Anda di halaman 1dari 28

Buya Yahya

(Pengasuh LPD Al-Bahjah)

PENERBIT PUSTAKA AL-BAHJAH


Sekretariat: CV. Pustaka Al-Bahjah
Jl. Pangeran Cakrabuana No. 179 Blok Gudang Air
Kel. Sendang, Kec. Sumber, Kab. Cirebon 45611
DAFTAR ISI

I. KONTROVERSI HUKUM PUASA RAJAB: SUNNAH/


BID’AH?
A. Pendahuluan............................................................ 30
B. Dalil-dalil tentang Puasa Rajab.............................. 31
1. Dalil Tentang Puasa Rajab Secara Umum............. 31
2. Dalil-dalil Puasa Rajab secara Khusus.................. 32
C. Komentar para Ulama tentang Puasa Rajab............ 37
1. Pendapat Ulama Madzhab Hanafi.................... 38
2. Pendapat dari Ulama Madzhab Maliki.............. 38
3. Pendapat dari Ulama Madzhab Syafi’i.............. 40
4. Pendapat dari Ulama Madzhab Hanbali........... 43
D. Kesimpulan.............................................................. 45

 IV 
MUQADDIMAH

 V 
MUQADDIMAH

‫السالم عليمك ورمحة هللا بو�اكته‬


‫احلمد هلل والصالة والسالم عىل رسول هللا ن‬
‫سيد� حممد ب ن‬
�‫ا‬
‫ أمابعد‬. ‫عبد هللا وعىل أهل وحصبه ومن وااله‬
Sebaik-baik pekerjaan adalah yang bermanfaat untuk
diri dan orang lain. Risalah kecil ini merupakan kumpulan
dari catatan permasalahan penting yang kami temui lalu kami
kumpulkan.

Semoga bermanfaat bagi diri kami sendiri dan


bermanfaat untuk siapa pun yang membaca. Dengan harapan
semoga Allah memberikan keikhlasan kepada kita semuanya.
Semoga Allah SWT menjadikan apa yang kami tulis ini sebagai
amal shaleh yang bisa kami lihat kelak di surga.

Dalam catatan ini, kami tidak menghadirkan sesuatu


yang baru, akan tetapi semua ini adalah hal-hal yang kami
ambil dari para Guru Mulia, para ulama terdahulu. Begitulah
yang diajarkan para guru mulia, hendaknya kita senantiasa
bisa mengambil faedah-faedah dari apa yang kita baca dan kita
dengar.

Semoga ini bisa menjadikan sebab kami bersambung


dengan para guru mulia hingga bersambung dengan Nabi
Muhammad SAW. Kita semua butuh untuk saling tolong-
menolong dalam kebaikan. Dan semoga catatan kecil ini sebagai

 VI 
wujud tolong-menolong dalam kebaikan dan menjadi sebab
kita berkumpul dan bersanding dengan Nabi Muhammd SAW.

Kepada siapa pun yang membaca catatan ini mohon


doakan kami semoga Allah SWT memberikan kepada kami
ketulusan, keistiqamahan dan keselamatan diri, keluarga dan
siapa pun yang membaca catatan kecil ini di dunia dan di
akherat.

Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba yang


saling mencintai karena Allah SWT dan karena Rasulullah SAW.

Cirebon, Rajab 1438 H


Buya Yahya
(Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)

 VII 
“Kalau kita kembali kepada ilmu para
Ulama, ada banyak sebab perbedaan
pendapat para Ulama yang akan
menjadikan orang yang sadar akan
semakin kagum dengan kinerja para
Ulama terdahulu. Mereka senantiasa
saling menghormati tanpa harus
mencela yang berbeda dengannya.Bagi
kita adalah mengikuti mereka, bukan
mencela!”
)Buya Yahya - Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon(

 VIII 
KONTROVERSI
HUKUM
PUASA RAJAB:
SUNNAH/BID’AH?

 1 
‫‪KONTROVERSI HUKUM PUASA‬‬
‫?‪RAJAB: SUNNAH/BID’AH‬‬

‫الرح�‬
‫بمس هللا الرمحن ي‬
‫نستع� عىل أمور الدنيا ي ن‬
‫والد�‪.‬‬ ‫ين‬ ‫ين‬
‫العمل�‪ .‬وبه‬ ‫احلمد هلل رب‬
‫سيد� حممد وآهل حصبه وسمل أ�ج ي ن‬
‫ع�‪ .‬قال هللا‬ ‫وصىل هللا عىل ن‬
‫ف‬
‫ع� ش�را ي� كتاب هللا‬ ‫ال�ور عند هللا اثنا ش‬ ‫تعاىل‪ :‬إن عدة ش‬
‫ن‬ ‫ن‬ ‫أ‬
‫الق�‬
‫ي ي‬ ‫الد�‬ ‫ذلك‬ ‫حرم‬ ‫أربعة‬ ‫ا‬‫م�‬ ‫رض‬ ‫وال‬ ‫يوم خلق الامسوات‬
‫ك� اكفة امك يقاتلونمك اكفة‬‫امل� ي ن‬‫فال تظملوا يف�ن أنفسمك وقاتلوا ش‬
‫ن أ‬
‫املتق�‪ .‬الية ‪ .‬وقال رسول هللا صىل هللا‬ ‫واعملوا أن هللا مع ي‬
‫وخ� اهلدى هدى‏‬ ‫خ� احلديث كتاب هللا ي‬ ‫عليه وسمل‪ :‬فإن ي‬
‫ة‬ ‫المور‏ ث‬ ‫ش أ‬
‫ضالل ‪ .‬أما بعد‪:‬‬ ‫‏حمد� ت�ا‏ولك بدعة‬ ‫‏حممد‏و�‬

‫‪A. PENDAHULUAN‬‬

‫‪Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam membahas‬‬


‫‪masalah puasa Rajab.‬‬

‫‪Pertama: Tidak ada riwayat yang benar dari Rasulullah SAW‬‬


‫‪yang melarang puasa Rajab.‬‬
‫‪Kedua: Banyak riwayat tentang keutamaan puasa Rajab‬‬
‫‪yang tidak benar dan palsu.‬‬

‫‪‬‬ ‫‪2‬‬ ‫‪‬‬


Dan di dalam masyarakat kita terdapat 2 kutub ekstrim.

Pertama: Adalah sekelompok kecil kaum Muslimin yang


menyuarakan dengan lantang bahwa puasa bulan
Rajab adalah bid’ah.
Kedua: Sekelompok orang yang biasa melakukan atau
menyeru puasa Rajab, akan tetapi tidak menyadari
telah membawa riwayat-riwayat tidak benar dan
palsu.

Maka, dalam risalah kecil ini, kami ingin mencoba


menghadirkan riwayat yang benar sekaligus pemahaman para
ulama 4 mazhab tentang puasa di bulan Rajab.

Sebenarnya masalah puasa Rajab sudah dibahas tuntas


oleh ulama-ulama terdahulu dengan jelas dan gamblang. Akan
tetapi karena adanya kelompok kecil hamba-hamba Allah yang
biasa menuduh bid’ah orang lain menyuarakan dengan lantang
bahwa amalan puasa di bulan Rajab adalah sesuatu yang bid’ah.

Dengan Risalah kecil ini, mari kita lihat hujjah para ulama
tentang puasa bulan Rajab dan mari kita juga lihat perbedaan
para ulama di dalam menyikapi hukum puasa di bulan Rajab.
Yang jelas bulan Rajab adalah termasuk bulan haram yang 4
(Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) dan bulan haram
ini dimuliakan oleh Allah SWT, sehingga tidak diperkenankan
untuk berperang di dalamnya dan masih banyak keutamaan di
dalam bulan-bulan haram tersebut khususnya bulan Rajab.

Di sini kami hanya akan membahas masalah puasa


Rajab, untuk masalah yang lainnya seperti hukum merayakan
Isra’ Mi’roj dan Shalat malam di bulan Rajab akan kami hadirkan
pada risalah yang berbeda.

Tidak kami pungkiri adanya hadits-hadits dha’if atau


palsu (maudhu’) yang sering dikemukakan oleh sebagian
pendukung puasa Rajab. Maka dari itu, kami menjelaskan agar
jangan sampai ada yang membawa hadits-hadits palsu biar

 3 
pun untuk kebaikan seperti memacu orang untuk beribadah,
hukumnya adalah haram dan dosa besar. sebagaimana
ancaman Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Imam Muslim:
َّ َ ُ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ ً ّ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ
‫من كذب ع يل متع ِمدا فليتبوء مقعده ِمن الن ِار‬
“Barang siapa sengaja berbohong atas namaku, maka
hendaknya mempersiapkan diri untuk menempati neraka.”

Perlu diketahui bahwa dengan banyaknya hadits-hadits


palsu tentang keutamaan puasa Rajab itu bukan berarti
tidak ada hadits yang benar yang membicarakan tentang
keutamaannya bulan Rajab.

B. DALIL-DALIL TENTANG PUASA RAJAB

1. Dalil tentang Puasa Rajab secara Umum

Himbauan secara umum untuk memperbanyak puasa


kecuali di hari-hari yang diharamkan yang 5 (lima). Bulan
Rajab adalah bukan termasuk hari-hari yang diharamkan. Juga
anjuran-anjuran memperbanyak di hari-hari seperti puasa hari
Senin, puasa hari Kamis, puasa hari-hari putih, puasa Daud dan
lain-lain yang itu semua bisa dilakukan dan tetap dianjurkan
walaupun di bulan Rajab. Berikut ini adalah riwayat-riwayat
tentang keutamaan puasa.

a. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari No. 5472:


ْ ْ َ َ‫َ َ َ َ ُ َّ ّ ُ َ َ ن‬ َ ُّ ُ
‫الص َيام وأ� أج ِزي ِب ِه‬ ‫ال‬‫إ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫أ‬ ‫ن‬
�‫ا‬ ْ ‫ل‬ َ
ِ ِ ِ‫ك ِ ب‬
‫ع‬
“Semua amal anak Adam (pahalanya) untuknya kecuali puasa
maka aku langsung yang membalasnya.”

 4 
b. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim No. 1942:
َ َ ْ َ َْ ْ ْ ْ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ‫َ خُ ُ ْ ُ فَ َّ ئ‬
‫للوف ِ� الص ِ ِا� أطيب ِعند هللاِ ِمن ِر ي ِ� ِالس ِك يوم ال ِقيام ِة‬
“Bau mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi dari misik
menurut Allah kelak di hari kiamat”

Yang dimaksud Allah akan membalasnya sendiri adalah


pahala puasa tak terbatas hitungan, tidak seperti pahala ibadah
shalat jamaah dengan 27 derajat. Atau ibadah lain yang satu
kebaikan dilipat gandakan menjadi 10 kebaikan.

c. Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari No. 1063 dan


Imam Muslim No. 1969 :
ّ ِ ‫إ َّن َأ َح َّب‬
ُ‫الص َي ِام ِإ َل هللاِ ِص َي ُام َد ُاو َد َك َن َي ُص ْو ُم َي ْو ًما َو ُي ْف ِطر‬ ِ
‫َي ْو ًما‬
“Sesungguhnya paling utamanya puasa adalah puasa saudaraku
Nabi Daud, beliau sehari puasa dan sehari buka.”

2. Dalil-Dalil Puasa Rajab secara Khusus

a. Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim


ْ�‫ “ َس َأ ْل ُت َس ِع ْي َد ْ نَ� ُج َب ي‬:‫َأ َّن ُع ثْ� َم َان ْ نَ� َح ِك ْي� ْا أَل ْن َصار ّي َق َال‬
ٍ ‫ب‬ ِ ِ ٍ ‫ب‬
َ َ َ َ
َ‫َع ْن َص ْو ِم َر َج َب َو ن ْ� ُن َي ْو َم ِئ ٍذ ِ ف ْ� َر َج َب فقال َ ِس ْع ُت ْ ن‬
�‫ا‬ ‫ب‬ ‫ي‬
َ ُ َّ َ ُ َ َ ُ ُ
‫هللا َعل ْي ِه‬ ‫هللا َع نْ ُ� َما َيق ْول كن َر ُس ْول هللاِ صل‬ ُ � َ ‫اس َر ِ ض ي‬ٍ ‫عب‬
َّ َ
َ َ َُ ْ ْ َ َ َُ َّ
”‫ َو ُيف ِط ُر َح تَّ� نق ْول ال َي ُص ْو ُم‬،‫َو َس َل َي ُص ْو ُم َح تَّ� نق ْول ال ُيف ِط ُر‬

 5 
“Sesungguhnya Sayyidina Ustman Ibn Hakim Al-Anshari,
berkata: “Aku bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa
di bulan Rajab dan ketika itu kami memang di bulan Rajab”,
maka Sa’id menjawab: “Aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata:
“Nabi Muhammad SAW berpuasa (di bulan Rajab) hingga kami
katakan beliau tidak pernah berbuka di bulan Rajab, dan beliau
juga pernah berbuka di bulan Rajab, hingga kami katakan beliau
tidak berpuasa di bulan Rajab.”

Dari riwayat tersebut di atas, bisa dipahami bahwa Nabi


SAW pernah berpuasa di bulan Rajab dengan utuh, dan Nabi
pun pernah tidak berpuasa dengan utuh. Artinya, di saat Nabi
SAW meninggalkan puasa di bulan Rajab itu menunjukan bahwa
puasa di bulan Rajab bukanlah sesuatu yang wajib. Begitulah
yang dipahami para ulama tentang amalan Nabi SAW. Jika Nabi
melakukan satu amalan kemudian Nabi meninggalkannya itu
menunjukan amalan itu bukan sesuatu yang wajib, dan hukum
mengamalkannya adalah sunnah.

b. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan


Imam Ibnu Majah
َ ْ ُ َ َ‫َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ّ َ َ َّ ُ َ ت‬
ِ‫ أ� رسول هللا‬:‫عن ِجميبة الب ِاه ِلي ِة عن أ ِب ي�ا أو ِعها أنه‬
ْ‫هللا َع َل ْيه َو َس َّ َل ثُ َّ� ْان َط َل َق َف َأ تَ� ُه َب ْع َد َس َنة َو َق ْد َت َغ َّ َ�ت‬ َّ
‫ي‬ ٍ ِ ُ ‫َصل‬
ْ‫ َق َال َو َمن‬.�ْ ‫َح َال ُت ُه َو َه ْي َئ ُت ُه َف َق َال َ ي� َر ُس ْو َل هللاِ َأ َما َت ْعر ُف ن‬
‫ِ ِ َي‬ َ َ
َ‫أ ْن َت َق َال أ نَ� ْال َب ِاه ِ ّل َّال ِذ ْي ِج ْئ ُت َك َع َام ْا أل َّو ِل َق َال فَ�ا‬
‫ي‬
َّ ً َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ِ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ
‫غ ي�ك وقد كنت حسن اليئ ِة قال ما أ كت طعاما ِإال‬
ُ ‫ب َل ْيل ُم ْن ُذ َف َار ْق ُت َك َف َق َال َر ُس ْو ُل هللاِ َص َّل‬
َ‫هللا َع َل ْي ِه َو َس َّل‬ ٍ ِ
ّ ُ ْ ً ْ َ َ ْ َّ َ ْ َ‫َ َ َّ ْ َ َ ْ َ َ ثُ َّ َ َ ُ ْ ش‬
‫ � قال ص �ر الص ب ِ� و يوما ِمن ِك‬.‫ِل عذبت نفسك‬

 6 
َ َ َ َ ْ ُ ‫�ر َق َال ز ْد ن ْ� َفإ َّن ْ� ُق َّو ًة َق َال‬
‫ص َي ْو َم ْ ي ِن� قال ِز ْد ِ ن ْ ي� قال‬ ْ َ‫ش‬
‫ٍ َ َ َ ِ ِ ي ِ ِب ي‬
‫ص ِم َن‬ ْ ُ ‫ا�ك‬ْ ْ
ُ ْ‫ال ُر ِم َو ت‬
ُ ‫ص ِم ْن‬ ْ ُ ‫ص ث َالث َة أ َّ ي� ٍم َق َال ز ْد ن ْ� قال‬
َ َ ُْ
َ‫ْ ْ َ َ أ‬ ‫ي‬ ِ ِ
َ َ َّ ُ ْ ‫ص ِم َن‬ ْ ُ ‫ا� ْك‬ ُْ
َ
‫ا�ك َوقال ِب�ص ِاب ِع ِه الثالث ِة‬ ُ ‫ال ُر ِم َو ت‬ ُ ْ‫ال ُر ِم َو ت‬
َ َ َ ْ َ َّ ُ‫َ َ َّ َ ث‬
322/2 ‫ رواه أبو داود‬.‫فضمها � أرسلها‬
“Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya,
sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rasulullah
SAW kemudian berpisah dan kemudian datang lagi kepada
Rasulullah SAW setelah setahun dalam keadaan tubuh yang
berubah (kurus), dia berkata: Ya Rasulullah SAW, apakah
engkau tidak mengenalku?” Rasulullah SAW menjawab:
“Siapa Engkau?” Dia pun berkata: “Aku Al-Bahili yang pernah
menemuimu setahun yang lalu.” Rasulullah SAW bertanya:
“Apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu
baik-baik saja (segar bugar).” Ia menjawab: “Aku tidak makan
kecuali pada malam hari (yakni berpuasa) semenjak berpisah
denganmu, maka Rasulullah SAW bersabda: “Mengapa engkau
menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di
setiap bulan.” Lalu ia berkata: “Tambah lagi (ya Rasulallah)
sesungguhnya aku masih kuat.” Rasulullah SAW berkata:
“Berpuasalah 2 hari (setiap bulan).” Dia pun berkata: “Tambah
lagi, ya Rasulullah SAW.” Rasulullah SAW berkata: “Berpuasalah
3 hari (setiap bulan).” Ia pun berkata: “Tambah lagi, (Ya Rasulullah
SAW). Rasulullah SAW bersabda: “Jika engkau menghendaki
berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rajab, Dzul Qa’dah,
Dzul Hijjah dan Muharram) dan jika engkau menghendaki,
maka tinggalkanlah.” Beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil
menggenggam 3 jarinya kemudian membukanya.”
Imam Nawawi menjelaskan hadits tersebut.

ْ ُ ْ ‫ص ِم َن‬
‫ال ُر ِم َو تْ ُا�ك» نإ�ا أمره‬ ْ ُ » َ َّ‫هللا َع َل ْي ِه َو َسل‬
ُ َّ‫َ ْ ُ ُ َ ل‬
‫قول ص‬
‫ف‬ ‫أ‬
‫لنه اكن يشق عليه إكثار الصوم امك ذكره ي� أول‬ ; ‫ب� تل�ك‬

 7 
‫ة‬
‫ املج موع‬. ‫فضيل‬ ‫ فأما من مل يشق عليه فصوم �ج يهعا‬. ‫احلديث‬
٤٣٩/٦
Sabda Rasulullah SAW:
‫مص من احلرم ت‬
‫وا�ك‬
“Berpuasalah di bulan haram kemudian tinggalkanlah”.

Sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan berbuka kepada


orang tersebut karena dipandang puasa terus-menerus akan
memberatkannya dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun
bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa,
maka berpuasa di bulan Rajab seutuhnya adalah sebuah
keutamaan (Majmu’ Syarh Muhadzdzab Juz 6 hal. 439).

c. Hadits riwayat Usamah bin Zaid

‫ ي� رسول هللا مل أرك تصوم ش�را من ش‬: ‫قال قلت‬


‫ال�ور ما‬
‫ب� رجب‬‫تصوم من شعبان قال ذلك ش�ر غفل الناس عنه ي ن‬
‫أ‬
‫ين‬
‫العامل� وأحب‬ ‫ورمضان وهو ش�ر ت�فع فيه المعال إىل رب‬
‫ئ‬
٢٠١/٤ �‫النسا‬ ‫وأ� ئ‬
‫ رواه‬.�‫صا‬ ‫أن �فع معل ن‬
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
“Aku berkata kepada Rasulullah SAW, Ya Rasulullah SAW,
aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebagaimana engkau
berpuasa di bulan Sya’ban.” Rasulullah SAW menjawab: “Bulan
Sya’ban itu adalah bulan yang dilalaikan di antara bulan Rajab
dan Ramadhan, dan bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya
amal-amal kepada Allah SWT dan aku ingin amalku diangkat
dalam keadaaan aku berpuasa”. HR. Imam An-Nasa’I Juz 4 Hal.
201.

 8 
Imam Syaukani menjelaskan:
‫ف‬
‫ إن شعبان ش�ر يغفل عنه‬:‫ظاهر قوهل ي� حديث أسامة‬
‫أ‬ ‫الناس ي ن‬
‫ب� رجب ورمضان أنه يستحب صوم رجب; لن‬
‫الظاهر أن املراد نأ�م يغفلون عن ي‬
‫تعظ� شعبان ب�لصوم امك‬
‫أ‬
٢٩١/٤ ‫ نيل الوطار‬. ‫يعظمون رمضان ورجبا به‬
Secara tersurat yang bisa dipahami dari hadits yang
diriwayatkan oleh Usamah, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan
manusia di antara Rajab dan Ramadhan.” Ini menunjukkan
bahwa puasa Rajab adalah sunnah, sebab bisa difahami
dengan jelas dari sabda Nabi SAW bahwa mereka lalai dari
mengagungkan Sya’ban dengan berpuasa karena mereka sibuk
mengagungkan ramadhan dan Rajab dengan berpuasa.” (Nailul
Author Juz 4 hal 291)

C. KOMENTAR PARA ULAMA TENTANG PUASA


RAJAB

Dalam menyikapi tentang puasa di bulan Rajab,


pendapat ulama terbagi menjadi 2. Akan tetapi 2 pendapat ini
tidak sekeras yang kita temukan di lapangan pada saat ini yaitu
dengan membid’ahkan dan memfasiqkan para pelaku puasa
Rajab.

Jumhur ulama dari Mazhab Imam Abu Hanifah, Imam


Malik, Imam Syafi’i dan riwayat dari Imam Ahmad Bin Hanbal,
mereka mengatakan bahwasanya disunnahkan puasa di bulan
Rajab semuanya dan juga ada riwayat lain dari Imam Ahmad Bin
Hanbal bahwasanya makruh mengkhususkan melakukan puasa
sebulan penuh di bulan Rajab.

 9 
Akan tetapi di dalam Mazhab Imam Ahmad Bin Hanbal
dijelaskan bahwasanya kemakruhan ini akan hilang dengan 4
hal:
1) Dibolong (berbuka) 1 hari di bulan Rajab, atau
2) Disambung dengan puasa di bulan sebelum Rajab, atau
3) Disambung dengan puasa di bulan setelah Rajab
4) Dengan puasa di hari apapun di selain bulan Rajab.

Mungkin ada yang mendengar dari salah satu stasiun


radio atau selebaran yang dibagi-bagi yang mengatakan
bahwasanya “Puasa Rajab adalah Bid’ah Dholalah” dengan
membawa Riwayat dari Nabi SAW yang melarang puasa Rajab
atau riwayat dari Sayyidina Umar Bin Khottob yang mengatakan
“Kami akan memukul orang yang melakukan puasa di bulan
Rajab”. Padahal riwayat tersebut adalah tidak benar dan palsu
dan sungguh sangat aneh orang yang membid’ahkan puasa
bulan Rajab dengan tuduhan riwayat puasa Rajab adalah hadits-
haditsnya palsu akan tetapi mereka sendiri tidak sadar bahwa
justru riwayat yang melarang puasa bulan Rajab adalah palsu.

Secara singkat para ulama empat madzhab tidak ada


yang mengatakan puasa bulan Rajab adalah bid’ah. Bahkan
mereka sepakat kalau puasa bulan Rajab adalah sunnah
termasuk dalam madzhab Imam Ahmad bin Hanbal.
Berikut ini uraian ulama empat tentang puasa Rajab:

1. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB HANAFI


• Disebutkan dalam Fatwa Al-Hindiyah Juz 1 Hal. 202:
‫)املرغو�ت من الصيام أنواع ( أوهلا صوم احملرم ن‬
‫والثا� صوم‬ ‫ب‬
‫ي‬
‫ اهـ‬.) ‫رجب والثالث صوم شعبان وصوم عاشوراء‬
“Puasa yang disunnahkan itu bermacam-macam:
puasa Muharram, puasa Rajab, puasa Sya’ban, puasa ‘Asyuro’
(tgl. 10 Muharram).”

 10 
2. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB MALIKI
• Disebutkan dalam Syarh Al-Kharsyi ‘Ala Khalil Juz 2
Hal. 241:

‫أنه يستحب صوم ش�ر احملرم وهو أول ش‬


‫ ورجب‬, ‫ال�ور احلرم‬
‫أ‬
‫ اهـ‬.) ‫ال�ر الفرد عن ال ش�ر احلرم‬
‫وهو ش‬
“Sesungguhnya disunnahkan puasa di bulan Muharram dan
puasa di bulan Rajab.”

• Disebutkan dalam Hasyiah dari Syarh Al-Kharsyi ‘Ala


Khalil:
‫أ‬
‫بل يندب صوم بقية احلرم الربعة وأفضلها احملرم فرجب‬
‫ اهـ‬.) ‫فذو القعدة فاحلجة‬
“Disunnahkan puasa di bulan-bulan haram yang 4, paling
utamanya adalah puasa di bulan Muharram kemudian Rajab,
Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.”

• Disebutkan dalam Muqoddimah Ibnu Abi Zaid serta


Syarah Lil Fawaakih Al-Dawani Juz 2 hal. 272:

‫ صوم يوم عاشوراء ورجب‬, ‫التنفل ب�لصوم مرغب فيه وكذلك‬


‫لغ� احلاج أفضل‬ ‫وشعبان ويوم عرفة ت‬
‫وال�وية وصوم يوم عرفة ي‬
‫ اهـ‬.‫منه للحاج‬
“Melakukan puasa disunnahkan, begitu juga puasa di hari
‘Asyura’, bulan Rajab, bulan Sya’ban, hari ‘Arafah dan Tarwiyah.
Sedangkan puasa di hari ‘Arafah itu lebih utama bagi orang
yang tidak haji”.

 11 
• Disebutkan dalam Syarh Ad-Dardir, syarah
Muhtashor Kholil Juz 1 hal. 513 :
‫أ‬
‫وندب صوم احملرم ورجب وشعبان وكذا بقية احلرم الربعة‬
‫ اهـ‬.)‫وأفضلها احملرم فرجب فذوالقعدة واحلجة‬
“Dan disunnahkan puasa Muharram, Rajab, Sya’ban begitu
juga bulan-bulan haram lainnya yang 4 dan paling utamanya
adalah puasa Muharram kemudian Rajab, Duzulqo’dah dan
Dzulhijjah”.

• Disebutkan dalam At-Taj Wa Al-Iklil Juz 3 hal. 220 :

‫واحملرم ورجب وشعبان لو قال واحملرم وشعبان لوافق‬


‫أ‬
ّ ‫ال ش�ر احلرم‬ ‫ نقل ب ن‬. ‫املنصوص‬
‫وفضلها‬ ‫ خص هللا‬: ‫ا� يونس‬
‫ اهـ‬. ‫ احملرم ورجب وذو القعدة وذو احلجة‬: ‫وه‬
‫ي‬
“Dan disunnahkan puasa Muharram, Rajab dan Sya’ban,
andaikan beliau berkata. “Puasa Muharram dan Sya’ban
disunnahkan, maka akan mencocoki nashnya”. Dinukil dari Ibnu
Yunus bahwasanya “Allah SWT mengkhususkan bulan-bulan
haram dan mengutamakannya, yaitu: Muharram dan Rajab,
Dzulqo’dah dan Dzulhijjah.”

3. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB SYAFI'I


• Imam An-Nawawi menyebutkan dalam Al-Majmu’
(Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab) Juz 6 hal. 439:
‫أ‬
, ‫ ومن الصوم املستحب صوم ال ش�ر احلرم‬: ‫قال أحصابنا‬
‫ اه‬.‫ وأفضلها احملرم‬, ‫وه ذوالقعدة وذواحلجة واحملرم ورجب‬
‫ي‬

 12 
Berkata ulama kami: “Dan dari puasa yang disunnahkan
adalah puasa bulan-bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah,
Muharram dan Rajab, sedangkan yang paling utama adalah
Muharram.”

• Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshari menyebutkan


dalam Asna Al-Mathollib Juz 1 hal. 433:
‫أ‬ ‫أ‬
‫(وأفضل ال ش�ر للصوم) بعد رمضان ال ش�ر ( احلرم) ذو‬
‫القعدة وذو احلجة واحملرم ورجب (وأفضلها احملرم) لخ ب� مسمل‬
‫ث‬
‫* أفضل الصوم بعد رمضان ش�ر هللا احملرم ( � ي‬
‫اق�ا) وظاهره‬
‫تقد� رجب خروجا من خالف من‬ ‫استواء البقية والظاهر ي‬
‫أ‬
‫ اه‬.)‫فضهل عىل ال ش�ر احلرم‬
“Paling utamanya bulan-bulan untuk puasa setelah Ramadhan
adalah puasa di bulan-bulan haram yaitu Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Sedangkan paling utamanya
adalah Muharram berdasarkan riwayat dari Imam Muslim
“Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah
Muharram kemudian bulan haram yang lainnya. Secara dhahir
keutamaan di antara bulan haram yang lainnya itu sama (selain
Muharram). Dan secara dhahir mendahulukan keutamaan
Rajab agar keluar dari Khilafnya ulama yang mengunggulkannya
melebihi bulan-bulan Haram”

• Imam Ibnu Hajar menyebutkan dalam Fatwa-nya Juz 2


hal. 53:

‫� الناس عن صوم رجب‬ ‫ن‬


‫ وأما استمرار هذا الفقيه عىل ي‬...
‫ف‬
‫�و ج�ل منه وجزاف عىل هذه شل� يعة املطهرة فإن مل‬

 13 
‫ال� يعة املطهرة زجره‬ ‫ي�جع عن ذلك وإال وجب عىل حاكم ش‬
‫أ‬
‫ولمثاهل من املج ازفة ف ي� ي ن‬
‫د� هللا‬ ‫التعز� البليغ املانع هل‬
‫ي‬ ‫وتعز�ه‬
‫ي‬
‫تعاىل ويوافقه إفتاء العز ب ن� عبد السالم إنه سئل معا نقل‬
‫وتعظ� حرمته وهل‬ ‫ي‬ ‫احملدث� من منع صوم رجب‬ ‫ين‬ ‫عن بعض‬
‫ف‬
‫ نذر صومه حصيح‬: ‫يصح نذر صوم �ج يعه فقال ي� جوابه‬
‫الزم يتقرب إىل هللا تعاىل ب�ثهل والذي ن� عن صومه جاهل‬
‫ال�ع وكيف يكون نم�يا عنه مع أن العملاء‬ ‫ب�أخذ أحاكم ش‬
‫ال� يعة مل يذكر أحد نم�م اندراجه يف� يكره‬ ‫الذ� دونوا ش‬
‫ين‬
‫ اهـ‬.‫صومه بل يكون صومه قربة إىل هللا تعاىل‬
“Orang yang melarang puasa Rajab, maka itu adalah kebodohan
dan ketidak-tahuan terhadap hukum syariat. Apabila ia tidak
menarik ucapannya itu, maka wajib bagi hakim atau penegak
hukum untuk menghukumnya dengan hukuman yang keras
yang dapat mencegahnya dan mencegah orang semisalnya
yang merusak agama Allah SWT.”

Sependapat dengan ini ‘Izzuddin Abdusssalam,


sesungguhnya beliau ditanya dari apa yang dinukil dari sebagian
ahli hadits tentang larangan puasa Rajab dan pengharamannya,
dan apakah sah orang yang bernadzar puasa Rajab sebulan
penuh? Maka beliau menjawab: “Nadzar puasa Rajab itu sah
dan bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun larangan
puasa Rajab itu adalah pendapat orang yang bodoh akan
pengambilan hukum-hukum syariat. Bagaimana bisa dilarang
sedangkan para ulama yang dekat dengan syariat tidak ada yang
menyebutkan tentang dimakruhkannya puasa Rajab bahkan
dikatakan puasa Rajab adalah mendekatkan diri kepada Allah
SWT (sunnah)”.

 14 
• Disebutkan dalam Mughni Al-Muhtaj Juz 2 hal. 187:
‫أ‬
‫ وأفضلها‬, ‫ال�ور للصوم بعد رمضان ال ش�ر احلرم‬‫أفضل ش‬
‫احملرم لخ ب� مسمل* أفضل الصوم بعد رمضان ش�ر هللا احملرم‬
‫أ‬
�‫ خروجا من خالف من فضهل عىل ال ش�ر احلرم ث‬, ‫ث� رجب‬
‫ اه‬.) ‫ب� يق�ا ث� شعبان‬
“Paling utamanya bulan-bulan untuk melakukan puasa setelah
Ramadhan adalan bulan-bulan haram, sedangkan paling
utamanya adalah Muharram berdasarkan hadits riwayat Imam
Muslim, “Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah
puasa di bulan Allah Muharram” kemudian Rajab agar keluar
dari Khilaf tentang keutamaan Rajab terhadap bulan-bulan
haram lainnya kemudian Sya’ban”.

• Disebutkan dalam Nihayah Al-Muhtaj Juz 3 hal. 211:


‫أ‬
‫ال�ور للصوم بعد رمضان ال ش�ر احلرم‬ ‫(اعمل أن أفضل ش‬
‫وأفضلها احملرم ث� رجب خروجا من خالف من فضهل عىل‬
‫أ‬
‫ اهـ‬. )‫ال ش�ر احلرم ث� ب� يق�ا وظاهره االستواء ث� شعبان‬
“Ketahuilah sesungguhnya paling utamanya bulan-bulan untuk
melakukan puasa setelah Ramadhan adalah puasa bulan-
bulan haram. Sedangkan paling utamanya adalah Muharram
kemudian Rajab agar keluar dari khilaf tentang keutamaannya
atas bulan-bulan Haram yang lainnya, yang jelas keutamaannya
sama dengan bulan-bulan haram yang lainnya kemudian
Sya’ban”.

 15 
4. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB HANBALI
• Ibnu Qudamah menyebutkan dalam Al-Mughni Juz
3 hal. 53:

‫ وإن صامه‬: ‫ قال أمحد‬. ‫ ويكره إفراد رجب ب�لصوم‬: ‫فصل‬


‫ قال‬... ‫ بقدر ما ال يصومه لكه‬, ‫ أفطر فيه يوما أو يأ�ما‬, ‫رجل‬
‫ وإال فال يصومه متواليا‬, ‫ من اكن يصوم السنة صامه‬: ‫أمحد‬
‫ اهـ‬.) ‫يش�ه ب�مضان‬ ‫ يفطر فيه وال ب‬,
“Fasal: Dan dimakruhkan mengkhususkan Rajab dengan
puasa. Imam Ahmad berkata. “Apabila seseorang berpuasa
bulan Rajab, maka berbukalah sehari atau beberapa hari
sekiranya ia tidak puasa sebulan penuh. Imam Ahmad berkata:
“Barangsiapa terbiasa puasa setahun maka boleh berpuasa
sebulan penuh kalau tidak biasa puasa setahun, janganlah
berpuasa terus-menerus dan jika ingin puasa Rajab sebulan
penuh hendaknya ia berbuka di bulan Rajab (biar pun sehari)
agar tidak menyerupai Ramadhan”.
Dari keterangan tersebut sangat jelas bahwa Imam
Ahmad tidak membid’ahkan puasa Rajab.

• Disebutkan dalam Al-Furu’ Karya Ibn Muflih juz 3 hal. 118 :

‫ يكره إفراد رجب ب�لصوم نقل ب ن‬: ‫فصل‬


, ‫ يكره‬: ‫ا� حنبل‬
‫ ي�وى فيه عن‬: ‫ قال أمحد‬, ‫وأ� بكرة‬
‫ورواه عن معر وابنه ب ي‬
‫ يصومه‬: ‫وا� عباس قال‬‫ ب ن‬, ‫ي�ب عىل صومه‬ ‫معر أنه اكن ض‬
‫و�ول الكراهة ب�لفطر أو بصوم ش�ر آخر‬‫ تز‬.‫إال يوما أو يأ�ما‬
‫ اهـ‬. ‫من السنة‬
 16 
“Fasal : Dimakruhkan mengkhususkan Rajab dengan berpuasa
berdasarkan apa yang dinukil dari Imam Ahmad Bin Hanbal
dan diriwayatkan oleh Umar dan puteranya dan Abi Bakrah.
Imam Ahmad berkata “Diriwayatkan dari Sayyidina Umar ra
:” Sesungguhnya beliau memukul orang yang berpuasa Rajab,
dan berkata Ibnu Abbas “Hendaknya berpuasa Rajab dengan
berbuka sehari atau beberapa hari”. Dan kemakruhan puasa
bulan Rajab akan hilang dengan berbuka (walaupun sehari)
atau dengan berpuasa di bulan lain selain bulan Rajab.”

D. KESIMPULAN

Dari penjelasan ulama empat mazhab sangat jelas bahwa


puasa bulan Rajab adalah sunnah, hanya menurut mazhab Imam
Ahmad saja yang makruh. Kemakruhan puasa Rajab menurut
madzhab Imam Hanbali itu pun jika dilakukan sebulan penuh.
Adapun kalau berbuka satu hari saja atau disambung dengan
sehari sebelumnya atau sesudahnya. Atau dengan melakukan
puasa di selain bulan Rajab maka kemakruhannya akan hilang.
Mereka tidak mengatakan puasa Rajab bid’ah sebagaimana
yang marak akhir-akhir ini disuarakan oleh kelompok orang
dengan menyebar selebaran, siaran radio atau internet.

Wallahu a’lam bish-showab.

 17 
 18 
 19 

Anda mungkin juga menyukai