Ujian Akhir Semester Maternitas: Disusun Oleh: Aqilla Fidia Haya P07120118052
Ujian Akhir Semester Maternitas: Disusun Oleh: Aqilla Fidia Haya P07120118052
MATERNITAS
Disusun Oleh:
Aqilla Fidia Haya
P07120118052
Kelainan
Uterus Gagal Menghalangi
Pembekuan
berkontraksi kontraksi
Darah
dengan baik setelah uterus
persalinan
Masih ada
Pembekuan darah
yang tetap terbuka
Kekurangan
Hipovolemia
Volume Cairan
Ansietas
Syok Perubahan
Perfusi
Jaringan
Perdarahan adalah hilangnya volume darah dari pembuluh kapiler baik
mengucur maupun merembes dalam waktu yang cepat. (Purwadiato, dkk : 2000).
Apabila kita melihat pada bagan pathways di atas, contoh kita ambil saja robekan
jalan lahir misalnya. Ketika adanya robekan jalan lahir/serviks mengakibatkan
perdarahan segera yang apabila tidak tertangani maka akan berakibat pada
perdarahan hebat yang dapat berakibat syok pada ibu post partum.
Begitu pula pada masalah penyakit darah, atonia uteri ( uterus berkontraksii
lembek ), dan sisa plasenta dan selaput ketuban yang menghalangi kontraksi, yang
pasti akan memiliki suatu akibat dari sebuah penyebab.
a. Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman
Posisi kepala bayi harus lebih tinggi dibandingkan tubuhnya, hal ini
dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu dapat menyangga dengan
tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian, tempatkan hidung
bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi membuka
mulutnya.
b. Mendekatkan bayi ke payudara
Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka
dekatkan bayi ke payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar
dengan posisi lidah ke arah bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu
dapat membimbing bayi dengan menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi
dengan puting susu ibu.
c. Perlekatan yang benar
Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya
menempel pada puting, namun pada area bawah puting payudara dan
selebar mungkin. Perlekatan ini merupakan salah satu syarat penting dalam
cara menyusui dengan benar. Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu
ketika ibu tidak merasakan nyeri saat bayi menyusu dan bayi memperoleh
ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat bayi menelan ASI.
d. Membetulkan posisi bayi
Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari
kelingking ke dalam mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan
membuatnya berhenti menyusu sementara. Ibu bisa menyesuaikan posisi
bayi. Kemudian, coba lagi untuk perlekatan yang lebih baik. Setelah
perlekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat menyusu dengan baik.
e. Waktu menyusu
Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung kebutuhannya.
Untuk bayi yang baru lahir, biasanya bayi perlu disusui setiap 2 – 3 jam
dengan dengan waktu menyusu 15 – 20 menit setiap kalinya. Umumnya
dibutuhkan beberapa waktu untuk adaptasi ibu dan bayi, agar proses
menyusui berjalan lancar.
Kedua, yaitu dengan mengganti popok bayi. Demi kebersihan bayi, orangtua
perlu sering-sering mengecek popok bayi dan menggantinya jika sudah penuh
dengan kotoran atau air pipis.
Ketiga, yaitu dengan memberi susu. Umumnya, bayi harus diberi susu 8-15
kali dalam sehari dengan rentang waktu 1-2 jam selama beberapa hari pertama.
Jangan menunggu sampai bayi menangis dulu baru diberi susu, karena bayi
yang sedang menangis akan kesulitan menelan air susu.
REFERENSI
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-2-
babii.pdf
PPT Asuhan Keperawatan Ibu Nifas By RIDAWATI SULAEMAN, S.KEP.Ns,
MM
http://eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50880/3/Yuniar_Safitri_22010112110030_Lap.KTI_Bab
2.pdf
https://www.academia.edu/22271902/MODUL_KEP._MATERNITAS_HPP
https://www.alodokter.com/cara-menyusui-yang-benar-dan-praktis
https://tirto.id/cara-membersihkan-dan-merawat-tali-pusar-pada-bayi-baru-lahir-
epRx
https://www.halodoc.com/3-cara-merawat-bayi-baru-lahir