Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATERNITAS

Disusun Oleh:
Aqilla Fidia Haya
P07120118052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
PRODI D III KEPERAWATAN MATARAM
2020
1. Apa yang saudara ketahui tentang post partum?
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu dan mengeluarkan lochea.
Lochea merupakan cairan/sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina.
Jumlah rata-rata pengeluaran lochia ± 240 – 270 ml/hari.
a. Lochea Rubra/Cruenta  berisi darah segar,sisa selaput ketuban,sel
desidua,verniks caseosa,lanugo,mekonium ( selama 2 hari PP )
b. Lochea Sanguinolenta  cairan berwarna merah muda berisi darah &
lendir ( hari ke-3 s/d 7 PP )
c. Lochea Serosa  cairan kekuningan/tidak mengandung darah lagi keluar
pada hari ke-7 s/d 14 PP ( berisi fluida serum,leukosit/eritrosit, & desidua )
d. Lochea Alba  cairan putih (setelah 2 minggu PP)
e. Lochea Purulenta  cairan bernanah/bau busuk sebagai tanda infeksi
f. Lochea Statis  lochea yg tidak lancar keluar

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :


a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
2. Jelaskan pathway kejadian perdarahan pada ibu post partum!

Penyakit Atonia Sisa Plasenta Robekan Jalan


Darah Uteri dan Selaput Lahir/ Servik
Ketuban

Kelainan
Uterus Gagal Menghalangi
Pembekuan
berkontraksi kontraksi
Darah
dengan baik setelah uterus
persalinan

Uterus tidak dapat


berkontraksi secara
aktif

Masih ada
Pembekuan darah
yang tetap terbuka

Perdarahan Post Partum

Perdarahan Kehilangan Vaskuler Ancaman


Hebat Berlebihan Perubahan pada
status
kesehatan/kematian

Kekurangan
Hipovolemia
Volume Cairan

Ansietas

Syok Perubahan
Perfusi
Jaringan
Perdarahan adalah hilangnya volume darah dari pembuluh kapiler baik
mengucur maupun merembes dalam waktu yang cepat. (Purwadiato, dkk : 2000).
Apabila kita melihat pada bagan pathways di atas, contoh kita ambil saja robekan
jalan lahir misalnya. Ketika adanya robekan jalan lahir/serviks mengakibatkan
perdarahan segera yang apabila tidak tertangani maka akan berakibat pada
perdarahan hebat yang dapat berakibat syok pada ibu post partum.
Begitu pula pada masalah penyakit darah, atonia uteri ( uterus berkontraksii
lembek ), dan sisa plasenta dan selaput ketuban yang menghalangi kontraksi, yang
pasti akan memiliki suatu akibat dari sebuah penyebab.

3. Bagaimanakah cara menyusui yang benar pada bayi baru lahir?


Cara Menyusui yang Benar

a. Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman
Posisi kepala bayi harus lebih tinggi dibandingkan tubuhnya, hal ini
dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu dapat menyangga dengan
tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian, tempatkan hidung
bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi membuka
mulutnya.
b. Mendekatkan bayi ke payudara
Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka
dekatkan bayi ke payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar
dengan posisi lidah ke arah bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu
dapat membimbing bayi dengan menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi
dengan puting susu ibu.
c. Perlekatan yang benar
Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya
menempel pada puting, namun pada area bawah puting payudara dan
selebar mungkin. Perlekatan ini merupakan salah satu syarat penting dalam
cara menyusui dengan benar. Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu
ketika ibu tidak merasakan nyeri saat bayi menyusu dan bayi memperoleh
ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat bayi menelan ASI.
d. Membetulkan posisi bayi
Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari
kelingking ke dalam mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan
membuatnya berhenti menyusu sementara. Ibu bisa menyesuaikan posisi
bayi. Kemudian, coba lagi untuk perlekatan yang lebih baik. Setelah
perlekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat menyusu dengan baik.
e. Waktu menyusu
Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung kebutuhannya.
Untuk bayi yang baru lahir, biasanya bayi perlu disusui setiap 2 – 3 jam
dengan dengan waktu menyusu 15 – 20 menit setiap kalinya. Umumnya
dibutuhkan beberapa waktu untuk adaptasi ibu dan bayi, agar proses
menyusui berjalan lancar.

Perlengkapan Menyusui yang Diperlukan

a. Agar bayi nyaman menyusu, ibu disarankan menggunakan bra khusus


menyusui yang memiliki kait atau kancing dibagian depan yang dapat
dibuka. Bagi ibu, hal ini akan menghindari tersumbatnya saluran ASI atau
memicu terjadinya peradangan jaringan payudara (mastitis).
b. Untuk mencegah kebocoran ASI pada bra, ibu dapat menggunakan bantalan
payudara (breast pad) yang diselipkan pada bagian depan puting. Untuk ibu
yang berencana memerah ASI, ibu dapat membeli pompa ASI yang nyaman
untuk digunakan.
c. Seringkali, diperlukan praktik dan latihan selama beberapa waktu hingga
ibu dan bayi dapat bekerjasama dengan baik selama proses menyusui. Jika
diperlukan, ibu menyusui dapat meminta saran dan bantuan dari dokter,
bidan, atau konsultan laktasi untuk mengetahui cara menyusui dengan
benar.

4. Cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.


Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali, jika tali pusat
basah maka diwajibkan tali pusat dalam keadaan kering, sedangkan jika tali
pusat dalam keadaan kotor wajib dibersihkan, bertujuan agar tidak terjadinya
infeksi dan mandikan bayi dengan mengelapnya serta biarkan tali pusar puput
dengan sendirinya.

5. Jelaskan cara perawatan bayi sehari-hari!


Pertama, dengan cara memandikan bayi setidaknya dua kali dalam seminggu,
menggunakan spons yang lembut, sampo, dan sabun khusus bayi. Selain itu,
menyiapkan beberapa perlengkapan mandi seperti kain waslap, handuk lembut,
dan bak mandi bayi.

Kedua, yaitu dengan mengganti popok bayi. Demi kebersihan bayi, orangtua
perlu sering-sering mengecek popok bayi dan menggantinya jika sudah penuh
dengan kotoran atau air pipis.

Ketiga, yaitu dengan memberi susu. Umumnya, bayi harus diberi susu 8-15
kali dalam sehari dengan rentang waktu 1-2 jam selama beberapa hari pertama.
Jangan menunggu sampai bayi menangis dulu baru diberi susu, karena bayi
yang sedang menangis akan kesulitan menelan air susu. 
REFERENSI

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-2-
babii.pdf
PPT Asuhan Keperawatan Ibu Nifas By RIDAWATI SULAEMAN, S.KEP.Ns,
MM
http://eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50880/3/Yuniar_Safitri_22010112110030_Lap.KTI_Bab
2.pdf
https://www.academia.edu/22271902/MODUL_KEP._MATERNITAS_HPP
https://www.alodokter.com/cara-menyusui-yang-benar-dan-praktis
https://tirto.id/cara-membersihkan-dan-merawat-tali-pusar-pada-bayi-baru-lahir-
epRx
https://www.halodoc.com/3-cara-merawat-bayi-baru-lahir

Anda mungkin juga menyukai