Anda di halaman 1dari 18

Infestasi Parasit

dalam Sistem
Penginderaan

K05
oleh
Prof. Dr. Agnes Kurniawan, PhD, SpPar(K)

Tentir QC
Alda Zerlina Amelia Ariel Valentino
Christine Lieana
Diantika Narinastiti Media
Dina Fitriana S. Chairunisa Aliya Amani
Favian Ariiq Rahmat
Faza Soelaeman
Harits Ahmad Khalid
INDERA
INFESTASI PARASIT PADA SISTEM PENGINDERAAN
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................... 1 DEMODIASIS .......................................................11


MEKANISME PATOLOGI PADA MATA ............ 1 Etiologi ..............................................................11
JENIS INFEKSI PARASIT OKULAR ................. 2 Infestasi ............................................................11
TOXOPLASMOSIS OCULAR .............................. 2 Manifestasi Klinis ...........................................11
Etiologi ............................................................... 2 Diagnosis ..........................................................12
Klasifikasi .......................................................... 3 Tata Laksana ...................................................12
Cara Menginfeksi ............................................ 3 TOXOCARIASIS ..................................................12
Gejala ................................................................. 3 Etiologi ..............................................................12
Besarnya Permasalahan Toxoplasmosis Distribusi ..........................................................12
Okuler di Indonesia ........................................ 3 Patogenesis dan Patofisiologi .....................12
Host..................................................................... 5
Manifestasi Klinis ...........................................12
Transmisi ........................................................... 5
Siklus Hidup.....................................................13
Siklus Hidup...................................................... 5
Diagnosis ..........................................................13
Epidemiologi ..................................................... 6
OCULAR CYSTICERCOSIS ...............................13
Diagnosis ........................................................... 7
MYIASIS ................................................................14
Tata Laksana .................................................... 7
Etiologi ..............................................................14
KERATITIS ACANTHAMOEBA........................... 8
Mode Transmisi ..............................................14
Etiologi dan Klasifikasi................................... 8
Manifestasi Klinis ...........................................14
Faktor Risiko..................................................... 8 Tata Laksana ...................................................15
Siklus Hidup...................................................... 9
Nasal Myasis – Summative 2 yaaa! .........15
Manifestasi Klinis ...........................................10
Contoh Kasus ..................................................15
Diagnosis ..........................................................10
REFERENSI ..........................................................17
Tata Laksana ...................................................11

MEKANISME PATOLOGI PADA MATA


- Kerusakan Langsung akibat infeksi Parasit
o Ex. Terdapat cacing di mata, menimbulkan kerusakan dan iritasi
- Kerusakan secara tidak langsung karena pengeluaran toksin
o Ex. Pada kasus onchocerciasis mata -> Toksin menimbulkan inflamasi
- Respons Imun
o Ex. Respons tubuh turun berperan dalam kerusakan yang terjadi
- Parasitisme ektopik dari parasit stadium larva /dewasa
o Ex. Larva genatostoma, ada di mata. Cacing dewasa loa loa ada di mata

FKUI 2016 Juara | 1


- Kerusakan akibat obat anti parasite à Kematian parasite menimbulkan respons inflamasi
akibat hancurnya tubuh parasit

JENIS INFEKSI PARASIT OKULAR


Berikut adalah table mengenai pembagian jenis parasit yang menginfeksi mata. Jangan
lupa, yan bagian di bold itu yang akan dibahas dan juga merupakan beberapa kasus yang
umum dijumpai pada setting klinis!

Protozoa Helminth Arthropoda

Toxoplasmosis Cysticercosis Phthiriasis palpebrum


(Demodiasis)

Acanthamoeba Toxocariasis (Ocular Myiasis


Keratitis Larva Migrans)

Microsporidiosis Onchocerciasis Tick Infestation

Malaria Loaiasis

Leishmaniasis

TOXOPLASMOSIS OCULAR

Etiologi
Etiologi penyakit ini disebabkan oleh T. gondii yang bersifat:
• Opportunistic
o (Jika sistem imun baik, tak aktif – Bila imun buruk maka parasit menjadi ganas, aktif)
• Parasit intrasel obligat
o T.gondii menggunakan sel sebagai host dan harus berada di dalam sel. Semua sel
dalam tubuh yang berinti merupakan tempat berlindung T.gondii, baik sel leukosit
maupun sel dalam organ.

Parasit ini juga menginfeksi mamalia maupun burung maupun manusia à menyebabkan
penyakit zoonosis à penyakit hewan ditularkan ke manusia.

Gambar 1. Takizoit Toxoplasma

FKUI 2016 Juara | 2


Klasifikasi
• Terdapat 2 jenis:
o Acquired (infeksi didapatkan sesudah lahir)
o Congenital (didapatkan sewaktu kandungan à Infeksi pertama pada ibu,
ditransmisikan ke janin lewat plasenta)

Cara Menginfeksi
• T.gondii dapat menginfeksi mata melalui proses berikut:
o T.gondii menginfeksi leukosit (Trojan horse mechanism) à Masuk dalam sirkulasi
à Mencapai pembuluh darah retina à Invasi ke dalam retina.

Gejala
• Gejala khas dari tocular toxoplasmosis:
o Retinochoroiditis, yaitu peradangan dan kerusakan pada choroid dan retina. Secara
klinis, adanya gejala diatas merupakan penanda terjadinya toxoplasma okuler.
• Ciri Lain:
o Uveitis posterior paling sering diakibatkan infeksi T. gondii, baik pada dewasa
maupun anak-anak
o Kerusakan mata (tanpa diberikan pengobatan) pada congenital ocular
toxoplasma lebih berat dibandingkan yang acquired ocular toxoplasma
o Pada kasus acquired ocular toxoplasma dapat terjadi relapse scar

Besarnya Permasalahan Toxoplasmosis Okuler di Indonesia

Berdasarkan laporan tahun 2003, dilakukan penelitian pada pasien-pasien ocular


toxoplasma pada rumah sakit sarjito DIY Jogjakarta. Didapatkan dalam 6 tahun ada 173 kasus
toxoplasma okuler, kebanyakan jenis congenital. Gejala utama yang dikeluhkan adalah: Mata
buram, baik pada satu mata maupun keduanya. Pada kongenital biasanya terkena 2 mata,
pada acquired hanya 1 mata saja.

FKUI 2016 Juara | 3


Berdasarkan distribusi usia, kelompok yang paling sering terinfeksi toxoplasmosis adalah
pada kelompok usia 20an hingga umur 30an. Lalu grafik infeksi turun pada umur 40an,
makin dikit makin usianya lanjut.

Jika ada keluhan mata burem saat usia dini, maka dapat diduga keluhannya karena toxoplasma
okuler. Hal ini berdasarkan fakta bahwa pada Indonesia, kasus & prevalensi dari infeksi T.
gondii sangat banyak. Data epidemiologi menunjukkan, pada uji serologi respons imun,
didapatkan hingga 70% orang Indonesia positif memiliki antibody T. gondii.

Berdasarkan penelitian, kasus uveitis atipikal (gejala klinis ga jelas, seperti hanya radang)
ternyata, 33% kasusnya disebabkan oleh infeksi, dimana infeksi yg utama adalah toxoplasma
yang hingga 19% penyebab kasus infeksi. Makanya, kalau ada keluhan mata buram yang
pertama diduga penyebabnya adalah toksoplasma.

Komplikasi yang umum terjadi akibat ocular toxoplasma:

- Strabismus/squint à crossed eyes


- Nystagmus à gerakan mata tidak terkontrol
- Congenital katarak
- Glaukoma

FKUI 2016 Juara | 4


Gambar 2. Retinochoroiditis

Host
- Definitif (Host dimana parasit dapat menyelesaikan fase seksualnya): Kucing - Famili
Felidae
- Intermediet: Burung, Mamalia, Manusia

Fase Infektif: Sporozoit (Ookista) & Kista Jaringan (Bradizoit)

Infeksi pada manusia biasanya terjadi melalui ingesti

- Ingesti Bradizoit pada daging kurang matang


- Ingesti Ookista dari feses kucing, tanah
- Air atau makanan yang terkontaminasi dengan Ookista

Transmisi
o Transmisi Transplasental à Infeksi yang terjadi pada ibu saat masa gestasi
o Pada saat ketika terinfeksi oleh toxoplasma fase takizoit atau bradizoit yang ditularkan
melalui darah/jaringan terinfeksi, T. gondii akan tinggal dalam host cell nya, dimana dia
bisa melindungi diri dari molekul racun host nya dengan bersembunyi pada vakuola
parasitoforus untuk bertahan hidup dari respons imun hostnya (phagolysosomes).

Siklus Hidup
Halo, teman-teman! Perkenalkan berikut adalah siklus hidup toksoplasma yang selalu
menghantui kita di hampir setiap modul. J

Inget kan untuk tempat hidup tokso intinya ada hospes definitive di kucing dan hospes
intermediate di mamalia lain. Setelah manusia menelan pseudocyst dari toksoplasma,
toksoplasma akan masuk ke peredaran darah dan menjadi takizoit. Takizoit akan menginfeksi
hati kemudian dia mengalami siklus hidup aseksual dan menimbulkan patologi (hepatitis,
chorioretinitis, limfadenitif, lesi pada otak, dll.).

FKUI 2016 Juara | 5


Gambar 3. Siklus Hidup

Epidemiologi
- Berdasaran penelitian pada mencit, toksoplasma dikelompokkan menjadi 3 tipe, yaitu I-III:
o Tipe I à mencit mati dalam 4 hari à ini paling virulen
o Tipe II à mencit dapat hidup lebih lama dan dapat ditemukan kista di otak dan
jaringan à virulensi sedang
o Tipe III à virulensi lebih rendah daripada tipe II à paling avirulen

Ketiga tipe tersebut merupakan pathogen dari toksoplasmosis okuler. Berdasarkan


penelitian yang lebih canggih, dapat juga ditemukan 130 genotip atipikal. Akan tetapi, fungsi
atau peran per genotip tersebut berdasarkan klinis pada patogenesis belum diketahui.

- Persebaran toksoplasmosis:
1. Polandia à tipe I
2. Iran à tipe III
3. Indonesia à tipe III (ini baru berdasarkan penelitian dengan 1 lokus, bisa jadi ternyata
lebih banyak dari itu)
4. Brazil à tipe I, II, III

FKUI 2016 Juara | 6


Diagnosis
Untuk mendiagnosis infeksi toksoplasma, penilaian berdasarkan klinis cukup dapat
menunjang. Misalnya retinochoroiditis dapat dinyatakan positif infeksi toksoplasma lalu
langsung manajemen kasus. Namun, untuk kasus atipikal (misalnya uveitis atipikal),
dibutuhkan diagnosis lebih lanjut. Diagnosis tersebut antaralain:

1. Serologi (paling sering) à IgG, IgM, dan IgA


a. Pada infeksi akut, IgG dan IgM cenderung akan meningkat pada 1-2 minggu
pertama infeksi. Lalu IgM dapat bertahan selama 18 bulan.
b. Seperti yang sudah kita ketahui, IgG ini menjadi patokan untuk menetukan
apakah infeksi merupakan infeksi baru atau infeksi lampau.
c. Pada ibu hamil, terdapat 1 tambahan yang diperiksa, yaitu aviditas. Pemeriksaan
aviditas ini fungsinya untuk menentukan seberapa besar faktor transmisi terhadap
janin. Kalau berisiko toksoplasmosis kongenital yang tinggi dan berbahaya, perlu
dipertimbangkan apakah kehamilannya perlu dilanjutkan atau tidak.
2. PCR
a. Spesimen: cairan intraocular, cairan dari kelenjar, cairan serebrospinal, cairan
amnion, dll. Pokoknya bisa dari cairan-cairan lain, tidak hanya darah.
b. Mislanya: pada uveitis, spesimen yang digunakan adalah cairan intraokular,
aqueous humor atau vitreous humor.
c. Sensitivitas: rendah, bisa jadi karena jumlah specimen yang dipakai sedikit
d. Deteksi gen B1, multiple repeat sequence
e. Metode ini intinya deteksi materi genetik, jadi bisa buat cek infeksi kongenital
janin in utero
3. Immunoassay
a. Deteksi antibody dari cairan intraocular. Kalau perbadingan antibodi pada cairan
mata dan darah lebih dari 2, dapat dikonfirmasi infeksi toksoplasma aktif.
b. Kalau pada bayi IgM positif, tentu saja bayi tersebut positif toksoplasmosis.

Tata Laksana
- Berdasarkan studi di Yogyakarta, berikut adalah regimen untuk tatalaksana toksplasmosis
okuler:
1. Pyrimethamine + trisulfa + steroid
2. Trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP-SMX) + steroid
3. Piramycin + steroid
4. Clindamycin + steroid
5. Roborantia
- Steroid pada kombinasi tersebut berperan dalam menekan inflamasi. Selain untuk
membebaskan mata dari toksoplasma, terapi toksoplasmosis okuler memiliki efek samping
meningkatkan ketajaman penglihatan. Jangan lupa modul introp ya gengs, buat terapi

FKUI 2016 Juara | 7


pyrimethamine-sulfa kasi folinic acid juga buat mengurangi efek samping dari
pyrimethamine. Untuk profilaksis pake TMP-SMX

KERATITIS ACANTHAMOEBA

Keratatis acanthamoeba merupakan infeksi yang terjadi pada kornea. Infeksi ini jarang
terjadi, namun dapat berdampak serius ketika menginfeksi (menyebabkan gangguan visual
permanen atau buta). Keratitis acanthamoeba sering terjadi pada pengguna contact
lenses. Infeksi ini disebabkan oleh ameba yaitu acanthamoeba. Acanthamoeba hidup di alam
bebas seperti air, tanah, udara.

Etiologi dan Klasifikasi


• Acanthamoeba sp.
o Memiliki 17 genotipe à T1 – T17
o Pada manusia, umumnya yang menginfeksi adalah genotype T4 (contoh: A.
castelani)
o > 90% kasus infeksi keratitis acanthamoeba terkait dengan adanya variasi genotype
o genotype T4 umumnya menyebabkan infeksi non-keratitis (contoh: AGE dan infeksi
kutaneous)

Faktor Risiko
• Factor risiko yang paling besar adalah penggunaan contact lenses
• Beberapa perilaku terhadap penggunaan contact lenses yang dapat meningkatkan risiko
infeksi:
o Penyimpanan dan penggunaan contact lenses yang tidak benar
o Melakukan disinfeksi contact lenses dengan tidak bener (contoh; menggunakan air
mengalir biasa atau cairan yang ada di rumah untuk membersihkan lensa)

FKUI 2016 Juara | 8


o Menggunakan contact lenses saat berenang dan mandi
• Pada negara berkembang, pengguna contact lenses belum terlalu banyak. Umumnya pada
negara berkembang factor risiko infeksi ini adalah:
o Trauma
o Terpapar dengan air yang terkontaminasi
o Menggunakan obat mata tradisional
o Latar belakang sosioekonomi yang rendah
o Terciprat air yang terkontaminasi
o Luka pada kornea yang disebabkan oleh lumpur

Siklus Hidup

Gambar 4. Siklus Hidup Acanthamoeba

- Acanthamoeba merupakan protozoa yang hidup bebas.


1. Di lingkungan bisa dalam bentuk trofozoit atau kista (trofozoit mudah mati, kista kuat).
Tropozoit juga merupakan stadium yang invasive ke jaringan mata
2. Kista merupakan stadium infektif
3. Infeksi melalui mata, respirasi, atau kulit yang tidak intak

FKUI 2016 Juara | 9


Manifestasi Klinis
• Mata sakit1,2
• Mata merah3
• Nyeri hebat sampai kepala3
• Air mata banyak
• Visus turun
• Silau kalau melihat cahaya (fotofobia)1-3
• Merasa ada sesuatu di mata

Mirip dengan kasus infeksi lain

Gambar 5. Manifestasi klinis. Gambar kiri, infiltrate berbentuk cincin. Gambar kanan, kornea
sudah rusak/bolong1,2

Gambaran klinis yang khas berupa:

• Ulkus korena indolen


• Infiltrat perineural
• Stromal ring infiltrate pada kasus lanjut

Diagnosis
- Anamnesis
o Riwayat: Pakai lensa kontak, berenang, dll
o Gejala klinis: apa ada silau-silau? Unilateral atau bilateral?
- Pemeriksaan mikroskopik (pakai korneal scrapping)
o Identifikasi kista acanthamoeba (segi-5) dengan confocal microscopy
- Pemeriksaan lab (pakai corneal scrapping)
o Direct smear dengan giemsa à cari trofozoit atau kista
o Kultur à GOLD STANDARD
*fun fact à media kultur acanthamoeba ga pake nutrisi (agar non-nutrient), tapi dia
ditumbuhkan bareng e.coli karena ternyata dia makan e.coli
o PCR

FKUI 2016 Juara | 10


Tata Laksana
Terpenting adalah early diagnosis. Pengobatan ditentukan oleh dokter mata, pakai obat tetes
mata yang macem-macem gitu. Kalo di buku, talaks farmako nya pake chlorhexidine dan
neomycin

Guideline untuk mengurangi risiko infeksi à Intinya, gunakan lensa kontak dengan
bijak J

1. Gunakan lensa kontak sesuai jadwal


2. Lepas lensa kontak saat mau main air
3. Cuci tangan saat mau pegang lensa kontak
4. Bersihkan lensa kontak sesuai petunjuk
5. Simpan lensa kontak reusable pada tempat yang tepat

DEMODIASIS
Etiologi
• Demodex sp.
- 100-300 um
- Merusak kulit wajah manusia
Di usia menengah, sistem imun yang lemah membuat populasi demodex ini meningkat
- Ada 2 spesies utama:
D. folliculorum à hidup di folikel rambut (sesuai namanya folikulo2 gitu)
D. brevis à hidup di kelenjar sebasea

Infestasi
- Predominan di perempuan à ngeblok saluran meibomian karena faktor makeup dan juga
perubahan-perubahan hormon pada perempuan
- Dikaitkan dnegan pasien imunodefisiensi, misalnya HIV, kanker, hemodialisis, diabetes
- D. Folliculorum di kelenjar kelopak/bulu mata bisa menyebabkan blepharitis à penyakit
kronik yang progresif, salah satu dari penyakit mata yang sering ditemukan

Manifestasi Klinis
• Blepharitis
o Adanya blokade folikel rambut dari kelenjar meibom lalu terjadi hiperplasia dan
hiperkeratinisasi
o Protein dari tungau dan debris menyebabkan delay hypersensitivity reaction
o Kitin dari tungau menyebabkan reaksi granulomatosa
o Selain itu juga mengganggu mikroflora dari mata
o Transmisi: kontak langsung antar-individu
• Ocular infestation

FKUI 2016 Juara | 11


o Kalo di bulu mata à bulu mata jadi tidak rapi à adanya trichiasis (bulumatanya
misdirected dan tumbuhnya jadi inwards gitu) dan madarosis (bulu matanya ilang
dan absence)
o Kalo di kelenjar meibom à kelenjarnya jadi disfungsi, terjadi gangguan dan
menyebabkan defisiensi lapisan lipid di permukaan bola mata dan pandangan jadi
kabur
o Bisa menyebar ke konjungtiva (konjungtivitis) dan kornea (blinding corneal
lesions). Penyebaran bergantung pada keparahan dari respon inflamasi masing-
masing orang dan jarak dari infestasi awal tungaunya di mana.

Diagnosis
è Terdapat ketombe berbentuk silindris di bulu mata
è Mikroskopis: ada tungau demodex di bulu mata

Tata Laksana
- Antibiotik (contoh: tetracycline) à karena adanya simbiosis demodex dan bakteri
makanya dibunuh melalui bakterinya
- Lid scrub pakai tea tree oil atau general hygiene saja à mengeradikasi demodex à
membunuh, mencegah kopulasi, dan transmisi
- Wasbenzene application

TOXOCARIASIS
Etiologi
Toxocara canis (anjing) dan Toxocara cati (kucing)

Distribusi
Asia, Ireland, Alabama

Patogenesis dan Patofisiologi


• Telur Toxocara dari anjing/kucing à tanah à ingesti oleh pasien (biasanya anak-anak) à
larva pecah di usus halus à menembus mukosa à penyebaran à paru-paru (visceral larva
migrans) & mata (ocular larva migrans)

Manifestasi Klinis
• Ga spesifik à keratitis, hypopyon, uveitis, posterior granuloma, peripheral granuloma (ini
yang disebut dosennya)
o Berdasarkan gejalanya ocular toxocariasis dapat diklasifikasikan jad:
§ Chronic endophtalmitis
§ Posterior granuloma
§ Peripheral granuloma

FKUI 2016 Juara | 12


Siklus Hidup
• Siklus hidup: host definitive: anjing/kucing

Gambar 6. Siklus Hidup

Diagnosis
• Manifestasi klinis à pertimbangkan setiap gejala mata dengan infeksi parasite à mencegah
kebutaan
• Pemeriksaan penunjang
o Eosinophilia (reaksi hipersensitivitas thd antigen cacing)
o Anti toxocara antibody
o Cairan vitreous à deteksi antibodi untuk membedakan toxocariasis dengan
retinoblastoma

OCULAR CYSTICERCOSIS

• Salah satu cacing kesayangan kita semua


• Ingesti telur T. solium (dari babi) makanya cysticercosis à kalau ingesti cysticercus
jadinya taeniasis. Inget ya gengs yang bisa nyebabin cysticercosis di mata cuman Taenia
solium doang, saginata gak bisa
• Penyebaran: papua, ntt, bali, sumatera utara
• Patofisiologi & pathogenesis: ingesti telur à menetas menjadi sistiserkus à menembus
dinding usus halus à penyebaran lewat darah ke otot, mata, otak
• Siklus hidup:

FKUI 2016 Juara | 13


Gambar 7. Siklus Hidup Sistiserkosis

MYIASIS
Etiologi
• Belatung/maggot juga bisa untuk kebaikan (karena dia memakan segala macam jaringan)
à mengobati gangren; membersihkan diabetic ulcer (tapi lalatnya tidak sembarang, dibiak
dulu)
• Berbagai macam lalat sebagai agen kausatif myiasis:
o Cochliomyia hominivorax
o Gasterophilidae (horse bot fly/horse warble fly)
o Wohlfahrtia magnifica (sheep maggot fly)
o Oestrus ovis (sheep bot fly)
o Chrysomyia bezziana (screw worm fly)
o Cordylobia anthropophaga (tumbu fly)
o Dermatobia hominis

Mode Transmisi
• Lalat hinggap dan bertelur
• Vektor sekunder (nyamuk) yang membawa telur

Manifestasi Klinis
- Larva jalan jalan di sekitar konjungtiva/palpebra à oftalmomyiasis eksterna
- Nembus masuk à oftalmomyiasis interna dengan manifestasi klinis: konjungtivitis,
keratitis, skleritis, iritis, vitritis, uveitis, sampai lensa bisa lepas, perdarahan vitreus,
ablasio retina (retinanya lepas), perdarahan, retinal scarring dan ‘tracks’.

FKUI 2016 Juara | 14


Gambar 8. Siklus Hidup dan Gambaran Klinis

Tata Laksana
- Oftalmyiasis interna/udah parah, harus di operasi
- Kalau masih di luar, cukup diangkat saja
- Mechanical removal (dicopot belatungnya), laser photo-coagulation dengan
pembedahan, steroid topikal dan sistemik

Bisa menjadi parah seperti gambar di bawah ini, terjadi kebutaan. Faktor risiko pada
lansia/orang terlantar yang kurang menjaga kebersihan sehingga rentan belek dan menarik
perhatian lalat untuk bertelur dan berkembang biak di sana (pencegahan penting)

Gambar 9. Gambaran Klinis

Nasal Myasis – Summative 2 yaaa!


- Nasal Myiasis (ini topik untuk Sumatif 2 ya!) fyi myiasis bisa di aurikular juga tapi
gak dibahas.
- Di india banyak. Salah satu penyebabnya adalah Chrysomia bezziana.
- Lab parasitologi untuk bedain jenis lalat lewat spirakel-nya.

Contoh Kasus
Contoh kasus nasal myiasis yang menyebar ke orbital dan palatal:

- Perempuan 15 tahun, perdarahan hidung, pernah ada cacing keluar dari nostril kanan,
nyeri tumpul kontinyu di sisi kanan hidung dan menyebar ke sinus maxilla dan

FKUI 2016 Juara | 15


infraorbital, susah bernafas dengan nostril kanan dan mencium bau tidak enak, edema
orbital.
- Tata Laksana:
o Operasi mengangkat/mengeluarkan belatung, ivermectin, aplikasi turpentine
lokal.

FKUI 2016 Juara | 16


REFERENSI
1. Ppt K5
2. Rekaman kuliah K5
3. Buku ajar oftalmologi FKUI halaman 157

“SEMANGAT BERTEMU KEMBALI DENGAN PARASIT-PARASIT


KESAYANGAN YAH”. –KD 17

FKUI 2016 Juara | 17

Anda mungkin juga menyukai