BAB II
Bab ini berisikan dua hal pokok yaitu tinjauan pustaka dan kerangka
Grosenick 1973). Banyak artikel tentang IGM yang telah dimuat dalam
top down.
dari sisi akademik terhadap konsep IGM yang mengambil tugas dimensi
hirarki, teknokratik, dan non konstitusional pada masa itu (Elazar 1981;
30
(Dodge 1996:38).
Osborne dan Plastrik 1997): (1) Pemerintah harus lebih menyetir (melalui
Lembaga harus dikendalikan oleh misi dan bukan oleh aturan; (3)
tim, dan proses lainnya; (6) Persaingan harus ditumbuhkan dalam sektor
dengan sektor swasta; (7) Lembaga harus meraup untung melalui user
fee dan profit center; (8) Otoritas harus desentralis; (9) Pencegahan harus
costless” (Gore 1993). Contoh lain dari penerapan pola IGM di negara-
persetujuan dan dukungan kuat dari presiden; (3) Administrasi publik (dan
ciri-ciri multi dimensi FED, IGR, IGM. Oleh karena itu menurut Marando
juga FED dan IGR;(4) Pengambilan keputusan yang baik, resolusi konflik
(aktivitas / tugas) adalah dengan acuan konsep IGM. Peran aktor dapat
33
dipahami dengan baik dalam tiga kategori skema yakni elected generalist,
ini masing-masing memegang peran signifikan, dalam FED, IGR, dan IGM
menentukan fokus, belum ada definisi IGM yang tetap atau disepakati
dengan mengklarifikasi apa yang bukan IGM. Elemen yang terletak diluar
dan Lindsay 1983; Gage dan Mandell 1990). Marando dan Florestano
(1990) setelah itu memperjelas dan menambahkan ciri nilai ke arah teori
IGM bukan FED, bukan pula IGR. Perbedaan antar konsep sudah banyak
dibahas (Wright 1983, 1987, 1990a). Perbedaan itu terletak pada: (1)
aktor utama, (2) kecakapan politik, (3) lingkup nilai, (4) alat penyelesaian
1790 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000
Sumber: Wright and Stenberg dalam Rabin, Hildreth, Miller (ed), 2007, p.446.
berikut.
Gambar 3. Pola dan frase historis: federalisme (FED), IGR dan IGM
Sumber: Wright and Stenberg dalam Rabin, Hildreth, Miller (ed), 2007, p.412.
dan koersif (Kincaid, 1996). Selama enam dekade IGR melewati berbagai
fase. Dimulai dengan fase konflik tahun 1930an dan terus ke fase koersif-
kolegial tahun 1990an dan berlanjut sampai abad dua puluh satu dengan
fase kolaborasi kontingen (Wright 1988, 1997, 2003). Tiga istilah sebagai
1. Federalisme (FED)
dengan pandangan bahwa tidak ada perbedaan antara federal dan non
federalis mendesak agar hubungan antara pusat dan daerah tidak terlalu
Fase federalisme ini mulai 1790 sampai 1890 dengan empat sudut
pikir yaitu sifat serikat dan orde hukum, kebijakan, administrasi, dan
“serikat lebih tua dari state lainnya, dan serikat yang mencipta state…
38
negara kecil dan lemah untuk bersaing secara internasional dan bertahan
dengan jelas pada pasal 18 ayat (5) UUD 1945: “Pemerintahan daerah
serta kewenangan bidang lain. Hal yang sama masih ditetapkan juga di
dalam pasal 10 ayat (1-3) UU No. 32 Tahun 2004. Ada kesesuaian antara
bagian.
40
ayat (3) dan pasal 10 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004, maka
saing daerah.
Pemerintah.
(pasal 13 ayat 1f). Urusan ini juga menjadi urusan wajib yang menjadi
mendefinisikan IGR:
pemerintahan. Hal yang tak bisa dibuktikan di sini namun penting untuk
berarti seperti yang sering terjadi pada sistem federalisme, bahwa tingkat
IGR sebagai interaksi yang terjadi antara unit pemerintah dari semua jenis
Pem.
Lokal
Pemerintah
Lokal
Sumber: Wright, Deil S. 1982. Understanding Intergovernmental Relations, Second Edition, California.
Pemerintahan negara
Pemerintah Nasional
Peme rintah
Lokal
Sumber: Wright, Deil S. 1982. Understanding Intergovernmental Relations, Second Edition, California.
Ekspresi yang paling klasik pada negara / lokal, adalah model hubungan
lokalitas (1) tidak ada kesamaan hak dalam hukum pemerintah lokal, (2)
entitas lokal adalah pihak yang tunduk pada negara dimana penciptaan
isu sentral di IGR dalam model gambar 3. Siapa yang harus memerintah?
Pertanyaan filosofis mendasar ini jelas tidak dapat dijawab dalam model
46
Model ini juga disebut "dual federalisme" (atau apa yang kita kenal dengan
relevan, yang ditujukan karena situasi dan kondisi sosial dan politik.
PENUNJUKAN: inklusif
HUBUNGAN: saling tergantung
WEWENANG : Hirarki
Pem.nasional
Pem.negara
Pem. Lokal
yang mengurangi ukuran dari negara nasional hingga lokal. Daerah yang
dalam kaitannya dengan negara dan daerah, terdapat dua strategi yang
dengan atau tanpa pembesaran negara atau lokal suatu lingkaran. Untuk
alasan yang jelas, strategi kedua ini sering disebut “memperbesar kue”
Hasilnya terlihat tidak hanya tergantung pada perilaku salah satu peserta,
Sebuah ilustrasi tentang hal ini dalam konteks IGR adalah kasus
lokal akan diminta untuk membayar biaya tenaga kerja yang tinggi/mahal.
lokal.
(kerugian) bagi negara dan lokal, tetapi karena manfaat yang diperoleh
keuntungan besar bagi negara dan lokal. Ilustrasi dari dua strategi di atas
diharapkan kebijakan IGR nasional lebih memilih strategi kedua (tipe II)
atau luas kekuasaan yang dimiliki pada level nasional, maka akan
maka akan semakin kecil atau sedikit kekuasaan atau kewenangan yang
sebesar/seluas apa pun kewenangan yang dimiliki oleh negara dan lokal,
PENUNJUKAN: overlapping
HUBUNGAN: tergantung
WEWENANG : penawaran
Pemerintah
N-S Negara
Pemerintah
Nasional
Nas/Neg/L
Lk
N/L S/L
Pemerintah
Lokal
(Mubarak, dkk., 2006; Haris, 2005). Label ‘Daerah Tingkat’, yaitu provinsi
juga dipertegas sehingga pola relasi yang lebih horisontal juga lebih
yang koheren dan mandiri. Menurut asumsi ini, ada hubungan langsung
melalui mekanisme kontrol (Sharpf, 1985). Oleh karena model ini hanya
mengatur dalam tubuh organisasi itu saja, maka model ini sering disebut
sumber daya antar aktor (Rhodes & Marsh, 1992; Rhodes, 1997).
Rhodes & Marsh, 1992; Klijn & Koppenjan, 2000). Keberulangan yang
Model
Dimensi Teori Organisasi Teori Organisasi
Intra-organisasi (Rasional) Inter-organisasional
Pelaku Organisasi adalah unit yang Organisasi adalah bagian dari
koheren dan memiliki tujuan jaringan organisasi
yang jelas
Proses Rasional, diatur dari atas, Pertukaran sumber daya dan
berorientasi tujuan, interaksi interorganisasional
instrumentatif; Berdasarkan kontrak
Perencanaan, organisasional antar lembaga
pengorganisasian, dan
pengontrolan
Keputusan Hasil dari perumusan strategis Hasil dari negoisasi antar
dari otoritas pusat; organisasi
Ditujukan untuk mencapai Ditujukan untuk melestarikan alur
tujuan yang telah dirumuskan sumber daya dan menjaga
interaksi
Kekuasaan Jelas, ada struktur otoritas yang Tidak ada struktur otoritas;
dan hierarkis dan terpusat; Hubungan kekuasaan ditentukan
Koordinasi Kontrol menjadi mekanisme oleh keperluan akan pertukaran
koordinasi sumber daya
Informasi Mencari informasi secara Informasi adalah sumber
dan nilai ilmiah; kekuasaan yang dimiliki aktor
Ada tujuan dan nilai yang jelas yang secara beragam;
Nilai-nilainya sering bertentangan
Sumber : Diolah oleh Kumorotomo, 2010 dari Kickert, Klijn dan Koppenjan (1999).
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota
pemerintahan.
atau antara bupati/wali kota dengan bupati/wali kota yang lain, dan atau
gubernur, bupati/wali kota dengan pihak ketiga, yang dibuat secara tertulis
serta menimbulkan hak dan kewajiban (PP No. 50 Tahun 2007 pasal 1
ayat 2).
daerah meliputi: gubernur, bupati, wali kota, dan pihak ketiga. Objek
dimaksud (UU No. 32 Tahun 2004 pasal 198 ayat 2). Apabila kerjasama
musyawarah, atau (b) Keputusan Menteri (PP No.50 Tahun 2007 pasal 15
dengan kerjasama daerah induknya (PP No.50 Tahun 2007 pasal 17 ayat
1 dan 3).
hilang, (h) terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan nasional, atau (i)
misalnya manajer kota. Pelaku utama dalam tahap IGM adalah ‘teknokrat”
partisan dalam IGM berada di level sedang, atau setidaknya level minimal.
IGM.
sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian FED dan IGR untuk kondisi
Mandell 1990).
dengan karakteristik sasaran utama, alat inti yang dibahas di sini adalah
sebuah komponen atau variable IGM yang oleh Wright and Stenberg
management (IGM).
skill, atau sumberdaya yang ada. Agar mudah dilaksanakan, tujuan harus
menantang dan realistis. Bila tidak, tujuan hanya membuat jengkel dan
dibahasakan secara pasif dengan multi rencana atau rencana yang fokus
sasaran state dan lokal terhadap seleksi sasaran yang dilakukan oleh
federal tanpa input dari state dan local dan kekhawatiran bahwa sasaran
bersama.
(Kreirner dan kinicki (2000:180). Ada dua tipe negosiasi (Kreirner dan
dalam tabel 5.
Karakteristik
Tawar- Tawar menawar Distributif Tawar menawar Integratif
menawar
Tujuan Mendapatkan potongan kue Memperbesar kue sehingga
sebanyak mungkin kedua belah pihak puas
Motivasi Menang – kalah Menang-menang
Fokus Posisi (“saya tidak dapat Kepentingan (“dapatkah anda
memberi lebih banyak daripada jelaskan mengapa isu ini begitu
ini”) penting bagi anda?”)
Kepentingan Berlawanan Selaras
Tingkat Rendah (berbagi informasi Tinggi (berbagi informasi akan
berbagi hanya akan memungkinkan memungkinkan masing-masing
informasi pihak lain mengambil pihak untuk menemukan cara
keuntungan dari kita) yang akan memuaskan
kepentingan kedua belah
pihak)
Lama Jangka pendek Jangka panjang
hubungan
Sumber: Robbins, Perilaku Organisasi Jilid, 2007: 190
Pengukuran
– pendidikan. Standar mutu dengan klasifikasi yang sama dan jelas juga
hirarki yang diakui (pengaruh asimetris), maka karakter dalam IGM adalah
65
IGM berfungsi. Dalam hal ini, IGM beroperasi pada landasan institusional
dalam bagian FED dan IGR menjadi landasan beroperasinya IGM. Namun
kebanyakan berada pada sektor swasta dan/atau sektor non profit dalam
konflik. Bila demikian halnya, maka para pihak yang terlibat dalam
66
menyelesaikan konflik.
IGM tentang IGR. Terdapat tiga pola hubungan yaitu pertama, pola
D. Penelitian Terdahulu
New York Amerika Serikat pada tahun 2009; Zachary A Callen tentang
ditempatinya.
dimasukkan lagi setelah lepas dari tahanan maka birokrat federal hanya
lebih dari satu decade bernegosiasi dengan negara bagian New York,
dimasukkan kembali.
dan koordinasi rel kereta api Negara bagian di Amerika Serikat. Ketika
program awal ini memberikan satu sistem rel kereta api yang agak
pembangunan negara.
dan tata ruang ini terdapat hubungan positif antara federalisme dan tata
kolaborasi.
lokal dan pejabat terpilih serta mengkaji dokumen dan laporan surat
kabar.
daerah otonom secara nasional. Porsi otonomi Dati II seperti itu kurang
1945, dan 2). Menemukan landasan dan indikator konkret yang dapat
Republik Indonesia.
9. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universutas Indonesia tahun 1985
tindih, duplikasi, kekosongan dan saling ambil alih fungsi, baik antara
instansi vertical dan dinas daerah dalam jenjang yang sama maupun
karena itu penelitian ini memfokuskan diri pada aspek manajemen dari
manajemen dari hubungan inilah yang menjadi kebaruan dari penelitian ini
E. Kerangka Pemikiran
konflik yang terjadi. Tujuan atau sasaran utama yang dimaksud adalah
kehidupan bangsa”.
kabupaten/kota.
secara bersama. Konflik juga bisa terjadi ketika sasaran ditetapkan oleh
81
satu level dan membebankan biaya ke level lainnya. Potensi konflik yang
demikian halnya, maka para pihak yang terlibat dalam kerjasama harus
Standar mutu dengan klasifikasi yang sama dan jelas juga menjadi
IGM, maka model kerangka pemikiran dari penelitian ini sekaligus sebagai
Sasaran/perhatian utama
dalam
Bidang Pendidikan
(Kemampuan Neggosiasi)
Aktor pemimpin
Pemerintah
Pusat
(Kemampuan Neggosiasi)
N-S
N-/L Aktor pemimpin
Nas/Ne
g/
Aktor pemimpin Lkl Pemeri
(Kemampuan Neggosiasi) ntah
Provinsi
Pemeri Prov/Ka
ntah b/ Kota
Kab/Kot
a
Pola Metode
Kewenangan penyelesaian
Konflik
Dimodifikasi dari Wright, Deil S. (1982:29) tentang model overlapping interdependent bargaining dan model
intergovernmental management (IGM) dari Wright dan Stenberg (2007:446).
sebagaimana model pemetaan sasaran dan alat ukur dalam table 2 pada
bab I, dapat membantu membangun model untuk penelitian ini. Selain itu