MAKALAH MANAJEMEN ANALISIS SWOT-dikonversi PDF
MAKALAH MANAJEMEN ANALISIS SWOT-dikonversi PDF
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah . Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan
beberapa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, penulis bermaksud
mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang tak dapat saya
sebutkan satu persatu , semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian SWOT
2. Agar mahasiswa mengerti penerapan SWOT dalam organisasi
1
3. Agar mahasiswa mengerti penerapan SWOT dalam strategi
pemasaran.
4. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan
Puskesmas
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan (strength) adalah sumberdaya keterampilan atau
keunggulan keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar
yang dilayani oleh perusahaan atau organisasi. Kekuatan adalah
kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi
perusahaan di pasar.
Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra,
kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dengan pemasok, dan faktor
faktor lain. Faktor-faktor kekuatan yang dimaksud dengan faktor-faktor
yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi adalah antara lain
kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada
3
pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan
demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk
andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat daripada pesaing
dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan
dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam
sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat
kinerja efektif perusahaan atau organisasi. Fasilitas, sumber daya
keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, citra merek
dapat merupakan sumber kelemahan.
3. Peluang (opportunity)
Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Kecenderungan-
kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi
segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan
atau peraturan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan
pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan atau
organisasi. Faktor peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan berbagai
situasi tersebut antara lain:
a. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk.
b. Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam kondisi persaingan.
d. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka
berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.
4
e. Hubungan dengan para pembeli yang akrab.
f. Hubungan dengan pemasok yang harmonis.
4. Ancaman (threath)
Ancaman (threath) adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Ancaman
merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang yang diinginkan
rganisasi. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,
meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting,
perubahan teknologi serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Ancaman merupakan kebalikan
pengertian peluang, dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman
adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan
bisnis, jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan
bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masa depan.
Ringkasnya, peluang dalam lingkungan eksternal mencerminkan
kemungkinan dimana ancaman adalah kendala potensial.
5
Rangkuti menjelaskan bahwa Analisis SWOT membandingkan antara eksternal
peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
6
dengan sistem dan proses yang dianut perusahaan termasuk didalamnya
strategi,struktur organisasi, budaya, manajemen pembelian, operasi atau produksi,
a. Pemindaian (Scanning)
Adalah usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam
lingkungan umum dan merupakan studi terhadap semua segmen dalam
lingkungan umum. Melalui pemindaian, perusahaan mengidentifikasi
tanda-tanda awal dari perubahan potensial dalam lingkungan umum dan
mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Ketika melakukan
pemindaian. Seringkali perusahaan menghadapi data dan informasi yang
ambigu, tidak lengkap dan tidak ada kaitannya.
Pemindaian lingkungan merupakan hal penting dan menentukan
bagi para perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam lingkungan yang
7
sangat tidak stabil. Selain itu,aktivitas pemindaian harus disatukan dengan
konteks organisasi, suatu sistem pemindaian dirancang untuk lingkungan
yang tidak stabil tidakakan cocok bagi perusahaan yang berada dalam
lingkungan stabil.
b. Pengawasan (monitoring)
Pada saat melakukan monitoring. Para analisis mengamati
perubahan lingkungan untuk melihat apakah suatu kecenderungan yang
penting. Hal penting untuk suksesnya suatu monitoring adalah
kemampuan untuk mendeteksi arti dari setiap kejadian lingkungan.
Sebagai contoh kecenderungan baru dalam hal dengan pendidikan dapat
diperkirakan dari perubahan dalam dana pusat (federal) dan Negara bagian
(state) untuk lembaga pendidikan, perubahan dalam persyaratan kelulusan
sekolah menengah, atau perubahan isi kurikulum sekolah tinggi. Dalam
hal ini, analisis akan menentukan apakah peristiwa yang berbeda ini
menggambarkan suatu kecenderungan dalam pendidikan dan jika memang
demikian. Apakah data atau informasi lainnya harus dipelajari. Untuk
memantau kecenderungan tersebut, kritikal bagi pengawasan yang berhasil
adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-peristiwa
lingkungan yang berbeda.
c. Peramalan (forecasting)
Analisis mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi,
dan seberapa cepat, sebagai hasil perubahan dan kecenderungan yang
dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan. Sebagai contoh analisis
dapat memperkirakan waktu yang diperlukan suatu teknologi baru untuk
mencapai pasar atau mereka juga dapat memperkirakan kapan prosedur
pelatihan perusahaan yang berbeda dibutuhkan untuk menghadapi
perubahan komposisi angkatan kerja, atau berapa lama waktu yang
diperlukan bagi perubahan dalam kebijakan perpajakan pemerintah untuk
mempengaruhi pola konsumsi pelanggan.
d. Penilaian (assessing)
Tujuan dari assessing adalah menentukan saat dan pengaruh
perubahan lingkungan serta kecenderungan dalam manajemen strategis
suatu perusahaan. Melalui scanning, monitoring, dan forecasting, analisis
dapat mengerti lingkungan umum. Selangkah lebih maju, tujuan dari
assessing adalah menentukan implikasi dari pengertian itu terhadap
organisasi. Tanpa assessment analisis akan mendapatkan data yang
menarik, tapi tanpa mengetahui relevansinya.
8
Setelah dilakukan analisa lingkungan eksternal dan internal maka
proses selanjutnya berdasarkan analisa eksternal akan dirumuskan variabel
kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan identifikasi variabel-variabel
internal dan eksternal.
9
➢ Strengths (kekuatan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang
berjalan dengan baik atau sumber daya yang dapat dikendalikan.
➢ Weaknesses (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang
tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh
organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
➢ Opportunities (peluang / kesempatan) adalah faktor-faktor lingkungan
luar yang positif.
➢ Threatss (ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.
Pahami situasi dan informasi yang ada dengan melihat data eksternal
maupun data internal. Informasi dapat bersifat sebagai data numerik, hasil
observasi, atau hasil wawancara. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan
di luar Puskesmas, misalnya :
• Data kependudukan
• Geografis
10
• Sosial budaya
• Kesehatan
• Biologi lingkungan, dan lain-lain.
• SP2TP
• PWS-KIA
• PWS-Imunisasi
• Stratifikasi Puskesmas
• SKDN, dan lain-lain.
11
➢ Dalam sel STRATEGI W-T, ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman.
12
pemisahan ini adalah Kabupaten Rembang, dimana untuk pelayanan UKP
dan UKM benar-benar terpisah dalam dua lembaga yang berbeda.
Untuk kabupaten Banjarnegara, konsep pemisahan mutlak seperti
ini mungkin belum mendesak. Konsep yang lebih cocok dikembangkan
adalah pemisahan pengelolaan UKP dan UKM, tetapi masih dalam satu
institusi. Pemisahan ini lebih ditekankan pada reformasi organisasi atau
restrukturisasi Puskesmas. Konsep Puskesmas Terpadu mungkin perlu kita
ingat kembali dan disempurnakan.
2) Mengembangakan dan Mengelola Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Untuk Kesehatan.
Dalam Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat, disebutkan bahwa fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan pemberian layanan kesehatan strata pertama (primer).
Puskesmas memiliki tanggung jawab agar perorangan, terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hdup sehat dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3) Mengembangkan dan Mengelola Strategi Kompetisi Dengan Layanan
Kesehatan Primer Lainnya.
Puskesmas bukanlah satu-satunya pemberi layanan kesehatan
primer (strata pertama). Di tengah-tengah masyarakat ada banyak pemberi
layanan kesehatan primer lainnya yang langsung berhubungan dengan
masyarakat, terutama untuk layanan UKP. Di sana ada dokter praktek
swasta, bidan praktek swasta, Balai Pengobatan dan Klinik swasta serta
rumah sakit baik negeri atau swasta yang tidak hanya berfungsi sebagai
tempat layanan rujukan, tapi sering juga memberikan layanan langsung
kepada masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat (memberi layanan
primer).
Untuk menyikapi ini, karena Puskesmas bukan organisasi yang
berorientasi pada keuntungan (finansial), maka Puskesmas harus mampu
mengembangkan strategi kompetisi yang sehat, agar layanan puskesmas
mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Termasuk dalam hal ini
puskesmas harus melakukan “social marketing” untuk memasarkan
kegiatan-kegiatannya, terutama kegiatan layanan UKM yang biasanya
tidak terlalu digarap serius oleh sektor swasta. Beberapa kegiatan layanan
dalam gedung juga memiliki keunggulan. Contohnya adalah kegiatan
imunisasi dasar pada bayi. Dibandingkan layanan oleh swasta, Puskesmas
13
memiliki rantai dingin (cold chain) untuk penyimpanan vaksin yang
standar yang tidak dimiliki oleh sebagian besar sektor swasta, pemakaian
yang sering dan jumlah banyak memungkinkan vaksin di Puskesmas
selalu baru. Biayanya juga lebih murah karena merupakan program
pemerintah, sehingga pengadaan vaksin dan perlengkapannya
mendapatkan subsidi. Tanggung jawab Puskesmas adalah
mempertahankan standarisasi tersebut termasuk dalam tindakan pemberian
vaksinnya. Ini adalah peluang baik yang dimiliki Puskesmas untuk
berkompetisi dengan penyedia layanan primer lainnya.
Disamping dengan sektor swasta, puskesmas juga harus
berkompetisi dengan Puskesmas lainnya, terutama di wilayah-wilayah
yang saling berbatasan. Untuk ini diharapkan akan ada upaya di tiap
Puskesmas untuk meningkatkan mutu layanannya dan setiap Puskesmas
diharapkan dapat mengembangkan kegiatan lokal spesifik sebagai ciri
khas masing-masing Puskesmas untuk meningkatkan daya saing.
4) Mengembangkan dan Mengelola Kerjasama Dengan Layanan Kesehatan
Primer Lainnya.
Puskesmas sebagai ujung tombak Pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya merupakan kepanjangan tangan pemerintah untuk
menyampaikan dan memberikan program-program layanan kesehatan baik
pada perorangan maupun masyarakat. Agar kegiatan-kegiatan tersebut
dapat berjalan dan memperoleh hasil seperti yang diinginkan, maka
Puskesmas harus membangun kerjasama dengan layanan kesehatan primer
lainnya, baik swasta maupun pemerintah.
Kerjasama ini penting supaya tidak terjadi perbedaan yang sangat
dramatis untuk penanggulangan masalah penyakit atau kesehatan yang
akhirnya akan berdampak buruk pada masyarakat. Contoh, Pengobatan
Tuberculosis (TBC) dengan strategi DOTs. Sudah terbukti bahwa
pengobatan TBC dengan strategi DOTs lebih efektif daripada strategi
konvensional. Kombinasi obat dan cara pemberiannya sudah sangat jelas.
Angka kesembuhan juga tinggi (lebih dari 90%). Tapi sayang, tidak semua
penderita TBC diobati dengan strategi DOTs, terutama mereka yang
berobat ke layanan swasta. Pengobatan yang diberikan msih sangat
bervariasi, kadang malah sub-standar. Salah satu penyebabnya adalah
karena Puskesmas tidak melibatkan layanan swasta dengan memberikan
informasi dan fasilitasi sarana (obat) untuk pengobatan penderita TBC
dengan strategi DOTs. Aibatnya banyak penderita TBC yang tidak
mengalami kesembuhan karena drop out minum obat, bahkan muncul
resistensi kuman terhadap obat. Karena itu kerjasama menjadi sangat
penting supaya capaian program bisa berhasil.
14
Kerjasama lain yang harus dikembangkan misalnya dalam hal
pencatatan dan pelaporan. Sesuai dengan asasa kerja Puskesmas yang
berbasis kewilayahan, maka Puskesmas merupakan penanggung jawab
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan upaya peningkatan layanan
kesehatan di wilayahnya. Selama ini, layanan kesehatan yang dilakukan
oleh sektor swasta sering tidak terpantau oleh Puskesmas karena belum
ada sistem pencatatan dan pelaporan yang baku dari sektor swasta untuk
melaporkan kegiatannya ke Puskesmas.
Begitu juga dengan rumah sakit yang tidak melaporkan
kegiatannya ke Dinas Kesehatan. hal ini menyebabkan kita banyak
kehilangan banyak data yang sangat penting untuk untuk perencanaan
kegiatan dan pengambilan keputusan guna menentukan suatu kebijakan.
Oleh karena itu kerjasama dalam hal ini perlu ditingkatkan, misalnya
dengan menetapkan suatu standar sistem pelaporan tentang kegiatan
layanan kesehatan di seluruh wilayah kabupaten.
5) Mengembangkan dan Mengelola Layanan Kesehatan Lokal Spesifik.
Penting bagi puskesmas untuk mengembangkan kegiatan lokal
spesifik sebagai ciri khas layanan kesehatan Puskesmas tersebut. Layanan
yang dikembangkan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat,
baik lingkungan geografis, demografis maupun sosial budaya. Ini
dimaksudkan agar agar Puskesmas mampu memberikan pilihan kepada
masyarakat mengenai layanan kesehatan yang dibutuhkan. Ini juga dapat
menjadi nilai lebih untuk meningkatkan daya saing Puskesmas
bersangkutan. Contoh kegiatan lokal spesifik yang dapat dikembangkan
oleh Puskesmas sangat banyak, diantaranya pada Puskesmas yang kondisi
geografisnya sangat rawan terjadi bencana.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal.
Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
3.2 Saran
Adapun saran dari pembuatan makalah ini yaitu dengan menggunakan
analisis SWOT baik dalam sebuah perusahaan atau sebuah organisasi baik internal
maupun eksternal dengan baik akan memudahkan kedepannya untuk bekerja lebih
mudah dan dapat dijangkau oleh instansi tersebut.
16