Tesis Seminar Hasil
Tesis Seminar Hasil
I MADE SUANTARA
I MADE SUANTARA
NIM 1291461028
i
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .............................................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
v
DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA.........................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1
1.1 Latar Belakang.....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................
9
ii
2.1.6. Modal kerja.............................................................
13
2.1.7. Upah ...................................................................
14
2.1.8. Investasi..................................................................
14
2.2. Teori-teori yang Digunakan ...............................................
15
2.2.1. Industri kecil...........................................................
15
2.2.2. Ekonomi kreatif......................................................
17
2.2.3. Sub-sektor ekonomi kreatif.....................................
18
2.2.4. Ketenagakerjaan dan Permintaan Tenaga
Kerja ................................................................... 21
2.2.5. Fungsi Produksi......................................................
27
2.3. Keaslian Penelitian.............................................................
27
iii
4.8 Teknik Analisis Data............................................................ 44
4.8.1 Statistik deskriptif.......................................................
44
4.8.2 Analisis jalur (path analysis).......................................
44
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
yang berbasis industri, menyebabkan sektor industri menjadi leading sektor dalam
positif bagi sektor ekonomi lain dan juga penyerapan tenaga kerja (Arsyad, 2004).
oleh industri kecil yang pada umumnya dijalankan oleh masyarakat kecil. Peranan
industri kecil sangat penting bagi perkembangan ekonomi lokal, karena sesuai
masyarakat, menggunakan sumber daya yang ada dan dapat memenuhi kebutuhan
ekonomi lokal (Chapain dan Comunian, 2006; Foord, 2008). Ekonomi kreatif
menyajikan media komunikasi dan sektor budaya sebagai lokasi prioritas bagi
pertumbuhan ekonomi pada umumnya, baik pada tingkat lokal maupun nasional
(Stam, de Jong, dan Marlet, 2008; Power dan Nielsen, 2010; Peuter, 2011).
2
Tabel 1.1
Distribusi Persentase PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017 (%)
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian, Kehutanan dan 13,28 13,18 13,04 12,83 12,68
1
Perikanan
Pertambangan dan 9,70 9,28 8,54 8,21 7,87
2
Penggalian
3 Industri Pengolahan 21,72 21,65 21,54 21,38 21,22
Pengadaan Air,
5 Pengelolaan Sampah, 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 9,47 9,65 9,79 9,80 9,97
6
Perdagangan Besar dan
7 Eceran; Reparasi Mobil 13,72 13,75 13,44 13,31 13,23
dan Sepeda Motor
Transportasi dan 3,73 3,82 3,88 3,97 4,10
8
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi 2,99 3,01 2,99 3,00 3,01
9
dan Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 4,28 4,49 4,70 4,87 5,09
sektor lainnya, akan tetapi menunjukkan penurunan dalam lima tahun terakhir.
3
Penurunan ini disebabkan oleh kehidupan ekonomi umat manusia telah berubah
kawasan kreatif, dengan infrastruktur fondasi dan pilar industri yang kuat antara
lain; Bandung, Bali, DKI Jakarta dan Yogyakarta. Keempat kawasan tersebut
merupakan citra atau identitas yang menjadi tolak ukur perkembangan industri
kreatif di Indonesia.
Saat ini, ekonomi kreatif selalu ramai apalagi setelah mengetahui betapa
kreatif ini merupakan hasil dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan, serta bakat
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu. Industri
ekonomi kreatif merupakan basis dari karakter dan simbol kehadiran bangsa
struktur industri berbasis tradisi dan budaya, kekayaan intelektual dan warisan
produk-produk inovatif baru bernilai tambah dan berdaya saing tinggi dan
Indonesia baik ditinjau dari kontribusi terhadap Nilai Produk Domestik Bruto
datang, sehingga Industri Kreatif bisa dijadikan solusi kreatif untuk mengentaskan
kemiskinan di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui ekonomi kreatif di Bali berkembang sangat pesat salah
Propinsi Bali pada tahun 2013 hingga 2017. Bali sebagai salah satu kawasan
menurun dalam lima tahun terakhir, bahkan pada tahun 2017 kontribusi sektor
Tabel 1.2
Distribusi Persentase PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017 (%)
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pertanian, Kehutanan dan 15,22 14,65 14,65 14,67 14,35
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 1,31 1,25 1,11 1,08 0,98
5
sejauh ini di Provinsi Bali terdapat 4 sub sektor ekonomi kreatif yang memiliki
subsektor potensial yang dapat berkembang, yaitu: pasar barang seni, kerajinan
Tabel 1.3
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017 (%)
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian, Kehutanan,
1 1.94 4.84 5.52 0.88 0.2
dan Perikanan
Pertambangan dan
2 7.21 -0.96 -7.08 -4.67 -1.32
Penggalian
3 Industri Pengolahan 8.67 8.64 6.6 7.37 3.89
Pengadaan Listrik dan
4 7.99 3.63 3.9 2.73 5.02
Gas
Pengadaan Air,
5 Pengelolaan Sampah, 5.37 6.48 2.19 4.21 2.6
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 5.79 1 6.14 14.96 9.73
Perdagangan Besar dan
7 Eceran; Reparasi Mobil 8.87 6.5 6.31 7.09 7.92
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
8 7.13 9.19 6.93 4.34 8.19
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
9 8.51 5.23 5.85 10.26 13.92
dan Makan Minum
Informasi dan
10 5.59 6.32 6.86 8.52 7.28
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
11 13.34 8.86 7.29 9.26 2.27
Asuransi
12 Real Estate 6.78 8.14 6.28 4.66 6.01
13 Jasa Perusahaan 9.04 6.84 7.15 3.19 5.15
Administrasi
Pemerintahan,
14 -0.25 10.07 9.66 6.62 -1.59
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 13.58 9.95 11.5 8.28 7.99
Jasa Kesehatan dan
16 12.61 11.73 11.63 8.45 8.03
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 3.97 7.04 7.56 7.43 8.13
Jumlah 6.05 5.98 6.11 6.28 5.34
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Klungkung
tujuan wisatawan karena denga ragam dan kebudayaannya yang dianggap unik
kreatif.
cenderung kurang diminati oleh masyarakat Bali maupun luar Bali. Sebagai
contoh yakni produk kain tenun ikat seperti endek yang sudah dikomodifikasi.
menyerap tenaga kerja tercermin dari tingkat permintaan tenaga kerja pada
besar. Hal itu karena pengusaha berproduksi karena ingin memenuhi permintaan
konsumen.
8
Tabel 1.4 menunjukkan jumlah usaha, dan tenaga kerja dari industri kecil
dibandingkan industri lain dilihat dari jumlah usahanya. Sedang dari sisi tenaga
kerja, industri kerajian tenun endek menunjukan posisi yang tertinggi dari jumlah
Melihat peranan sektor industri kreatif khususnya sub sektor fashion yang
kerja, maka industri tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.
Jika dibina dengan baik maka sub sektor ini akan menjanjikan semakin luasnya
Klungkung.
Tabel 1.4
Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja yang Diserap 4 Jenis Industri Kecil
dan MenengahTerbanyak di Kabupaten Klungkung selama periode 2016-
2017
Jumlah Usaha (unit) Tenaga Kerja (orang)
No Jenis Industri
2016 2017 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kerajinan tenun endek 63 96 1.272 1.391
2 Kerajinan Logam 128 125 1.005 993
Makanan dan Minuman
3 55 68 317 379
Olahan
4 Kerajinan kayu 30 25 373 286
Sumber: Dinas Perindustrian Dan Tenaga Kerja Kabupaten Klungkung, (data
diolah)
9
Tenun endek merupakan salah satu warisan budaya lokal yang menjadi
terhadap PDRB. Disamping itu, industri kerajinan tenun endek juga diperkuat
oleh distribution store yang menawarkan kerajinan tenun endek hasil produksi
Klungkung, maka sangat penting untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang
setiap kenaikan modal kerja sebesar 1 persen, maka jumlah produksi akan
kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi, dimana
setiap penambahan modal kerja sebesar 1 rupiah maka jumlah produksi akan
10
meningkat sebesar 3,411 unit. Modal kerja yang dimiliki oleh suatu industri akan
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja industri tersebut. Teori ini didukung oleh
negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan penambahan modal
kerja yang dilakukan cenderung untuk menambah bahan baku dan insentif kepada
tenaga kerja.
produksi yang pada dasarnya adalah imbalan atau balas jasa dari para produsen
kepada tenaga kerja atas prestasinya dalam kegiatan produksi. Sistem pengupahan
harus adil dan kompetitif agar pekerja termotivasi dan dapat meningkatkan
penyerapan tenaga kerja dalam suatu industri karena berkaitan dengan efisiensi
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Falch (2008), Dimas dan Woyanti
(2009) dan Ransom dan Sims (2009) menunjukkan bahwa variabel upah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya saat
terjadi kenaikan upah maka penyerapan tenaga kerja dalam suatu industri juga
teknologi dalam suatu industri tentu akan sangat mempengaruhi jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan. Semakin majunya teknologi, hasil produksi akan lebih
baik dan kuantitas produksi hampir sama dengan manusia. Kenyataan ini
penyerapan tenaga kerja (Levy dan Powell, 2000; Haryani, 2002; Heatubun,
memiliki pengaruh positif. Hal ini dinyatakan oleh Indraswati (2012), yang
industri kreatif khususnya investasi dengan bentuk padat karya. Nilai investasi
menggunakan faktor produksi (Ito dan Rose, 2005; Rizvi, 2009; Putra, 2012).
rupiah, akan menurukan jumlah produksi sebesar 2,08 persen. Sementara itu,
penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Woyanti (2009) menunjukkan bahwa
kenaikan investasi pada usaha kecil sebesar 100 juta rupiah akan meningkakan
Klungkung?
sebagai berikut:
Klungkung.
upah, investasi dan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri
maupun praktis bagi semua kalangan yang berkaitan dengan penelitian ini.
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk pembuktian teori terkait
2) Kegunaan Praktis
Dengan mengetahui adanya pengaruh modal kerja, upah, teknologi, dan nilai
tenaga kerja, dan fungsi produksi dan penyerapan tenaga kerja pada industri
penyerapan tenaga kerja. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu penjelasan konsep-
konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini. Konsep-konsep yang diuraikan
pada bagian berikut adalah konsep industri kecil, industri kreatif, permintaan
tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja, jumlah produksi, modal kerja, upah,
Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan jumlah tenaga kerja per unit
usaha sebagai kriteria untuk membedakan antara berbagai industri. Menurut BPS,
industri kecil adalah industri yang mempekerjakan 5-19 orang pekerja. Definisi
lain dikemukakan oleh Mead dan Liedholm (1998) yang menjelaskan bahwa
usaha kecil adalah suatu badan usaha milik Warga Negara Indonesia (WNI) baik
termasuk tanah dan bangunan) sebanyak-banyaknya 200 juta rupiah dan atau
mempunyai omzet/nilai output atau hasil penjualan rata-rata per tahun sebanyak-
14
15
Money from Ideas". Jhon Howkins adalah seorang yang multi profesi.
dimaksud? Yaitu gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh HKI.
mikro biologi yang sedang meneliti farietas unggul padi yang belum
Amerika, penulis buku "The Rise of Creative Class" dan "Cities and the
apakah ini terkesan elit dan eksklusif? Tidak juga. Justru menurut Florida,
atau seorang remaja digang senggol yang sedang membuat musik hip-hop.
(Nenny, 2008).
( Nenny, 2008).
Nenny, 2008).
adalah abad informasi. Sementara ini Toffler baru berhenti disini. Namun
yang ganas dan globalisasi, masuklah manusia pada era peradaban baru
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut.”
tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap permintaan konsumen akan barang dan
jasa. Semakin tinggi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa maka
18
permintaan tenaga kerja juga akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan,
produksi dalam suatu industri sangat dipengaruhi oleh tingkat investasi. Semakin
tinggi tingkat investasi pada suatu industri maka jumlah produksi juga akan
2.1.5 Teknologi
produk dan menjadi hambatan masuk bagi perusahaan pesaing (Sukirno, 2005;
pembayaran utang dan lainnya. Modal kerja kerja terdiri dari barang yang akan
digunakan dalam proses produksi, tidak meliputi mesin, tanah dan bangunan milik
perusahaan tersebut. Semakin tinggi modal kerja yang dimiliki oleh industri maka
penyerapan tenaga kerja juga akan semakin tinggi. (Zamrowi, 2007; Ahmad, 2004
2.1.7 Upah
hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja yang ditetapkan dan dibayarkan sesuai
yang telah dilakukannya (Nisfihani, Wijaya, dan Junaidi, 2013). Sukirno (2005)
dan Badan Pusat Statistik (2011) menjelaskan upah merupakan balas jasa yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga kerja atas jasa fisik maupun mental
yang telah mereka sediakan, sebelum dikurangi pajak baik dalam bentuk uang
maupun barang.
2.1.8 Investasi
dan perlengkapan lain yang dapat membantu proses produksi dan bertujuan untuk
mempengaruhi investasi. Jika tingkat suku bunga lebih tinggi dari pengembalian
terdiri dari pabrik, kantor, mesin dan produk tahan lama lain yang digunakan
dalam proses produksi. Peningkatan output yang terjadi secara signifikan akan
investasi modal kerja kerja, walaupun masih ada jenis investasi lainnya yaitu:
investasi konsumsi dan investasi produksi (Sukirno, 2004; Imamudin, 2008 dalam
Pusat Statitik, 2010; Adrianto, 2013). Kuncoro (2000) menjelaskan bahwa usaha
1) Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara administrasi dan operasional.
pinjaman informal seperti dari keluarga terdekat atau bahkan rentenir. Ini akan
1) Livelihood Activities
2) Micro Enterprise
Merupakan usaha kecil menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum
Industri kecil juga memiliki konsep yang terdiri dari 2 aspek, yaitu:
22
1) Aspek Perusahaan
2) Aspek Pengusaha
Usaha kecil dari aspek pengusaha yaitu orang dibalik usaha atau perusahaan
kreativitas, bakat dan budaya lokal merupakan masukan dan kekayaan intelektual
adalah outputnya (Potts dan Cunningham, 2008; Keane, 2009; Cutler dan
kegiatan kreatif seperti bahwa produk tersebut tidak akan ada dalam bentuk
3) Pekerja mandiri (penulis atau seniman) karena industri kreatif juga mencakup
ciri-ciri seperti: siklus hidup yang singkat, risiko yang relatif tinggi, margin,
keanekaragaman, dan persaingan yang tinggi dan mudah ditiru. Untuk melindungi
unsur budaya yang terkandung dalam setiap produk tidak diklaim oleh pihak lain.
industri kreatif yang dapat diidentifikasi yaitu yang menciptakan budaya ‘produk’
termasuk seni, film dan permainan interaktif, dan mereka menyediakan bisnis jasa
software. Istilah ekonomi kreatif juga mencakup berbagai mass media yang terdiri
dari: radio, televisi, kantor berita dan penerbitan, serta pembuatan perhiasan dan
museum.
1) Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan meliputi proses kreasi,
produksi, dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar,
24
perencanaan iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, kampanye relasi
dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau sample,
2) Arsitektur
3) Desain
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset
dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang galeri,
5) Kerajinan
25
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk
yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin mulai dari desain awal
6) Musik
7) Fashion
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,
dan desain aksesori mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya,
(2008) menyatakan bahwa fashion merupakan sub sector yang relatif kecil tapi
8) Permainan Interaktif
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa
desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan keras, serta
penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut
untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru,
alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan
manajemen.
Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku,
jurnal, koran, majalah, tabloid dan konten digital serta kegiatan kantor dan
uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga
pengemasan acara televisi, penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan
1) Tenaga Kerja
tenaga kerja:
(1) Tenaga kerja umumnya tersedia di pasar kerja dan biasanya siap untuk
penerima tenaga kerja meminta tenaga kerja dari pasar tenaga kerja.
Selama bekerja, mereka akan mendapat imbalan jasa berupa upah atau
gaji.
(2) Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia
Tenaga kerja atau sumber daya manusia adalah manusia, baik jasmani
dan rohani yang digunakan dalam proses produksi, dipandang sebagai suatu
faktor produksi yang mampu untuk meningkatkan daya guna faktor produksi
tenaga (Suroso, 1994 dalam Rasinan, 2010; Lestari dan Darsana, 2012).
dan jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Dengan kata lain
Permintaan tenaga kerja yang seperti ini disebut dengan derived demand
(Simanjuntak, 1985 dalam Tindaon dan Yusuf AG, 2009). Berapa jumlah
tenaga kerja yang diminta di pasar tenaga kerja ditentukan oleh faktor-faktor
berikut ini:
manusia maupun yang non sumber daya manusia seperti modal kerja tidak
dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri,
besar modal kerja yang ditanamkan akan semakin besar permintaan tenaga
pendek atau disebut juga sebagai asset lancar (current asset); di antaranya
dibayar dimuka. Ada suatu konvensi akunting bahwa asset lancar adalah
dalam 1 tahun. Total dari asset lancar disebut gross working capital.
Sumber dana untuk investasi dalam asset lancar perusahaan berasal dari
harus dipenuhi oleh perusahaan kurang dalam satu tahun. Sedangkan net
lancar, untuk itu modal kerja kerja bersih adalah didanai oleh sumber
utang jangka panjang (long term debt) dan sebagian modal kerja
(2) Upah
fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha.
pekerja kasar dan tidak tetap. Di dalam teori ekonomi kedua jenis
pengertian upah menjadi dua, yaitu upah uang dan upah riil. Upah uang
30
adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha
sebagai pembayaran ke atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang
digunakan dalam proses produksi. Upah riil adalah upah pekerja yang
diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang dan jasa yang
akan memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang,
yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak mau membeli barang yang
Apabila upah naik (asumsi harga dari barang modal kerja lainnya
kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang modal kerja
substitution effect.
31
(4) Investasi
investasi pada sektor yang satu atau yang lainnya. Dengan begitu
L = f(I)………………...……………….………………………...(1)
Keterangan:
L = Jumlah Tenaga Kerja
I = Investasi
(5) Teknologi
keinginan pasar tidak hanya dalam negeri tapi juga pasar ekspor
mengalami peningkatan.
Q=f ( K , L , R ,T )………………………………………………………...(2)
Keterangan:
Q = Jumlah Produksi
K = Modal kerja
L = Tenaga Kerja
R = Kekayaan Alam
T = Teknologi
33
Berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung pada jumlah modal kerja,
jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan
(Sukirno, 2005).
Berikut ini beberapa penelitian mengenai penyerapan tenaga kerja pada industri
Pada Industri Kecil Tempe Di Kota Semarang”. Tujuan dari penelitian ini adalah .
Untuk menganalisis faktor modal kerja kerja, nilai produksi dan upah yang
penyerapan tenaga kerja pada industri kecil tempe di Kota Semarang. Penelitian
penelitian ini adalah variabel modal kerja memiliki pengaruh positif dan
pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dan variabel
upah, nilai produksi dan modal kerja terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri pengolahan kapur. Hasil dari penelitian ini adalah variabel upah memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika
penyerapan tenaga kerja. Variabel modal kerja berpengaruh positif dan signifikan
terdapat pengaruh upah, modal kerja dan nilai produksi pada penyerapan tenaga
kerja terhadap industri kecil pengolahan ikan di Kabupaten Demak. Penelitian ini
usaha. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel modal kerja upah
kabupaten Mojokerto, dimana industri kecil tersebut masih tetap mampu bersaing
dan bertahan, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu usaha strategis dalam
35
mencapai pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitian ini adalah variabel modal
kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Artinya saat terjadi peningkatan modal kerja kerja dalam usaha, pengusaha lebih
kepada pekerja atas tambahan waktu bekerja daripada menambah jumlah tenaga
kerja.
Lestari dan Woyanti (2009) dengan judul “Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai
Investasi, dan Upah Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri
kerja di Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini adalah variabel investasi tidak
di Jawa Timur.
Penelitian yang dilakukan oleh Dimas dan Woyanti (2009) dengan judul “
pengaruh upah riil terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta, dan
DKI Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah, variabel upah berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika terjadi kenaikan upah, maka
kerja Kerja, Nilai Upah Dan Teknologi Industri Kerajinan Serat Agel Terhadap
Bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal kerja kerja industri kerajinan serat
agel terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Salamrejo; Pengaruh nilai upah
industri kerajinan serat agel terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Salamrejo;
Pengaruh teknologi industri kerajinan serat agel terhadap penyerapan tenaga kerja
di Desa Salamrejo; dan Pengaruh modal kerja kerja, nilai upah dan teknologi
secara simultan pada industri kerajinan serat agel terhadap penyerapan tenaga
pengusaha kerajinan serat agel di Desa Salamrejo. Hasil dari penelitian ini adalah
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel modal kerja kerja, upah
salah satu faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dan subyek dari
ekonomi kreatif yang menggunakan budaya dan kreatifitas sebagai bahan utama
dalam pembuatan dan pengembangan produk. Bali merupakan salah satu kawasan
kreatif di Indonesia yang memiliki tiga sub sektor potensial. Salah satu sub sektor
peranan sektor industri kreatif khususnya sub sektor kerajinan yang demikian
besar terhadap penyerapan ternaga kerja, jika dibina dengan baik maka sub sektor
ini akan menjanjikan semakin luasnya kesempatan kerja, maka perlu dianalisis
Substruktur pertama akan melihat pengaruh modal kerja, upah, teknologi dan
Substruktur kedua akan melihat pengaruh modal kerja, upah, teknologi, investasi
Industri
Industri
Industri Besar Industri Kecil
Menengah
Ekonomi Kreatif
Sub Sektor
Kerajinan
Faktor yang
mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja:
1. Modal kerja Jumlah Penyerapan
2. Upah Tenaga Kerja
Produksi
3. Teknologi
4. Investasi
5. Jumlah Produksi
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kerajinan
tenun endek di Kabupaten Klungkung
terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika modal kerja dalam industri kerajinan tenun
tenaga kerja. Jika upah terus mengalami peningkatan, maka industri kerajinan
tenun endek akan mengurangi penyerapan tenaga kerja karena terkait dengan
terhadap penyerapan tenaga kerja. Semakin tinggi jumlah produksi dalam industri
kerajinan tenun endek maka penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat.
Jika investasi dalam industri kerajinan tenun endek meningkat, maka penyerapan
industri kerajinan tenun endek semakin modern, maka industri kerajinan tenun
Modal kerja
(X1)
Upah
(X2)
Jumlah produksi Penyerapan
Investasi (Y1) Tenaga Kerja
(X3) (Y2)
Teknologi
(X4)
41
hasil penelitian sebelumnya (Sugiyono, 2008), maka hipotesis dalam penelitian ini
1) Modal kerja, upah, teknologi dan investasi berpengaruh signifikan secara tidak
BAB IV
METODE PENELITIAN
hipotesis yang disusun karena merupakan titik tolak dari setiap rancangan penelitian
penelitian adalah modal kerja, upah, nilai produksi, investasi, teknologi dan
penyerapan tenaga kerja. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi, wawancara dan wawancara
mendalam. Data yang telah terkumpul akan diolah dengan menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif dan analisis jalur. Terakhir, dilakukan interpretasi masing-
masing variabel untuk melihat kesesuaian model teoritik dan empirik sehingga dapat
hingga Desember 2018. Hal ini dilakukan karena Kabupaten Klungkung merupakan
salah satu kawasan di Bali yang mengembangkan ekonomi kreatif khususnya sub
43
sektor kerajinan salah satunya industri kerajinan tenun endek, yang jumlah
penyerapan tenaga kerjanya terbesar dan mengalami peningkatan dari tahun 2016
hingga 2017. Ruang lingkup penelitian akan dibatasi pada variabel-variabel yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan tenun endek dari
tekstil yaitu modal kerja, upah, investasi, teknologi, jumlah produksi dan penyerapan
tenaga kerja.
variabel lain atau variabel yang mengalami perubahan akibat pengaruh variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Penyerapan
variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Modal kerja (X 1),
1) Variabel eksogen adalah variabel yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam
model. Dalam penelitian ini, variabel eksogen adalah Modal kerja (X 1), Upah
2) Variabel endogen adalah variabel yang diprediksikan oleh salah satu atau
beberapa variabel lain dalam model. Dalam penelitian ini, variabel endogen
1) Modal kerja (X1) merupakan seluruh dana yang digunakan dalam proses produksi,
yang tidak termasuk tanah dan bangunan atau biasa disebut modal kerja kerja.
Dalam penelitian ini modal kerja kerja adalah modal kerja kerja rata-rata selama
2) Upah (X2) adalah biaya tenaga kerja yang dibayarkan oleh pengusaha industri
kecil kreatif yang dinyatakan dalam uang dengan satuan rupiah. Dalam penelitian
ini upah adalah upah rata-rata yang dibayarkan pengusaha dalam waktu satu bulan
3) Investasi (X3) adalah pembelian atas barang modal kerja industri kecil selama satu
4) Teknologi (X4) yang digunakan industri kecil kreatif dibedakan antara pilihan
teknologi yang mudah dipahami, murah dan memiliki skala produksi yang
kesulitan kompleks dan skala produksi yang tinggi. Data yang diperoleh adalah
5) Jumlah produksi (Y1) adalah jumlah kain endek yang dihasilkan dari pengolahan
tekstil/proses pertenunan dalam waktu satu bulan dan diukur dengan satuan meter.
6) Penyerapan tenaga kerja (Y2) adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja pada tiap
Berdasarkan sifatnya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka dan dapat diukur. Data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah data Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Indonesia Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha
46
Tahun 2013-2017, data Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja yang Diserap 4
2) Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, kalimat,
skema, dan gambar. Data kualitatif tidak dapat dihitung dan tidak berupa angka
keseimbangan di pasar tenaga kerja dan gambar kurva penawaran tenaga kerja.
Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung, dicatat dan diamati
data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner, meliputi data modal kerja,
upah, teknologi, investasi, jumlah produksi, dan tenaga kerja industri tekstil
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh sudah dalam bentuk sudah jadi,
dikumpulkan dan diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, dalam
bentuk text book dan jurnal (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini data sekunder
meliputi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017, Jumlah Unit Usaha dan
4.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai kausalitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini
populasi yang digunakan adalah perusahaan industri kreatif yang bergerak dalam sub
sektor kerajinan, khususnya industri kecil kerajinan tenun yang memproduksi kain
endek di Kabupaten Klungkung. Populasi dari industri kreatif kerajinan tenun endek
4.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
N
n= ………………………………………………………………..(3)
1+ N e 2
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = derajat bebas
Dari jumlah popoulasi tersebut dengan taraf signifikansi sebesar 5 persen, dengan
96
n= 2
=77 unit usaha.
1+ 96(0.05)
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu
kuesioner.
1) Observasi
cara observasi non perilaku seperti data jumlah industri kecil dan penyerapan
2) Wawancara
49
yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara tidak langsung dan langsung
3) Wawancara Mendalam
umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku
Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas
antar variabel (casual model) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.
Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak
dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas
antar variabel dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Analisis jalur
menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan
1) Menentukan topik penelitian yang disesuaikan dengan data dan permasalahan riil
hasil observasi di lapangan. Dalam penelitian ini berdasarkan pada kajian teoritis
dan hasil penelitian sebelumnya maka diambil topik penelitian tentang: Analisis
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dibuat persamaan struktural analisis jalur sebagai
berikut:
substruktural yang menyatakan hubungan kausal dari X1, X2, X3, X4 ke Y1.
Hubungan yang kedua, substruktural yang menyatakan hubungan kausal dari X1,
X2, X3, X4 ke Y2.. Dan yang terakhir, menyatakan hubungan kausal antara variabel
Y1 dan Y2.
Product and Service Solution) versi 15.0 melalui analisis regresi secara parsial
Pengaruh tidak langsung adalah perkalian antara koefisien jalur dari jalur yang
dilalui setiap persamaan dan pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh
Modal kerja
b1 b5
(X1)
e b6
Upah
(X2) b2
b3 Jumlah produksi b9 Penyerapan
Investasi (Y1) Tenaga Kerja
(X3) (Y2)
b7
Teknologi b4
(X4)
b8
e2
52
3) Interpretasi Analisis
Interpretasi analisis dilakukan setelah tahap regresi selesai dilakukan. Pada tahap
ini, dilihat kesesuaian antara hasil regresi analisis jalur dengan teori yang ada
hasil analisis regresi dengan teori, maka hasil regresi tersebut perlu dianalisis
BAB V
(Sembilan) Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali dengan luas 315 km2 secara
008.49o 00 o
Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Klungkung adalah
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bangli, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Karangasem sebelah selata Samudera India dan sebelah barat berbatasan
kecamatan dan terdiri atas 59 desa dengan 394 banjar adat. Adapun kecamatan dan
Tabel 5.1
Luas wilayah Kabupaten Klungkung menurut kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Luas % terhadap total
N keluranan/Desa wilayah (Km2)
o
Klungkung 18 29.050 9.22
1
Banjarangkan 13 45.730 14.52
2
Dawan 12 37.380 11.87
3
4 Nusa Penida 16 202.840 64.39
Jumlah 59 315.000 100
Sumber : BPS Klungkung dalam Angka
Provinsi Bali (Kota Denpasar) sekitar 40 km yang dihubungkan oleh jalan arteri
primer dengan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara
54
Kecamatan Nusa Penida merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota
Kabupaten.
Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2011 tercatat sebanyak 213.792 jiwa, terdiri
dari 106.425 jiwa penduduk laki-laki dan 107.367 jiwa penduduk perempuan. Dari
tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Klungkung relatif terus bertambah. Jika
28.520 jiwa atau 13.34%. Dan bila dibandingkan tahun 2007 jumlah penduduk
Klungkung tercatat 176.822 jiwa ini berarti ada kenaikan 4.56% hingga tahun 2010.
merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 42.450 jiwa.
Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2011 adalah 679
masa yang akan datang. Dengan adanya proyeksi penduduk, untuk 5 tahun
sampai Tahun 2011 cenderung meningkat dengan rata-rata perkembangan (r) sebesar
4,63 % (0,0463).
menggunakan tahun awal adalah Tahun 2011 sebesar 213.792 jiwa dan asumsi angka
pertumbuhan (r) per tahun adalah 0,0463, maka jumlah penduduk Kabupaten
Klungkung pada akhir tahun 2015 sebanyak 256.536 jiwa. Berdasarkan perhitungan
18.938 KK.
Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kota besar yang terkenal
merupakan salah satu kota seni lengkap dengan warisan budayanya memiliki laju
perkembangan industri kain tenun sebagai industri rumah tangga, kecil dan menengah
kota yang memiliki unit usaha di sektor industri rumah tangga, kecil dan menengah
industri kain tenun mengalami pertumbuhan yang pesat beberapa tahun belakangan
ini. Industri kain tenun menjadi pilihan lain selain bidang pertanian di Kabupaten
Klungkung.
56
pencaharian atau lapangan kerja. Sesuai dengan data BPS dalam angka tahun 2017,
Tabel 5.2
Distribusi Persentase Penduduk Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Klungkung Tahun 2017 (dalam persen)
Tahun
Lapangan Usaha
2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 22.43
Pertambangan dan Penggalian 3.57
Industri Pengolahan 9.33
Pengadaan Listrik dan Gas 0.12
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0.2
Konstruksi 9.32
Perdagangan Besar dan Eceran 8.13
Transportasi dan Pergudangan 2.95
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 14.44
Informasi dan Komunikasi 8.36
Jasa Keuangan dan Asuransi 3.87
Real Estate 2.38
Jasa Perusahaan 0.99
Administrasi Pemerintahan 4.93
Jasa Pendidikan 2.43
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4.32
Jasa lainnya 2.23
Jumlah 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Klungkung (2018)
57
Dari Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten
perikanan sebesar 22,43 persen. Selanjutnya disusul dengan penyedia akomodasi dan
makan minum sebesar 14,44 persen. setelah itu peringkat ketiga ditempati oleh
industri pengolahan sebesar 9,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa industi
pengolahan mulai berkembang dan banyak masyarakat Klungkung yang mulai terjun
Berdasarkan hasil penelitian, data primer yang diperoleh dari responden yang
penduduk serta untuk mengetahui mutunya sebagai persediaan sumber daya manusia.
Modal kerja merupakan salah satu aspek dalam sebuah perusahaan. Setiap
hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah
buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Dimana uang atau dana yang telah
dikeluarkan itu diaharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan, dalam
Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera
dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana
Modal kerja merupakan keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau
dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan
dalam produksi suatu barang dan jasa. Modal kerja merupakaan modal yang
digunakaan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Akan tetapi modal bukan
kerja dalam suatu industri. Besarnya modal kerja akan dapan menunjukkan besaran
produktivitas dah penyerapan tenaga kerja seperti telihat pada Tabel 5.3 berikut.
Tabel 5.3
Distribusi Responden Menurut Modal Kerja
Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat bahwa modal kerja dari industri endek di
Kabupaten Klungkung rata-rata memiliki modal kerja kurang dari 10 juta dengan
jumlah responden sebanyak 29 responden dari 77 responden yang jika dihitung dalam
59
persentase sebesar 37,66 persen. untuk responden yang memiliki modal besar diatas
100 juta hanya 3 responden. Secara umum dapat dilihat bahwa untuk
menyerap tenaga kerja untuk industri yang diolas perorangan hanya memerlukan
modal dibawah 10juta untuk memulai usahanya. Hal ini mengindikasikan modal
sangat penting. Semakin tinggi tingkat upah masih akan mendorong semakin banyak
orang untuk rnasuk ke pasar tenaga kerja, orang-orang yang ada mau bekerja pada
tingkat upah yang rendah akan bersedia untuk bekerja dan ikut mencari pekerjaan
upah dalam mempengaruhi kemauan orang untuk bekerja masih cukup besar,
terutama dengan adanya efek pamer, maka orang akan tidak merasa bahwa
maka kebutuhan baru akan muncul lagi begitu seterusnya. sehingga dapat dikatkan
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Menurut Upah
Klungkung adalah sebesar kurang dari 50 juta rupiah dengan persentase 70,13 persen.
Tingkat upah ini sudah masuk kedalam tingkat upah minimum untuk pekerja di
kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya dan mencerminkan pemberian
memberikan dana bantuan guna peningkatan usaha di masa akan datang dan
pengangguran dan penciptaan lapangan kerja. Maka dari itu, suatu industri sangat
memerlukan suatu pe- nanaman investasi agar dapat lebih berkembang dan
memperluas hasil produksinya ke tingkat yang lebih baik dan bersaing secara
Tabel 5.5
Karakteristik Responden Menurut Investasi
dihitung dalam persentase sebesar 67,53 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
produksi industri tenun di Kabupaten Klungkung. Ketiga variabel ini akan saling
62
meningkatkan produktifitas akan tetapi akan menurunkan jumlah tenaga kerja karena
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Teknologi
diharapkan mampu membantu pekerjaan manusia yang nantinya akan lebih sedikit
Tabel 5.6
Karakteristik Responden Menurut Teknologi
umum dapat dilihat bahwa responden lebih memilih menggunakan teknologi yang
sederhana, hal ini didukung juga dengan modal responden yang masih rendah.
sisanya 29 (37,67 persen) responden sudah menggunakan teknologi yang modern dari
77 responden.
Produktivitas tenaga kerja dapat dilihat dari nilai produksi. Nilai produksi
adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir
proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke
tangan konsumen. Naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari
penyerapan tenaga kerjanya akan semakin tinggi. hal ini berkaitan dengan teknologi.
tenaga kerja akan berkurang, berbanding terbalik dengan industri yang menggunakan
Tabel 5.7
Distribusi Responden Menurut Penyerapan Tenaga Kerja
tenaga kerja berbanyak adalah kurang dari 10 orang yaitu sebesar 52 responden
dengan persentase sebesar 67,53 persen. hal ini didukung dengan banyaknya industri
64
industri. Pada saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak dibidang industri
dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin
jumlah produksi, agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu dan
Tabel 5.8
Distribusi Responden Menurut Jumlah Produksi
Dilihat dari Tabel 5.8 terlihat bahwa frekuensi responden berdasarkan jumlah
produksi terbanyak adalah dengan jumlah produksi sebesar 100 sampai dengan 300
65
meter kain endek di Kabupaten Klungkung. Hal ini menunjukkan walaupun banyak
agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur adalah sebagai
berikut:
1) Dalam model analisis jalur hubungan antar variabel adalah linier dan
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa semua variabel yang berhubungan
secara linear satu dengan yang lainnya. Hasil ini ditunjukkan oleh signifikansi yang
lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara variabel menunjukkan hubungan yang linear
dilihat dari nilai signifikansi yang kurang dari 0,05. Hubungan yang paling linear
adalah antara X2 -> Y2, yaitu ditunjukkan oleh F-Hitung paling besar, yaitu sebesar
472,548.
Tabel 5.9
66
Gambar 4.1 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu arah,
tidak bolak-balik sehingga analisis jalur layak diterapkan dalam studi ini.
3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval. Ukuran variabel yang
teknologi dan variabel berskala rasio yaitu : Modal kerja, upah, investasi,
teknologi, tenaga kerja dan jumlah produksi . Oleh karena itu analisis jalur layak
4) Pengamatan diukur tanpa kesalahan. Karena data yang digunakan dalam skala
ratio dan dummy, maka dalam penelitian sudah layak digunakan dalam analisis
Validitas model struktural dapat dilihat dari nilai R 2 dari variabel dependen.
Nilai R2 variabel dependen dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10
Hasil Evaluasi Validitas Model
Kemampuan
Variabel Variabel menjelaskan
No Dependen Independen R2 Variabel Independen
Jumlah Produksi X1,X2,X3,X4 0,861 Kuat
1 (Y1)
PenyerapanTenaga X1,X2,X3,X4
2 Kerja , Y1 0,925 Kuat
Sumber : Lampiran 5 dan 6
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dependen, yaitu jumlah produksi
(Y1) dan penyerapan tenaga kerja (Y2). Terhadap kedua variabel dependen, variabel
R2m = 1 – 0,008
R2m = 0,992
68
Koefisien determinan total sebesar 0,992 mempunyai arti bahwa sebesar 99,2
persen variabel dari penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan oleh model yang
dibentuk, sedangkan sisanya sebesar 0,8 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar
Analisis pengaruh langsung dan tidak langsung maupun pengaruh total dapat
koefisien semua anak panah dengan satu ujung, sebaliknya pengaruh tidak langsung
terjadi melalui peran satu atau beberapa variabel antara. Untuk mengetahui pengaruh
langsung antarvariabel konstruk dapat dilihat dari hasil olahan data dengan nilai path
Tabel 5.11
Path Coefficient
Hubunga
n Coefficient Standar P-Value Keterangan
Variabel Standar Error
X1 -> Y1 0,315 1,965 0,033 Signifikan
X2 -> Y1 0,297 4,175 0,021 Signifikan
X3 -> Y1 0,246 5,100 0,012 Signifikan
X4 -> Y1 0,170 54,152 0,002 Signifikan
X1 -> Y2 0,246 0,039 0,030 Signifikan
X2 -> Y2 0,596 0,083 0,000 Signifikan
X3 -> Y2 -0,294 0,102 0,000 Signifikan
X4 -> Y2 0,129 1,104 0,003 Signifikan
69
Keterangan :
positif dan signifikan terhadap jumlah produksi yang berarti hipotesis diterima. Hal
ini ditunjukkan dengan koefisien path sebesar 0,315 dan tingkat signifikansi kurang
dari 0,05 yaitu dengan nilai P-value sebesar 0,033. Hal ini berarti semakin tinggi
berarti hipotesis diterima. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien path sebesar 0,297
dan tingkat signifikansi kurang dari 0,05 yaitu dengan P-value sebesar 0,021. Hal ini
berarti semakin tinggi upah yang diterima oleh tenaga kerja maka jumlah produksi
berarti hipotesis diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien path sebesar
0,246 dan tingkat signifikansi kurang dari 0,05 yaitu dengan P-value sebesar 0,012.
Hal ini berarti semakin tinggi tingkat investasi pada industri tenun endek di
70
Kabupaten Klungkung maka jumlah produksi pada industri tersebut juga akan
semakin meningkat.
dibandingkan dengan teknologi yang sederhana. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien
path sebesar 0,170 dan tingkat signifikansi dibawah 0,05 dengan nilai P-value sebesar
0,002. Dari data hasil penelitian responden yang menggunakan teknologi modern
kerja yang berarti hipotesis diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilau koefisien
sebesar 0,246 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai P-value
sebesar 0,030. Hal ini berarti semakin tinggi modal kerja maka tingkat penyerapan
tenaga kerja pada industri tenun endek di Kabupaten Klungkung akan semakin
meningkat.
yang berarti hipotesis diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilau koefisien sebesar
0,596 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai P-value sebesar
0,000. Hal ini berarti semakin upah maka tingkat penyerapan tenaga kerja pada
kerja yang berarti hipotesis ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar
-0,294 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai P-value sebesar
0,000. Hal ini berarti semakin tinggi investasi maka tingkat penyerapan tenaga kerja
Dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,129 dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05
dan P-value sebesar 0,003. Hal ini berarti industri tenun endek di Kabupaten
Klungkung menyerap tenaga kerja lebih banyak dibandingkan dengan industri tenun
tenaga kerja yang berarti hipotesis diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien sebesar 0,334 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai P-
value sebesar 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi jumlah produksi maka tingkat
penyerapan tenaga kerja pada industri tenun endek di Kabupaten Klungkung akan
semakin meningkat.
teknologi, jumlah produksi dan penyerapan tenaga kerja dapat dibuat diagram jalur.
terhadap jumlah produksi adalah modal kerja dengan koefisien jalur sebesar 0,315,
disusul oleh variabel upah dengan koefisien jalur sebesar 0,297. Sedangkan variabel
72
yang paling berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja adalah variabel upah
dengan koefisien jalur sebesar 0,596, disusul oleh variabel jumlah produksi dengan
Gambar 5.1
Diagram Jalur Penelitian
Hasil pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel modal kerja , upah,
Tabel 5.12
Hasil Uji Mediasi Secara Parsial
Probabilita
s Probabilitas
Variabel Variabel Variabel terhadap terhadap Keterangan
73
(modal kerja) terhadap jumlah produksi memberikan nilai koefisien sebesar 4,262
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,033 dibawah alpa 0,05. Variabel X1 (modal
kerja) terhadap penyerapan tenaga kerja memberikan nilai koefisien sebesar 0,086
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021 dibawah alpa 0,05 . Kedua variabel ini
variabel modal kerja terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri tenun endek di
sebesar 9,826 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021 dibawah alpa 0,05. Variabel
0,507 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dibawah alpa 0,05 . Kedua variabel
ini dapat disimpulkan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Hasil ini
variabel upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri tenun endek di
sebesar 13,213 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,012 dibawah alpa 0,05. Variabel
0,406 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dibawah alpa 0,05. Kedua variabel ini
variabel investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri tenun endek di
sebesar 171,939 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 dibawah alpa 0,05.
koefisien sebesar 3,339 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dibawah alpa 0,05.
Kedua variabel ini dapat disimpulkan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel jumlah produksi memediasi
pengaruh variabel teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri tenun
sedangkan ringkasan pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total dapat
Tabel 5.13
Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung,
Dan Pengaruh Total antar Variabel Penelitian
memiliki pengaruh dominan terhadap jumlah produksi dengan nilai sebesar 0,315,
dan secara langsung variabel upah memiliki pangaruh paling dominan terhadap
penyerapan tenaga kerja dengan nilai sebesar 0,596. Secara tidak langsung variabel
penyerapan tenaga kerja dengan nilai sebesar 0,105, dan secara total nilai terbesar
5.4. Pembahasan
76
hal ini berarti hipotesis diterima. Modal kerja adalah produk atau kekayaan yang
merupakan jumlah yang terus menerus ada dalam menopang usaha yang
menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan, alat dan jasa untuk
(Ahmad, 2004:72).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Arsha, 2013 yang menyatakan
semakin tinggi tingkat modal kerja suatu perusahaan, maka tingkat penggunaan faktor
produksi pun akan semakin banyak misalnya penggunaan mesin, tenaga kerja dan
input atau bahan baku. Peningkatan faktor produksi yang digunakan ini akan
demikian juga sebaliknya, jika modal kerja yang di gunakan kecil maka penggunaan
factor produksipun akan semakin sedikit dan nantinya akan berpengaruh terhadap
produksi yang dihasilkan. Sehingga dapat disimpulkan, modal dan produksi memiliki
hal ini berarti hipotesis diterima. Tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan
77
dipengaruhi oleh tingkat upah para tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah akan
mengakibatkan kenaikan biaya produksi, sehingga akan meningkatkan harga per unit
produk yang dihasilkan. Apabila harga per unit produk ke konsumen naik, reaksi
yang biasanya timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan tidak lagi membeli
produk tersebut. Kondisi ini memunculkan adanya perubahan skala produksi yang
disebut efek skala produksi (scale effect) sebuah kondisi yang memaksa produsen
Hasil penelitian ini didukung oleh penelian yang dilakukan oleh Arsha, 2013
yang menyatakan, Apabila tingkat upah tinggi akan meningkatkan produktifitas atau
upah yang rendah juga akan bisa berpengaruh terhadap motivasi pekerja. Upah yang
tidak bisa mencukupi kebutuhan pekerja tentu akan menurunkan semangat kerja serta
berkurang, sehingga bisa dikatakan bahwa upah dan produksi mempunyai hubungan
yang positif.
hal ini berarti hipotesis diterima. Hasil ini sesuai dengan teori cobb-douglas yang
adalah jurnal yang ditulis oleh Susilo menyatakan bahwa investasi secara parsial
hal ini berarti hipotesis diterima. Teknologi yang semakin berkembang dan teknologi
ini sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang akan di tawarkan.
Adanya teknologi yang lebih maju dan modern akan memudahkan produsen dalam
menghasilkan barang dan jasa selain itu dengan menggunakan mesin yang modern
akan menurunkan biaya produksi suatu barang atau jasa dan akan memudahkan
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
pengaruh positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknologi yang lebih
79
canggih maka hasilnya juga akan lebih baik yang nantinya akan meningkatkan jumlah
produksi pada sebuah industri. Penggunaan teknologi pada produksi bagi perusahaan
jumlah besar. Sebuah perusahaan yang memiliki pesanan skala besar cenderung
5.4.2. Pengaruh Modal Kerja, Upah, Investasi, Teknologi dan Jumlah Produksi
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Tenun Endek di
Kabupaten Klungkung.
secara parsial pengaruh modal kerja terhadap penyerapan tenaga kerja industri tenun
berpengaruh tidak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian ini
didukung penelitian yang dilakukan oleh Febriana Putri, 2017 yang menunjukkan
penyerapan tenaga kerja ini berarti bahwa apabila terjadi penambahan modal maka
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh
Divianto (2014) yang berjudul “Pengaruh Upah, Modal, Produktivitas dan Teknologi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dimana modal
memiliki peran sangat penting dalam menentukan penyerapan tenaga kerja pada
usaha kecil dan menengah dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain. Modal
memiliki dua fungsi yaitu menopang kegiatan produksi dan menutup dana atau
pengeluaran tetap yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan
secara parsial pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja industri tenun endek
bahwa kebijakan upah menghasilkan efek positif dalam hal mengurangi kesenjangan
upah yang terjadi pasar tenaga kerja. Temuan studi ini didukung oleh Setiaji &
2012 yang menyatakan perusahaan hanya akan membayar upah tenaga kerja sesuai
akan menerima upah yang tinggi juga dan juga sebaliknya. Kesejahteraan masyarakat
akan tercapai jika suatu tenaga kerja memperoleh upah yang dapat digunakan untuk
kebutuhan yang bersifat non ekonomi, dan bukan hanya sekedar dapat memenuhi
81
kebutuhan layak hidupnya saja. Semakin berkualitasnya suatu tenaga kerja maka akan
secara parsial pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga kerja industri tenun
berpengaruh tidak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian ini
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor
industri pengolahan di Kabupaten Jember pada tahun 2001-2013. Hal ini terjadi
karena investasi merupakan lapangan usaha yang bersifat padat modal, jadi untuk
menjalankan aktifitasnya terutama yang berada pada sektor industri pengolahan tidak
Dalam teori Keynes, besarnya investasi yang dilakukan tidak tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya pendapatan
yang diterima. Makin tinggi pendapatan yang diterima oleh, makin besar pula
investasi yang dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan menurut Sukirno (2006),
dan mampu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat itu sendiri salah
secara parsial pengaruh teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja industri tenun
dengan penyerapan tenaga kerja dimana saat industri mempunyai teknologi yang
modern dan canggih dalam kerajinanya maka tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit
lakukan oleh pekerjaan manusia dan sebaliknya (Trian Arissana dan Sri Budhi 2016).
Sesuai dengan teori produksi bahwa teknologi merupakan bagian dari faktor
produksi. Untuk meningkatkan output, diperlukan peningkatan input yang dalam hal
jumlah tenaga kerja. Oleh karena kecanggihan teknologi akan menyebabkan hasil
produksi yang lebih baik, namun kemampuannya dalam menghasilkan produk dalam
kuantitas yang sama atau relatif sama. Adapun yang lebih berpengaruh dalam
produk dalam kuantitas yang jauh lebih besar dari pada kemampuan manusia. Proses
kerja, dimana permintaan tenaga kerja manusia menjadi lebih rendah (Divianto,
2014). Berdasarkan hal itu diharapkan dengan penggunaan teknologi yang lebih
83
modern akan membuat hasil dari produksi industri memiliki kualitas yang lebih baik
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
yang sederhana.
di kabupaten Klungkung.
Kabupaten Klungkung.
85
6.2. Saran
usaha-usaha rumahan dari industri kecil agar kelak dari modal inilah
terserap serta teknologi yang digunakan agar produk atau output yang
lainnya serta tidak adanya lagi pengusaha industri tenun endek yang
DAFTAR PUSTAKA
Dimas dan Woyanti, Nenik. 2009. “Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta”,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.16 No.1: hal 32-41.
Divianto. 2014. Pengaruh Upah , Modal, Produktivitas, dan Teknologi Terhadaap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Usaha Kecil-Menengah di Kota Palembang.
Politeknik Negeri Sriijaya
European Commission. 2005. The New SME Definition. Enterprise and Industry
Publications.
Fadliilah, Diah Nur dan Atmanti, Hastarini Dwi. 2012. “Analisis Penyerapan Tenaga
Kerja Pada Industri Kecil (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Ikan Asin di
Kota Tegal)”, Diponogoro Journal of EconomicsVol.l No.1: hal 1-13.
Febrian, Putri, Agnes. 2017. Analisis Pengaruh Modal, Tingkat upah dan teknologi
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja serta Produksi Pada Industri Kerajinan
Batako. Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana.
Denpasar.
Flach, Torberg. 2010. “The Elasticity of Labor Supply at the Establishment Level”,
Journal of Labour Economics Vol.28 No.2: hal 237-266.
Foord, Jo. 2008. “Strategies For Creative Industries: An International Review”,
Creative Industries Journal Vol. 1 No.2: hal: 91-113.
Galloway, Susan dan Dunlop Stewart. 2007. “A Critique Of Definitions Of The
Cultural And Creative Industries In Public Policy”, International Journal of
Cultural Policy Vol. 13 No.1: hal 17-31.
Haryani, Sri. 2002. Hubungan Industrial di Indonesia. UPP AMP YPKN.
Higgs, et. al., Peter. 2008. “Beyond The Creative Industries: Mapping The Creative
Economy In the United Kingdom", NESTA Making Innovation Flourish.
Heatubun, Adolf B. 2009. “Alternatif Pilihan Input Teknologi, Investasi, Ataukah
Tenaha Kerja Dalam Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pasar
Ekspor”, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol.5 No.2 : hal 129-143.
Jamli. 2012. “Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Kutai Kartanegara”, Jurnal Eksis, Vol. 8 No.2.
James, Paul TJ. 2010. “The Creative University In The Thai Creative Economy”,
Research in Business and Economics Journal.
88
Karib, Abdul. 2012. “Analisis Pengaruh Produksi, Investasi Dan Unit Usaha
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Sumatera Barat”,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 3 No. 3 : hal53-73.
Kuncoro, Mudrajad. 2000. Usaha Kecil Di Indonesia: Profil, Masalah, dan Strategi
Pemberdayaan. Tersedia di.
Keane, Michael A. 2009. “Creative Industries in China: Four Perspectives On Social
Transformation”, International Journal of Cultural Policy 15(4) : hal 431-
434.
Kesumadinata, Agus Jati dan Budiana, Dewa Nyoman.2012. Hubungan Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Produksi Kerajinan Sepatu Di Kecamatan Denpasar
Barat.
Korawijayanti, Lardin dan Listyani, Tyas. 2009. “Pengaruh Perkembangan Usaha
Kecil Menengah Terhadap Keberdayaan Perempuan Di Jawa Tengah”,
Ragam Vol. 9 No. 2 : Hal 166-182.
Lestari, Dian Ayu dan Darsana, Ida Bagus. 2011. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja,
Pengalaman Kerja Dan Kapasitas Produksi Terhadap Nilai Produksi Pengrajin
Perak.
Lestari, Ayu Wafi dan Woyanti, Nenik. 2009. Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai
Investasi, Dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada
Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Semarang
Levy, M dan Powell.P. 2000. “Information Systems Strategy For Small And Medium
Sized Enterprises: An Organizational Perspective”, Journal of Strategic
System 9: hal 63-84.
Mankiw, N. Gregory. 2006. Makroekonomi. Jakarta : Erlangga.
Mead, Donal C. dan Liedholm, Carl. 1998. “The Dinamics of Micro and Small
Enterprises in Developing Countries”, World Development Journal, Vol. 26
No.1 : hal 61-74.
Moelyono, Mauled. 2010. Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan
Kebutuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Murjana Yasa, I Gusti Wayan. 2009. Ekonomi Rakyat, Ekonomi Kreatif, dan
Pertumbuhan Berkualitas. Denpasar: BAPPEDA Kota Denpasar.
Ngantindriatun dan Ikasari, Hertiana. 2011. “Efisiensi Produksi Industri Skala Kecil
Batik Semarang: Pendekatan Fungsi Produksi Frontier Stokastik”. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan No.1 Tahun 4: hal 28-36.
89
Nielsen, Tobias dan Power, Dominic. 2010. “Priority Sector Report: Creative an
Cultural Industries” European Commission Enterprise and Industry.
Nisfihani, Annisa, Wijaya, Adi, dan Junaidi, Agus. 2013. Pengaruh Upah dan Output
Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada Sektor Pertambangan Kabupaten
Kutai Kartanegara
O’Connor, Justin. 2007. “The Cultural And Creative Industries: A Review Of The
Literature” The University of Leeds.
Peuter, Greig de. 2011. “Creative Economy and Labor Precarity: A Contested
Convergence”, Journal of Communication35(4): hal 417-425.
Putra, Riky Eka. 2012. “Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, Dan Nilai Produksi
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel Di Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang”, Economics Development Analysis Journal 1
(2): hal 42-58.
Potts, Jason dan Cunningham, Stuart. 2007. “Four Models Of The Creative
Industries”, Cultural Science : hal: 1-20.
Raharjaputra, Hendra S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif
Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta.
Rahmana, Arif. 2009. Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing
Usaha Kecil Menengah. Aplikasi TEknologi Informasi Yogyakarta, 20 Juni.
Rahmawati, Ikka Dewi. 2013. “Pengaruh Investasi dan Upah Terhadap Kesempatan
Kerja di Jawa Timur”, Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol.1 No.3.
Raheman, abdul and Nass, Muhamed. 2007. Working Capital Magement and
Profitability (Case of Pakistani Firms). International Reviews of Bussiness
Research Papers, 3(1) : h : 1-20.
Ransom, Michael R dan Sims, David P. 2010. “Estimating the Firm’s Labor Supply
Curve in a “New Monopsony” Framework: Schoolteachers in Missouri”,
Journal of Labor Economics, Vol.28 No.2: hal 331-355.
Rasinan, Djusniati. 2010. “Peranan UMKM Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Di
Kabupaten Maros” Adiwidia, No.1 : hal 32-41.
Rizvi, Syed Zia Abbas dan Nishat, Mohammad. 2009. The Impact of Foreign Direct
Investment on Employment Opportunities: Panel Data Analysis. Empirical
Evidence From Pakistan, India and China. Karachi: IoBM.
90
Triani Arissana Yeni, Nyoman dan Kembar Sri Budhi. 2016. Analisis Faktor- Faktor
Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja dan Produktivitas Kerja
Patung Kayu. Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana. Vol. 5 No.4
Umar, Akmal. 2010. “Peranan Upah, Motivasi, dan Kepuasan Dalam Meningkatkan
Kinerja Perusahaan Manufaktur”, Jurnal hipotesis. Edisi Februaari 2010.
Yanuwardani W, Dian dan Woyanti, Nenik. 2009. “Analisis Pengaruh Faktor
Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Tempe Di
Kota Semarang”, Media Ekonomi dan Manajemen Vol.20 No.2: 190-201.
Yuniartini, Ni Putu Sri. 2013. “Pengaruh Modal kerja, Tenaga Kerja dan Teknologi
Terhadap Produksi Industri Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Ubud” E-
Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 2 No.2: hal 95-101.
Zamrowi, M Taufik. 2007. “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
(Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang)” . Tesis. Semarang :
Universitas Diponogoro.
Waisgrais, Sebastian, 2003. Wage Inequality and the Labor Market in Argentina:
Labor Institutions, Supplyand Demand in the Period 1980-99. International
Institute For Labor Studies Discussion Paper.DP/146/2003 pp 1-53, Decent
Work Research Programme.
Wiranata. 2004. Perkembangan Investasi di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, XII(1). 2004.
92
LAMPIRAN 1
KUISIONER PENELITIAN
E Variabel Upah
1. Total upah = Rp………………………………………
F Variabel Investasi
1. Total investasi = Rp………………………………………
G Variabel Teknologi
1. Jenis teknologi yang digunakan:
a. Sederhana
b. Modern
No Catatan Pewawancara
95