BAB VI
RENCANA INDUK PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
KABUPATEN JEPARA
Tabel 6.2.
Matriks SWOT Pengelolaan Persampahan Kabupaten Jepara
Sumber: Analisis Konsultan, 2014
S W
Luas wilayah Kabupaten Jepara masih banyak yang Sistem pengelolaan persampahan di beberapa wilayah
INTERNAL merupakan lahan non-terbangun. di Kabupaten Jepara cenderung belum terlayani.
Kabupaten Jepara meraih piala Adipura Sembilan kali Terdapat penduduk yang membuang sampah di sungai
berturut-turut. Rendahnya biaya pengelolaan persampahan yang
Terdapat TPA dengan sistem pengelolaan persampahan dialokasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
EKSTERNAL menggunakan Controlled Landfill Jepara sebesar 0.25% dari total pengeluaran daerah
Teknik pengelolaan persampahan Kabupaten Jepara tahun 2014.
(Penyapuan-pewadahan-pengumpulan-pemindahan- Dua TPA yang terdapat di Kabupaten Jepara masih
pengangkutan) sudah berjalan rutin. menggunakan metode Open Dumping
O S–O W–O
Peran serta masyarakat dalam Meningkatkan Peran serta masyarakat terhadap Mengoptimalkan sistem persampahan di seluruh
pengelolaan persampahan sangat pengelolaan persampahan Jepara. Kabupaten Jepara sehingga tidak ada warga yang
baik. (Pengelolaan sampah berbasis Peningkatan teknik pengelolaan persampahan membuang sampah di sungai.
masyarakat dengan Bank Sampah dan Kabupaten Jepara untuk melayani seluruh wilayah di Larangan pembuangan sampah di sungai bagi
3R). Kabupaten Jepara penduduk, dan meningkatkan kesadaran masyarakat
Pemilihan dan pengelolaan sampah untuk tidak membuang sampah di sungai.
dilakukan secara swadaya di sekolah, Mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan untuk
permukiman, perkantoran, dan pasar. pengelolaan persampahan
T S–T W–T
Rendahnya kesadaran masyarakat Peningkatan teknik pengelolaan persampahan Pengadaan dan penambahan TPST berbasis 3R di
untuk melaksanakan metode 3R Kabupaten Jepara secara berkala menyesuaikan jumlah wilayah yang belum terlayani, untuk mengoptimalkan
Tingginya tingkat kebiasaan volume timbulan sampah yang semakin meningkat. sistem pengelolaan persampahan.
masyarakat dalam pemakaian barang Penyedian lahan untuk pembangunan TPST, Bank Meningkatkan fungsi TPA Krasak dan Gemulung untuk
yang sulit terurai Sampah, dan TPA baru (bila dibutuhkan). pengolahan sampah lebih lanjut seiring dengan terus
Jumlah penduduk yang cenderung Peningkatan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan bertambahnya volume timbulan sampah.
meningkat berbanding lurus dengan metode 3R Peningkatan jumlah anggaran persampahan untuk
jumlah volume timbulan sampah. operasional rutin maupun penanganan sampah non
Lahan TPAyang semakin berkurang. organik (barang sulit terurai).
g. Penyiapan sarana dan prasarana pendukung seperti jalan akses yang memadai
h. Penyiapan TPA dilengkapi dengan buffer zone (green belt)
Gambar 6.1.
Rencana Zonasi Pengelolaan Sampah Kabupaten Jepara
Tabel 6.4.
Proyeksi Penduduk Masing - Masing Zona Pelayanan Persampahan Kabupaten Jepara
N Proyeksi Penduduk
Wilayah Pelayanan
o 2015 2019 2024 2029 2034
1 Zona 1 : TPA Krasak 289,798 303,891 322,476 342,197 363,124
2 Zona 2 : TPA Bandengan 426,182 446,908 474,239 503,242 534,018
3 Zona 3 : TPA Gemulung 460,890 483,304 512,862 544,227 577,509
Sumber: Analisis Konsultan, 2014
Tabel 6.5.
Rencana Cakupan Pelayanan Persampahan Kabupaten Jepara
Zona 1 Zona 2 Zona 3
Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
Tahun Cakupan Penduduk Cakupan Penduduk Cakupan Penduduk
Penduduk Penduduk Penduduk
Pelayanan Wilayah Pelayanan Wilayah Pelayanan Wilayah
Terlayani Terlayani Terlayani
(%) Pelayanan (%) Pelayanan (%) Pelayanan
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
2015 8,75 91.304 7.989 52,00 72.692 37.800 8,75 87.983 7.698
2016 12,50 92.394 11.549 54,00 73.561 39.723 12,50 89.034 11.129
2017 16,25 93.498 15.193 56,00 74.440 41.686 16,25 90.097 14.641
2018 20,00 94.614 18.923 58,00 75.329 43.691 20,00 91.173 18.235
2019 23,75 95.744 22.739 60,00 76.229 45.737 23,75 92.262 21.912
2020 27,50 96.888 26.644 62,00 77.140 47.827 27,50 93.364 25.675
2021 31,25 98.045 30.639 64,00 78.061 49.959 31,25 94.479 29.525
2022 35,00 99.216 34.725 66,00 78.994 52.136 35,00 95.608 33.463
2023 38,75 100.401 38.905 68,00 79.937 54.357 38,75 96.750 37.490
2024 42,50 101.600 43.180 70,00 80.892 56.624 42,50 97.905 41.610
2025 46,25 102.813 47.551 72,00 81.858 58.938 46,25 99.075 45.822
2026 50,00 104.041 52.021 74,00 82.836 61.299 50,00 100.258 50.129
2027 53,75 105.284 56.590 76,00 83.825 63.707 53,75 101.456 54.532
2028 57,50 106.541 61.261 78,00 84.827 66.165 57,50 102.668 59.034
2029 61,25 107.814 66.036 80,00 85.840 68.672 61,25 103.894 63.635
2030 65,00 109.101 70.916 82,00 86.866 71.230 65,00 105.135 68.337
2031 68,75 110.404 75.903 84,00 87.903 73.839 68,75 106.390 73.143
2032 72,50 111.723 80.999 86,00 88.953 76.500 72,50 107.661 78.054
2033 76,25 113.057 86.206 88,00 90.016 79.214 76,25 108.947 83.072
2034 80,00 114.407 91.526 90,00 91.091 81.982 80,00 110.248 88.198
Sumber : Analisis Konsultan,2014
Tabel 6.6.
Proyeksi Timbulan Sampah Wilayah Pelayanan Kabupaten Jepara
Proyeksi Penduduk Terlayani Jumlah
Penduduk Timbulan
Tahun
Wilayah Jiwa % Terlayani
Pelayanan (m3/hr)
2015 251.979 53.487 21% 475.80
2016 254.989 62.401 24% 495.78
2017 258.035 71.520 28% 516.60
2018 261.116 80.849 31% 538.29
2019 264.235 90.388 34% 560.89
2020 267.392 100.146 37% 584.45
2021 270.585 110.123 41% 608.99
2022 273.818 120.324 44% 634.56
2023 277.088 130.752 47% 661.21
2024 280.397 141.414 50% 688.98
2025 283.746 152.311 54% 717.91
2026 287.135 163.449 57% 748.05
2027 290.565 174.829 60% 779.47
2028 294.036 186.460 63% 812.20
2029 297.548 198.343 67% 846.30
2030 301.102 210.483 70% 881.84
2031 304.697 222.885 73% 918.87
2032 308.337 235.553 76% 957.46
2033 312.02 248.492 80% 997.66
2034 315.746 261.706 83% 1,039.56
Sumber : Analisis Konsultan,2014
Tabel 6.7.
Proyeksi Timbulan Sampah Setelah Penerapan 3R Wilayah Pelayanan
Kabupaten Jepara
Jumlah Timbulan Jumlah Timbulan
Tahun
Terlayani (m3/hr) Setelah 3R (m3/hr)
kecamatan, kelurahan, PKK, organisasi remaja dan lain-lain. Penyuluhan yang dapat
dilakukan meliputi:
1. Penyuluhan tentang sampah organik dan anorganik
2. Penjelasan tentang daur ulang sampah
3. Tujuan dilakukan pemisahan sampah
4. Cara pemisahan
5. Penjelasan mengenai jenis sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi dan
berpotensi untuk di daur ulang
Proses sosialisasi pemilahan sampah dapat dimulai dari tingkat rumah tangga,
kantor, toko, sekolah, pasar rumah makan, poliklinik, dan sumber sampah lainnya.
Dalam tahap sosialisasi ini diharapkan warga sudah mampu berlatih melakukan
pemisahan sampah. Manfaat sosialisasi kepada masyarakat selain menambah
pengetahuan nantinya diharapkan juga dapat menumbuhkan sikap 3M, yaitu
mengurangi sampah memanfaatkan sampah, dan mendaur ulang sampah. Dalam
konsep mendaur ulang sampah ini, peran pemulung sebagai penyortir sampah juga
turut diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu kerjasama yang baik antara masyarakat
dan pemulung dan pihak pemerintah.
b. Pembuatan Peraturan
Perangkat kelurahan/Desa dalam hal ini ketua RT atau RW setempat, maupun
kepala dinas pasar dapat membuat peraturan kebersihan yag telah disepakati
bersama dan harus ditaati oleh semua warga, institusi, pengelola, pedagang pasar
dan sumber sampah lain misalnya: masyarakat yang tidak melakukan pemisahan
sampah dan tidak membuang sampah pada tempatnya sesuai wadahnya akan
dikenakan sanksi.
Seperti halnya bank konvensional, bank sampah Juga memiliki sistem manajerial yang
operasionalnya dilakukan oleh masyarakat. Bank sampah bahkan bisa juga memberikan
manfaat ekonomi untuk masyarakat.
Sampah yang disetorkan oleh nasabah sudah harus dipilah. Persyaratan ini
mendorong masyarakat untuk memisahkan dan mengelompokkan sampah.
Misalnya.berdasarkan jenis material: plastik, kertas, kaca dan metal. Jadi, bank sampah akan
menciptakan budaya baru agar masyarakat mau memilah sampah. Dengan demikian, sistem
bank sampah bisa dijadikan sebagai alat untuk melakukan rekayasa sosial. Sehingga
terbentuk suatu tatanan atau sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di masyarakat
Sistem bank sampah bukan hanya memberikan dampak positif pada lingkungan dan
memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat, namun juga menciptakan budaya bersih dan
menghargai nilai yang terdapat pada sampah non organik di sekitar kita. Pada bagian ini akan
dijelaskan langkah – langkah dan mekanisme pendirian bank sampah baru, dimulai dari
proses sosialisasi mengenai bank sampah kepada masyarakat, pelatihan teknis operasional,
penetapan standarisasi, pelaksanaan sistem bank sampah dan pemantauan operasional
sistem. Sistem bank sampah yang berjalan sesuai standarisasi memiliki potensi
pengembangan yang sangat baik dan mampu memajukan lingkungan dan warga setempat.
1. Pendirian dan Pengembangan Bank Sampah
A. Sosialisasi
Sosialisasi awal dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar
mengenai bank sampah kepada masyarakat. Wacana yang disampaikan antara lain tentang
bank sampah sebagai program nasional, pengertian bank sampah, alur pengelolaan sampah
dan system bagI hasil dalam sistem bank sampah. Penjelasan harus menonjolkan berbagal
sisi positif sistem bank sampah. Sehingga warga tergerak untuk melaksanakan sistem bank
sampah.
Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar
mengenai bank sampah kepada masyarakal Pemahaman tentang manfaat bank sampah
juga bisa disampaikan pada forum ini. Pertemuan dilakukan ditingkat kelurahan atau
kecamatan sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan warga dalam cakupan yang
luas. Sosialisasi sebaiknya dihadiri oleh para pengambil keputusan seperti ketua kader
lingkungan, RT, RW dan sebagainya.
Gagasan bank sampah bisa datang dari masyarakat atau lembaga swadaya
masyarakat. Jika inisiatif berasal dari masyarakat sendiri, hendaknya meminta bantuan
pada organisasi kemasyarakatan setempat. Institusi inilah yang akan membantu
memberikan penjelasan tentang bank sampah pada saat sosialisasi, pelatihan teknis hingga
pendampingan agar pelaksanaan bank sampah sesuai standar. Wacana yang disampaikan
pada saat sosialisasi adalah:
a) Bank Sampah sebagai program nasional
Undang Undang Nomor 18 tahun 2008 mengamanatkan pengelolaan sampah
dengan prinsip 3-R (reduce, reuse, recycle). Pemerintah mengajak masyarakat
untuk mengurangi,menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah. Maka,
pengelolaan sampah dengan pendekatan kumpul-angkut-buang diganti dengan
pemilahan – pengumpulan – pengangkutan – pengolahan - pemrosesan.
Pemerintah menjadikan bank sampah sebagai strategi penerapan 3-R.
b) Penjelasan umum tentang pengertian bank sampah
Bank sampah adalah system yang fokus kegiatannya mengelola sampah rumah
tangga masyarakat secara kolektif.
c) Penjelasan alur pengelolaan sampah pada sistem bank sampah
Mekanisme kerja sampah dari mulai pemilahan, penyetoran, penimbangan,
pencatatan dan pengangkutan.
d) Pembagian hasil pengelolaan sampah
Hasil penjualan sampah tidak semuanya menjadi milik nasabah. Sebagian disisihkan
untuk operasional bank sampah dan pengembangan lembaga ke depan. Persentase
bagi hasil ditentukan melalui kesepakatan antara nasabah dan pengelola bank
sampah. Bagi hasil untuk bank bisa berkisar antara 10% - 30% dari nilai penjualan
sampah.
B. Pelatihan Teknis
Tujuannya untuk memberi penjelasan detail tentang standarisasi system bank
sampah, mekanisme kerja bank sampah dan keuntungan system bank sampah. Sehingga
warga menjadi lebih siap pada saat harus melakukan pemilahan sampah hingga penyetoran
ke bank. Forum ini juga dimanfaatkan untuk musyawarah penentuan nama bank sampah,
pengurus, lokasi kantor dan tempat penimbangan, pengepul hingga jadwal penyetoran
sampah. Pemberi materi pada saat pelatihan teknis bisa dilakukan oleh aktivis lembaga
swadaya masyarakat. Para pengambil keputusan yang telah mengikuti sosialisasi awal dan
pelatihan terlebih dahulu juga bisa ikut menambah penjelasan saat pelatihan. Pertemuan
dilakukan dalam lingkup yang kecil yaitu di tingkat RT/RW. Pelatihan teknis diikuti oleh
setidaknya 50% warga RT/RW setempat. Hal yang dilakukan dalam pelatihan teknis adalah :
a. Penjelasan sistem bank sampah
Divisi pengepakan
Pemilihan dilakukan dengan cara musyawarah. Orang yang dipilih untuk menjadi
pengelola bank sampah sebaiknya disesuaikan dengan kompetensinya.
d. Musyawarah operasional
Lokasi bank sampah (kantor pusat dan kantor cabang)
Pengepul yang ditunjuk
Pengelompokkan sampah yang bisa disetorkan berdasarkan kategori,jenis dan
lain sebagainya
Berat minimum sampah yang bisa disetorkan
Jadwal penyetoran dan pengangkutan sampah
Jangka waktu penarikan tabungan
e. Penetapan target
Penetapan target omset bank sampah bulan pertama dan proyeksi untuk
pencapaian bulan berikutnya sesuai dengan kondisi yang telah disepakati.
f. Membuat tolak ukur
Membuat tolak ukur keberhasilandan ketidakberhasilan bank sampah. Parameter
ukuran bisa berdasarkan data nasabah, reduksi sampah dan omset. Misalnya, nilai
keberhasilan Bank Sampah adalah : Jika jumlah nasabah mencapai 100 nasabah, atau
reduksi sampah mencapai 1 ton, atau omset mencapai 75 % dari target. Indikator
keberhasilan bank sampah juga bisa diukur dengan ;
Peningkatan kebersihan lingkungan
Peningkatan kesehatan masyarakat
Besaran penghasilan tambahan bagi masyarakat
Besaran potensi pendapatan asli daerah
Pelaksanaan sislem bank sampah sebaiknya didampingi oIeh ketua masyarakat,
forum fasilitator / paguyuban masyrakat, dan lembaga swadaya masyarakal atau institusi
lainnya. Hal ini ditujukan agar sosialisasi bank sampah memiliki cakupan dan dampak yang
lebih luas serta menjaga agar pelaksanaan sistem bank sampah sesuai dengan standar.
mendapat uang yang disimpan dalam bentuk tabungan sesuai dengan nilai sampah yang
disetor.
D. Pemantauan dan Evaluasi
Berbagai tantangan mungkin muncul saat penerapan bank sampah. Organisasi
masyarakat harus tetap melakukan pendampingan selama sistem berjalan. Sehingga bisa
membantu warga untuk memecahkan masalah dengan lebih cepat. Evaluasi dilakukan
untuk pelaksanaan bank sampah yang lebih baik.
E. Pengembangan
Sistem Bank Sampah bisa berkembang menjadi unit simpan pinjam, unit usaha
sembako, koperasi dan pinjaman modal usaha. Perluasan fungsi bank sampah ini bisa
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, jika kebanyakan warga adalah
wirausaha, pengembangan bank sampah diarahkan untuk unit pinjaman modal usaha. Salah
satu bentuk bantuan dari organisasl masyarakat pada proses ini antara lain dalam
pengurusan badan hukum koperasi.
2. Pelaksanaan Sistem Bank Sampah
Persiapan yang dilakukan antara lain :
a. Pengurus
Buku registrasi nasabah
Memuat daftar data nasabah beserta keterangan lengkapnya. Nomor induk
nasabah, Nama, alamat, jumlah orang atau KK.
Contoh Form registrasi nasabah
No Nomor Induk Nama Alamat Jumlah orang / KK
1
2
3
dst
Jenis Sampah
Na No. Total
No Tgl Kertas Kaleng Plastik Kaca
ma Induk
Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp
3
dst
b. Nasabah
Tersedia buku tabungan nasabah, memuat kolom kredit, debit dan keseimbangan
untuk mencatat transaksi yang dilakukan. Terdapat 2 jenis lembaran yaitu
lembaran yang memuat data global tabungan dan lembaran yang memuat detil
tabungan setiap penjualan.
Contoh Form Buku Tabungan Nasabah
Pertemuan untuk evaluasi dilakukan oleh pengurus dan nasabah setelah sistem
bank sampah berjalan satu bulan sejak pelatihan teknis dan sudah dilakukan penjualan.
Seluruh pengurus harus hadir. Sementara kehadiran nasabah boleh diwakilkan oleh
minimal 50% dari jumlah nasabah. Pertemuanini dilakukan untuk menilai pelaksanaan bank
sampah yang sudah dilakukan dengan tolak ukur berupa jumlah nasabah,reduksi sampah
dan omset. Penilaian terhadap keberhasilan bank sampah menjadi dasar untuk
menentukan langkah selanjutnya.
LOKASI TPST
Tabel 6.10.
Proyeksi Timbulan Sampah Sebelum dan Setelah 3R.
Tahun Perencanaan
No Uraian Satuan Wilayah 2014
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
Zona 1 (TPA Krasak) 90.226 91.304 92.394 93.498 94.614 95.744 96.888 98.045 99.216 100.401 101.600 102.813 104.041 105.284 106.541 107.814 109.101 110.404 111.723 113.057 114.407
Jumlah
Penduduk Zona 2 (TPA Bandengan) 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226 90.226
1 Jiwa
Daerah Zona 3 (TPA Gemulung) 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944 86.944
Pelayanan
Jumlah 267.396 268.474 269.564 270.668 271.784 272.914 274.058 275.215 276.386 277.571 278.770 279.983 281.211 282.454 283.711 284.984 286.271 287.574 288.893 290.227 291.577
Proyeksi
Timbulan
2 (l/o/h) Zona 1, Zona 2, Zona 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Sampah per
orang
Zona 1 (TPA Krasak) 225,57 230,54 235,63 240,83 246,14 251,57 257,12 262,79 268,59 274,52 280,57 286,76 293,09 299,56 306,17 312,92 319,82 326,88 334,09 341,46 349,00
Proyeksi Total
Timbulan Zona 2 (TPA Bandengan) 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59 179,59
3 (m3/h)
Sampah per Zona 3 (TPA Gemulung) 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36 217,36
Hari
Jumlah 622,51 627,49 632,57 637,77 643,09 648,52 654,07 659,74 665,54 671,46 677,52 683,71 690,04 696,50 703,11 709,87 716,77 723,83 731,04 738,41 745,94
Zona 1 (TPA Krasak) 5,00 8,75 12,50 16,25 20,00 23,75 27,50 31,25 35,00 38,75 42,50 46,25 50,00 53,75 57,50 61,25 65,00 68,75 72,50 76,25 80,00
Tingkat
4 % Zona 2 (TPA Bandengan) 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00
Pelayanan
Zona 3 (TPA Gemulung) 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
Zona 1 (TPA Krasak) 11,28 20,17 29,45 39,13 49,23 59,75 70,71 82,12 94,01 106,38 119,24 132,63 146,55 161,01 176,05 191,66 207,89 224,73 242,22 260,37 279,20
Timbulan Zona 2 (TPA Bandengan) 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79 89,79
5 Sampah (m3/h)
Terlayani Zona 3 (TPA Gemulung) 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87 10,87
Jumlah 111,94 120,83 130,11 139,80 149,89 160,41 171,37 182,78 194,67 207,04 219,90 233,29 247,21 261,67 276,71 292,32 308,55 325,39 342,88 361,03 379,86
Zona 1 (TPA Krasak) 7,44 13,30 19,42 25,81 32,47 39,40 46,63 54,16 62,00 70,15 78,64 87,47 96,65 106,19 116,10 126,40 137,10 148,21 159,74 171,71 184,13
Timbulan Zona 2 (TPA Bandengan) 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22 59,22
6 Sampah (m3/h)
Organik Zona 3 (TPA Gemulung) 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17 7,17
Jumlah 73,82 79,69 85,81 92,19 98,85 105,79 113,02 120,55 128,38 136,54 145,03 153,85 163,03 172,57 182,49 192,79 203,49 214,60 226,13 238,10 250,52
Zona 1 (TPA Krasak) 3,84 6,87 10,03 13,33 16,76 20,34 24,08 27,96 32,01 36,22 40,60 45,16 49,90 54,82 59,94 65,26 70,78 76,52 82,47 88,65 95,07
Timbulan Zona 2 (TPA Bandengan) 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57 30,57
7 Sampah (m3/h)
Anorganik Zona 3 (TPA Gemulung) 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70
Jumlah 38,12 41,14 44,30 47,60 51,04 54,62 58,35 62,24 66,28 70,50 74,88 79,43 84,17 89,10 94,22 99,54 105,06 110,80 116,75 122,93 129,34
Pengurangan Zona 1 (TPA Krasak) 5,95 10,64 15,54 20,65 25,97 31,52 37,31 43,33 49,60 56,12 62,91 69,97 77,32 84,95 92,88 101,12 109,68 118,57 127,79 137,37 147,30
Sampah Zona 2 (TPA Bandengan) 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53 35,53
8 Organik untuk (m3/h)
Pengomposan Zona 3 (TPA Gemulung) 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73 5,73
(80%) Jumlah 47,22 51,91 56,80 61,91 67,24 72,79 78,57 84,59 90,86 97,39 104,18 111,24 118,58 126,21 134,15 142,39 150,95 159,83 169,06 178,63 188,57
Zona 1 (TPA Krasak) 1,79 3,19 4,66 6,19 7,79 9,46 11,19 13,00 14,88 16,84 18,87 20,99 23,20 25,48 27,86 30,34 32,90 35,57 38,34 41,21 44,19
Produk
Pengolahan Zona 2 (TPA Bandengan) 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66 10,66
9 (m3/h)
Sampah Zona 3 (TPA Gemulung) 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72
Organik = 30 %
Jumlah 14,16 15,57 17,04 18,57 20,17 21,84 23,57 25,38 27,26 29,22 31,25 33,37 35,57 37,86 40,24 42,72 45,28 47,95 50,72 53,59 56,57
Zona 1 (TPA Krasak) 1,49 2,66 3,88 5,16 6,49 7,88 9,33 10,83 12,40 14,03 15,73 17,49 19,33 21,24 23,22 25,28 27,42 29,64 31,95 34,34 36,83
Sampah
Organik masuk Zona 2 (TPA Bandengan) 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84 11,84
10 (m3/h)
zona timbunan Zona 3 (TPA Gemulung) 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43
= 20 %
Jumlah 14,76 15,94 17,16 18,44 19,77 21,16 22,60 24,11 25,68 27,31 29,01 30,77 32,61 34,51 36,50 38,56 40,70 42,92 45,23 47,62 50,10
11 Pengurangan (m3/h) Zona 1 (TPA Krasak) 2,34 4,19 6,12 8,13 10,22 12,41 14,69 17,06 19,53 22,09 24,77 27,55 30,44 33,44 36,57 39,81 43,18 46,68 50,31 54,08 57,99
Tahun Perencanaan
No Uraian Satuan Wilayah 2014
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
Sampah Zona 2 (TPA Bandengan) 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65 18,65
Anorganik
Zona 3 (TPA Gemulung) 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26 2,26
untuk Daur
Ulang = 61,29
Jumlah 23,25 25,10 27,03 29,04 31,13 33,32 35,59 37,97 40,43 43,00 45,68 48,46 51,35 54,35 57,47 60,72 64,09 67,59 71,22 74,99 78,90
%
Sampah Zona 1 (TPA Krasak) 1,50 2,68 3,91 5,20 6,54 7,93 9,39 10,91 12,48 14,13 15,83 17,61 19,46 21,38 23,38 25,45 27,61 29,84 32,17 34,58 37,08
Anorganik Zona 2 (TPA Bandengan) 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92 11,92
12 masuk zona (m3/h)
timbunan = Zona 3 (TPA Gemulung) 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44
38,71 % Jumlah 14,86 16,05 17,28 18,56 19,90 21,30 22,76 24,27 25,85 27,49 29,20 30,98 32,83 34,75 36,75 38,82 40,97 43,21 45,53 47,94 50,44
Zona 1 (TPA Krasak) 2,99 5,34 7,80 10,36 13,03 15,81 18,72 21,74 24,88 28,16 31,56 35,11 38,79 42,62 46,60 50,73 55,03 59,48 64,11 68,92 73,90
Total Sampah
Zona 2 (TPA Bandengan) 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77 23,77
13 masuk zona (m3/h)
timbunan Zona 3 (TPA Gemulung) 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88 2,88
Jumlah 29,63 31,98 34,44 37,00 39,67 42,46 45,36 48,38 51,53 54,80 58,21 61,75 65,43 69,26 73,24 77,38 81,67 86,13 90,76 95,56 100,55
Sumber : Analisis Konsultan,2014
1. Pemerintah daerah menguji kandungan kompos terlebih dahulu seperti unsur hara
dan rasio C/N Untuk menaikan nilai jual kompos tersebut. Dan membuat label
produksi dari masyarakat setempat yang bekerja sama dengan perda.
2. Pemerintah daerah telah memiliki relasi dengan pihak ketiga seperti pedagang
tanaman, maupun masyarakat itu sendiri.
3. Dapat juga dilakukan pemasaran melalui media online, untuk memperluas jangkauan
pemasaran. Media online ini dapat ditangani oleh sekelompok masyarakat setempat,
dimana sekelompok masyarakat tersebut sebelumnya telah mendapatkan
informasi/ilmu terlebih dahulu dari RT setempat.
Tabel 6.12.
Analisa Jenis Pewadahan yang Digunakan
No. Jenis Wadah Kebaikan Kelemahan Penggunaan
1. Bin plastik Bahan tidak mudah Tutup sering hilang Permukiman
tertutup; berkarat Tidak tahan sinar teratur, pertokoan,
Drum Relatif ringan matahari perkantoran/institu
plastik/bekas Bersih dan sehat Kalau rusak/ pecah si dan sekolah
(40 – 50 Liter) Estetika baik tidak dapat diperbaiki
Mudah/ praktis/ kembali
cepat dalam operasi
2. Keranjang Mudah diperbaiki Tidak tahan air Permukiman
bambu/bekas Enteng teratur/tidak
(30 – 40 liter) Tidak berkarat teratur, pasar dan
Mudah pertokoan
pembuatannya
Estetika baik
Mudah/ praktis
dalam operasi
3. Kotak kayu Mudah diperbaiki Tidak tahan air Permukiman
(40 - 60 liter) Enteng teratur, pasar dan
Tidak berkarat pertokoan
Mudah
pembuatannya
Estetika baik
Mudah/ praktis
dalam operasi
4. Ban Bekas Tidak berkarat Tutup sering hilang Pemukiman teratur
(125 lt) Tahan Air
Mudah/ praktis/
cepat dalam operasi
5. Bak sampah Bahan kuat Kurang sehat Permukiman
permanen Daya tampung lebih Estetika kurang teratur,
(ukuran banyak Menyulitkan dalam perkantoran dan
bervariasi) Dapat dipakai baik operasi selanjutnya sekolah
pribadi atau umum Sulit dibersihkan
Tabel 6.13.
Jenis Wadah yang Dianjurkan
Kelompok Kapasitas Umur
No Bentuk Jenis alat
Pemakai (lt) teknis
Rumah tangga Portable bins dengan 40 – 50 Bin plastik 3 Tahun
1
penutup polyethylene
Tong sampah dengan Drum plat 3 Tahun
40
penutup besi
Pasar
keranjang sampah Bambu 3 bulan
Los 10 – 20
bambu Bin plastik
2 Pedagang
Portable bins dengan polyethylene 3 Tahun
lesehan 40 – 50
penutup tiap toko Drum plat
Pertokoan
Tong sampah dengan besi
60 – 120
penutup 3 Tahun
Industri Portable bins (tiap 120 – 240 Bin plastik 3 Tahun
3
industri) polyethylene
Portable bins dengan Bin plastik
Kesehatan 120 3 Tahun
4 penutup (tiap polyethylene
bangsal dan kamar)
Pendidikan Portable bins dengan 40 -50 Bin plastik 3 Tahun
5
penutup (tiap kelas) 40 – 50 polyethylene
Portable bins dengan
Bin plastik
6 Perkantoran penutup (tiap 60 – 120 3 Tahun
polyethylene
ruangan)
Hiburan portable bins dengan 40 – 50 dan Bin plastik 3 Tahun
7
penutup 60 – 120 polyethylene
portable bins dengan 40 – 50 3 Tahun
Hotel/penginapan Bin plastik
8 penutup (tiap kamar 60 – 120
polyethylene
dan lokasi tertentu
40 – 50 3 Tahun
60 – 120
Portable bins dengan bin plastik
Rumah makan 40 – 50
9 penutup (tiap kamar polyethylene
(pengunjung)
dan lokasi tertentu)
60 – 120
(pemilik)
Tabel 6.14.
Kebutuhan Alat Pengumpulan dan Pengangkutan Wilayah Pelayanan Zona 1 (TPA Krasak)
Tahun Perencanaan
No. Uraian Satuan 2014
2019 2024 2029 2034
JUMLAH TIMBULAN
A
SAMPAH
Jumlah Penduduk
1 Jiwa 90.226 95.744 101.600 107.814 114.407
Daerah Pelayanan
Proyeksi Timbulan
2 (l/o/h) 2,50 2,63 2,76 2,90 3,05
Sampah per orang
Proyeksi Total
3 Timbulan Sampah per (m3/h) 226 252 281 313 349
Hari
4 Tingkat Pelayanan % 5 24 43 61 80
Timbulan Sampah
5 (m3/h) 11 60 119 192 279
Terlayani
Timbulan Sampah
6 (m3/h) 7 39 79 126 184
Organik
Timbulan Sampah
7 (m3/h) 4 20 41 65 95
Anorganik
KEBUTUHAN
PERALATAN
B
PENGUMPULAN DAN
PEMINDAHAN
1 Gerobak Sampah unit 3 12 23 36 53
2 Becak Sampah unit 2 10 20 32 47
3 Dump Truck unit 1 2 3 5 7
4 Arm Roll unit 1 2 3 5 7
5 Kontainer unit 1 3 6 10 14
6 Transfer Depo 100 m2 unit 1 4 7 10 15
Sumber: Analisis Konsultan, 2014
Tabel 6.15.
Kebutuhan Alat Pengumpulan dan Pengangkutan Wilayah Pelayanan Zona 2
(TPA Bandengan)
Tahun Perencanaan
No. Uraian Satuan 2014
2019 2024 2029 2034
A JUMLAH TIMBULAN SAMPAH
Jumlah Penduduk Daerah
1 Jiwa 71.834 76.229 80.892 85.840 91.091
Pelayanan
Proyeksi Timbulan Sampah
2 3 3 3 3 3
per orang (l/o/h)
Proyeksi Total Timbulan
3 180 200 223 249 278
Sampah per Hari (m3/h)
4 Tingkat Pelayanan % 50 60 70 80 90
5 Timbulan Sampah Terlayani 90 120 156 199 250
(m3/h)
Tahun Perencanaan
No. Uraian Satuan 2014
2019 2024 2029 2034
6 Timbulan Sampah Organik 59 79 103 131 165
(m3/h)
7 Timbulan Sampah Anorganik 31 41 53 68 85
(m3/h)
KEBUTUHAN PERALATAN
B PENGUMPULAN DAN
PEMINDAHAN
1 Gerobak Sampah unit 17 23 30 38 47
2 Becak Sampah unit 15 21 27 34 42
3 Dump Truck unit 3 4 4 5 7
4 Arm Roll unit 3 4 4 5 7
5 Kontainer unit 5 7 8 10 13
6 Transfer Depo 100 m2 unit 5 7 9 11 14
Sumber: Analisis Konsultan, 2014
Tabel 6.16.
Kebutuhan Alat Pengumpulan dan Pengangkutan Wilayah Pelayanan Zona 3
(TPA Gemulung)
Tahun Perencanaan
No. Uraian Satuan 2014
2019 2024 2029 2034
A JUMLAH TIMBULAN SAMPAH
Jumlah Penduduk Daerah
1 Jiwa 86.944 92.262 97.905 103.894 110.248
Pelayanan
Proyeksi Timbulan Sampah
2 3 3 3 3 3
per orang (l/o/h)
Proyeksi Total Timbulan
3 217 242 270 302 336
Sampah per Hari (m3/h)
4 Tingkat Pelayanan % 5 24 43 61 80
5 Timbulan Sampah Terlayani 11 58 115 185 269
(m3/h)
6 Timbulan Sampah Organik 7 38 76 122 177
(m3/h)
7 Timbulan Sampah Anorganik 4 20 39 63 92
(m3/h)
KEBUTUHAN PERALATAN
B PENGUMPULAN DAN
PEMINDAHAN
1 Gerobak Sampah unit 3 11 22 35 51
2 Becak Sampah unit 2 10 20 31 45
3 Dump Truck unit 1 2 3 5 7
4 Arm Roll unit 1 2 3 5 7
5 Kontainer unit 1 3 6 10 14
6 Transfer Depo 100 m2 unit 1 3 6 10 15
Sumber: Analisis Konsultan, 2014
a. Rencana Pemindahan
Sistem pemindahan yang akan digunakan adalah transfer depo (TD) dan tempat
pembuangan sementara (TPS).
Transfer Depo (TD)
Rencana sistem pemindahan pengelolaan sampah Kabupaten Jepara dengan Transfer
Depo 100 m2. Dengan model pengelolaan sampah 3R, maka diperkirakan pada tahun
2034 dibutuhkan total 44 unit, dengan rincian 15 unit di wilayah zona 1, 14 unit di
wilayah zona 2 dan 15 unit di wilayah zona 3. Transfer Depo merupakan fasilitas
menampung sementara sampah yang dibawa oleh alat pengumpul seperti becak
sapah, gerobak dll untuk dibawa langsung ke TPA oleh armada pengangkutan
sampah.
Kontainer
Di dalam perencanaan pengelolaan sampah terpadu, sampah yang masuk ke dalam
transfer depo akan dilayani ditampung dalam kontainer. Kemudian dari transfer depo
kontainer diangkut dengan menggunakan armroll truk. Dengan menerapkan 3R,
dibutuhkan total 41 unit kontainer pada tahun 2034 untuk melayani pengelolaan
sampah Kabupaten Jepara.
b. Rencana Pengangkutan
Alat pengangkutan sampah yang digunakan di Kabupaten Jepara adalah Dump Truck
dan Arm Roll Truck. Dump truk 8 m3 digunakan untuk mengangkut sampah domestik dan
sampah non domestik dari TPS dan TD, juga melayani sampah jalan dan kawasan komersial.
Dump Truck 8 m3
Pengangkutan sampah dengan dump truk dilakukan sebanyak 1 - 2 rit/hari, sampah
yang diangkut berasal dari pengangkutan gerobak sampah dari TPS selanjutnya
dibawa ke TPA. Berdasarkan armada pengangkut yang tersedia maka jumlah armada
pengangkut masih belum memenuhi kebutuhan pelayanan pengangkutan karena
umur teknis yang sudah melebihi batas maka dalam perencanaan dump truk diganti
dengan armroll truk. Untuk mengoperasikan sebuah unit dump truk di butuhkan 1
orang sopir, dan 2 orang tenaga pengangkut. Pada tahun 2034 diperkirakan
kebutuhan dump truck Kabupaten Jepara sebanyak 21 unit, yaitu masing – masing 7
unit untuk setiap zona pelayanan.
Armroll Truck
Armroll truck difungsikan sebagai alat pengangkut kontainer dari transfer depo, yang
melayani sebagiansampah domestik, dan sampah pasar. Armroll truk dengan jumlah
armada sebanyak 1 unit dengan ritasi 4 - 5 kali/hari. Satu unit armroll truck
membutuhkan 1 orang sopir dan 1 orang kernet. Kebutuhan armada armroll truck
untuk pengangkutan pelayanan sampah Kabupaten Jepara pada tauhn 2034 sebanyak
21 unit.
Tahun Perencanaan
No. Uraian Satuan 2014
2015 2020 2025 2030 2034
Timbulan
6 (m3/h)
Sampah Organik 208 224 313 420 547 587
Timbulan
7 Sampah (m3/h)
Anorganik 108 116 162 217 283 303
Volume sampah
8 (m3/th)
masuk zona TPA 10,772 11,597 16,209 21,729 28,308 30,334
Kumulatif
9 Sampah Masuk m3 10,772 22,370 93,854 191,068 318,995 443,197
Zona TPA
Luas lahan TPA
10 yang m2 790 1,640 6,883 14,012 23,393 32,501
dibutuhkan
Luas lahan TPA
11 yang 0.08 0.16 0.69 1.40 2.34 3.25
dibutuhkan Ha
Sumber : Analisa Kosultan,2014
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh perkiraan kebutuhan lahan TPA
Bandengan sampai dengan tahun 2034. Dengan asumsi pada akhir tahun rencana timbulan
sampah sebesar 3,05 lt/org/hr, maka diperkirakan kebutuhan lahan TPA Bandengan sebesar
3,25 Ha.
Untuk menunjang kinerja TPA, maka dibutuhkan sarana penunjang untuk operasional
pengelolaan sampah. Berikut ini adalah tabel perhitungan untuk kebutuhan sarana
penunjang pada zona pelayanan di TPA Bandengan.
Tabel 6.18.
Kebutuhan Sarana Penunjang TPA Bandengan
Satua Tahun Perencanaan
No Uraian
n 2014 2015 2020 2025 2030 2034
1 Pembulatan Kebutuhan Buldozer unit 1 1 1 1 1 1
2 Pembulatan Kebutuhan Excavator unit 1 1 1 1 1 1
3 Kebutuhan Kontainer unit 5 5 7 9 11 13
4 Kebutuhan Arm-Roll unit 3 3 4 5 6 7
5 Kebutuhan Dump Truck unit 3 3 4 5 6 7
6 Kebutuhan Gerobak sampah unit 17 18 24 31 40 47
7 Kebutuhan Becak Sampah motor Unit 15 16 22 28 35 42
8 Kebutuhan Transfer Depo 100m2 unit 5 5 7 9 11 14
9 Kebutuhan Tenaga Kerja Dump Truck Org 15 15 20 25 30 35
10 Kebutuhan Tenaga Kerja Arm-Roll Org 6 6 8 10 12 14
11 Kebutuhan Tenaga Kerja Becak Org 15 16 22 28 35 42
Sumber Sampah motor
: Analisa Kosultan,2014
2. TPA Krasak
Pada tahun 2014 jumlah penduduk wilayah pelayanan TPA Krasak diperkirakan
sebesar 143.189 jiwa dengan timbulan sampah diperkirakan sebesar 358 m3/hr. Dengan
asumsi timbulan sampah per orang 3,05 lt/org/hr, maka diperkirakan jumlah timbulan pada
tahun 2034 sebesar 554 m3/hr. Untuk itu dibutuhkan lahan TPA yang mencukupi untuk
pengolahan sampah tersebut. Berikut ini tabel luas kebutuhan TPA Krasak.
Tabel 6.19.
Kebutuhan Luas Lahan TPA Krasak
Tahun Perencanaan
No. Uraian Satuan
2014 2015 2020 2025 2030 2034
Jumlah
Penduduk
1 Jiwa 181,562
Daerah 143,189 144,899 153,760 163,164 173,142
Pelayanan
Proyeksi
Timbulan
2 (l/o/h) 2.50 2.53 2.65 2.79 2.93 3.05
Sampah
per orang
Proyeksi
Total
3 Timbulan (m3/h) 358 366 408 455 508 554
Sampah
per Hari
Tingkat
4 %
Pelayanan 5 11 39 67 96 91
Timbulan
5 Sampah (m3/h) 504
18 39 159 306 486
Terlayani
Timbulan
8 Sampah (m3/h) 332
12 26 105 202 320
Organik
Timbulan
9 Sampah (m3/h) 172
6 13 54 104 165
Anorganik
Volume
sampah
10 (m3/th)
masuk 610 1,331 5,427 10,451 16,560 17,189
zona TPA
Kumulatif
Sampah
11 m3 207,748
Masuk 610 1,941 20,544 62,349 132,461
Zona TPA
Luas lahan
12 TPA yang m2
45 142 1,507 4,572 9,714 15,235
dibutuhkan
Tahun Perencanaan
No. Uraian Satuan
2014 2015 2020 2025 2030 2034
Luas lahan
13 TPA yang 1.52
0.00 0.01 0.15 0.46 0.97
dibutuhkan Ha
Sumber : Analisa Kosultan,2014
Tabel 6.20.
Kebutuhan Sarana PenunjangTPA Krasak
Tahun Perencanaan
No Uraian Satuan
2014 2015 2020 2025 2030 2034
1 Timbulan Sampah Terangkut 18 39 159 306 486 504
(m3/h)
2 Pembulatan Kebutuhan Buldozer unit 1 1 1 1 1 1
3 Pembulatan Kebutuhan Excavator unit 1 1 1 1 1 1
4 Kebutuhan Kontainer unit 1 2 4 7 11 14
5 Kebutuhan Arm-Roll unit 1 1 2 4 6 7
6 Kebutuhan Dump Truck unit 1 1 2 4 6 7
7 Kebutuhan Gerobak sampah unit 3 4 14 25 39 53
8 Kebutuhan Becak Sampah motor Unit 2 4 12 23 35 47
9 Kebutuhan Transfer Depo 100m2 unit 1 2 4 7 11 15
10 Kebutuhan Tenaga Kerja Dump Org 5 5 10 20 30 35
11 Truck
Kebutuhan Tenaga Kerja Arm-Roll Org 2 2 4 8 12 14
12 Kebutuhan Tenaga Kerja Becak Org 2 4 12 23 35 47
Sumber :Sampah motor
Analisa Kosultan,2014
3. TPA Gemulung
TPA Gemulung memiliki jumlah penduduk daerah pelayanan sekitar 227.726 jiwa
pada tahun 2014 dan diperkirakan meningkat menjadi 228.755 jiwa pada tahun 2034.
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah timbulan
sampah, sehingga sarana pengelolaan sampah harus memadai. Kebutuhan luas TPA
Gemulung untuk pelayanan sampah Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut :
Tabel 6.21.
Kebutuhan Luas Lahan TPA Gemulung
Satua Tahun Perencanaan
No Uraian
n 2014 2015 2020 2025 2030 2034
Jumlah
Penduduk
1 Jiwa 227,726 230,445 244,538 259,494 275,363 288,755
Daerah
Pelayanan
Proyeksi
Timbulan
2 (l/o/h) 2.50 2.53 2.65 2.79 2.93 3.05
Sampah per
orang
Proyeksi
Total
3 Timbulan (m3/h) 881
569 582 649 724 807
Sampah per
Hari
Tingkat
4 %
Pelayanan 5 11 39 67 96 91
Timbulan
5 Sampah (m3/h)
Terlayani 28 62 253 487 772 802
Timbulan
6 Sampah (m3/h)
Organik 19 41 167 321 509 529
Timbulan
7 Sampah (m3/h)
Anorganik 10 21 86 166 263 273
Volume
sampah
8 (m3/th)
masuk zona
TPA 971 2,117 8,632 16,621 26,337 27,337
Luas lahan
9 TPA yang m2
71 226 2,396 7,272 15,449 24,229
dibutuhkan
Luas lahan
10 TPA yang 2.42
0.01 0.02 0.24 0.73 1.54
dibutuhkan Ha
Sumber: Analisis Konsultan, 2014
Berdasarkan tabel diatas, jumlah timbulan sampah pada tahun 2034 diperkirakan
sebesar 881 m3/hr. Dengan demikian dibutuhan lahan TPA untuk pemrosesan sampah yang
masuk sebesar 2,42 ha. Untuk menunjang penyelenggaraan sampah wilayah pelayanan TPA
Gemulung dibutuhkan sarana penunjang pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan
seperti pada tabel berikut.
Tabel 6.22.
Kebutuhan Sarana Penunjang TPA Gemulung
e. Pakaian dinas
f. Pengadaan karcis retribusi
Pada dasarnya pemeliharaan dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Pemeliharaan pencegahan, dan
b. Pemeliharaan perbaikan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan pemeliharaan
armada adalah sebagai berikut :
a. Bahan bakar,
b. Bahan pelumas,
c. Minyak hidrolik,
d. Saringan (filter),
e. Pendingin,
f. Sistem kelistrikan, dan
g. Pecucian.
Pemeliharaan ini sangat penting karena berdampak pada umur pakai kendaraan yang
setiap saat harus siap dioperasikan. Sedangkan pengadaan alat kebersihan dan pakaian kerja
sebagai sarana operasional sangat mendukung kelancaran kerja bagi petugas lapangan.
Pengadaan karcis juga merupakan hal yang diperlukan sebagai alat bukti legalitas
pembayaran retribusi sampah. Sedang biaya penyusutan perlu dianggarkan dengan tujuan
agar pada saat mobil yang ada sudah tidak dapat dioperasikan, telah tersedia anggaran untuk
pengadaan kendaraan baru.
Agar biaya operasional dapat terpenuhi, maka diperlukan adanya sumber
penerimaan yang berasal dari masyarakat yang berbentuk retribusi sampah. Mengingat
jumlah biaya operasional yang relatif besar, dengan memperhatikan potensi jumlah
bangunan atau jumlah KK yang ada di masing-masing Kelurahan, maka perlu adanya
intensifikasi pemungutan retribusi. Untuk menjamin tersedianya biaya operasional dan
penyusutan kendaraan sampah, seluruh penerimaan retribusi sampah harus disetor kepada
pihak pengelola UPTD setiap Kecamatan masing-masing dengan konsekuensi seluruh biaya
operasional dan penyusutan untuk pengelolaan persampahan menjadi beban pengelola UPTD
setiap kecamatan.
Sebagai gambaran dan pedoman dalam penyediaan biaya operasional dan
penyusutan, perlu ditetapkan biaya operasional standar serta data potensi retribusi yang
mungkin diperoleh. Adapun yang dimaksud biaya standar adalah biaya minimal dalam
pengelolaan persampahan yang terdiri dari biaya operasional, pemeliharaan dan penyusutan
kendaraan. Biaya standar ini sangat diperlukan baik sebagai dasar penyusunan rencana
kebutuhan anggaran maupun pedoman pelaksanaan pengelolaan sampah Kabupaten Jepara.
Sumber Dana
Juml Satu Harga Satuan
No Program Jangka Pendek (2015-2019) Biaya (Rp.) SWASTA /
ah an (Rp.) APBN APBD
MASYARAKAT
Bandengan
Penyusunan DED dan FS Optimalisasi
e.
TPA Bandengan 1 ls 300,000,000 300,000,000 300,000,000
Penyusunan AMDAL Optimalisasi TPA
f.
Krasak 1 ls 500,000,000 500,000,000 500,000,000
Penyusunan DED dan FS Optimalisasi
g.
TPA Krasak 1 ls 300,000,000 300,000,000 300,000,000
Penyusunan DED dan FS Optimalisasi
h.
TPA Karimun Jawa 1 ls 300,000,000 300,000,000 300,000,000
i. Pengadaan Lahan TPA Krasak 2.5 Ha 1 ls 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
Jumlah 20,685,000,000 11,700,000,000 8,985,000,000 -
2 Rencana Program Tahun 2016
Program Fisik
a. Pengadaan TPST 3 unit 700,000,000 2,100,000,000 2,100,000,000
b. Pembentukan Bank Sampah 4 unit 21,200,000 84,800,000 84,800,000
Pengadaan Fasilitas Pengumpulan dan
c.
Pengangkutan
- Transfer Depo 100 m2 2 unit 100,000,000 200,000,000 200,000,000
d. Operasional dan Pemeliharaan Fasilitas 1 ls 810,900,000 810,900,000 810,900,000
Optimalisasi TPA Krasak (Open Dumping 15,000,000,00
e.
--> Controled Landfill) 1 ls 0 15,000,000,000 15,000,000,000
Program Non Fisik
a. Pengembangan SDM 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
b. Sosialisasi dan Pembinaan Masyarakat 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
c. Penyusunan AMDAL Optimalisasi TPA 1 ls 500,000,000 500,000,000 500,000,000
Sumber Dana
Juml Satu Harga Satuan
No Program Jangka Pendek (2015-2019) Biaya (Rp.) SWASTA /
ah an (Rp.) APBN APBD
MASYARAKAT
Gemulung
Penyusunan DED dan FS Optimalisasi
d.
TPA Gemulung 1 ls 300,000,000 300,000,000 300,000,000
e. Pengadaan Lahan TPA Krasak 2.5 Ha 1 ls 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
f. Pengadaan Lahan TPA Gemulung 2.5 Ha 1 ls 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
Jumlah 21,895,700,000 17,100,000,000 7,295,700,000 -
3 Rencana Program Tahun 2017
Program Fisik
a. Pengadaan TPST 2 unit 700,000,000 1,400,000,000 1,400,000,000
b. Pembentukan Bank Sampah 4 unit 22,500,000 90,000,000 45,000,000 45,000,000
Pengadaan Fasilitas Pengumpulan dan
c.
Pengangkutan - -
- Transfer Depo 100 m2 1 unit 100,000,000 100,000,000 100,000,000
Optimalisasi TPA Gemulung (Open
d.
dumping --> TPST ) 1 ls 3,000,000,000 3,000,000,000 3,000,000,000
e. Pengadaan Alat Berat di TPA Krasak - -
- Buldozer 1 unit 1,440,000,000 1,440,000,000 1,440,000,000
- Excavator 1 unit 1,560,000,000 1,560,000,000 1,560,000,000
f. Operasional dan Pemeliharaan Fasilitas 1 ls 859,600,000 859,600,000 859,600,000
Program Non Fisik -
a. Pengembangan SDM 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
b. Sosialisasi dan Pembinaan Masyarakat 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
c. Review Perda Retribusi Persampahan 1 ls 300,000,000 300,000,000 300,000,000
d. Studi Kelayakan Lingkungan TPA Boweng 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
Sumber Dana
Juml Satu Harga Satuan
No Program Jangka Pendek (2015-2019) Biaya (Rp.) SWASTA /
ah an (Rp.) APBN APBD
MASYARAKAT
Banyumanis
Penyusunan AMDAL Optimalisasi TPA
e.
Boweng Banyumanis 1 ls 500,000,000 500,000,000 500,000,000
Jumlah 9,849,600,000 7,400,000,000 2,404,600,000 45,000,000
4 Rencana Program Tahun 2018
Program Fisik
a. Pengadaan TPST 2 unit 735,000,000 1,470,000,000 1,470,000,000
b. Pembentukan Bank Sampah 4 unit 23,850,000 95,400,000 95,400,000
Pengadaan Fasilitas Pengumpulan dan
c.
Pengangkutan -
- Becak Sampah 2 unit 2,500,000 5,000,000 5,000,000
- Transfer Depo 100 m2 1 unit 100,000,000 100,000,000 100,000,000
- Dump Truck kaps 8 m3 1 unit 339,200,000 339,200,000 339,200,000
- Armroll Truck 1 unit 390,000,000 390,000,000 390,000,000
d. Pengadaan Alat Berat di TPA Gemulung - -
- Buldozer 1 unit 1,512,000,000 1,512,000,000 1,512,000,000
- Excavator 1 unit 1,638,000,000 1,638,000,000 1,638,000,000
e. Operasional dan Pemeliharaan Fasilitas 1 ls 911,200,000 911,200,000 911,200,000
Program Non Fisik - -
a. Pengembangan SDM 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
b. Sosialisasi dan Pembinaan Masyarakat 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
Jumlah 6,860,800,000 4,620,000,000 2,240,800,000 -
5 Rencana Program Tahun 2019
Program Fisik
Sumber Dana
Juml Satu Harga Satuan
No Program Jangka Pendek (2015-2019) Biaya (Rp.) SWASTA /
ah an (Rp.) APBN APBD
MASYARAKAT
a. Pengadaan TPST 3 unit 735,000,000 2,205,000,000 2,205,000,000
b. Pembentukan Bank Sampah 4 unit 25,281,000 101,124,000 101,124,000
Pengadaan Fasilitas Pengumpulan dan
c.
Pengangkutan - -
- Becak Sampah / Gerobak Sampah 10 unit 3,000,000 30,000,000 30,000,000
- Transfer Depo 100 m2 2 unit 100,000,000 200,000,000 200,000,000
- Dump Truck kaps 8 m3 1 unit 339,200,000 339,200,000 339,200,000
- Armroll Truck 1 unit 409,500,000 409,500,000 409,500,000
e. Operasional dan Pemeliharaan Fasilitas 1 ls 965,900,000 965,900,000 965,900,000
Program Non Fisik - -
Penyusunan DED dan FS Optimalisasi
a.
TPA Boweng Banyumanis 1 ls 300,000,000 300,000,000 300,000,000
b. Pengembangan SDM 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
c. Sosialisasi dan Pembinaan Masyarakat 1 ls 200,000,000 200,000,000 200,000,000
Jumlah 4,950,724,000 2,205,000,000 2,745,724,000 -
Kebutuhan Biaya Program Jangka Pendek 64,241,824,000 43,025,000,000 23,671,824,000 45,000,000
Sumber : Analisa Kosultan,2014
PP 8/2002 tidak ada lagi bentuk institusi, sehingga timbul satu bentuk institusi yang multi
sektor. Sebagai akibatnya adalah makin kecilnya kewenangan institusi pengelolaan
persampahan dengan tanggung jawab yang tetap sama dengan sebelumnya.Pengelolaan
sampah pada tahap ini diusulkan adanya perubahan didalam status organisasi menjadi
institusi tersendiri yaitu dengan dibentuknya Bidang tersendiri. Karena pelayanan terhadap
sampah merupakan pekerjaan rutin yang sangat besar, sudah menjadi kebutuhan setiap
penduduk kota serta bersifat rutin harian, pelayanan kebersihan juga diharapkan lebih
berkembang dan lebih profesional keseluruh Kabupaten Jepara berdasarkan skala prioritas.
Dengan beban dan harapan masyarakat serta tugas tanggung jawab yang besar, maka di
perlukan lembaga yang memiliki kapasitas yang memadai dan bertanggung jawab langsung
kepada Bupati.
Pengelolaan sampah kota dalam bentuk dinas tersendiri akan memiliki kapasitas
dalam menjalankan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup tugas pelayanan umum pengelola sampah
kota
2. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pengelolaan sampah
3. Pembinaan tarhadap unit pelaksana teknis dinas dan cabang dinas dalam lingkup
pengelolaan sampah kota
4. Pengelolaan dana operasional dan pemeliharaan khusus dinas kebersihan
Struktur organisasi sebaiknya mencerminkan kegiatan utama penanganan sampah
dari sumber timbulan hingga pengelolaan TPA termasuk memiliki bagian perencanaan,
retribusi, penyuluhan dan lain-lain, adapun usulan struktur organisasi dinas sebagai berikut
1. Seksi Perencanaan dan Pengembangan
2. Seksi Kebersihan dan Pertamanan
3. Seksi Teknis Operasional dan Pemeliharaan
4. Seksi Pembuangan Akhir
5. Seksi penyuluhan dan Retribusi
Rencana organisasi usulan dinas pengelola persampahan dapat dilihat pada gambar
berikut