Anda di halaman 1dari 3

Nama Mahasiswa : Arika Sari

NIM :  020849632
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan
Kode/Nama MK : BING4213/Bahasa Indonesia Merangkum
Kode/Nama UPBJJ : UT Palembang
Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

1. Menurut saya, penulis menentang lagu aisyah tersebut. Hal ini dibuktikan dari
opininya yaitu :

Opini 1 : “Sayangnya, saya justru sedih dan sedikit kesal mendengar lagu ini.
Bukannya sedih karena nggak punya sparing partner untuk mempraktikkan nilai-
nilai kebaikan dalam lagu tersebut. Melainkan pada pilihan kebaikan yang
tertuang dalam lagu tersebut at the very first place.”

Opini 2 : “Awalnya saya hanya berpikir, “Ih, lucu ya!” ketika seorang ukhti
menyanyikannya. Apalagi pas di bagian “…dengan Baginda kau pernah main
lari-lari…”, seketika saya merasa tercengang. Sungguh saya tiada menyangka
ada lagu yang menceritakan ummahatul mukmin dengan begitu santuy-nya:
main lari-lari. Meskipun kisah tersebut memang masyhur utamanya di kajian
romantisme Keluarga Nabi, namun saya masih tidak habis pikir bakal ada musisi
yang menuangkannya secara detil dalam sebuah lagu.”
Opini 3 : “Alih-alih menceritakan pribadinya yang agung, lagu ini justru
menceritakan gambaran fisik Aisyah dengan mendayu. “Mulia indah cantik
berseri… Kulit putih bersih merah di pipimu…” Masya Allah indah sekali jika
dinyanyikan seorang perempuan. Tapi entah kenapa rasanya begitu ganjil ketika
para lelaki turut melisankan tubuh ummahatul mukmin seperti itu. Gimana ya,
ehm, kayak kurang ahsan gitu lho, ya akhi. Bayangkan kalau keindahan istri
antum dinyanyikan sama orang lain. “Duh, manis bibirnya, putih kulitnya, kilau
matanya…” Apakah antum ridho, ya akhi? Apalagi ini, istrinya Rasulullah
SAW, ibunda kaum muslimin, yang dijadikan “objek keindahan” publik seperti
itu. Sedih sekali, ya akhi.”

2. Saya sangat setuju dengan opini penulis diatas. Opini saya, dalam lagu tersebut,
rasanya memang kurang pantas menyebut istri Rasulullah hanya dengan
“Aisyah” (memanggil nama doang). Ya kurang sopan, bahkan gak sopan. Coba
aja manggil ortu kita tanpa bapak/ibu/ayah/bunda, tapi cuma nama. Paling
segera dicoret dari KK. Itu ortumu , ini malah istri rasul. Lirik lagunya juga
mengesankan bahwa rasul bucin banget. Meski “mungkin” maksudnya adalah,
point utama kisah sweet-nya Rasul sama istri beliau adalah bahwa rasul dengan
segala kemuliaan yang lain, gak jaim. Terus lagi, masa iya kisah cinta Rasul
disamakan dengan sinetron FTV bahkan sampe jadi bahan tiktok-an. Harusnya
kisah cinta Rasulullah dengan segala kemuliaan dan kewibawaannya, tapi beliau
sama keluarganya gak pernah jaim sama sekali bahkan main Bersama, itu yang
harusnya kita pelajari, bukan malah dijadikan “KONTEN”. Seharusnya lirik
lagu Aisyah dapat mengingatkan kita bahwa posisi Aisyah tinggi dalam hati
umat islam sepanjang jaman. Ia hidup hingga 46 tahun pasca nabi wafat,
sehingga hadisnya lebih banyak ditrannsformasikan dibanding sahabat lain.
Maka marilah kita berlaku sopan untuk tidak membayangkan Sayyidah Aisyah
dalam keindahan fisiknya. Selain kurang sopan, juga menurut kacamata fiqih
(dalam kitab riyadus sholihin) menjelaskan bahwa mensifati keindahan wanita
yang bukan mahrom adalah haram, terlebih jika ditujukan kepada Ummul
Mukmini. Dan faktanya, Aisyah RA adalah wanita bercadar dan beliau yang
meriwayatkan hadist-hadist tentang haramnya musik.

3. Lagu aisyah istri nabi Muhammad belakangan ini menjadi viral dikarenakan
adanya pro dan kontra dari berbagai kalangan, masing-masing sisi mempunyai
pembenaran atas apa yang dia percaya tentang ini , ntah itu pro ataupun kontra.
Tapi, sebelum kita memilih untuk menjadi kontra ataupun pro terhadap suatu
isu, alangkah baiknya kita memiliki minimal 2 sudut pandang yang berbeda.
Menurut shaikh shaleh bin baz (salah satu ulama terkemuka yang menjadi
rujukan berbagai masalah kontemporer), lagu adalah sesuatu yang haram. Para
ahli ilmu juga sepakat tentang masalah ini (haramnya music/lagu). Dan beberapa
dalilnya adalah (QS. Luqman : 6) “Dan diantara manusia (ada) orang yang
menggunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan Allah tanpa sepengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.
Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. “ Syaikh bin baz juga
menambahkan bahwa wajib bagi setiap orang yang beriman untuk meninggalkan
baik laki-laki maupun perempuan untuk berhati-hati dalam masalah ini , dan
tidak boleh mendengarkannya (music) dari siaran maupun sumber lain. Dari
pernyataan syaikh bin baz dapat kita simpulkan bahwa hukum music dalam
agama islam adalah haram. Menurut KBBI, music adalah ilmu atau seni
Menyusun nada atau suara dalam urutan. Sebagai orang yang tinggal di
lingkungan seni , walaupun bukan ahli, saya memahami bahwa music
merupakan seni yang indah dan di dalamnya terdapat curahan hati serta
pemikiran si pengarang. Dengan segala keindahan dan keistimewaan yang ada
pada music, timbul masalah baru, yaitu bagaimana jika seseorang yang
dilahirkan berbakat dalam bidang music ternyata seseorang yang beragama
islam? Karena sebenarnya hal ini lah yang menimbulkan masalah pada
rangkaian lagu aisyah. Timbul lagi pertanyaan “tapi maksud lagu aisyah adalah
baik”. Jawabannya adalah “sesuatu yang diniatkan baik , harus dengan cara yang
baik”

Anda mungkin juga menyukai