
untuk mendapatkan deskripsi keunggulan kompetitif dalam industri telekomunikasi Indonesia.
Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah survei deskriptif untuk deskripsi fakta
dan karakteristik subjek tertentu, dan survei penjelasan untuk memeriksa hipotesis untuk
menjawab masalah dan tujuan studi.
D. Pembahasan
2.1. Keadaan Industri Telekomunikasi Indonesia Saat Ini
Secara umum, pengembangan operasi telekomunikasi di Indonesia dapat dibagi menjadi empat
periode yaitu (1) Masa Monopoli Negara (UU Nomor 5 Tahun 1964), (2) Masa Duopoly Badan
Penyelenggara (UU)Nomor 3 Tahun 1989), (3) Periode Kompetisi (UU Nomor 36 Tahun 1999),
dan (4) Menuju Telematika Periode Konvergensi. Saat ini, diskusi antara pemerintah dan
parlemen sedang berlangsung untuk memperbarui undang-undang Nomor 36 Tahun 1999.
Meskipun pemerintah Indonesia telah menerbitkan ratusan izin untuk operasionalisasi
telekomunikasi mengikuti kerangka Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 di atas, industri di
Indonesia saat ini didominasi oleh industri mobile broadband (seluler) dan fixed broadband. PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) adalah pemain paling signifikan di industri broadband
tetap dan juga pemain dominan di industri mobile broadband melalui anak usahanya, PT
Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Tingkat pertumbuhan industri mobile broadband Indonesia
berbalik negatif sepanjang tahun 2018. Telkomsel, pasar, telah melaporkan pertumbuhan tahun
ke tahun negatif untuk pertama kalinya di 1Q18. Hasil data Indonesiajuga mencatat penurunan
curam, dengan pendapatan per MB turun ~ 21% q-o-q rata-rata lebih dari 1Q / 2Q18, didorong
oleh persaingan ketat dalam industri di era pendaftaran SIM prabayar (Mittal, 2018). Saat ini,
Indonesia menghadapi masalah di mana lalu lintas data, termasuk OTT, mendominasi layanan
telekomunikasi yang pendapatan menurun. Di sisi lain, biaya pemeliharaan jaringan cenderung
meningkat (Arif, Perdana, Hasan, & Nashiruddin, 2018).
2.2. Definisi Keunggulan Kompetitif
Inti dari manajemen strategis adalah mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif
dibandingkan dengan Pesaing. Sebuah perusahaan dianggap menguntungkan dalam mencapai
keunggulan kompetitif jika perusahaan dapat memperoleh keuntungan di atas rata-rata laba
industri (Walker & Madsen, 2016). Wiggins & Ruefli (2002) juga Menciptakan Keunggulan
Kompetitif di Lingkungan Bisnis yang Bergejolak: Pelajaran yang Dipetik dari Industri
Telekomunikasi Indonesia (Muhammad Imam Nashiruddin) keuntungan di atas rata-rata laba
industri, menambahkan bahwa manfaat ini dicapai setidaknya selama sepuluh Tahun. Di sisi lain,
ada juga pendapat yang menyatakan bahwa keunggulan kompetitif adalah jika perusahaan
berhasil memperoleh tingkat laba di atas normal yang disebut sewa atau laba di atas tingkat
breakeven (Peteraf, 1993).Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan, yang pada gilirannya akan menghasilkan dalam profitabilitas
yang unggul dan pertumbuhan laba (Hill, Jones, & Galvin, 2004). Dalam penelitian manajemen
strategis, keunggulan kompetitif secara tradisional didefinisikan sebagai kinerja ekonomi (Teece,
Pisano, & Shuen, 2008). Studi lain mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagaikemampuan
organisasi untuk menciptakan nilai ekonomi yang lebih tinggi daripada pesaing (J. B. Barney &
Arikan, 2006). Keunggulan kompetitif juga didefinisikan sebagai atribut dan sumber daya
organisasi yang memungkinkan mengungguli orang lain di industri produk atau pasar
(Chaharbaghi & Lynch, 1999).

2.3. Sumber Keunggulan Kompetitif


Peneliti manajemen strategis memiliki pendapat dan model yang beragam untuk
mengidentifikasi sumber keunggulan kompetitif organisasi. Secara umum, model dapat
diklasifikasikan ke dalam dua domain, yaitu model terkait lingkungan, yang juga disebut sebagai
teori Market-Based View (MBV), danmodel tertentu, yaitu teori Resource-Based View (RBV).
Teori Market-Based View (MBV) atau sekolah pemerijatan dimulai dari teori Industri Organisasi
(IO) dan dikembangkan lebih lanjut oleh Porter (1980). Menurutnya, keunggulan kompetitif
bertujuan untuk menemukan posisi dalam industri yang dapat melindungi perusahaan dari lima
kekuatan yang menentukan persaingan, yang terdiri dari persaingan antara pesaing di industri,
ancaman pesaing baru, daya tawar, daya tawar pembeli, dan tantangan substitusi produk.

2.4. Mengukur Keunggulan Kompetitif dalam Industri Telekomunikasi


Secara umum, ada tiga pendekatan konvensional yang sering diterapkan oleh peneliti untuk
mengukur keunggulan kompetitif. Pendekatan pertama untuk mengukur keunggulan kompetitif
adalah teori Pandangan Berbasis Pasar (MBV), pendekatan kedua adalah Teori Berbasis Sumber
Daya (RBV), dan pendekatan ketiga adalah kombinasi dari baik RBV & MBV.
E. Keimpulan
Penelitian ini berkontribusi pada penelitian dengan cara-cara berikut. Pertama, menunjukkan
bahwa keunggulan kompetitif operator telekomunikasi di Indonesia termasuk dalam kategori
unggulan, dan dibangun lebih banyak melalui efisiensi biaya produk, terutama efisiensi yang
lebih tinggi dalam memproduksi produk atau layanan. Kedua, hasil penelitian menunjukkan
bahwa responsif pasar ternyata memiliki kontribusi yang lebih dominan dalam menciptakan
keunggulan kompetitif yang unggul dalam lingkungan bisnis yang bergejolak. Dengan demikian,
keunggulan kompetitif yang diciptakan Industri Telekomunikasi Indonesia masih belum optimal.

F. Referensi
Arif, S. R., Perdana, D., Hasan, T., & Nashiruddin, M. I. (2018). Analysis of Connectivity
Model and Encoding Standards on IP Interconnection Implementation in Indonesia (Study
Case: Low Data Rate up to 72 Mbps). Buletin Pos Dan Telekomunikasi,16(1), 55.
https://doi.org/10.17933/bpostel.2018.160105

Barney, J. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of


Management, 17(1), 99–120

Barney, J. B., & Arikan, A. M. (2006). The Resource-based View : Origins and Implications. In The
Blackwell Handbook of Strategic Management (First Edit,pp.123–182).BlackwellPublishingLtd.
https://doi.org/10.1111/b.9780631218616.2006.00006.x

Best, R. J. (2013). Market-Based Management: Strategies for Growing Customer Value and
Profitability (Sixth Edit). New Jersey: Pearson Education, Inc.Chaharbaghi, K., & Lynch, R. (1999).
Sustainable Competitive Advantage : Towards a Dynamic Resource-Based Sustainable
competitive advantage : towards a dynamic resource-based strategy. Management Decision,
37(1), 45–50. https://doi.org/10.1108/00251749910252012

Chen, X. (2012). Impact of Business Intelligence and IT Infrastructure Flexibility on Competitive


Advantage : An Organizational Agility Perspective.
G. Kelebihan dan Kekurangan
a) kelebihan :
 Judul yang di ambil cukup jelas dengan isi jurnal
 Kesimpulan di ambil sesuai dengan teori-teori yang di ambil dari beberapa ahli
b) Kekurangan :
 Bahasa yang digunakan dalam penulisan jurnal ini agak bebeli-beli/ agak sulit di
pahami
 Penulisan jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai dengan kaidah pembuatan
penulisan jurnal.
H. Critical review jurnal
Berkaitan dengan penelitian jurnal ini, judul dan kesimpulan sudah baik namun penelitian saya
terkait judul ini masih ada beberapa bahasa agak berbelit-beli serta penulisan pada jurnal ini
belum sesuai kaidah penulisan jurnal.
REVIEW JURNAL 2

Judul :   Strategi Bisnis di Lingkungan Bisnis yang Bergejolak: Temuan dari


Industri Telekomunikasi Indonesia
Tahun : 2019
Penulis : Muhammad Imam Nashiruddin
Jurnal publikasi : Business strategy
Diakses : 18 Oktober 2020
Link jurnal : https://DOI:10.30818/jpkm.2019.2040201
Volume dan Halaman : Vol. 4 No. 2, Hal.111-122
Reviewer : Arjun
Tanggal :20 Oktober 2020

REVIEW
A. Latar Belakang
Lingkungan bisnis saat ini ditandai dengan peningkatan intensitas persaingan dan
perubahan cepat terhadap ekspektasi pasar dan pelanggan, bahkan lebih cepat dari waktu
sebelumnya. Perkembangan teknologi yang pesat, mengubah preferensi pelanggan,
munculnya produk dengan siklus produk pendek dankompetisi telah meningkatkan
kecepatan dalam perubahan dan ketidakpastian serta ketidakpastian yang lebih tidak dapat
diprediksi dan masa depan yang menantang dengan menyebabkan turbulensi lingkungan
bisnis (Nashiruddin, 2018). Lingkungan yang bergejolak dapat mengikis keunggulan
kompetitif perusahaan dan dapat menyebabkankeunggulan kompetitif menjadi lebih
menantang untuk Mempertahankan.
Salah satu industri yang dikenal luas lingkungan bisnis yang bergejolak adalah industri
telekomunikasi (Kartajaya, Yuswohadi, & Madyani, 2004), ditandai dengan cepat dan
terputus-sebentar perubahan bidang (i) teknologi, (ii) permintaan/pasar, (iii) persaingan,
dan (iv) regulasi. Berdasarkan penelitian nashiruddin (2018), industri telekomunikasi di
Indonesia mengalami lingkungan bisnis yang sangat bergejolak. Untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif dalam bergejolak lingkungan, unit bisnis perusahaan perlu memiliki
strategi bisnis yang unggul.
a. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana perusahaan
telekomunikasi mengembangkan strategi bisnis dan menghindari kesenjangan strategis
untuk kinerja bisnis yang unggul di Indonesia industri telekomunikasi.
b. Indentifikasi Pokok Masalah
Pokok masalah dalam penelitian jurnal ini adalah Lingkungan yang bergejolak dapat
mengikis keunggulan kompetitif perusahaan dan dapat menyebabkan
keunggulan kompetitif menjadi lebih menantang untuk Mempertahankan.
B. Teori Utama Yang digunakan
Business strategy
C. Metode
Penelitian ini menerapkan manajemen strategis yang berfokus pada Strategi Bisnis. Ini
adalah studi deskriptif yang bertujuan untuk memahami bagaimana merumuskan Strategi
Bisnis dalam industri telekomunikasi. Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah survei deskriptif untuk mendapatkan deskripsi fakta dan karakteristik spesifik dan
survei penjelasan untuk memeriksa hipotesis untuk menjawab masalah dan penelitian
Tujuan.
D. Pembahasan
-Mengukur Strategi Bisnis
Secara umum, ada dua pendekatan konvensional sering diterapkan oleh peneliti untuk
mengukur Strategi Bisnis. Pendekatan pertama untuk mengukur Strategi Bisnis adalah
Strategi Kompetitif (fight melawan pesaing untuk memenangkan kompetisi), yang kedua
pendekatan adalah Strategi Koperasi (berkolaborasi dengan satu atau beberapa
perusahaan untuk memperkuat keunggulan pesaing).

1) Mengukur Strategi Kompetitif Setidaknya ada lima pendekatan yang digunakan untuk
merumuskan strategi kompetitif, yaitu adaptif Miles & Snow strategi, strategi
kompetitif Abell, Porter generik strategi kompetitif, Pearce & Robinson, dan Thomson,
Strickland & Gamble.
"diferensiasi," "tidak diferensiasi," dan "fokus." Strategi kompetitif Porter didasarkan
pada keunggulan kompetitif dari organisasi yang menciptakan biaya rendah
(kepemimpinan biaya), kemampuan organisasi menjadi berbeda dari pesaingnya
(diferensiasi) serta ruang lingkup kompetitif di mana organisasi bersaing satu sama lain
secara luas atau pasar sempit. Kombinasi dari faktor-faktor ini terbentuk dasar dari
strategi kompetitif generik Porter, yaitu: kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus
(Porter, 1980). Pearce & Robinson (2009) menjelaskan bahwa perusahaan dapat
menetapkan strategi kompetitif melalui strategi, strategi diferensiasi, strategi, dan
strategi fokus pasar. Sedangkan Thomson, Strickland, dan Gamble bersaing untuk
strategi menjadi lima, yaitu: (1) secara keseluruhan berbiaya rendah strategi, (2)
strategi diferensiasi pasar yang luas, (3)strategi biaya terbaik, (4) strategi fokus berbiaya
rendah; Dan (5) strategi untuk memfokuskan diferensiasi. Dengan mempertimbangkan
pembaruan penelitian, kesesuaian teori yang digunakan dalam penelitian serta
karakteristik industri telekomunikasi di Indonesia, dimensi dan indikator yang
digunakan untuk mengukur Strategi Kompetitif dalam penelitian ini mengacu pada
(Pearce & Robinson, 2009; Porter, 1980; Thompson Strickland, Gamble, & Peteraf,
2016) seperti yang ditunjukkan pada
2) Mengukur Strategi Kompetitif
Setidaknya ada lima pendekatan yang digunakan untuk merumuskan strategi koperasi,
yaitu yang dikembangkan oleh Wheelen & Kelaparan, Cravens & Piercy, Walker, Hao
Ma dan Hitt, Irlandia, dan Hoskinson. Menurut Wheelen et al. (2018), kemitraan
strategi dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan dalam industri melalui
kolaborasi dengan perusahaan lain, termasuk (1) kolusi, yang merupakan kolaborasi
aktif perusahaan dalam industri untuk mengurangi output dan meningkatkan harga
untuk mematuhi ekonomi pasokan dan permintaan, (2) aliansi yang merupakan
kemitraan dua atau lebih perusahaan atau unit bisnis untuk mencapai dan tujuan
strategis yang saling menguntungkan.

E. Kesimpulan
Strategi bisnis perusahaan telekomunikasi di Indonesia masuk dalam kategori baik, namun
masih belum optimal, karena dominan diciptakan melalui strategi kompetitif, padahal
strategi koperasi ternyata memiliki kontribusi yang lebih dominan dalam merumuskan
strategi bisnis yang unggul dalam lingkungan bisnis yang bergejolak. Untuk menciptakan
strategi bisnis yang unggul dalam lingkungan bisnis yang bergejolak dan menjaga
keberlangsungan industri telekomunikasi, operator telekomunikasi di Indonesia perlu
meningkatkan strategi kerja sama, khususnya dengan (1) bekerja sama dengan perusahaan
lain untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian; (2) berkolaborasi dengan perusahaan lain
untuk mengurangi persaingan di industri dan (3) dengan merancang, memproduksi, dan
memasarkan produk yang lebih efisien.
F. Referensi
Ansoff, H. I., & McDonnel, E. J. (1990). Manajemen Strategis Implan (Edi Kedua). Prentice-
Hall.

Arif, S. R., Perdana, D., Hasan, T., & Nashiruddin, M. Ⅰ. (2018). Analisis Model
Konektivitas dan Standar Pengkodean pelaksanaan Interkoneksi IP di Indonesia (Kasus
Studi: Tingkat Data Rendah hingga 72 Mbps). Buletin Pos Dan Telekomunikasi, 16(1), 55.
https://doi.org/10.17933/bpostel.2018.160105

Cravens, D. W., & Piercy, N. F. (2009). Strategic Marketing (edisi ke-9). Boston: McGraw
HillIrwin.Diperoleh dari
http://bvbr.bibbvb.de:8991/exlibris/aleph/a22_1/apache_media/QBG2DR9M3QLHJTJ9BG1
GF3 TP67MN66.pdf

Gitoadi, T. (2010). Strategi dalam Bisnis Promosi Industri Telekomunikasi Seluler GSM di
Indonesia. Universitas Bina Nusantara.

Grant, R. M. (1991). Teori Keunggulan Kompetitif Berbasis Sumber Daya: Implikasi untuk
Formulasi Strategi. Ulasan Manajemen California, 33(3), 114–135.
https://doi.org/10.2307/41166664 .

G. Kelebihan dan Kekurangan


1. kelebihan :
 Judul yang di ambil cukup jelas dengan isi jurnal
 penulisan pada jurnal ini sudah sesuai dengan kaidahnya
 bahasa yang digunakan dalam jurnal ini mudah di mengerti
2. Kekurangan :
 Kesimpulan pada jurnal ini masih belum lengkap karena belum sesuai
dengan teori-teori yang di ambil beberap ahli
 Referensinya kurang terupdate
H. Critical review jurnal
Berkaitan dengan penelitian jurnal ini,judul yang di ambil cukup jelas dengan penelitian
penulisan serta bahasa sudah baik, namun penelitian saya terkait jurnal ini kesimpulan
masih kurang serta referensi kurang terupdate.

REVIEW JURNAL 3

Judul : Globalisasi dan Perusahaan Multinasional: Lingkungan Bisnis Nigeria


dalam Perspektif
Tahun : 2014
Penulis : Osibanjo, A. O.; Oyewunmi, A. E. & Salau, O. P.
Jurnal publikasi : of Business and Management
Diakses : 18 Oktober 2020
Link jurnal : www.iosrjournals.org
Volume dan Halaman : Vol. 16 No. 11, Hal.01-07
Reviewer : Arjun
Tanggal :20 Oktober 2020

REVIEW

A. Latar Belakang
Globalisasi adalah mitos (Angin, 1986; Eaton, 2000), itu adalah kekuatan yang tak
tertahankan (Giddens, 1999), itu adalah kata mengerikan (Serigala, 2004), itu seperti cuaca
atau gravitasi (Bisley, 2007). Selama bertahun-tahun, akademisi dan para ekonom telah
melancarkan pertempuran semantik yang mengamuk dalam upaya untuk berdamai dengan
apa itu globalisasi, apa itu tidak, siapa yang diuntungkan dan siapa yang tidak. Ini adalah
subjek dari kontroversi yang berkembang, dan tampaknya tidak adakonsensus tentang
gagasan itu. Dunia berkonvergensi secara sosial, politik dan yang lebih penting untuk tujuan
wacana ini, Ekonomis. Akibatnya, globalisasi dapat didefinisikan secara sosial, politik, dan
ekonomi. Berger (2002) mendefinisikan globalisasi sosial sebagai "kelanjutan yang
diintensifkan dan bentuk modernisasi yang dipercepat, yang tingkat budaya telah
meningkatkan pemecahan tradisi dan pembukaan beberapa pilihan untuk kepercayaan,
nilai-nilai, dan gaya ‟. Globalisasi adalah kekuatan sosial (Parker, 1998), yang menurut
Chilsom (1946), dalam menciptakan pemerintahan dunia di mana ‟ orang akan tanpa
"individualisme" mereka, kesetiaan terhadap tradisi keluarga, patriotisme nasional dan
dogma keagamaan, digantikan oleh pemikiran yang akan memetakan perubahan perilaku
manusia‟. Maddock (2002) mengerutkan kening pada pandangan ini, menyatakan bahwa
globalisasi sosial dengan menstitusi individualisme dan keluarga dengan kelompok minat,
telah berhasil menciptakan perselisihan di antara elemen-elemen masyarakat dan juga
telah menciptakankorban kelas, yaitu pekerja, orang-orang kulit berwarna dan wanita,
sehingga menghasilkan ketegangan di masyarakat.
a. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai "kelanjutan yang diintensifkan dan bentuk
modernisasi yang dipercepat, yang tingkat budaya telah meningkatkan pemecahan
tradisi dan pembukaan beberapa pilihan untuk kepercayaan, nilai-nilai, dan gaya ‟.

b. Indentifikasi poko masalah


Pokok masalah dalam penelitian ini adalah dikhawatirkan bahwa globalisasi sosial dapat
menyebabkan ancaman bagi hilangnya budaya nasional sebagai akibat dari
homogenisasi gaya hidup di seluruh dunia.

B. Teori utama yang digunakan


Globalization and Multinational Corporations
C. Metode
Metode penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
*lokasi penelitian: di Nigeria
D. Pembahasan
-Lingkungan Bisnis Nigeria dalam Perspektif
Organisasi modern beroperasi dan bersaing dalam lingkungan bisnis yang fluktuatif
mengingat spate globalisasi, transformasi kemajuan teknologi dan beberapa faktor lainnya.
Organisasi ada, hidup berdampingan, bersaing dan bekerja sama dalam lingkungan yang
dinamis dan saling terkait yang ditandai dengan kompleksitas. Ini menyiratkan bahwa sama
seperti organisme, organisasi harus beradaptasi dengan lingkungan dinamis di mana
mereka ada (Morgan, 1996). Multinasional harus bersaing dengan masalah primitif tertentu
ketika masuk dan mempertahankan relevansi di negara tuan rumah mana pun.
Konteks Nigeria dapat secara wajar digambarkan sebagai yang terungkap, karena kebijakan
yang mendasari banyak sektor utama yang masih matang dan berkembang. Ini juga telah
dilabeli di forum yang berbeda sehubungan dengan masalah; ketidakkonsistenan kebijakan,
kurangnya transparansi dan akuntabilitas sehubungan dengan pelaksanaan fundamental
politik, sosial, keuangan dan ekonomi. Dalam keadaan ini, multinasional biasanya
menanggung beban yang tidak dapat dihindari untuk membuat keputusan bisnis strategis
atas dasar asumsi yang rusak yang dapat berdampak pada negatif di masa mendatang.
Mengingat kekhasan yang terkait dengan medan bisnis Nigeria; Itu perlu untuk
memaparkan isu-isu spesifik yang harus diprioritaskan organisasi multinasional dalam hal
konsekuensinya menandakan.
Frasa ini juga biasanya disebut sebagai "kemauan politik‟ pemerintah subsisten untuk
dilakukan, sebagian melakukanatau menahan diri dari melakukan apa pun yang dari semua
estimasi yang wajar akan menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar.
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana mengukur atau memastikan tingkat politik
secara efektif disposisi yang disebabkan oleh pemerintah tertentu atau instansinya. Cara
praktis untuk mencapai hal ini adalah dengan menilai tingkat komitmen yang diterapkan
pada penyebab tindakan yang diberikan. Setelah atribut ini (komitmen) mulai berkurang
dan akhirnya memuncak dalam gangguan dari tujuan yang diidentifikasi, mungkin praktis
dalam keadaan seperti itu, untuk menyimpulkan bahwa kemauan politik kurang dalam
sistem (artinya, bahkan jika itu ada pada contoh pertama).
Secara spesifik, disposisi politik positif akan menyarankan dari pihak pemerintah yang
berlaku; memastikan kepatuhan terhadap aturan hukum, melestarikan proses jatuh tempo,
menerapkan standar internasional dan praktik terbaik. Kecenderungan terhadap indeks
tersebut berfungsi sebagai dasar untuk menempa lingkungan yang memungkinkan manusia
dalam konteks tertentu. Tidak adanya yang dis-insentif untuk bersedia multinasional untuk
membangun bisnis dan ketika mereka benar-benar melakukannya, itu memberikan
hambatan yang layak untuk kemungkinan ekspansi di Masa depan. Pada tahun 2012,
Richard Branson, ketua Virgin Group berbagi rasa frustrasinya dalam berbisnis diNigeria.
sebagai akibat dari buruknya disposisi politik. Dia menyatakan korupsi yang melekat dalam
pemerintahan Nigeria, buruknya disposisi politik dan struktur birokrasi instansi.
Nigeria biasanya dianggap sebagai negara dengan potensi manifold dan harapan yang
belum terealisasi. Sebenarnya, itu adalah kegagalan untuk menyelesaikan dasar-dasar
tertentu yang telah mencegah sumber daya manusia dan keahlian dari memberikan
kontribusi abadi yang akan berdampak positif pada kain sosial ekonomi bangsa. Inintisari,
setelah masalah yang mendasari ini dikelola dengan tepat, itu harus menghasilkan transfer
tingkat kepercayaan diri ke berbagai organisasi untuk menyimpan keahlian dan keahlian
yang diperlukan di Nigeria periode berkelanjutan. Dengan demikian, semakin banyak
perusahaan multinasional menganggap Nigeria sebagai tempat yang benar-benar dapat
mereka sebut "rumah", semakin tinggi peluang Nigeria mencapai kemakmuran ekonomi
yang abadi.
E. Kesimpulan
Pandangan kritis tentang globalisasi tampaknya dipolitisasi, membuat isu-isu penting kabur.
Penekanan harus diletakkan pada apa yang diperlukan globalisasi dan bagaimana hal itu
dapat bermanfaat bagi semua orang. Evaluasi konstan harus dilakukan secara tidak sengaja
untuk menentukan secara praktis pencapaian penarik jalur globalisasi. Perusahaan
multinasional akan terus mencari pasar baru lintas batas untuk mencapai tujuan
maksimalisasi laba. Tantangan bagi para pemangku kepentingan dalam konteks Nigeria
adalah untuk bersinergi dan memastikan kelangsungan hidup lingkungan bisnis bagi
perusahaan multinasional dan bisnis lokal.
F. Referensi
[1]. Alao, D.O., Atere, C.O., & Alao, O. (2012). Pemberontakan Boko Haram di Nigeria:
Tantangan dan pelajaran. Singaporean Journal of Business Economics and Management
Studies, 1(4), 1-15. Aninat, E. (2002). Melampaui Tantangan Globalisasi,
Keuangan & Pengembangan, 39(1).
[2]. Anon. (2008, 10 Oktober). Zoellick: Globalisasi menawarkan manfaat luar biasa,
People‟s Daily China.
[3]. Anon. (2002). Anderson menemukan sisi gelap globalisasi, Arah Strategis, 18:7, 5-7. [4].
Berger, P.L. (1997). Empat Wajah Budaya Global, Kepentingan Nasional, 23-29.
[5]. Beamish, P. W., Killing, J.P., LeCraw, D.J. & Crockell, H. (1991). Manajemen
Internasional: Teks dan Kasus, di Rollinson, D., (2005), Perilaku dan Analisis Organisasi:
Pendekatan Terpadu, Financial Times/Prentice Hall, 666-667.
[6]. Bisley, N.(2007). Memikirkan kembali Globalisasi, Basingstoke: Palgrave Macmillan,
211-225.

G. Kelebihan dan Kekurangan


1. kelebihan :
• Judul yang di ambil cukup jelas dengan isi jurnal
• landasan teori yang digunakan dalam penelitian sudah tepat

2. Kekurangan :
• penulisan jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai dengan kaidah
pembuatan penulisan jurnal
H. Critical review jurnal
Berkaitan dengan penelitian jurnal ini,judul yang di ambil cukup jelas serta landasan
teorinya sudah tepat, namun penelitian saya terkait jurnal ini penulisanya jurnal ini tidak
teratur dan tidak sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan jurnal.

REVIEW JURNAL 4

Judul : Apakah Keahlian Industri Auditor Meningkatkan Kualitas Audit


Di Lingkungan Bisnis yang Kompleks?
Tahun : 2018
Penulis : Sansaloni Butar-Butar1* and Stefani Lily Indarto1
Jurnal publikasi : accounting and finance
Diakses : 18 Oktober 2020
Link jurnal : DOI: 10.9744/jak.20.1.1-12
Volume dan Halaman : Vol. 20, No. 1, Hal.,1-12
Reviewer : Arjun
Tanggal :20 Oktober 2020

Review

A. Latar belakang
Lingkungan bisnis yang tegas dapat memengaruhi keandalan laporan keuangan untuk
mencerminkan realitas ekonomi. Sebuah bisnis yang canggih environ-ment menciptakan
ketidakpastian yang menyebabkan akuntan menghadapi kesulitan dalam menilai dampak
kejadian dan transaksi pada sumber daya perusahaan. Tje situasi dapat menyebabkan akuntansi
yang tidak sesuai pilihan kebijakan dan pada akhirnya menghambat pernyataan pengguna dalam
membuat bisnis yang efektif Keputusan. Bushman dkk[1] berpendapat bahwa perusahaan
kompleksitas karena lini bisnis dan geografis diversifikasi mengurangi transparansi. Perusahaan
ope-peringkat dalam industri tertentu di mana perubahan lingkungan terjadi sangat sering akan
kendala tinggi dalam pencatatan transaksi bisnis.
Francis dan Gunn [2] mendukung pandangan yang menyatakan bahwa kompleksitas industri
akuntansi timbul dari kesulitan dalam memetakan kegiatan ekonomi ke dalam prinsip akuntansi
yang diterima secara umum (GPPA), dan aturan akuntansi sebagai dasar untuk pengukuran aset,
liabilitas, pendapatan, biaya, dan Ekuitas. Francis dan Gunn [2] mengilustrasikan akun tersebut-
ing kompleksitas sektor komputer dan perangkat lunak. Mereka menyatakan bahwa praktik
bisnis biasa membutuhkanperusahaan es di industri ini untuk membundel beberapa produk
bersama-sama, seperti menyediakan layanan, pembaruan perangkat lunak gratis, dan
membantu menginstal atau memberikan bantuan dengan perangkat lunak Masalah. Pengakuan
pendapatan untuk transaksi mengharuskan perusahaan untuk menerapkan beberapa aturan
akuntansi yang dapat disampaikan. Aturan ini cukup Rumit. Perusahaan harus memperkirakan
harga jual untuk setiap unit akuntansi terpisah yang pemahaman menyeluruh tentang produk
industri dan layanan. Mengenali pendapatan dari transac-yang melibatkan aturan akuntansi
yang berbeda sulit dicapai dan dapat menginduksikesalahan ment. Situasinya mungkin
menyebabkan rendah kualitas penghasilan yang diaudit.
a. Tujuan
Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah menyelidiki pengaruh kompleksitas industri pada
non-spesialis Auditor. Diharapkan bahwa kualitas penghasilan perusahaan dalam industri
kompleks yang diaudit oleh non-spesialis kualitasnya lebih rendah daripada perusahaan
diindustri kompleks yang diaudit oleh tors.
b. Indentifikasi pokok masalah
Pokok masalah dari penelitian jurnal ini adalah Perusahaan yang beroperasi di industri yang
kompleks mengalami kesulitan dalam aturan akuntansi yang diperlukan oleh GAAP. Efeknya,
pendapatan perusahaan yang dilaporkan di sektor yang kompleks berisi kebisingan yang
lebih tinggi daripada yang beroperasi di area yang rumit.
B. Teori utama yang digunakan
Literature And Hypothesis
C. Metode penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini semuanya terdaftar perusahaan di Bursa Efek Indonesia, dan sampel
adalah perusahaan yang merilis pernyataan dengan informasi yang diperlukan untuk mengukur
variabel penelitian selama 2012-2015. Perusahaan milik industri keuangan (bank, asuransi, dan
lembaga keuangan lainnya) dikecualikan karena karakteristik akrual. Industri lain-lain juga
dikecualikan karena sulit untuk membandingkannya dengan industri pengelompokan diusulkan
di Francis dan Gunn.
D. Pembahasan
Diversifikasi bisnis menyebabkan perubahan pada kegiatan operasional dan kontrol yang tegas
bahwa sistem tata kelola perusahaan yang baik harus Didirikan. Busman dkk.[1] menyatakan
bahwa industri dan perusahaan multinasional yang lingkungan manajerial plex mengalami
masalah ing dan kontrol. Sistem pemantauan yang baik harus dikembangkan untuk
mengkoordinasikan lintas batas kegiatan perusahaan. Perbedaan geografi,rency, biaya audit,
sistem hukum, bahasa, pajak sistem, pembatasan keuangan, dan budaya dapat menyebabkan
kompleksitas informasi .
Penyebab dan konsekuensi diversifikasi menjadi topik penting dan mengisi Literatur. Dennis dkk.
melaporkan bahwa biaya diversifikasi lebih tinggi dari manfaatnya. Biaya pemasangan
disebabkan oleh peningkatan biaya antara manajer dan pemegang saham. Inkrea-biaya agen
SED akan melukai alokasi modal dan mengalihkan fokus manajer.
Selain itu, beragam kegiatan perusahaan dan segmen yang tidak terkait munculnya konflik
budaya organisasi dan gaya operasional yang mengalihkan perhatian manajer dari tugas yang
lebih strategis. Owen dan Polk melaporkan bukti bahwa diversifikasi terkait negatif untuk nilai
yang tegas. Mereka menyimpulkan bahwa diversifikasi menghancurkan nilai perusahaan. Selain
menurunkan nilai perusahaan, diversifikasi juga mendorongkesenjangan mation antara pihak-
pihak di dalam perusahaan, dan dengan investor luar. Diversifikasi menyebabkan kegiatan bisnis
dan informa perusahaansistem tion menjadi semakin canggih . Givoly dkk[31] berpendapat
bahwa diversifikasi membuat pelaporan segmen menjadi kurang informatif. Mereka
membandingkan perusahaan dengan satu lini bisnis dengan lebih dari satu lini bisnis. Mereka
menemukan bahwa kesalahan pengukuran lebih dari satu baris
segmen bisnis lebih tinggi dari perusahaan dengan satu lini bisnis.
-Spesialis Industri Auditor
Pengetahuan auditor tentang akuntansi sangat penting faktor-faktor yang meningkatkan
kualitas audit. Menurut Danos , setidaknya ada lima kategori pengetahuan yang diperlukan
untuk melakukan audit: audit, area fungsional (misalnya, pajak dan komputeraudit berbasis),
masalah akuntansi (leasing dan pensiun), masalah industri, dan bisnis klien. Kategori satu, dua,
dan tiga dapat diperoleh melalui pendidikan formal. Tapi itu jarang untuk per-memiliki semua
akuntansi yang diperlukan dan mengaudit pengetahuan dalam keterlibatan audit. Tje kategori
empat dan lima tidak sepenuhnya domain akuntan profesional. Pengetahuan tentang industri
sangat penting ketika auditor melakukan audit di industri yang memiliki aturan sewa atau
akuntansi yang unik. Pengetahuan tentang bisnis klien membantu auditor untuk
mengidentifikasi potensi masalah dan mengkomunikasikannya dengan perusahaan Karyawan.
E. Kesimpulan
Asumsi bahwa auditor yang memiliki keahlian spesialisasi industri selalu dapat im -
membuktikan kualitas laporan keuangan terlepas dari jenis industri yang mereka operasikan
menyesatkan.
Kompleksitas industri dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan efek keahlian industri
auditor. Pengetahuan tentang praktik bisnis dan norma-norma dalam industri tertentu
seringkali unik dan berguna hanya dalam industri yang kurang kompleks. Penelitian ini mengkaji
pentingnya keahlian industri auditor dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan
memperhitungkan kompleksitas industri. Fin-ding disimpulkan sebagai berikut: 1. Penghasilan
Kegigihan perusahaan dalam indus kompleks - mencoba lebih rendah daripada perusahaan di
industri yang tidak kompleks. 2. Keahlian industri auditor tidak mempengaruhi kualitas
pernyataan finan- cial perusahaan yang beroperasi di lingkungan bisnis yang kompleks.
F. Referensi
[1] Bushman, R., Q. Chen, E. Engel, dan A. Smith. (2004). Akuntansi keuangan informa- tion,
kompleksitas organisasi, dan sistem tata kelola perusahaan, Journal of Accounting
andEconomics 37: 167-201.

[2] Francis, JR, dan J. L., Gunn. (2015), Indus- mencoba kompleksitas akuntansi dan penghasilan
pro- perties: apakah keahlian industri auditor mat- ters?, Working Paper, University of Missouri
dan University of Pittsburgh.

[3] Doyle, J., W. Ge, dan S. McVay. (2007). Deter- minants kelemahan dalam pengendalian
internal atas pelaporan keuangan, Journal of Account- ing and Economics 44: 193-223.

[4] Plumlee, M., dan T. Yohn. (2010), Analisis penyebab yang mendasarinya dikaitkan dengan
restate-ments, . Akuntansi Horizons 24 (1): 41-64.

[5] Dunn, K. A., dan B. W. Mayhew. (2004), Spesialisasi Industri Audit dan Klien dis- kualitas
penutupan, Makalah kerja, Florida Atlan- tic University dan University of Wiscon- dosa.

G.Kelebihan dan Kekurangan


1.kelebihan :
 Judul yang di ambil cukup jelas dengan isi jurnal
 Adanya penyajian tabel sehingga lebih muda untuk di pahami
 landasan teori yang digunakan dalam penelitian sudah tepat

2.Kekurangan :
 penulisan jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai dengan kaidah
pembuatan penulisan jurnal

H.Critical review jurnal


Berkaitan dengan penelitian jurnal ini,judul yang di ambil cukup jelas serta adanya penyajian
tabel yang dapat mempermudah untuk memahami jurnaldan landasan teorinya sudah tepat,
namun penelitian saya terkait jurnal ini penulisanya jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai
dengan kaidah pembuatan penulisan jurnal.
REVIEW JURNAL 5
Judul : Ulasan tentang Lingkungan Bisnis Global: Paradigma Baru
Untuk Manajemen Internasional
Tahun : 2016
Penulis : Artikel oleh Natasha Adatia
Jurnal publikasi : concept of the global business
Diakses : 18 Oktober 2020
Link jurnal : http://iveybusinessjournal.com/publication/the-global-environment-
of-business-new-paradigms-for-international-management/.
Volume dan Halaman : Volume 2, Issue 1, 2016
Reviewer : Arjun
Tanggal :20 Oktober 2020

Review
A. Latar Belakang
Artikel ini menyajikan literatur yang memadai dan relatif untuk mendukung subjek.
Sejakberdasarkan perspektif akademik, literatur yang diberikan penekanan pada masing-
masing subtitle yang berkontribusi literatur dari sumber yang berbeda. Selain tinjauan
literatur asalkan, literatur berikut yang berkaitan dengan artikel ini dapat diringkas seperti di
bawah ini:
Menurut Bounding dan Christen (2001) Bisnis di pasar global tidak selalu Sukses. Organisasi
mengalami sejumlah besar biaya karena perbedaan seperti
struktur kelembagaan, struktur organisasi, dan perubahan lingkungan eksternal yang
meningkatkan kemungkinan ketidakpastian, biaya, dan risiko kegagalan. Untuk mendukung
hal ini, Melissa Centurion Lopes (2013) juga meneliti tentang organisasi yang beroperasi
secara global dan menyatakan bahwa peningkatan skala globalisasi menyebabkan
peningkatan tingkat risiko melalui fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang asing dan
karenanya melibatkan tingkat ketidakpastian yang lebih besar yang dapat berdampak pada
ibu kota organisasi.
Kilter (1998) mengklaim bahwa analisis PEST adalah alat strategis yang berguna untuk
memahami pasar pertumbuhan atau penurunan, posisi bisnis, potensi dan arah operasi.
Untuk mendukung ini, Kaki, Scharfstein dan Stein (1993) menyatakan bahwa PEST (Politik,
Ekonomi, Sosial, danTeknologi) analisis berguna ketika perusahaan memutuskan untuk
memasuki operasi bisnisnya ke dalam pasar baru dan negara-negara baru. Penggunaan PEST
membantu membebaskan diri dari ketidaksadaran asumsi, dan membantu beradaptasi
secara efektif dengan realitas lingkungan baru.
a.Tujuan
tujuan artikel ini menyediakan data kepada pembacanya untuk memperkaya mereka
dengan pengetahuan tentang cara memodifikasi strategi dan praktik manajemen
mereka dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis global.
b.Indentifikasi poko masalah
Pokok masalah dalam penelitian jurnal ini adalah peningkatan skala globalisasi
menyebabkan peningkatan tingkat risiko melalui fluktuasi suku bunga dan nilai tukar
mata uang asing dan karenanya melibatkan tingkat ketidakpastian yang lebih besar
yang dapat berdampak pada ibu kota organisasi.
B. Teori utama yang digunakan
global business
C. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun artikel ini meliputi desuktif, induktif
dan konsteksual
D. Pembahasan
Menurut studi terbaru tentang Globalisasi, ekonomi dan lingkungan global sering
memainkan peran dalam mendorong individu untuk membuat perubahan dalam organisasi
mereka. Dipaksa perubahan menawarkan peluang yang mungkin telah diabaikan di masa
lalu. Mereka dapat menyebabkan peningkatan kinerja, moral karyawan yang lebih tinggi,
dan, pada akhirnya, keuntungan bisnis yang lebih besar. Dikatakan bahwa, cara Anda
menanggapi perubahan ekonomi global berdampak pada peluang Anda untuk kelangsungan
hidup dan kesuksesan di lingkungan itu.
Dengan kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi yang akan datang membuka
seluruh dunia peluang bagi organisasi yang beroperasi secara global. Telah disepakati
bahwa,perusahaan perlu mengembangkan strategi dan sumber daya untuk mengeksploitasi
peluang dan sumber daya lokal untuk tetap kompetitif. Saat ini, banyak departemen telah
mulai melakukan diversifikasi di memenuhi kebutuhan berbagai budaya, bahasa, tuntutan
pasar, dan Sumber daya.
Manajemen tenaga kerja global sekarang mengembangkan keterampilan baru dan
mempertahankan komunikasi dalam satu sama lain. Telah diberitahu bahwa sumber daya
sekarang dikelola berbeda dengan personel tambahan di berbagai departemen. Manajer
sumber daya manusia mengembangkan keterampilan untuk memperkenalkan teknik
perekrutan baru, tunjangan karyawan, dan skala gaji.
Selanjutnya, dalam rangka memenuhi berbagai tuntutan masyarakat; perusahaan telah
mulai mempertimbangkan aliansi dan merger dengan perusahaan global lainnya. Organisasi
sekarang berinvestasi mengembangkan jaringan global kepada mereka melalui berbagai
saluran baru yang akan mereka tradingIn. Akuisisi dan usaha patungan dilaporkan untuk
memperkuat posisi perusahaan di negara lain. Selain itu, organisasi telah meningkatkan
kepemimpinan dalam rangka memenuhi penyesuaian budaya. Misalnya, saat Anda
karyawan mungkin telah terbiasa bekerja hanya menetapkan jam siang hari, perusahaan
telah mulai melembagakan budaya fleksibilitas yang menyerukan berbagai jadwal untuk
hubungan melalui zona waktu yang berbeda.
E. Kesimpulan
Secara meyakinkan, ulasan artikel ini diterbitkan oleh Ivey Business Journal, ditulis oleh
David W. Conklin telah secara kritis mempelajari "Lingkungan bisnis global: Paradigma baru
untuk Manajemen Internasional". Artikel ini telah menyediakan berbagai sumber data, dari
berbagai penelitian dan sarjana yang membuat artikel ini lebih dapat diandalkan dan kaya
akan data. Keseluruhan konten, struktur, kekuatan, dan batasan artikel diperiksa dengan
baik dan Dievaluasi. Artikel ini mengintegrasikan konten utama artikel sehubungan dengan
analisis studi penelitian tentang kekuatan dan kondisi pasar yang sedang berlangsung sambil
menyatakan solusi cara mengenali dan mengelola tren dan kekuatan pemasaran ini dalam
bisnis global Lingkungan. Artikel ini dapat sangat berguna bagi semua perusahaan yang
beroperasi secara global.
F. Referensi
1.] Sumber utama:http://iveybusinessjournal.com/publication/the-global-environment-of-
business-new-paradigms-for-manajemen internasional/
[2.] Jurnal Bisnis Ivey. (). Tentang. Tersedia: http://iveybusinessjournal.com/about/.Last
diakses 13 Desember 2015.
[3.] Boulding dan Christen (2001) Dampak Globalisasi: Ekonomi, pemerintah, dan
masyarakat,Tersedia pada: wac.colostate.edu: Terakhir diakses 30 November 2015.
[4.] Dunne, T., M.J. Roberts, dan L. Samuelson (1988) '"Pola Masuk dan Keluar Perusahaan di
AS Industri Manufaktur,"', The Rand Journal of Economics, 19(4), pp. 495-515. Terakhir
diakses ke-20November 2015.
[5.] Froot, K.A., Scharfstein, D.S. dan Stein, J.C. (1993) 'Manajemen Risiko:
Mengkoordinasikan PerusahaanKebijakan Investasi dan Pembiayaan.', Journal of Finance,
48(5), masing-masing 1629-1658. Terakhir diakses ke-30November 2015.
[6.] Kotler, P. (1998). Manajemen pemasaran—Analisis, perencanaan, implementasi, dan
kontrol (ke-9ed.). Tebing Englewood: Prentice-Hall. Terakhir diakses 05 Desember 2015.
G.Kelebihan dan Kekurangan
1.kelebihan :
 Judul yang di ambil cukup jelas dengan isi jurnal
 Kesimpulan diambil sesuai dengan teori-teori yang di ambil dari beberapa ahli
2.Kekurangan :
 penulisan jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai dengan kaidah
pembuatan penulisan jurnal
 bahasa yang di gunakan dalam penulisan jurnal agak berbelit-belit
H.Critical review jurnal
Berkaitan dengan penelitian jurnal ini,judul yang di ambil cukup jelas serta kesimpulan
diambil sesuai dengan teori-teori yang di ambil para ahli , namun penelitian saya terkait
jurnal ini penulisanya jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai dengan kaidah pembuatan
penulisan jurnal dan bahasa yang di gunakan agak berbelit-belit serta masih banyak yang
kurang dalam penulisan jurnal ini.
REVIEW JURNAL 6

Judul : Hambatan untuk berwirausaha di transisi lingkungan bisnis: kasus


Albania
Tahun : 2003
Penulis : Aristidis Bitzenis and Ersanja Nito
Jurnal publikasi : Enterprise Development
Diakses : 18 Oktober 2020
Link jurnal : DOI 10.1108/1462600051062823
Volume dan Halaman: Vol. 12 No. 4, hal. 564-578
Reviewer :Arjun
Tanggal :20 Oktober 2020

Review
A. Latar Belakang
Hambatan untuk berwirausaha di lingkungan bisnis Albania
Dalam upaya untuk mempelajari hambatan untuk kewirausahaan dalam bisnis Albania
lingkungan, Rusi dan Sadiraj (2003) melakukan survei yang menggunakan sampel acak
350 perusahaan di tujuh kota. Mereka menemukan bahwa perdagangan adalah salah satu yang
paling dinamis sektor ekonomi Albania. Dengan demikian, pangsa industri di Albania adalah 11
PDB, pertanian adalah 48 persen, layanan adalah 41 persen dan akun perdagangan untuk 35
persen dari PDB (EBRD, 2003). Rusi et al. (2003) mencatat bahwa 59 persen perusahaan
ditemukan di lokasi yang tidak bertepatan dengan alamat yang ditemukan dalam kantor, dan 81
persen dari bisnis ini memiliki satu hingga sembilan karyawan dan hanya 7 per sen
mempekerjakan lebih dari 20 individu. Dalam konteks ini, Rusi dan Sadiraj (2003) melaporkan
bahwa faktor-faktor yang berdampak negatif terhadap perusahaan meliputi: persaingan dari
"Pasar Gelap" (70 persen), diikuti oleh rendahnya permintaan di pasar lokal (50 perdan undang-
undang ekonomi yang tidak jelas (48 persen).
a. Tujuan
Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah Untuk mengevaluasi secara kritis hambatan dan
permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha melakukan bisnis di Albania, yang merupakan
ekonomi dalam transisi.
b. Indentifikasi poko masalah
Pokok masalah dari penilisan jurnal ini adalah Albania berusaha untuk pulih dari penurunan
ekonomi dan menemukan sarana untuk mengembangkan dan mempromosikan bisnisnya,
untuk mendirikan perusahaan baru, terutama usaha menengah (UKM), dan meningkatkan
kemampuan manajerial dan kewirausahaannya.
B. Teori utama yang digunakan
Obstacles to entrepreneurship
C. Metode penilitian
Pada jurnal ini menggunakan penelitian ialah konsektual serta menggunakan pendekatan
deskriptif analitik data
D. Pembahasan
pengusaha tidak tertarik untuk melakukan riset pasar sebelum memulai kewirausahaan bisnis.
Selain itu, mereka menekankan bahwa seorang pengusaha Albania tidak menyadari pentingnya
menyelidiki ceruk pasar tempat mereka berniat untuk beroperasi. Ini dapat dikaitkan dengan
ketidakseimbangan informasi, kurangnya keterampilan manajemen da pendidikan kejuruan.
Sebaliknya, perusahaan asing yang berlokasi di Albania tidak mengambil risiko memulai bisnis
tanpa terlebih dahulu mempelajari pasar lokal dan mempertimbangkan semua risiko dan
hambatan yang mungkin mereka temui.
Pada akhir 1990-an, sejumlah survei dilakukan di Albania, Georgia dan negara transisi lainnya
oleh Grup Bank Dunia. Rintangan yang paling penting ditemui oleh pengusaha Albania termasuk
infrastruktur yang buruk (jalan, air pasokan, listrik, dll.), diikuti oleh korupsi dan peraturan pajak
yang tidak jelas.Perlu disebutkan adalah perbedaan yang cukup besar antara Albania dan
negara-negara dalam sampel Grup Bank Dunia, sebagai menyangkut faktor infrastruktur, yang
tampaknya merupakan hambatan yang luar biasa di Albania tetapi tidak begitu signifikan di
Negara. Martin (2002) menambahkan ini masa isolasi panjang yang Albania berpengalaman
sebagai alasan penjelasan. Selain itu, korupsi dianggap sebagai masalah yang signifikan bagi
pengusaha Albania dan tersebar luas di setiap sector lingkungan bisnis.
Pada tahun 1998, "The Enterprise Survey", yang dilakukan oleh Dewan Australia untuk
Penelitian Pendidikan (ACER) dan Bank Dunia memberikan beberapa hasil yang relevan. Fokus
utama survei ini adalah pada korupsi. Keduanya kelompok belajar dalam sampel (usaha kecil
versus menengah dan besar) disorot bahwa, rata-rata, perusahaan siap membayar tarif pajak 10
persen lebih tinggi jika korupsi bisa dihilangkan. Anehnya, kategori "usaha kecil" membayar
pajak tambahan (bahkan lebih tinggi dari perusahaan yang lebih besar) untuk korupsi
dihilangkan. Menurut Fries et al. (2003), negara-negara yang masalah paling parah dari
penggelapan pajak termasuk Albania, Georgia, Republik Kirgiz dan Tajikistan, sementara negara-
negara dengan disiplin pajak yang relatif kuat adalah Estonia, Slovenia, Lithuania, Armenia dan
Polandia. Namun, Fries et al. (2003) menunjukkan bahwa organisasi di negara-negara terakhir,
baik penjualan aktual yang kurang dilaporkan kepada otoritas pajak dan menyuap mereka untuk
mengurangi beban fiskal mereka.
Survei "Pejabat Publik" dilakukan pada tahun 1998 oleh ACER bekerja sama dengan Bank Dunia.
Dilaporkan bahwa lebih dari setengah pejabat publik mengakui ketidakjujuran dan penyuapan
semacam itu. Bea Cukai muncul sebagai sangat rusak institusi, karena hampir 90 persen
pejabatnya menggunakan praktik yang tidak jujur. The Lembaga peradilan dan pemeriksaan
pajak masing-masing mengikuti. Bisnis lingkungan dan survei kinerja perusahaan (BEEPS) yang
dilakukan oleh Dunia Bank dari Juni hingga Agustus 1999 (Jumat et al., 2003) membandingkan
tingkat korupsi di seluruh negara dalam sampel penelitian. Perusahaan mengaku melakukan
pembayaran ilegal untuk pejabat publik jika "hal-hal yang harus dilakukan" (Bank Dunia, 2000).
Dibandingkan dengan LIHAT negara-negara, Albania tampaknya memiliki indeks korupsi
tertinggi. Pada tahun 2002, Foreign Investment Advisory Centre (FIAC, 2003) melakukan proyek
yang hambatan administrasi di Albania dalam sampel 500 perusahaan swasta. Yang paling hasil
yang mencolok adalah sejauh mana dan tingkat korupsi mengenai "pembayaran tidak resmi".
Secara khusus, persentase penyuapan tertinggi adalah dalam "Impor Pabean Praktik izin" , "Izin
Konstruksi" dan prosedur "Inspeksi Pajak".
Hambatan untuk Kewirausahaan
Untuk mengatasi dan menghindari hasil dan analisis yang bias, studi dua kelompok (Fieri dan
kota-kota lain) dilakukan. Responden untuk survei kuesioner adalah pengusaha atau chief
executive officer (CEO) perusahaan yang ditargetkan. The perusahaan responden diwawancarai
baik tatap muka atau melalui telepon. Tjeresponden ditanya campuran pilihan ganda dan
pertanyaan terbuka yang berkaitan dengan perusahaan mereka. Pendapat mereka dicari dalam
kaitannya dengan masalah yang dihadapi ketika mereka memulai bisnis mereka atau bertemu di
fase lain dari kegiatan bisnis mereka.
Analisis dan diskusi
Metode statistik deskriptif dan inferensial digunakan untuk mendefinisikan dan menguraikan
hasilnya. Metode tabular, grafis, dan matriks digunakan untuk meringkas data kuantitatif dan
kualitatif yang muncul dan untuk memberikan wawasan tentang analisis variabel. Kami
mengamati bahwa 67 persen perusahaan adalah perusahaan terbatas, 26 persen kepemilikan
tunggal dan 8 persen adalah perusahaan Societe Anonyme (SA) (Tabel II). Itu muncul bahwa
pengusaha Albania lebih suka membatasi tanggung jawab bisnis mereka, karena tampaknya
bahwa jenis organisasi ini lebih nyaman dan akrab bagi mereka.
Selanjutnyalebih sedikit modal diperlukan dan lebih sedikit dokumen yang diperlukan untuk
proses pendaftaran.Ukuran organisasi sampel penelitian diuraikan dalam Tabel III. Tjeresponden
diklasifikasikan sesuai dengan definisi Mancellari (2002).Secara total, 64 persen dari sampel
adalah UKM dan 36 persen muncul sebagai besar Perusahaan. Hasil ini berbeda dari
pengetahuan teoritis kami di mana 98 persen persen dari semua perusahaan di Albania adalah
UKM. Hal ini dapat dijelaskan dengan hal-hal berikut:
Kami memperkenalkan kriteria yang unik dan relevan (perusahaan besar adalah mereka yang
memiliki lebih dari sepuluh karyawan dan lebih dari 8 juta omset tahunan leks). Menurut
standar Uni Eropa (hingga 250 karyawan adalah UKM) hampir 99,9 persen dari semua
perusahaan di Albania adalah UKM.
E. Kesimpulan
Kesimpulan Penelitian empiris di mana makalah ini didasarkan telah menyoroti sejumlah hasil
yang menarik. Sebagian besar perusahaan kecil dan menengah di Albania lebih suka memiliki
status "terbatas". Sebagian besar responden percaya bahwa jenis bisnis ini lebih nyaman,
fleksibel, dan menimbulkan biaya yang lebih rendah. Mayoritas responden menganggap bisnis
mereka dalam tahap "matang" (6-13 tahun beroperasi) dan berharap untuk terus beroperasi
untuk masa depan yang dapat diperkirakan. Demikian pula, sebagian besar responden mengaku
menentang penggabungan, baik karena mereka tidak ingin bekerja sama dengan orang lain atau
karena mereka memiliki kepercayaan pada upaya mereka sendiri (yaitu gaya manajemen yang
berorientasi keluarga). Sekitar tiga perempat responden menunjukkan bahwa data yang ada di
kantor perpajakan Albania tidak akurat atau dapat diandalkan Penelitian ini menetapkan bahwa
hambatan terpenting yang dihadapi pengusaha di Albania termasuk persaingan yang tidak adil,
perubahan prosedur kantor perpajakan, krisis energi, kurangnya sumber daya keuangan dan
pelanggaran dalam ketertiban umum.
Responden biasanya mengeluhkan persaingan yang tidak adil dari ekonomi informal, yang
diwakili terutama oleh perusahaan yang tidak terdaftar, tetapi kadang-kadang juga dari kegiatan
informal dan praktik perusahaan terdaftar. Meskipun ada undang-undang persaingan di Albania,
itu dianggap sebagian besar tidak efektif. Perubahan prosedur perpajakan yang sering terjadi
dan undang-undang yang tidak stabil juga dianggap sebagai masalah yang signifikan. Oleh
karena itu, proposal untuk amandemen undang-undang yang menguntungkan dan undang-
undang baru yang akan berfokus secara khusus pada pengembangan UKM harus dilaksanakan
oleh pemerintah Albania untuk mencapai reformasi fiskal yang dapat diprediksi dan transparan,
dan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang menguntungkan.
F. References
Albanian Center for Economic Research (ACER) (2000) Albanian Empirical Report, Tirana.

Babbie, E. (1990), Survey Research Methods, Wadsworth Inc., Belmont, CA.

Bitzenis, A. (2004), “Explanatory variables for the low western investment interest in
Bulgaria”,Eastern European Economics, Vol. 42 No. 6, pp. 5-39.

Bitzenis, A. (2005), “Decisive barriers that affect multinational: business in a transition


country”,Global Business & Economics Review Journal, special edition, 2005, Vol. 8 Nos 1/2.

Bitzenis, A. and Nito, E. (2005b), “Obstacles to entrepreneurship in a transition business


environment: the case of Albania”, Journal of Small Business and Enterpreise Development,
Vol. 12 No 6 (in press). Council of Ministers – Republic of Albania (1998), Combating Corruption
in Albania: A Comprehensive Reform Program, Council of Ministers – Republic of Albania, Tirana.

CRD and Klein-Josef F. (2002), “Study of SME: impact on economic growth in Albania
(1997-2002)”, A Project of SEED-ETF, Tirana.
G. Kelebihan dan Kekurangan
1.kelebihan :
 Judul yang di ambil cukup jelas dengan isi jurnal
 Kesimpulan diambil sesuai dengan teori-teori yang di ambil dari beberapa ahli
2.Kekurangan :
 penulisan jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai dengan kaidah
pembuatan penulisan jurnal
 Referensinya kurang terupdate
H. Critical review jurnal
Berkaitan dengan penelitian jurnal ini,judul yang di ambil cukup jelas serta kesimpulan diambil
sesuai dengan teori-teori yang di ambil para ahli , namun penelitian saya terkait jurnal ini
penulisanya jurnal ini tidak teratur dan tidak sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan jurnal
dan referensinya kurang terupdet

Anda mungkin juga menyukai