Pengantar
Dalam modul ini dibahas tentang pengertian-pengertian yang berkaitan
dengan kerukunan hidup beragama,hakikat agama, unsur kerukunan
hidup beragama, hakikat perbedaan agama di tengah masyarakat,
pembinaan kehidupan umat beragama dan kerukunan hidup umat
beragama, masalah-masalah kerukunanhidup beragama, landasan
membina kerukunan hidup beragama, faktor penyebab timbulnya
permasalahan kebebasan berkeyakinan, beragama dan beribadah
serta pencegahannya, cara pemecahan masalah yang timbul dari
kebebasan berkeyakinan, beragama, dan beribadah.
Tujuan diberikannya materi ini agar peserta didik memahamihakikat
kerukunan hidup beragama.
Kompetensi Dasar
Memahami hakikat kerukunan hidup beragama.
Indikator hasil belajar :
1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
kerukunan hidup beragama;
2. Menjelaskan hakikat agama;
3. Menjelaskan unsur kerukunan hidup beragama;
4. Menjelaskan hakikat perbedaan agama di tengah masyarakat;
5. Menjelaskan pembinaan kerukunan hidup umat beragama;
6. Menjelaskan masalah-masalah kerukunan hidup beragama;
7. Menjelaskan landasan membina kerukunan hidup beragama;
8. Menjelaskan faktor penyebab timbulnya permasalahan kebebasan
berkeyakinan, beragama dan beribadah serta pencegahannya;
9. Menjelaskan cara pemecahan masalah yang timbul dari
kebebasan berkeyakinan, beragama, dan beribadah.
IDEOLOGI PANCASILA 33
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
Pokok bahasan:
Hakikat kerukunan hidup beragama.
Sub pokok bahasan:
1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan kerukunan hidup
beragama;
2. Hakikat agama;
3. Unsur kerukunan hidup beragama;
4. Hakikat perbedaan agama di tengah masyarakat;
5. Pembinaan kerukunan hidup umat beragama;
6. Masalah-masalah kerukunan hidup beragama;
7. Landasan membina kerukunan hidup beragama;
8. Faktor penyebab timbulnya permasalahan kebebasan
berkeyakinan, beragama dan beribadah serta pencegahannya;
9. Cara pemecahan masalah yang timbul dari kebebasan
berkeyakinan, beragama, dan beribadah.
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang Hakikat
kerukunan hidup beragama.
2. Metode Brainstroming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentangmateri yang disampaikan.
3. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materiyang telah
disampaikan.
4. Metode penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
IDEOLOGI PANCASILA 34
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1. Alat/media :
a. White board;
b. Laptop;
c. LCD.
2. Bahan :
a. Kertas Flipchart.
b. Alat tulis.
3. Sumber belajar :
Hanjar kerukunan hidup antar umat beragama.
Kegiatan Pembelajaran
IDEOLOGI PANCASILA 35
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tagihan/Tugas
Peserta didik mengumpulkan hasil resume materi yang telah diberikan
oleh pendidik.
Lembar Kegiatan
Pendidik menugaskan peserta didik meresume materi yang telah
diberikan.
IDEOLOGI PANCASILA 36
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
IDEOLOGI PANCASILA 37
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
IDEOLOGI PANCASILA 39
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
IDEOLOGI PANCASILA 40
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
IDEOLOGI PANCASILA 41
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
c. Fatalisme.
Fatalisme adalah sikap mudah menyerah pada nasib atau
takdir. Nasib dianggap sebagai sesuatu yang telah
ditakdirkan oleh Tuhan. Akibatnya manusia tidak mau
berusaha menghadapi penderitaan dan tantangan hidup,
melainkan menghibur diri dengan acara-acara keagamaan
sambil menanti surga. Orang fatalis mempunyai pandangan
tentang Tuhan yang picik dan paham yang tidak realistis
tentang dunia.
Pemerintah telah mengatur kebebasan dalam berkeyakinan,
beragama, dan beribadah yaitu:
1) UUD 1945, pasal 29.
a) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa;
b) Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya
itu.
2) Keputusan MPRS Juni 1966, ketetapan 27
memperkokoh kembali kebebasan beragama yaitu
semua agama yang diakui pemerintah diberikan
kesempatan yang sama.
9. Cara pemecahan masalah yang timbul dari kebebasan
berkeyakinan, beragama, dan beribadah
Dengan banyaknya agama dan kepercayaan yang ada di
Indonesia, konflik antar agama seringkali tidak terelakan. Lebih
dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan
penting dalam hubungan antar kelompok meupun golongan.
Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan
sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia. Berdasar sejarah,
kaum pendatang telah menjadi pendorong utama
keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri. Berdasarkan
penjelasan atas Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1965 tentang
Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama pasal 1
“Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia Ialah
Islam, Katholik, Hindu, Budha, dan Khong Huchu.Tiga model
penanganan:
a. Penanganan berbasis kekuatan.
Penanganan konflik sosial berbasis kekuatan terjadi ketika
pihak-pihak yang berkonflik mengerahkan segala daya dan
upaya yang mereka miliki ketika membela dan mengejar
tujuan dan sasaran mereka. Ini adalah pendekatan Self-
Helpyang primordial dan dalam banyak hal primitif,
mengabaikan tatanan kelembagaan yang ada (termasuk
IDEOLOGI PANCASILA 44
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
IDEOLOGI PANCASILA 45
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
IDEOLOGI PANCASILA 46
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
IDEOLOGI PANCASILA 47
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Latihan
IDEOLOGI PANCASILA 48
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI