Oleh :
Dosen Pembimbing:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kakuatan, kamampuan, dan rahmat - Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dalam mata kuliah Teknologi Kosmetik ini.
Adapun tujuan dari penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Teknologi Kosmetik dengan judul “Krim Pelembut Raga untuk Mencegah Keriput
(Cream Anti Aging)” yang membahas mengenai sediaan kosmetika cream anti aging
untuk kulit.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik
penulisan maupun materi. Kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan maupun
pengembangan sehingga makalah ini lebih bermanfaat. Akhir kata semoga tugas ini
dapat memberikan manfaat besar bagi pembacanya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................................................2
Tujuan 2
Manfaat 3
Definisi Cream....................................................................................................................7
Klasifikasi Cream...............................................................................................................8
BAB V EVALUASI..........................................................................................................14
KESIMPULAN.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20
BAB I
PENDAULUAN
1) Bagaimana karakteristik sediaan cream anti aging yang baik serta apa
saja komponen yang termasuk di dalamnya?
1.3 TUJUAN
Mendapatkan deskripsi tentang formulasi sediaan kosmetik cream Anti aging dan
teknologi yang digunakan dalam pembuatan Anti aging tersebut.
1.3.2.1 Memberikan informasi tentang manfaat pemakaian obat Anti aging dalam
menghambat proses penuaan.
1.3.2.3 Menjelaskan apa saja komponen dan karateristik yang baik pembuatan
sediaan kosmetik cream anti Aging
1.3.2.4 Menjelaskan teknik metode pembuatan dan evaluasi sediaan cream anti aging.
1.4 MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
Penuaan kulit terjadi karena dipengaruhi oleh radiasi ultraviolet (UV), konsumsi
alkohol berlebih, penyalahgunaan tembakau dan pencemaran lingkungan. Selain itu
juga terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan kerusakan kumulatif dalam kulit
secara visual dan fungsinya yaitu genetic, hormonal, ras, suhu dan polusi (Fisher, et al.,
1997; Verani, et al., 2000).
Kerut/keriput merupakan gejala utama penuaan pada kulit. Menurut (Soyun, et al.,
2009) penuaan kulit ditandai oleh pigmentasi yang tidak teratur, peningkatan kerutan,
kehilangan elastisitas, kulit menjadi kering dan kasar (Bisset, et al., 1990). Namun
umur bukanlah penyebab utama. Hanya garis tawa (laugh lines) yang merupakan
dampak alami dari penuaan. Garis-garis di sekitar sudut mata seperti juga kerut antara
hidung dan bibir bagian atas disebabkan serat elastis dalam kulit berkurang sehingga
menyebabkan kulit mengendur dan melipat menjadi kerut/keriput. Sebagian besar
garis-garis wajah dan kerut/keriput disebabkan oleh pemaparan berlebihan terhadap
sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap, kerut/keriput, dan
melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar dan karsinoma.
Berkurangnya ketebalan dermis sebanyak 20% pada orang tua berkaitan dengan
hilangnya serat elastin dan kolagen. Kolagen dan elastin adalah komponen utama lapisan
dermis. Hilangnya serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan ketegangan
kulit sehingga menimbulkan kerut/keriput. Kolagen merupakan komponen utama di
epidermis, dengan 75% berat kering dan 18-30% volume lapisan Epidermis. Kolagen kaya
akan asam amino hidroksiprolin, hidroksilisin, dan glisin.
Fibroblast dermis memproduksi prekursor yang dikenal sebagai pro kolagen. Pro
kolagen ini mengandung terdiri dari 300-400 asam amino tambahan pada setiap
cabangnya, tambahan ini dipindahkan setelah sekresi menghasilkan molekul kolagen.
Gambar 1.
Kulit kekurangan Kolagen
Anda tidak bisa membalikan waktu dan menjadi muda. Bagaimanapun, dengan
kemajuan teknologi pengobatan kulit sekarang, anda dapat menghilangkan efek dari
penuaan dan photoaging (penuaan yang disebabkan oleh sinar matahari). Anda tidak dapat
menjadi muda tapi anda dapat terlihat muda dan lebih menarik dengan perawatan anti
penuaan atau lebih dikenal dengan anti aging.
Anti aging atau anti penuaan adalah sediaan untuk mencegah proses degeneratif.
Dalam hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit
kasar, noda-noda gelap. Kerutan ataupun keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai
penyebab menurunnya jumlah kolagen dermis.
Gambar 2. Perbedaan Penampang kulit
Indonesia mempunyai iklim tropis dengan sinar matahari melimpah yang dapat
menyebabkan resiko tinggi terhadap kerusakan kulit atau penuaan dini (premature aging).
Masalah yang timbul pada kulit akibat sinar matahari dapat diatasi dengan pengobatan
dermatologis. Pengobatan yang diaplikasikan langsung ke kulit biasanya lebih efektif.
Kosmetika anti kerut/anti keriput sangat digemari oleh para wanita saat ini. Memang
kerut/keriput identik dengan usia yang sudah lanjut. Namun, kerut/keriput dapat muncul
pada wanita muda yang lebih dikenal dengan sebutan penuaan dini (premature aging).
Sinar UV dianggap sebagai penyebab utama terjadinya penuaan dini. Oleh sebab itu,
kosmetika dan perawatan tubuh yang berfungsi sebagai anti kerut/anti keriput banyak
digunakan untuk mencegah dan menghilangkan dampak penuaan dini.
Untuk menghilangkan dampak dari sinar UV dan sebagai anti kerut/anti keriput, telah
tersedia banyak kosmetika yang mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi
menangkap radikal bebas dalam kulit akibat sinar UV dan polusi. Molekul antioksidan
berfungsi sebagai sumber hidrogen labil yang akan berikatan dengan radikal bebas. Dalam
proses tersebut, antioksidan mengikat energi yang akan digunakan untuk pembentukan
radikal bebas baru sehingga reaksi oksidasi berhenti. Antioksidan “mengorbankan dirinya”
untuk teroksidasi oleh radikal bebas sehingga melindungi protein atau asam amino
penyusun kolagen dan elastin. Diantara antioksidan yang paling sering digunakan adalah
vitamin C yang telah terbukti secara ilmiah. Vitamin C terbukti menekan proses
pigmentasi kulit sehingga banyak juga digunakan sebagai bahan pemutih kulit wajah
(whitening). Disamping juga mencegah proses pembentukan bintik kecil kulit (freckle),
bintik coklat kulit (brownspots) serta memulihkan efek kantong mata (eye-sack). Proses
pencerahan kulit dengan vitamin C dianggap lebih aman dibanding bahan lain, seperti
hidroquinone sehingga cocok bagi kulit wanita di Asia.
2.5 Definisi Cream
Cream merupakan sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III). Menurut Moh. Anief,
cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari
60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe cream ada 2, yaitu tipe air minyak (w/o)
dan tipe minyak air (o/w). Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV cream
adalah sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Ukuran partikel emulsi sekitar >1000 nm.
Cream merupakan bentuk kosmetik perawatan klasik karena range stabilitasnya yang
lebar. Bentuk ini diformulasikan dengan minyak, humectan, air, dan komponen lainnya.
4. Tambahan
- antioksidan (BHT, BHA, Vitamin C, Vitamin E, Hormon pertumbuhan (growth
hormone), dll.
- pengawet (asam sorbat, golongan paraben, dll)
- antikelat (EDTA)
- anti mikroba
- parfum, pewarna dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
Umumnya, tanpa memperhatikan tipe emulsi w/o atau o/w, campur zat pengemulsi
yang larut dalam minyak ke dalam fase minyak, jika perlu pemanasan, dan zat emulsi yang
larut dalam air ke fase air. Tambahkan fase air ke dalam fase minyak, dengan hati-hati,
suhu kedua fase diatur lebih kurang sama. Jika dalam formula terdapat parfum atau minyak
atsiri, ditambahkan ke dalam campuran setelah suhu mencapai suhu 45-500 C.
Cream tipe O/W ini dibuat dengan mencampurkan fase minyak yang terdiri atas fase
minyak, surfaktan, anti oksidan yang telah dibuat sebelumnya dan dipanaskan pada suhu
70-800C dan ditambahkan parfum kemudian dilakukan proses stirring pada suhu 700C.
Fase minyak ini kemudian ditambahkan kedalam fase air (purified water) yang telah
dicampur dengan humektan pada suhu 700C kemudian didinginkan. Fase minyak
ditambahkan kedalam fase air untuk dilakukan pre eliminary emulsification suhu 70 0C.
Dan dilakukan proses emulsifikasi suhu 700C dengan alat Homomixer untuk membuat
partikel seragam. Setelah itu dilakukan proses filtering dan proses pendinginan
menggunakan Heat Exchanger untuk membuat krim dalam kualitas stabil.
Saat proses ini harus diperhatikan setting putaran kecepatan silinder dan temperatur
final sehingga diperoleh krim yang stabil. Kemudian dimasukkan kedalam tangki
penyimpanan untuk selanjutnya diisikan kedalam wadah-wadah (proses filling)
Fase Minyak isopropil miristat setil alkohol BHT Fase Air Stearic acid
glycerol campurkan
dipanaskan di cawan porselen di penangas air pada suhu 700C
campur Homogenkan
3.4 Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada sediaan cream Anti aging, yaitu:
A. Uji Mikrobiologi terdiri dari :
1) Angka Lempeng Total
Menurut persyaratan yang ditetapkan oleh Badan POM tidak boleh lebih dari 5x102 koloni/
ml.
2) Mikroba Patogen
3) Menurut persyaratan yang ditetapkan oleh Badan POM mikroba patogen (Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans) harus negatif.
4) Uji pH
Krim sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika krim
memiliki pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik, sedangkan pH yang
terlalu asam dapat menyebabkan iritasi kulit.
Untuk membantu kulit mempertahankan pH, beberapa sediaan topikal disesuaikan dengan
pH kulit. pH krim dapat dengan mudah diketahui dengan menggunakan pH meter
(dengan metode standar) atau dengan ”test Paper” (kertas indikator).
5) Uji Pemisahan fase
Becher menyatakan bahwa sentrifugasi pada 3750 rpm dalam suatu radius sentrifugasi 10
cm untuk waktu 5 jam setar dengan efek gravitasi untuk kira- kira satu tahun, sedangkan
hukum stokes menunjukkan bahwa pembentukkan krim merupakan suatu fungsi gravitasi
dan karenanya kenaikan dalam garvitasi mempercepat pemisahan.
Dilakukan dengan menggunakan alat sentrifugator, yaitu dengan cara sebagai
berikut :
a. Sejumlah krim dimasukkan kedalam tabung sentifus berukuran 10 cm dan ukur tingi krim
tersebut sebelum disentrifuse.
b. Tabung sentrifuse yang berisi krim dimasukkan kedalam sentrifusgator
5.500 rpm selama 15 menit.
c. Setelah 15 menit, tinggi diukur kembali setelah disentrifuse. Tinggi krim awal dengan krim
akhir dibandingkan.
6) Uji Penentuan Tipe Emulsi
Untuk penentuan tipe emulsi terdapat sejumlah cara, yaitu dengan metode warna, metode
pengenceran, metode pencucian, percobaan cincin dan pengukuran daya hantar.
Penentuan tipe emulsi dilakukan terhadap setiap formula selama 6 minggu, dengan
pengamatan sebanyak 7 kali (selang waktu 1 minggu). Pengujian dilakukan dengan cara
mencampur krim dengan beberapa tetes larutan bahan pewarna larut air (Metilen biru) dan
bahan pewarna larut lemak (Sudan III) di atas kaca objek. Amati dengan mikroskop.
Hasilnya :
a. Emulsi minyak dalam air
Pada penambahan Metilen biru, tetesan cairan (fase dalam) tidak berwarna, sedangkan
dasar emulsi (fase luar) berwarna biru. Atau pada penambahan Sudan III, tetesan cairan
(Fase dalam) berwarna merah, sedangkan fase luarnya tidak berwarna.
b. Emulsi air dalam minyak
Pada penambahan Metilen biru, tetesan cairan (ase dalam) berwarna biru, sedangkan dasar
emulsi (fase luar) tidak berwarna. Atau paa penambahan Sudan III, tetesan cairan (fase
dalam) tidak berwarna, sedangkan fase luarnya berwarna merah.
Cream dikatakan stabil jika :
- Tidak ada perubahan yang berarti dalam ukuran partikel atau distribusi partikel dari globul
fasa dalam selama life time produk.
- Distribusi globul yang teremulsi adalah homogen.
- Memiliki aliran tiksotropik (mudah mengalir atau tersebar tetapi memiliki viskositas yang
tinggi untuk meningkatkan stabilitas fisiknya).
- Tidak terjadi koalesen fasa internal, creaming dan perubahan penampilan, bau, warna, serta
sifat fisik yang lain.