Anda di halaman 1dari 47

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM GEPREK BENSU

GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING DI BANDAR LAMPUNG

PROPOSAL SKRIPSI

AHMAD AFANDI
16011157

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2019
DAFTAR ISI

COVER i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................4

1.2. Identifikasi Masalah dan Permasalahan...................................................14

1.2.1. Identifikasi Masalah.......................................................................14

1.2.2. Permasalahan.................................................................................15

1.3. Batasan Masalah Dan Keterbatasan Penelitian........................................15

1.3.1. Batasan Masalah............................................................................15

1.3.2. Keterbatasan penelitian..................................................................16

1.4. Tujuan Penelitian.....................................................................................16

1.5. Kontribusi Penelitian................................................................................17

1.6. Sistematika Penulisan..............................................................................17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL

2.1. Tinjuan Pustaka..........................................................................................19

2.1.1. Manajemen Strategik.....................................................................19

2.1.1.1. Pengertian manajemen.......................................................19

2.1.1.2.Fungsi-Fungsi Manajemen.................................................20

2.1.1.3.Definisi Strategik................................................................21

2.1.1.4. Pengertian Manajemen Strategik.......................................22

2.1.1.4.1 Definisi pengembangan.........................................23

2.1.1.4.2.Definisi strategi pengembangan.............................24


2.1.14.3.Definisi pengembangan usaha.................................25

2.1.4. pengorganiasaisan pengembangan usaha mandiri.........................28

2.1.4.1. pengorganisasian dana.....................................................29

2.1.5. Analisis SWOT..............................................................................31

2.1.5.1.Definisi SWOT.................................................................31

2.15.2. Tujuan Analisis SWOT....................................................33

2.1.5.3. Matrik SWOT..................................................................33

2.2. Penelitian Terdahulu...................................................................................34

2.3. Kerangka Konseptual.................................................................................35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian...........................................................................................36

3.2. Desain Penelitian........................................................................................37

3.3. jenis data.....................................................................................................37

3.4. operasional variabel....................................................................................38

3.5. pengambilan kasus dan karakter kasus.......................................................38

3.6. teknik pengumpulan data............................................................................39

3.7. Metode analisis...........................................................................................40

3.8.Tahapan penelitian......................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................47
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kita tidak menyadari bahwa banyak sekali peluang – peluang

bisnis yang ada di sekeliling kita. Bahkan terkadang kita tidak peduli

dengan adanya peluang yang nyatanya bisa menjadi peluang bisnis

kita. Jika kita pintar membaca peluang bisnis maka itu akan menjadi

sebuah keuntungan bagi kita. Dalam berbagai cara, peluang itu

digunakan untuk menghasilkan materi yang dapat menunjang

kebutuhan manusia. Seiring berjalannya waktu peluang bisnis yang

dijalani kadang tidak selancar yang kita harapkan, kadang kita

menemukan berbagai kesulitan dan hambatan yaitu salah satunya

persaingan bisnis.

Pada saat ini persaingan di dalam dunia bisnis sangatlah berat.

Dikarenakan banyaknya yang mendirikan usaha baik dalam bidang

jasa dan produk. Masing-masing saling menunjukkan kelebihannya

dalam usaha yang di jalankan. Untuk memenangkan persaingan,

perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para

pelanggan, misalnya dengan memberikan produk yang bermutu lebih

tinggi, harganya lebih murah, penyerahan produk yang lebih cepat

dan pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya (Supranto,

1997:1).
Kotler (2000) menyatakan kepuasan pelanggan terhadap

pelayanan jasa adalah jasa yang diterima/dirasakan oleh pelanggan

sesuai dengan yang diharapkan setelah membandingkan kinerja atau

hasil suatu produk dan harapannya.

Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada

era zaman sekarang. pada umumnya masyarakat akan mengambil

keputusan yang praktis dan efisien. Dengan kecanggihan tekonologi

yang semakin mempermudah masyarakat dalam memenuhi

keingannya. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

masyarakat kini lebih memilih menu makananan atau minuman

dengan cara Gofood (gojek food). Dengan adanya aplikasi ini

masyarakat tidak perlu bersusah payah mencari makanan atau

minuman yang diinginkan. Aplikasi di namakan GOJEK. Di dalam

apliaksi tersebut ada goofood yang kegunaannya membeli dan

mengantarkan pesanan pelanggan mealui kurir antar. Selain itu

masyarakat cenderung lebih suka makan makanan yang sedang viral

di kalangan masayarakat luas dan dengan nama yang unik menjadi

daya tarik tersendiri misalnya Ayam geprek bensu.

Masayarakat sudah familiar dengan menu serba ayam baik ayam

goreng, ayam tumis dan sebagainya. Namun dalam bisnis ini,

perusahaan memberikan suatu inovasi yang baru. Perusahaan

menciptakan rasa yang berbeda namun tidak cita rasa ayam tetap

terjaga. Dengan adanya goofood masyarakt dapat memesan lebih

banyak tanpa harus membuang tenaga mencarinya. Harga yang

ditawarkan pun tidak terlalu mahal.


Selain menghasilkan keuntungan yang tinggi, kuliner juga

menjadi kebutuhan pokok dan incaran bagi setiap orang. Menekuni

bisnis kuliner memang membutuhkan ketekunan dan keuletan yang

tinggi.Karena yang menjadi pertimbangan utama dalam menekuni

bisnis ini adalah cita rasa. Apa bila makanan ini sesuai dengan selera

konsumen, maka permintaan akan meningkat. Namun pastinya tidak

semua konsumen menyukai nya karena mereka masih

membandingkan baik dari cita rasa,kenyaman tempat dan harga yang

terjangkau. Salah satu bisnis yang bisa di geluti dari bisnsi kuliner

adalah Ayam gerek.

Ayam geprek biasanya lauk makan yang disukai oleh semua

kalangan, baik anak kecil, remaja dan orang dewasa. Bukan hanya

ayam nya yang empuk tetapi cita rasa dan disertai lelehan keju

membuat masyarakat menyukainya, dan ditambah lagi pedasnya bisa

disesuaikan dengan selera yang kita inginkan, Dalam menggeluti

bisnis kuliner ini, sang pemilik usaha ini harus mempunyai strategi

dan keterampilan khusus agar usaha ini dapat berkembang dan

diminati oleh orang banyak. Strategi untuk mengembangkan usaha ini

pun menjadi hal yang terpenting untuk memajukan usaha

ini.Berkembangnya usaha ini dilihat dari kepercayaan konsumen

terhadap kepuasan mereka memilih Ayam Geprek Bensu ini.

Usaha ini sebenarnya usaha yang pertama kali ada diwilayah

bandar lampung. Namun seiring berjalannya waktu, banyak yang

mengikuti usaha ini namun dengan nama yang berbeda. Persainagan

makin ketat maka dalam usaha ini harus di tingkatkan kembali


kualitas pelayanannya. Ayam Geprek Bensu salah satu usaha kuliner

yang ada di Bandar Lampung cabang utama tepatnya di Jalan Teuku

umar No. 54, sidodadi, kedaton Bandar Lampung

Ayam Geprek Bensu ini berdiri sejak tanggal 17 April 2017.

Bisnis ini terbilang baru namun dalam perkembangan bisnisnya.

Tetapi bisnis ini berkembang pesat karena terbukti mempunyai lebih

dari 30 outlete resmi Ayam Geprek Bensu yang tersebar di beberapa

kota di indonesia salah satunya di Lampung. Awalnya Ruben Onsu

sang pemilik Ayam Geprek Bensu bermaksud menolong peternak

ayam. Kebetulan Ruben sering membeli telur ayam dari temannya,

agen telur di Bali. Peternak ayam tersebut menyarankan Ruben untuk

membeli peternakan ayam itu namun bukan peternakan besar. Dari

situlah Ruben terpikir olehnya untuk membuat usaha. Setelah di fikir

matang-matang , Ruben memilih usaha Ayam Geprek. Ini mengingat

ayam goreng makanan favorite masyarakat Indonesia. Berikut ini

akan disajikan daftar menu yang disediakan Ayam Geprek Bensu di

Bandar Lampung.
Tabel 1.1 Daftar Menu Ayam Geprek Bensu di Bandar

Lampung

MENU
MENU PAKET MENU SATUAN
Paket Geprek 15K Ayam Geprek 12K
Paket Geprek Keju 20K Ayam Geprek Keju 17K
Paket Geprek Leleh 25K Ayam Geprek Leleh 22K
Paket Geprek saos 20K Ayam Geprek Saos Telur Asin 10K

Telur Asin
Paket Mie Geprek 17K Kulit Crispy 15K
Paket Mie Geprek 22K Kulit Crispy Telur Asin 5K

Keju
Paket Mie Geprek 27K Jamur Geprek 5K

Leleh
Paket Mie Geprek 22K Terong Geprek 5K

Saos-Telur Asin
Tahu Geprek 5K
Tempe Geprek 5K
Nasi 4K
Mie Goreng 5K
Sumber : Pemilik Ayam Geprek Bensu, 2018

Dalam menjalankan usahanya, Ayam Geprek Bensu ini

mempekerjakan tiga puluh lima orang karyawan yang membantu

dalam pembuatan dan penyajian untuk para konsumen. Aspek

ekonomi menjadi motivasi dan tujuan sang pemilik Ayam Geprek

Bensu. Ketekatan dan keuletan lah yang membuat Ruben Onsu berani

membuka usaha Ayam Geprek ini serta usaha Ayam Geprek ini
membutuhkan sebuah target dalam menetapkan jumlah permintaan

yang sesuai. Jumlah permintaan ini sangat mempengaruhi keuntungan

yang didapat serta minat konsumen untuk membeli. Dalam segi

penjualan, Ayam Geprek Bensu menyediakan target atau jumlah

permintaan sebagai standar penjualan. Di bawah ini akan disajikan

data jumlah pesanan konsumen yang disediakan Ayam Geprek Bensu.

1.3 Data Jumlah Pesanan delapan bulan terakhir Ayam

Geprek di Bandar Lampung

N Tahun Jumlah Pesanan Perkembangan (%)

O
1 2017 5.789 2,38
2 2018 5.955 2,93

Jumlah 11.784
Rata – rata (%) 0,053

Sumber : Pemilik Ayam Geprek Bensu, 2018

Jumlah penjualan delapan bulan yang di alami Ayam Geprek

Bensu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Karena

semenjak resminya di buka cabang utama pada tanggal 28 Agustus

2017. Omset pesanan semakin meroket tajam, ditambah pesanan

melalui Gofood. Tidak hanya melihat perkembangan delapan bulan

terakhir, kita juga harus melihat perkembangan setiap bulannya yaitu

dari Agustus 2017 sampai Maret 2018. Di bawah ini disajikan tabel

jumlah penjualan selama periode tahun 2017.


Tabel 1.4

Data penjualan Ayam Geprek Bensu di Bandar Lampung 2017

No Bulan Jumlah Penjualan Perkembangan


1 Agustus 420 -46%
2 September 450 7%
3 Oktober 480 7%
4 November 475 -1%
5 Desember 560 18%
Jumlah 2.385
Rata-rata (%) 2%
Sumber: pemilik Ayam Geprek Bensu, 2018

Data yang tercantum di atas berasal dari penjualan Ayam

Geprek Bensu dalam lima bulan terakhir terakhir. Jumlah penjualan

dihitung per porsi bukan per konsumen. Perkembangan yang terjadi

pada jumlah penjualan Ayam Geprek Bensu ini ada yang mengalami

penurunan dan kenaikan jumlah penjualan. Itu dikarenakan jumlah

penjualan yang berbeda tiap bulan, pada bulan awal dan terakhir

penjualan Ayam Geprek meningkat namun pada pertengahan bulan

menuju pada bulan puasa atau lebaran, terjadi penurunan penjualan

pada Ayam Geprek Bensu. Selain melihat dari jumlah penjualan,

jumlah pendapatan yang didapat Ayam Geprek Bensu ini yang menjadi

faktor yang harus diperhatikan karena dari hal itu kita dapat

mengetahui keuntungan yang didapat. Dari keuntungan itulah, sebuah

usaha dapat bertahan. Data di bawah ini ialah data jumlah pendapatan

Ayam Geprek selama periode 2017.

Tabel 1.5

Data jumlah pendapatan Ayam Geprek selama tahun 2017


No Bulan Pendapatan Perkembangan
1 Agustus Rp 241,800,000 -
2 Septembe Rp 207,900,000

r -14%
3 Oktober Rp 218,555,000 -12%
4 November Rp 195,750,000 0%
5 Desember Rp 195,300,000 -6%
Jumlah Rp. 1059,305.000
Rata-rata (%) 4%
Sumber: pemilik Bakso Sony, 2015

Dari tabel 1.5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah pendapatan Ayam

Geprek Bensu selama bulan agustus dampai desember 2017

berfluktuasi tetapi kenaikan dan penurunan pendapatan yang diterima

Ayam Geprek Bensu cenderung ekstrim. Tabel di bawah ini akan

menerangkan target penjualan Ayam Geprek Bensu.

Tabel 1.6 target pencapaian penjualan Ayam Geprek Bensu

Target Pendapatan Realisasi Target yang tercapai (%)


Rp. 3.000.000.000 Rp. 2.719.650.000 90,65%
Sumber: Data diolah tahun 2017

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk target penjualan

yang seharusnya dicapai Ayam Geprek Bensu tidak terpenuhi dengan

baik. Ayam Geprek Bensu hanya memenuhi 90,65% dari 100%.

Untuk menghadapi tingginya persaingan pasar, Ruben Onsu

sebagai pemilik usaha dituntut untuk menciptakan ide yang lebih

kreatif dan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan


tersebut sehingga Ayam Geprek Bensu tersebut dapat bertahan dari

tahun ke tahun. Adapun strategi yang telah dilakukan selama ini

dalam menghadapi ketatnya persaingan tersebut adalah dengan

pemberian pelayanan yang baik kepada konsumen, para pekerja

ramah dan sopan dalam melayani konsumen, mempertahankan cita

rasa makanan, harga yang terjangkau, pembelian bahan baku dalam

jumlah banyak sehingga biaya bahan baku tersebut dapat ditekan,

kebersihan yang selalu diperhatikan, dan lain-lain.

Meskipun dalam menjalankan usahanya Ruben Onsu telah

melakukan strategi, namun hal tersebut tidak menjamin usaha Ruben

Onsu akan selalu ramai konsumen, hal ini disebabkan karena para

pesaing Ruben Onsu juga melakukan berbagai macam strategi.

Berdasarkan pengamatan, permintaan yang diterima Ayam Geprek

Bensu relatif (rata-rata). Untuk menghadapi kemungkinan kerugian

Ayam Gprek Bensu yang dapat disebabkan oleh faktor

pengorganisasian dan modal, maka pemilik Ayam Geprek Bensu

perlu untuk menyiapkan strategi pengembangan usaha serta

menerapkannya agar dapat tetap bertahan dan berkembang serta dapat

meningkatkan penjualannya.

Berdasarkan penjelasan di atas tersebut, maka peneliti ingin

mengetahui strategi bisnis apakah yang akan dilakukan Ayam Geprek

Bensu untuk menghadapi ketatnya persaingan tersebut dan

mengambil judul penelitian yaitu “Strategi Pengembangan Usaha


Ayam Geprek Bensu dalam meningkatkan daya saing di Bandar

Lampung”

1.2 Identifikasi Masalah dan Permasalahan

1.2.1. Identifikasi Masalah


Berdasarkan dari latar belakang di atas, bahwa dapat diketahui

masalah yang dialami oleh usaha Ayam Geprek adalah sebagai

berikut:

 Pendapatan Ayam Geprek tidak mencapai target yang telah

ditentukan hanya 90,65% dari 100% dapat dilihat pada tabel 1.6

 Sulitnya meramalkan jumlah pendapatan Ayam Geprek yang

disebabkan karena berfluktuasinya jumlah penjualan yang dilakukan

oleh konsumen selama bulan agustus 2017 sampai desember 2017


1.2.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Strategi apakah yang dapat dilakukan dalam

rangka pengembangan usaha Ayam Geprek Bensu di Bandar

Lampung”

1.3Batasan Masalah dan Keterbatasan Masalah

1.3.1. Batasan Masalah

Untuk memudahkan peneliti dalam membahas masalah yang

ada, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi, yaitu pada

strategi pengembangan usaha Ayam Geprek Bensu untuk

meningkatkan daya saing di Bandar Lampung. Sedangkan

keterbatasan yang dimiliki penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya berfokus pada Ayam Geprek Bensu saja sebagai

usaha Ayam Geprek Bensu terbesar di Bandar Lampung.

2. Penelitian ini hanya membahas strategi pengembangan usaha pada

Ayam Geprek Bensu.

1.3.2.Keterbatasan Penelitian
Mengingat banyaknya usaha Ayam Geprek yang ada di

Bandar Lampung yang dapat dijadikan objek penelitian, dan

terbatasnya waktu yang ada, maka peneliti perlu membatasi

penelitiannya yaitu:

 Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018 Kasus yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu Ayam Geprek Bensu yang ada di Jl. Teuku

umar, no. 54 Bandar Lampung

 Penelitian ini hanya mengungkapkan analisis strategi pengembangan

usaha.

 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

analisis kualitatif, dengan menggunakan alat analisis SWOT

(Strength, Weakness, Opportunity And Threats).

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Merumuskan strategi umum dan strategi alternatif pengembangan

Ayam Geprek Bensu.

2. Menentukan prioritas strategi yang harus dilakukan dalam

pengembangan usaha Ayam Geprek Bensu.

1.5 Kontribusi Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :


 Penulisan dan penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan sebagai

sumber yang cukup penting terhadap aplikasi langsung terhadap

masyarakat atas pengetahuan secara teori yang telah didapat selama

dibangku kuliah.

 Memberikan informasi kepada pemilik Ayam Geprek untuk

mengetahui strategi yang telah digunakan sesuai atau tidak dengan

kondisi dan konsumen.

 Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

manfaat akademis dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

khususnya di bidang Ilmu Manajemen Strategi Pengembangan

Produk, sekaligus sebagai bahan referensi untuk penelitian yang akan

datang yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

 Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Manajemen pada fakultas ekonomi dan bisnis di Universitas Bandar

Lampung.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan dan pembahasan skripsi ini

selanjutnya,akan diuraikan melalui beberapa bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUANPUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL

Dalam bab ini diuraikan landasan teori yang berhubungan yang

nantinya akan sangat membantu dalam proses pemecahan masalah,

disertai juga dengan teori-teori penunjang dan prinsip-prinsip yang

dapat membantu dalam pengolahan maupun dalam menganalisa data

yang ada beserta hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang langkah-langkah sistematis yang

akan dilakukan dalam penyelesaian masalah, yaitu jenis penelitian,

desain penelitian, variabel dan operasional variabel, teknik

pengumpulan data, metode analisis dan tahapan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum objek penelitian

serta analisis data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan yang dapat diambil

berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa yang diperoleh. Bab ini
juga berisi tentang saran-saran yang akan diberikan sebagai masukan

yang mungkin nantinya berguna bagi pengelola Ayam Geprek Bensu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA


KONSEPTUAL

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1.Manajemen Strategik

2.1.1.1. Pengertian Manajemen

Secara umum pengertian manajemen adalah ilmu dan seni


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
usaha-usaha para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan sebelumnya. Definisi manajemen yang dikemukakan
oleh Menurut   Richard L.Daft (2002) Manajemen adalah pencapaian
sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien
melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian sumber daya organisasi. Sedangkan menurut Menurut
Stoner (2006)

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,


kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari definisi menurut beberapa ahli diatas dapat disimpulkan


bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pergerakan dan
pengawasan untuk mencapaian tujuan dalam organisasi secara efektif
dan efisien.

2.1.1.2. Fungsi-Fungsi Manajemen

Menurut  James A.F. Stoner (2006) ada empat tindakan


yang sangat penting dalam proses manajemen :

 Fungsi perencanaan (planning)

Menuukkan bahwa para manajer memikirkan tujuan dan kegiatannya


sebelum melaksanakannya. Kegiatan mereka biasanya berdasarkan
suatu cara, rencana, atau logika, bukan asal tebak saja.

 Fungsi pengorganisasian (organization)

Mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang


dimikiki organisasi. Sejauh mana efektifitasnya suatu organisasi
tergantung pada kemauannya untuk mengerahkan sumber daya yang
ada dalam mencapai tujuannya. Dalam mencpi tujuanya,tentu saja
dengan semakin terpadu dan makin terarah pekerjaan akan
menghasilkan makin efektifitasnya organisasi.

 Fungsi memimpin (to lead)


Menunjukkan bagaimana para manajer mengarahkan dan
mempengaruhi bawahannya, mengunakan orang lain untuk
melaksankan tugas tertentu, dengan menciptakan suasana tepat,
mereka membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin.

 Fungsi Pengendalian (controlling)

Manajer berusaha meyakini bahwa organisasi bergerak dalam arah


tujuan. Apabia salah satu bagian dari organisasi menuju rah yang
salah, para manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian
mengarahkannya kembali ke tujuan yang benar.

2.1.1.3. Definisi Strategik

Strategi adalah proses penentuan rencana para


pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat tercapai.

Definisi strategi menurut Stanton (1996 : 40) menyatakan


bahwa strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu
tindakan organisasi untuk mencapai tujuan. (Rangkuti, 2006:3)
menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program
tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Sedangkan definisi strategi menurut Reid dan Bojanic (2006: 174)


strategi sebagai tata cara sebuah organisasi menghubungkan,
menanggapi, berintegrasi dan memanfaatkan lingkungan sekitar.
Strategi sebuah perusahaan akan berintegrasidengan misi, tujuan dan
rencana tindakan sehingga bilamana strategi diformulasikan dengan
baik maka akan sangat membantu perusahaan dalam memaksimalkan
penggunaan sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian,
perusahaan mampu memperoleh tempat pada posisi yang lain. Dalam
kaitannya dengan upaya pengembangan Ayam Geprek Bensu, maka
peranan pemasaran adalah yang paling menentukan. Penentuan
formulasi strategi pemasaran yang tepat akan mampu memberi
keuntungan yang maksimal dalam usaha Ayam Geprek Bensu.

Sedangkan Tjiptono (2002:3) mendefinisikan bahwa strategi


dibedakan atas dua perspektif yang berbeda, yaitu perspektif apa yang
ingin dilakukan oleh organisasi (intend to do) dan apa yang akhirnya
dilakukan oleh organisasi (eventually does). Berdasarkan persepektif
yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dalam
mengimplementasikan misinya.Makna yang terkandung dari strategi

ini adalah para manager memainkan peran yang aktif, sadar dan
rasional dalam merumuskan strategi organisasi.Persepektif yang
kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon
organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.Pada definisi ini
setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut
tidak pernah dirumuskan secara eksplisit.Pandangan ini diterapkan
bagi para manager yang bersifat reaktif, artinya menanggapi dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif.

Jadi strategi dalam penelitian ini adalah suatu kesatuan yang


komprehensif dan terpadu untuk mencapai keunggulan bersaing
dalam mencapai tujuan yang diwujudkan dalam bentuk program-
program pengembangan.Dalam hal ini pengembangan Ayam Geprek
Bensu untuk mampu bersaing dengan usaha ayam geprek yang lain,
setidaknya mampu bertahan di Bandar Lampung.

2.1.1.4. Pengertian Manajemen Strategik

Beberapa ahli telah mengemukakan pendapat tentang


manajemen strategi diantaranya menurut Gregory G Dees dan Alex
Miller (2003) adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas
yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implementasi strategi.
Pendapat lain juga dikemukakan Pearch dan Robinson (1997) adalah
seperangkat strategi dan tindakan yang menyebabkan perumusan
(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang
untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Hussein umar
(1999)

Manajemen strategi sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal


pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi
(evaluating) keptusan-keputusan strategis antara fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannnya di masa
datang.

Definisi manajemen strategi yang dikemukakan oleh Bambang

Hariadi (2003:3) menyatakan bahwa: “Manajemen Strategi adalah

suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk

merumuskan strategi, menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi

dalam rangka menyediakan nilai- nilai yang terbaik bagi seluruh

pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi”.

Sedangkan definisi manajemen strategi menurut David

(2009:5), menyatakan bahwa: “Manajemen Strategismerupakan seni

dan pengetahuan untuk menformulasikan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat

organisasimencapai tujuan”.

2.1.1.4.1.Definisi Pengembangan

Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang

pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses

yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang

individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta

sistematis di dalam diri manusia.


Definisi pengembangan menurut (Hasibuan, Manajemen

Dasar, Pengertian dan Masalah, (2006:121) pengembangan adalah

suatu usaha untuk meningkatkan teknis, teoritis, konseptual, dan

moral karyawan sesuai dengan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan

dan latihan.

Sedangkan definisi pengembangan menurut (Suwantoro,

1997: 88-89) pengembangan adalah suatu proses atau cara

menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna.

2.1.1.4.2.Definisi Strategi Pengembangan

Strategi Pengembangan adalah upaya untuk melakukan

analisis terhadap kondisi lingkungan kawasan baik internal yang

meliputi kelemahan dan kekuatan dan kondisi lingkungan eksternal

yaitu peluang dan ancaman yang akan dihadapi, kemudian diambi

lalternatif untuk menentukan strategi yang harus dilakukan. Analisis

lingkungan internal merupakan suatu proses untuk menilai factor-

faktor keunggulan strategis perusahaan/organisasi untuk menentukan

dimana letak kekuatan dan kelemahannya, sehingga penyusunan

strategi dapat dimanfaatkan secara efektif, kesempatan lingkungan

dan menghadapi hambatannya, mengembangkan profil dan sumber


daya dan keunggulan, membandingkan profil tersebut dengan kunci

sukses, dan mengidentifikasi kekuatan utama dimana industri dapat

membangun strategi untuk mengeksploitasi peluang dan

meminimalkan kelemahan dan mencegah kegagalan.

Definisi strategi pengembangan yang dikemukakan menurut

(Saladin, 2003) namun strategi yang gagal bukan berarti strategi

tersebut salah akan tetapi strategi tersebut perlu diperbaiki dan

dipelajari lebih lanjut.

2.1.1.4.3.Definisi Pengembangan Usaha

Pengembangan Usaha adalah tugas dan proses persiapan

analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan

pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, teatapi tidak

termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang

pertumbuhan usaha.

Definisi pengembangan usaha menurut

Primiana(2009:11)pengembangan usahamempunyai arti yang

beragam yaitu pertama, pengembangan usaha sebagai usaha upaya

mengoptimalisasikan kapasitas produksi. Terpasang yang dapat tahap

perkenalan dan pertumbuhan belum dimanfaatkan karena memang


kemampuan pemasaran hanya sampai pada tingkat itu.Baru kemudian

setelah perusahaan mempunyai pasar sebagai market leader dan

permintaan pasar terhadap produk meningkatkan maka untuk

memenuhi dilakukan pengembangan usaha optomalisasi kapasitas

produksi perusahaan.

Pada tahap pengembangan usaha ini perusahaan belum

memerlukan investasi baru. Investasi baru diperlukan pada waktu

perusahaan melakukan pengembangan usaha dalam pengertian

perluasan usaha dalam menambah mesin-mesin dan peralatan baru,

perluasan tanah dan bangunan pabrik baru, penambahan tenaga kerja

dan lain-lain. Dengan kata lain pengembangan usaha dengan

menambah unit produksi baru yang memproduksi produk yang sama.

Di samping pengembangan usaha dengan penambahan unit produksi,

pengertian lain dengan mendirikan unit produksi dan marketing outlet

di daerah baru. Tapi pendirian ini tidak perlu dilakukan sendiri oleh

perusahaan melainkan oleh mitra usaha. Perusahaanhanya

memberikan licence (ijin) serta hak eksklusif pemakaian semua

atribut produk dan perusahaan mendapat royalti yang besarnya

disepakati bersama.

Pengertian lainnya pengembangan usaha dapat dilakukan

dengan pendirian usaha dimana bidang usaha, proses produksi,

teknologi, sifat dan bentuk produk berbeda sama sekali dengan

produk yang selama ini sudah diproduksi. Misalnya perusahaan


minyak goreng membuka usaha bank. Dari contoh ini terlihat bidang

usaha minyak goreng, proses produksi, teknologi, macam produk,

sifat dan bentuk produknya sama sekali dengan bidang usaha

perbankan.

Dari ijin pengertian di atas, dapat disimpulkan lingkup dan

macam pengembangan usaha mencakup kemungkinan-kemungkinan

di bawah ini:

 Pengembangan usaha yang dilakukan untuk optimalisasi kapasitas

produksi. Pengembangan usaha ini dilakukan dibidang produksi

sehingga kualitas produk dan peningkatan produk ini dijual/ditarik ke

pasar dengan pendekatan intensifikasi pasar yang sudah ada (market

intensification).

 Pengembangan usaha yang dilakukan dengan pendirian pabrik baru

(investasi baru) namun sudah memproduksi barang yang sudah

dibuat.

 Pengembangan usaha yang dilakukan dengan investasi baru dan

produk yang dibuat masih mempunyai karakter yang kurang lebih

sama dengan produk yang ada.

 Pengembangan usaha melalui kerjasama mitra usaha dengan

pemberian lisensi dan hak-hak eksklusif dimana semua investasi

dilaksanakan oleh mitra di daerah baru/pasar baru (franchising).

 Pengembangan usaha dengan ekspansi horizontal.


 Pengembangan usaha dengan ekspansi vertical.

 Pengembangan usaha dengan ekspansi pada sektor usaha baru.

Macam investasi diatas, dilihat dari pengorganisasian dana

dapat digolongkan sebagai financial expansion (ekspansi dengan

penambahan modal kerja seperti butir 1) diatas businnes expansion

(ekspansi dengan penambahan modal seperti pada butir 2-8).

Selanjutnya dari segi pelaksanannya, ekspansi tersebut dapat

dilakukan dengan cara (1) bertahap/gradual dan, atau (2) sekaligus

(melonjak) yang dilakukan pada aspek-aspek:

 Keuangan, pengembangan usaha melalui optimalisasi kapasitas

produksi. Dimana untuk pelaksanannya diperlukan hanya modal

kerja.

 Produksi, pengembangan usaha dengan membuat produk yang sama

dan dilaksanakan dengan ekspansi/perluasan pasar atau intensifikasi

pasar yang ada.

 Pemasaran, khususnya pengembangan usaha melalui franchising

bertujuan memperluas daerah pemasaran.

 Bidang usaha baru, pengembangan usaha yang dilakukan baik secara

horizontal, vertical maupun sektor usaha baru.

2.1.4.Pengorganisasian Pengembangan Usaha Mandiri

Terlepas dari lingkup, ragam, dan aspek-aspek pengembangan

usaha diatas, dalam pelaksanannya pengembangan usaha perlu


dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk itu sebelum melakukan

pengembangan usaha perlu dilakukan study kelayakan pengembangan

usaha, yaitu penelitian yang dilakukan secara cermat untuk

mengetahui sejauh mana pengembangan usaha ini layak dilakukan

dan mendapatkan manfaat-manfaat sosial, ekonomi, dan finansial.

Apabila hasil penelitian positif, selanjutnya laporan study kelayakan

pengembangan usaha tersebut dapat dijadikan sebagai

pedoman/pegangan dalam melaksanakan pengembangan usaha.

Sudah barang tentu agar pelaksanaan pengembangan usaha dapat

dilakukan secara efektif dan efisien, maka pengembangan usaha ini

memerlukan pengorganisasian hal-hal sebagai berikut:

2.1.4.1.Pengorganisasian Dana

Pengorganisasian dana untuk pengembangan usaha pada

dasarnya sama.Apabila ada perbedaan, hal ini disebabkan karena

perbedaan sifat pengembangan usaha tersebut. Seperti diketahui,

pengembangan usaha optimalisasi kapasitas produksi dilakukan

dalam batas kapasitas produksi yang terpasang guna meningkatkan

volume produksi. Karenanya, untuk keperluan ini tidak memerlukan

kebutuhan dana investasi yang besar tapi hanya cukup tambahan dana

untuk modal kerja seperti untuk bahan baku, bahan pembantu, upah

buruh, biaya penyimpanan di gudang, kredit penjual. Kebutuhan


tambahan modal kerja dapat dipenuhi dari sumber-sumber pendanaan

sebagai berikut:

 Sumber intern.

Sumber pendanaan intern adalah sumber dana yang berasal dari

dalam dan kemampuan perusahaan, yaitu dari sumber-sumber:

 Cadangan untuk pengembangan usaha.

 Sebagai laba.

 Akumulasi penyusutan.

 Sumber ekstern.

Sumber pendanaan yang berasal dari modal asing, yaitu:

 Kredit dari supplier.

 Kredit bank, khususnya jangka pendek seperti kredit rekening Koran,

KNKP dan lain-lain.

Tidak berbeda jauh pengembangan usaha optimalisasi kapasitas

produksi, sumber dana untuk pengembangan usaha yang memerlukan

investasi baru, terkecuali pengembangan usaha melalui waralaba,

mencakup sumber intern dan ekstern, sebagai berikut:

Sumber intern, meliputi sumber-sumber:

 Cadangan untuk pengembangan usaha.

 Laba.
 Akumulasi penyusutan aktiva tetap.

Sumber ekstern,

 Kredit dari penjual.

 Kredit jangka menengah dari supplier atau pabrikan.

 Leasing.

 Kredit jangka panjang dari bank.

 Pasar modal.

2.1.5.Analisis SWOT
2.1.5.1Definisi Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

sangat berguna dalam proses pembuatan keputusan strategis dalam

berbagai situasi bisnis. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti,

2000).Walaupun cenderung sederhana dan bersifat langsung dalam

penggunaannya, namun dapat menyajikan suatu analisis yang

komprehensif dan akurat tentang usaha yang dilaksanakan.

Analisis ini menyediakan kerangka yang baik dalam

menggambarkan strategi, posisi dan arah perusahaan.Kekuatan


merupakan keunggulan yang dimiliki perusahaan yang dapat

membuka peluang yang lebih luas bagi perusahaan untuk upaya

pengembangan.Kelemahan merupakan setiap kekurangan yang

terdapat dalam sumberdaya maupun keahlian yang dimiliki

perusahaan.Peluang atau kesempatan merupakan peristiwa-peristiwa

di lingkungan luar yang memungkinkan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan.Ancaman merupakan bahaya atau masalah

yang dapat menghancurkan kedudukan perusahaan. Sesuatu yang

menjadi peluang bagi sebuah perusahaan dapat menjadi ancaman bagi

perusahaan lain, begitu juga sebaliknya.

Definisi analisis swot menurut David (2011:327) menyatakan

bahwa: “Analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting

guna membantu manajer dalam mengembangkan empat jenjis strategi

Strengths-Opportunities (SO), strategi Weeknesses-Opertunities (Wo),

strategi Strengths-Threats (ST) atau strategi Weekness-Threats (WT)

yang terhadap penerapan strategi.

Definisi analisis swot menurut Freddy Rangkuti (2013) menyatakan

analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersmaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman

(threats).
Sedangkan menurut Jogiyanto (2005) menyatakan swot sangat

diperlukan dalam menilai kekuatan – kekuatan maupun kelemahan –

kelemahan dari sumber – sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan

serta menilai kesempatan – kesempatan eksternal maupun tantangan –

tantangan yang di hadapi.

Analisis ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai

faktor masukan, lalu kemudian di kelompokkan menurut

kontribusinya masing – masing. Namun analisi ini hanya sebagai

suatu sebuah analisa yang ditunjukkan untuk menggambarkan situasi

yang sedang di hadapi perusahaan atau organisasi. Analisis swot

bukan sebuah alat yang mampu memberikan jalan keluar dari

permasalahan yang sedang dihdapi.

2.1.5.2. Tujuan Analisis SWOT

Sebuah perusahaan atau lembaga harus mengidentiflkasi kekuatan

dan kelemahan internal, serta mencari kesempatan dan ancaman

yang ada di dalam lingkungan eksternal tempat perusahaan

beroperasi. Namun, setiap komponen SWOT tidak bias dikatakan

saling bergantung. Jika tidak, analisis ini akan menjadi tidak berarti

dan tidak akan membantu perusahaan atau lembaga untuk

melaksanakan strategi dengan efektif.

Jadi, analisis SWOT harus bertujuan penuh. Analisis SWOT

yang efektif harus bertujuan meraih pemasaran strategis yang cocok

dengan lingkungan internal dan eksternal (Goh dan Hor, 2003).


2.1.5.3. Matrik SWOT

Menurut Rangkuti (2014) matriks SWOT dapat menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternalyang dihadapi

perusahaan atau lembaga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat

set kemungkinan altenatif strategis.

Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :

1. Strategi SO (Strength and Oppurtunity).

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan atau lembaga,

yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar–besarnya.

2. Strategi ST (Strength and Threats).

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan atau

lembaga untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity).

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weakness and Threats).

Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Pada

tabel dibawah ini dapat kita lihat kombinasi strategi matrik SWOT

yang digunakan dalam penelitian ini.

2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dengan fokus strategi bisnis sebagai berikut:


No. Nama Judul Alat Hasil
Peneliti Penelitian Analisis Penelitian
1. Fitria komala Strategi Penelitin Berdasarkan analisis
sari (2016) pengembangan kuantitatif, diagram cartesius
usaha bakso deskritif, SWOT dimana Bakso
sony di bandar SWOT Sony berada pada
lampung (Strengths, kuadran I, maka
Weakness, strategi yang dapat di
Opportunity implementasikan yaitu
And strategi Generik dan
Threats) berdasarkan analisis
pada rumusan
kombinasi strategi
matrik SWOT , strategi
usaha Bakso sony yang
efektif diperoleh yaitu
strategi SO dengan
nilai tertinggi yaitu
3,07, strategi WO
dengan nilai 2,57,
Strategi ST dengan
nilai 2,02 dan strategi
ST dengan nilai 1,52.
2. Hesta Rina H.T Analisis Penelitian Berdasarkan hasil
(2016) strategi kuantitatif,de analisis pada penelitian
perusahaan dekritif, ini, maka dapat diambil
batu bata cv IE,IFE, kesimpulan.hasil
bms di SWOT dan analisis usaha batu batu
lampung Rapidh cv bms ada pada
tengah Growth kuadran III maka
Strategy. strategi yang dapat
diterapkan : strategi
gerilya (guirella
strategy) mencari
terobosan baru dengan
memanfaatkan
keunggulan bersaing
yang masih dimiliki
untuk mengeploitasi
sisa-sisa peluang pasar
yang tersedia.
3. Rifati Hanifa Penelitian Berdasarkan analisis
(2017) Analisis kuantitatif, matrik IFE yaitu 3,3
strategik analisa IE, dan perhitungan EFE
pengembangan IFE ,SWOT yaitu 2,95 pada
dan QSPM. kuadaran IV maka
usaha distro
strategi yang dapat di
legacy brand terapkan : strategi
store metro,
lampung intensif (penetrasi
pasar,pengembangan
pasar, pengembangan
produk) dan strategi
integratif ( integrasi
kedepan, integrasi
kebelakang dan
integrasi horizontal)

2.3..Kerangka Konseptual

Kekuatan

Lingkungan
Internal INFAS

Matrix

Kelemahan SWOT
Ayam Geprek
Bensu
Strategi
Peluang Diagram
Bisnis
SWOT

Lingkungan EFAS
Eksternal

Ancaman
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik penelitian sebagai


berikut:

 Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan


informasi dengan bantuan bahan-bahan kepustakaan, seperti : buku
literatur, majalah, naskah, catatn sejarah, dokumentasi, hasil
penelitian, dan sebagainya yang di jadikan landasan dan alat utama
bagi praktek penelitian di lapangan.

 Penelitian lapangan ( Field Research)

Penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan yang


sebenarnya dengan terjun langsung ke masyarakat atau ke objek
penelitian atau sasaran penelitian untuk menemukan secara spesifik
dan realistis tentang sesuatu yang sedang terjadi pada suatu saat di
tengah masyarakat.

3.2 Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan, objek, prosedur dan waktu yang tersedia

untuk penelitian ini, maka desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif yaitu desain

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel, baik satu


variabel maupun lebih yang menghubungkan dengan variabel yang

lain (Sugiyono, 2008).

3.3 Jenis Data

 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama,

sumber pertama dalam penelitian ini adalah pengelola Ayam Geprek

Bensu. Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu: data produk,

data perkembangan konsumen, data perkembangan pendapatan dan

data-data lain yang berhubungan dengan Ayam Geprek Bensu.

 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia, sehingga kita

tinggal mencari dan mengumpulkannya. Adapun data sekunder dalam

penelitian ini yaitu: data-data yang berasal dari literature dan data-

data yang berasal dari internet.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoritits, konseptual, dan moral karyawan sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan

(Melayu Hasibuan).Pengembangan adalah suatu proses atau cara

menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna

(Suwantoro, 1997: 88-89). Richard Beckhord berpendapat

bahwasannya pengembangan adalah suatu usaha menyeluruh yang

dirancang untuk meningkatkan efektifitas.


Strategi pengembangan adalah sebuah rencana yang dirancang untuk

proses meningkatkan sesuatu menjadi lebih maju, baik, sempurna,

berguna, dan lebih bernilai. Strategi pengembangan sangatlah

diperlukan karena dapat menjadi kunci keberhasilan sebuah usaha.

Namun strategi yang gagal bukan berarti strategi tersebut salah akan

tetapi strategi tersebut perlu diperbaiki dan dipelajari lebih lanjut.

3.5 Pengambilan Kasus dan Karakteristik Kasus

Penelitian ini mengambil judul yaitu “Strategi pengembangan

usaha ayam geprek bensu dalam meningkatkan daya saing di Bandar

Lampung”. Alasan peneliti mengambil kasus tersebut yaitu: peneliti

ingin mengetahui lebih jauh Strategi apakah yang dapat dilakukan.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

 Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung ke Ayam Geprek Besnu, beberapa Ayam Geprek yang

menjadi pesaing, dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan

penelitian.

 Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan strategi bisnis kepada

pengelola Ayam Geprek Bensu dan usaha lain yang menjadi pesaing.

 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

menggunakan dokumen tertulis (hasil penelitian, laporan tertulis,

buku literatur, majalah, jurnal, dan sebagainya) sebagai sumber data

penelitian dengan cara melakukan pengelompokan atau klasifikasi

data yang berhubungan dengan masalah penelitian.

 Kuisioner

Suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,

dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa

terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah

ada.

3.7. Metode Analisis

Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah

metode analisis kualitatif, yaitu motode yang digunakan untuk

menganalisis data dengan menggunakan penalaran dan penelaahan

dengan berpedoman pada pendekatan teoritis. Kalaupun ada data

berupa angka-angka sifat analisis hanya terbatas pada pemberian


informasi, menilai atau mengevaluasi data angka tersebut kemudian

melakukan penafsiran dan menyimpulkan. Adapun alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis SWOT (Strengths,

Weakness, Opportunity, And Threats).

Metode kerja analisis SWOT dalam upaya menentukan

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan adalah

sebagai berikut:

 Mengisi daftar pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada

jawaban yang dianggap paling tepat.

 Setiap pertanyaan diberikan nilai menurut tingkat kepentingannya

oleh masing-masing perusahaan berdasarkan kondisi lingkungannya,

dengan asumsi:

 Tidak penting

 Penting

 Sangat penting

 Pada setiap kolom ditetapkan nilai antara lain:

A=3

B=2

C=1

 Mengidentifikasikan kekuatan/kelemahan yang ada pada perusahaan

dan perusahaan pesaing.


 Setelah diketahui kekuatan/kelemahan perusahaan, kemudian

dilanjutkan dengan mencari faktor-faktor strategi eksternal dan

strategi internal perusahaan antara lain:

 Melakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang

menjadi kekuatan dan kelemahan

 Setelah faktor-faktor teridentifikasi maka dilakukan pembobotan serta

ranking. Bobot dihitung 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat

penting)

 Bobot dikalikan rating, setiap faktor mendapatkan skor untuk faktor-

faktor tersebut jumlah skor untuk opportunity dan threat adalah 1.00,

demikian pula jumlah bobot strength dan weakness juga satu. Rating

opportunity mulai dari 1 (dibawah rata-rata), 2 (rata-rata), 3 (diatas

rata-rata), 4 (sangat baik), berdasarkan pengaruh faktor tersebut

terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai

rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin

besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnnya kecil diberi diberi

rating +1). Pemberian rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya

jika nilai ancaman sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya jika

nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. Begitupula dengan kondisi

internalnya, variable yang bersifat positif (semua kategori kekuatan)

diberi nilai mulai dari +1 sampai +4 (sangat baik) dengan

membandingkan dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama.

Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Misalnya jika

kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata


 industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan

dibawah rata-rata industri nilainya adalah 4.

 Kalikan bobot dengan rating, hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing skor

 Jumlah skor pembobotan, untuk memperoleh total skor. Pembobotan

bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor

strategi eksternalnya maupun strategi internalnya.

Gambar 3.1

Diagram cartesius Analisis SWOT

Opportunity

Stabilitas (Strategi WO) Growth (Strategi SO)

Weakness Strength
Defence (Strategi WT) Diversifikasi (StrategiST)

Threat

Sumber : Prawirokusumo (2000).

Menurut Rangkuti (2006) proses penyusunan perencanaan

strategi dalam analisis SWOT melalui 3 tahap analisis yaitu :

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi

yang terkait dengan faktor internal dan faktor eksternal perusahaan

atau lembaga. Faktor internal perusahaan atau lembaga berupa

sumber daya manusia, fasilitas, pembiayaan, metode pembelajaran.

Dan faktor eksternal perusahaan atau lembaga adalah sosial budaya,

dukungan pemerintah, sponsor, kemajuan teknologi.

2. Tahap Analisis

Nilai-nilai dari faktor internal dan eksternal dijabarkan dalam

bentuk diagram SWOT dengan mengurangkan nilai Strength dengan

nilai Weakness, dan nilai Opportunity dengan nilai Threat. Semua

informasi disusun dalam matrik, kemudian dianalisis untuk

memperoleh strategi yang cocok dalam mengoptimalkan upaya untuk

mencapai kinerja yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Untuk itu


digunakan matrik SWOT agar dapat dianalisis dari 4 strategi yang

ada, mana yang memungkinkan bagi lembaga untuk bergerak maju.

Apakah strategi Strength-Opportunity (SO). Strategi Weakness-

Opportunity (WO), strategi Strength-Threat (ST), atau strategi

Weakness-Threat (WT).

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap ini, mengkaji ulang empat strategi yang telah

dirumuskan dalam tahap analisis. Setelah itu diambilah keputusan

dalam menentukan strategi yang paling menuntungkan, efektif dan

efisien bagi lembaga berdasarkan matrik SWOT dan pada akhirnya

dapat disusun suatu rencana strategis yang akan dijadikan pegangan

dalam melakukan kegiatan selanjutnya.

Setelah melakukan analisis diagram SWOT, maka dapat

digambarkan rumusan kombinasi Strategi Matriks SWOT berikut ini :

3.8.Tahapan Penelitian

Alur Tahapan Penelitian

Star Pengumpulan Analisis data


data

End Kesimpulan Swot


Dari gambar diatas alur tahapan penelitian strategi

pengembangan usaha di Bakso Sony atas beberapa tahapan antara lain

sebagai berikut:

 Pengumpulan data

Pada tahapan ini penulis melakukan pengumpulan data melalui

observasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi di Ayam Geprek

Bensu.

 Analisa data

Pada tahapan ini penulis melakukan analisa terhadap strategi

pengembangan usaha dari berbagai indicator pendukung strategi

pengembangan usaha di Ayam Geprek Bensu.

 SWOT

Pada tahapan ini penulis menentukan alat analisis data tersebut

menggunakan SWOT sebagai alat ukur untuk menentukan elemen-

elemen apa saja yang merupakan bagian dari sisi kelebihan,

kekurangan, peluang dan ancaman yang terdapat di Ayam Geprek

Bensu.

 Kesimpulan

Pada tahapan ini penulis akan memperoleh hasil dari analisa data

tersebut secara spesifik sesuai dengan indicator yang dianalisa

menggunakan SWOT.
 End

Pada tahapan ini penulis selesai melakukan penelitiaan

DAFTAR PUSTAKA

Creswell,Jhon W. 2010. Research Design Pendekatan

Kualitatif,Kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


David, Fred R. 2006. Strategic Management (Manajemen Strategis

Konsep) penerbit : Salemba Empat. Jakarta

Umar, Husein. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Rina, Hesta.2016. Analisis Strategi Bisnis Perusahaan CV BMS di

Lampung Tengah, Lampung Tengah.

Komala Sari, Fitria.2016. Strategi Pengembangan Bakso Sony di

Bandar Lampung, Bandar Lampung.

Hanifa, Rifati.2017. Analisis startegik pengembangan usaha Distro

Legacy Brand Store Metro, Lampung.

Anda mungkin juga menyukai