Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA

PERTEMUAN KE V : SELASA, 14 APRIL 2020

A. Latar Belakang
Pertemuan sebelumnya perawat telah selesai melakukan skoring untuk
menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Masalah
prioritas yang didapat adalah Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan:
Rheumatoid Artritis, ketidakefektifan manajemen kesehatan dan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan.
Setelah data didapat dan prioritas masalah sudah ditemukan maka
selanjutnya menentukan perencanaan keperawatan untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga.
Rencana tindakan ini sesuai dengan tugas keluarga yang terganggu untuk
mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien (Kholifah &
Wahyu, 2016). Perencanaan sangat penting untuk dirancang sehingga dalam
pemberian asuhan keperawatan hasil yang diharapkan dapat tercapai dan
peningkatan kesehatan dapat terwujud (Stanhope & Lancaster, 2014).
Berdasarkan skoring yang telah dilakukan masalah kesiapan
meningkatkan manajemen : Rheumatoid artritis memiliki nilai yang paling tinggi
dan menurut Ny. I masalah ini terkadang menggangu aktivitas karena gejala nyeri
yang dirasa sehingga Ny. I ingin masalah ini segera diatasi sebelum semakin
parah. Pada pertemuan sebelumnya perawat telah melakukan diskusi mengenai
intervensi apa yang ingin keluarga ketahui. Berdasarkan diskusi tersebut
didapatkan bahwa keluarga ingin mengetahui tentang masalah rematik. Rencana
selanjutnya yang akan yang akan dilakukan adalah memberikan intervensi berupa
pendidikan kesehatan tentang rematik.
Arthritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat
progresif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan
lunak. Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana, secara simetris
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan sehingga
menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan
kerusakan pada bagian dalam sendi. Karakteristik artritis rheumatoid adalah
radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang
sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang simetris (Junaidi, 2013).
Pengetahuan masyarakat mengenai manajemen Rheumatoid Artritis saat
ini masih kurang. Pendidikan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan dan sikap keluarga yang baik mengenai
rematik tentunya dapat memaksimalkan upaya dalam mencegah kekambuhan
rematik (Suryanda, Asmawi & Zanbizar, 2019). Maka dari itu pada pertemuan
selanjutnya mahasiswa merencanakan tindakan mengenal dan memutuskan
masalah mengenai Rheumatoid Artritis kepada Ny. I Informasi terkait Rheumatoid
Artritis meliputi keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian Rheumatoid
Artritis, factor risiko terjadinya Rheumatoid Artritis, tanda dan gejala, kompilkasi
dan perawatan Rheumatoid Artritis agar dapat terkontrol untuk mencegah
kekambuhan.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan: Rheumatoid Artritis
2. Tujuan
Dalam 1 x 60 menit perawat dapat mengetahui intervensi yang akan diberikan
pada keluarga.
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Telah membuat kontrak sebelumnya
b. Kriteria Proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan sejak awal sampai selesai
2) Seluruh/sebagian anggota keluarga dapat hadir
3) Keluarga berpartisipasi dalam menentukan waktu dan tempat
c. Kriteria Hasil
1) Terbinanya rasa saling percaya antara keluarga dan perawat
2) Keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian Rheumatoid Artritis,
factor risiko terjadinya Rheumatoid Artritis, tanda dan gejala, kompilkasi
dan perawatan Rheumatoid Artritis agar dapat terkontrol untuk mencegah
kekambuhan..
3) Tersedianya waktu yang disepakati oleh seluruh anggota keluarga

b. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan kesehatan tentang Rheumatoid Artritis
2. Metode : Diskusi
3. Media : Lembar balik
4. Hari / Tanggal : Rabu/ 15 April 2020 selama 60 menit

c. Strategi Pelaksanaan

No Alokasi Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga


Waktu
1 10.00-10.05 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Membuat kontrak waktu b. Menyetujui waktu
c. Menjelaskan maksud dan c. Mendengarkan
tujuan interaksi
2 10.05-10.50 Fase kerja
a. Pengertian Rheumatoid Mendengarkan dan diskusi
Artritis, factor risiko
terjadinya Rheumatoid
Artritis, tanda dan gejala,
kompilkasi dan perawatan
Rheumatoid Artritis agar
dapat terkontrol untuk
mencegah kekambuhan.
b. Memberi kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
c. Menjawab pertanyaan dari
keluarga
3 10.50-10.60 Fase terminasi
a. Membuat kesimpulan a. Mendengarkan
hasil pertemuan b. Menyetujui kontrak waktu
b. Membuat kontrak waktu c. Menjawab salam
untuk pertemuan
selanjutnya
c. Mengucapkan salam

DAFTAR PUSTAKA
Junaidi. (2013). Rematik dan asam urat. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer

Kholifah, S.T & Wahyu, D. (2016). Keperawatan keluarga dan komunitas. Jakarta
Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

Stanhope, Marcia & Lancaster, Jeannet. (2014). Public Helath nursing E-book
Population-Cetered Health Care in the Community. Elsevier Health Science.

Suryanda, Asmawi, N. & Zanbizar. (2019). Pengetahuan dan sikap keluarga dalam
pencegahan kekambuhan rematik. Jurnal Vokasi Kesehatan. 5 (1). 1-7.
LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA

PERTEMUAN KE VI : KAMIS, 16 APRIL 2020

A. Latar Belakang
Nutrisi adalah zat-zat yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisa (Alimul, 2006).
Pada pertemuan sebelumnya, mahasiswa telah melakukan intervensi terkait
pengetahuan mengenai rematik. Selanjutnya mahasiswa akan memberikan
Pendidikan kesehatan terkait dengan anjuran diet yang tepat pada rematik meliputi
pengertian diet, tujuan diet rematik, anjuran makanan yang bisa di konsumsi dan
pantangan makanan. Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh
seseorang atau sekelompok orang dalam memilih dan menggunakan bahan
makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi frekuensi makan,
asupan makanan, jenis makan dan jadwal makan yang berdasarkan faktor- faktor
sosial budaya dimana mereka hidup (Depkes RI ,2009). Pola makan merupakan
perilaku penting yang mempengaruhi keadaan gizi (Kemenkes RI, 2011). Hal ini
dikarenakan tingkat kesehatan individu dan masyarakat di pengaruhi oleh kualitas
dan kuantitas makanan dan minuman yang di konsumsi (Kemenkes RI, 2014).
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan sebelumnya dihadiri oleh Ny. I
serta An. S dan An. P. Penyuluhan kesehatan berjalan sesuai dengan rencana. Ny. I
memahami dengan baik materi yang di sampaikan. Pada pertemuan selanjutnya
mahasiswa akan memberikan Pendidikan kesehatan terkait dengan anjuran diet
yang tepat pada rematik meliputi pengertian diet, tujuan diet rematik, anjuran
makanan yang bisa di konsumsi dan pantangan makanan.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan : Rheumatoid Arthtritis
2. Tujuan
Setelah 1 x 45 menit kunjungan keluarga mampu mengenal masalah tentang
pengetahuan kesehatan dan perilaku kesehatan dan perilaku sehat Rheumatoid
Arthtritis : anjuran diet yang tepat.
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
1) Telah membuat kontrak waktu sebelumnya
2) Tersedia media: Lembar balik
3) Adanya kontrak waktu selama 45 menit
4) Tersedianya tempat pendidikan kesehatan
b. Kriteria proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
2) Seluruh/sebagian anggota keluarga dapat hadir
3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan kesehatan
c. Kriteria hasil
1) Keluarga dapat mendiskusikan tentang nutrisi yang baik untuk
masalah Rheumatoid Arthtritis
2) Keluarga dapat mengetahui pengertian diet, tujuan diet rematik,
anjuran makanan yang bisa di konsumsi dan pantangan makanan.

C. Rancangan Kegiatan
1) Topik : Penyuluhan kesehatan tentang diet Rheumatoid Artritis
2) Metode : Penyuluhan dan Diskusi
3) Media : Lembar balik
4) Hari/ tanggal : Kamis/ 16 April 2020
5) Waktu : 45 Menit

i. Strategi pelaksanaan :
No
Alokasi Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
.
1 16.00 – 16.05 Fase Orientasi:
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Menjelaskan maksud dan tujuan b. Mendengarkan
interaksi c. Menyetujui
c. Membuat kontrak waktu kontrak waktu

2 16.05 – 16.35 Fase Kerja:


a. Mengkaji pengetahuan klien terkait a. Mendengarkan
makanan yang dikonsumsi untuk dan menjawab
mengurangi masalah Rheumatoid pertanyaan
Arthtritis selama ini b. Mendengarkan
b. Memberikan informasi terkait dan menjawab
pengertian diet, tujuan diet rematik, pertanyaan
anjuran makanan yang bisa di c. Mendengarkan
konsumsi dan pantangan makanan. dan mengajukan
c. Memberi kesempatan klien untuk pertanyaan
bertanya d. Mendengarkan
d. Memberi kesempatan kepada klien dan menjawab
untuk mengulang informasi yang pertanyaan
telah disampaikan terkait makanan
yang baik untuk dikonsumsi
3 16.35 – 16.40 Fase Terminasi:
a. Mengevaluasi pengetahuan a. Menjawab
keluarga tentang materi penkes pertanyaan
yang disampaikan b. Mendengarkan
b. Membuat kesimpulan hasil c. Mengungkapkan
pertemuan perasaan
c. Validasi perasaan d. Menyetujui
d. Membuat kontrak waktu untuk kontrak waktu
pertemuan selanjutnya e. Mendengarkan
e. Menjelaskan topik untuk f. Menjawab salam
pertemuan selanjutnya
f. Mengucapkan salam

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. (2006). Pegantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI. (2009). Departemen gizi dan kesehatan masyarakat: gizi dan kesehatan
masyarakat. Jakarta : Granfindo Persada
Kemenkes RI. (2011). Pedoman gizi seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2014). Pedoman gizi seimbang. Jakarta: Direktur Jenderal Bina Gizi
dan KIA.
LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA

PERTEMUAN KE VII : SABTU, 17 APRIL 2020

A. Latar Belakang
Arthritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat
progresif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan
lunak. Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana, secara simetris
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan sehingga
menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan
kerusakan pada bagian dalam sendi. Karakteristik artritis rheumatoid adalah
radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang
sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang simetris (Junaidi, 2013).
Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang di manifestasikan sebagai
penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi
luka mengacu kepada teori dari asosiasi nyeri internasional, pemahaman tentang
nyeri lebih menitikberatkan bahwa nyeri adalah kejadian fisik, yang tentu saja
untuk penatalaksanaan nyeri menitikberatkan pada manipulasi fisik. Nyeri
diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional yang penatalaksanaannya
tidak hanya pengelolaan fisik semata, namun penting juga untuk melakukan
manipulasi (tindakan) psikologis untuk mengatasi nyeri (Tamsuri, 2014).
Pada pertemuan kali ini, mahasiwa merencanakan melakukan intervensi
dengan keluarga terkait manajemen nyeri. Adapun intervensi ini dilakukan dengan
cara penyuluhan kesehatan yang akan disampaikan dengan menggunakan media
leaflet dan melakukan demonstrasi. Terdapat banyak terapi non farmakologis yang
dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, salah satunya adalah dengan
memberikan kompres hangat. Kompres hangat berfungsi melebarkan pembuluh
darah dan melancarkan sirkulasi darah, sehingga dapat mengurangi kekakuan dan
menurunkan sensasi rasa nyeri (Kozier & Erb, 2009).
Hernani & Winarti (2014) mengatakan beberapa komponen kimia jahe,
seperti gingerol, shagaol dan zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi
seperti antioksidan, anti-inflamasi , analgesic, antikarsinogenik, non-toksik dan
mutagenic. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sunart & Alhuda (2018)
terhadap 20 lansia yang mengalami nyeri rheumatoid arthtritis ada pengaruh
kompres hangat jahe merah terhadap penurunan skala nyeri arthtrits rheumatoid
pada lansia dengan rata-rata skala nyeri awal 3,60 sebelum intervensi dan terjadi
penurunan skala nyeri setelah kompres hangat jahe merah yaitu 2,60.
Nyeri merupakan suatu perasaan yang bersifat objektif, sehingga dalam
proses menyikapi nyeri setiap orang berbeda-beda antara satu individu dengan
individu yang lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka mahasiswa
merencanakan untuk melakukan intervensi terkait manajemen nyeri yang
dibutuhkan pada masalah Rheumatoid Artritis yang dialami oleh Ny. I.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan : Rheumatoid Arthtritis
2. Tujuan
Setelah 1 x 45 menit kunjungan keluarga mampu merawat dan memperbaiki
kesehatan tentang manajemen nyeri.
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
1) Telah membuat kontrak waktu sebelumnya
2) Tersedia media: leaftlet & Lembar balik
3) Adanya kontrak waktu selama 45 menit
4) Tersedianya tempat pendidikan kesehatan
b. Kriteria proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
2) Seluruh/sebagian anggota keluarga dapat hadir
3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan kesehatan
c. Kriteria hasil
1) Keluarga dapat memahami pengertian manajemen nyeri
2) Keluarga dapat memahami tujuan manajemen nyeri
3) Keluarga dapat memahami manfaat manajemen nyeri
4) Keluarga dapat memahami jenis-jenis dan teknik manajemen nyeri
5) Keluarga mampu melakukan teknik-teknik manajemen nyeri

C. Rancangan Kegiatan
1) Topik : Penyuluhan kesehatan tentang manajemen nyeri
2) Metode : penyuluhan dan diskusi
3) Media : lembar balik dan leaftlet
4) Hari/ tanggal : Sabtu/ 19 April 2020
5) Waktu : 45 Menit

D. Strategi pelaksanaan :
No
Alokasi Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
.
1 14.30 – 14.40 Fase Orientasi:
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Menjelaskan maksud dan tujuan b. Mendengarkan
interaksi c. Menyetujui
c. Membuat kontrak waktu kontrak waktu
2 14.40 – 15.00 Fase Kerja:
a. Mengkaji pengetahuan klien terkait a. Mendengarkan
manajemen nyeri dan menjawab
b. Memberikan informasi terkait pertanyaan
pengertian manajemen nyeri, tujuan b. Mendengarkan
manajemen nyeri, manfaat dan menjawab
manajemen nyeri, jenis-jenis dan pertanyaan
teknik manajemen nyeri c. Melihat dan
c. Melakukan demonstrasi manajemen melakukan
nyeri d. Mendengarkan
d. Memberi kesempatan klien untuk dan mengajukan
bertanya pertanyaan
e. Memberi kesempatan kepada klien e. Mendengarkan
untuk mengulang informasi yang dan menjawab
telah disampaikan terkait pertanyaan
manajemen nyeri

3 15.0 – 15.15 Fase Terminasi:


a. Mengevaluasi pengetahuan keluarga a. Menjawab
tentang materi penkes yang pertanyaan
disampaikan b. Mendengarkan
b. Membuat kesimpulan hasil c. Mengungkapkan
pertemuan perasaan
c. Validasi perasaan d. Menyetujui
d. Membuat kontrak waktu untuk kontrak waktu
pertemuan selanjutnya e. Mendengarkan
e. Menjelaskan topik untuk f. Menjawab salam
pertemuan selanjutnya
f. Mengucapkan salam

DAFTAR PUSTAKA
Hombing. (2007). Tanaman berkhasiat obat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini
Junaidi. (2013). Rematik dan asam urat. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer

Rufaridah,A. Ayuro, C. & Nesa, R.P. (2020). Pengaruh kompres jahe hangat terhadap
penurunan intesitas nyeri rhematoid arthritis. Ensiklopedia of
Journal. 2(2). 77- 184.
Sunarti & Alhuda. (2018). Pengaruh kompres hangat jahe merah terhadap penurunan
skala nyeri artritis rheumatoid pada lansia di UPT. Pelayaan social
lanjut usia dan anak balita wilayah binjai dan medan. Jurnal
Keperawatan Priority. 1(1). 48-60.
Tamsuri, A. (2014). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai