Anda di halaman 1dari 31

WRAP UP

BLOK MEKANISME PERTAHANAN TUBUH


SKENARIO “BENGKAK LUTUT KANAN ”

KELOMPOK B 8
KETUA : DAYANG ANNAYA SALSABILA (1102018260)
SEKRETARIS : DAFFA RIZQI FAUZI (1102018354)
ANGGOTA : MARZA AKBAR ZULAFA (1102018252)
ERVITA MUTIARA SARI (1102018254)
RAISSA SALSABILA (1102018255)
ANDI SAFIRA AMIN (1102018257)
NATASYA FARDIA HAYA (1102018256)
RIZKA KAMILA (1102018258)
ADIFA MAZDALIFAH (1102018259)
MAFAZA AISYAH SHALIHAH (1102018261)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI 2018/2019
Jl. Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................................. 2
Skenario .................................................................................................................................. 4
Kata Sulit ................................................................................................................................ 5
Pertanyaan ............................................................................................................................... 5
Jawaban ................................................................................................................................... 6
Hipotesis ................................................................................................................................. 7
Sasaran Belajar........................................................................................................................ 7
L.I 1 Memahami dan Menjelaskan Penyakit Autoimun
LO1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Penyakit Autoimun………….………………7
LO1.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Penyakit Autoimun…….....…………………7
LO1.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Penyakit Autoimun ………………….......8
LO1.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Penyakit Autoimun …………...……….9
LO1.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Penyakit Autoimun ……………………..9

L.I 2 Memahami dan Menjelaskan Artirits Rheumatoid


LO2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Artirits Rheumatoid.…..…………………...10
LO2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Artirits Rheumatoid…….. .………………..10
LO2.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Artirits Rheumatoid ……....……………12
LO2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Artirits Rheumatoid ………………….14
LO2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Artirits Rheumatoid ……………..……14

L.I 3 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam dalam Menghadapi Ujian


LO3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Sabar Ikhtiar Ikhlas Tawaqal ………...…..16
LO3.2 Memahami dan Menjelaskan Hadits dan Dalil……………………………………16
LO3.3 Memahami dan Menjelaskan Hikmah …………………………………………..16
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….28
BENGKAK LUTUT KANAN
Seorang pria 45 tahun, masuk Rumah Sakit YARSI dengan keluhan bengkak dan nyeri pada
lutut kanan sejak 6 hari sebelumnya. Keluhan yang sama hilang timbul sejak 5 tahun yang
lalu. Keluhan lainnya demam terkadang,selera makan menururn. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan edem dan kalor pada lutut kanan. Pemeriksaan fisik lain tidak didaptkan kelainan.
Dokter menduga pasien menderita Artritis Rheumatoid. Kemudian dokter menyarankan
pemeriksaan laboratorium hematologi dan dirawat untuk follow up pemeriksaan serta terapi.
Dokter menyarankan agar pasien bersabar dalam menghadapi penyakit karena membutuhkan
penanganan seumur hidup.
KATA SULIT
1. Artritis Rheumatoid
2. Terapi
3. Kalor

JAWABAN KATA SULIT


1. Suatu inflamasi autoimun kronis yang mengenai sendi khususnya sendi kecil
2. Pengobatan/usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit
3. Rasa panas pada daerah yang mengalami inflamasi akibat tubuh mengkompensasi
aliran darah ke daerah infeksi.

PERTANYAAN
1. Apa penyebab Artritis Rheumatoid ?
2. Mengapa gejala yang dikeluhkan hilang timbul ?
3. Mengapa Artritis Rheumatoid membutuhkan penanganan seumur hidup ?
4. Apa gejala Artritis Rheumatoid ?
5. Apa tujuan dari pemberian terapi ?
6. Kenapa ada keluhan demam dan selera makan menurun ?
7. Apa saja terapi yang perlu dilakukan ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan ?
9. Siapa saja yang mempunyai resiko terkena Artritis Rheumatoid ?
10. Mengapa terjadi edema dan kalor pada lutut kanan ?
11. Bagaimana sikap kita dalam menghadapi penyakit yang butuh penanganan seumur
hidup ?
12. Apa saja hikmah dari bersabar ?
13. Apa definisi dari autoimun

ANALISA
1. Genetik, paparan bahan kimia, Infeksi bakteri, cedera, respon autoimun
2. Hilang timbul tergantung dengan tingkat peradangan saat jaringan tubuh terkena
peradangan penyakit jadi aktif, dan apabila peradangan mereda penyakit menjadi
tidak aktif
3. Karena belum ada obat yang menangani Artritis secara efektif. Namun dengan
perawatan yang tepat dan terapi berkelanjutan penyebaran dan peradangan dapat
dihambat
4. Mata gatal, lemas, lesu, nafsu makan menurun, demam, dan nyeri sendi
5. Untuk menghambat penyebaran dan peradangan factor factor artritis rheumatoid,
untuk mempertahankan factor fungsional, mengendalikan keterlibatan sistemik.
6. Karena ketika terjadi inflamasi tubuh mengeluarkan sitokin seperti IL-1& IL-6
sehingga mengakibatkan demam. Ketika sitokin keluar dalam tubuh, Sitokin
bertanggung jawab untuk melakukan berbagai jenis penyakit yang menyerang tubuh,
namun mempunyai efek samping menurunkan nafsu makan.
7. Farmako :
- Analgesik anti radang
- OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
- Obat supresif long acting
Non Farmako :
- Jalan di tempat dengan paha atas membentuk 90° terhadap pinggul
- Buka kaki selebar bahu, turunkan badan sampai membentuk kuda-kuda lalu tegak ke
posisi semula
- Meningkatkan asupan buah dan sayuran
- Melakukan olahraga yang cocok dengan pasien
8. Pemeriksaan hematologi, pemeriksaan MRI, pemeriksaan cairan sendi, pemeriksaan
immunoglobulin, pemeriksaan laju endap darah, pemeriksaan rheumatoid factor,
pemeriksaan ACPA, pemeriksaan C-Reactive Protein
9. 70% wanita dikarenakan factor hormonal, usia 40-60 tahun, memiliki genetic respon
autoimun
10. Karena pada daerah infeksi terjadi pembengkakan oleh permeabilitas sel dan terjadi
kalor karna tubuh mengkompensasi aliran darah yang lebih banyak pada daerah
infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody
11. Sabar, ikhlas, dan tawaqal
12. Menghargai proses kehidupan, menghargai diri sendiri, menjadi lebih berhati-hati,
Senantiasa Bersama Allah SWT dan mendapat petunjuk serta keberuntungan
13. Keadaan dimana antibody menyerang self antigen
HIPOTESIS
Penyakit autoimun adalah sesuatu keadaan dimana antibody menyerang self antigen.
Salah satunya adalah Artritis Rheumatoid yang disebabkan oleh genetic,paparan bahan
kimia,infeksi bakteri/virus,cedera, dan respon autoimun. Gejala yang ditimbulkan mata
gatal, lemas, lesu, nafsu makan menurun, demam, dan nyeri sendi. Dalam menghadapinya
pasien harus bersikap sabar,ikhlas dan tawaqal.
LI I. Memahami dan Menjelaskan Penyakit Autoimun

1.1 Definisi
Autoimun ialah reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut
disebut autoantigen sedang antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit
autoimun yaitu ketidakmampuan mengenal dan memberikan respons terhadap antigen
asing tetapi tidak terhadap antigen sendiri (self-nonself discrimination).
Ketidakmampuan sistem imun untuk memberikan respons terhadap antigen tubuh
sendiri disebut toleransi diri (self-tolerance).

1.2 Etiologi
a. Faktor genetic
Orang- orang tertentu secara genetik rentan untuk mengembangkan penyakit autoimun.
Tiga gen utama yang diduga dalam pennyakit autoimun:
- Immunoglobulin
- Sel reseptor
- Kompleks histokompatibilitas utama
b. Hormon
Observasi epidemilogi menunjukkan penyakit autoimun lebih sering terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Hampir 75% lebih dari 23,5 juta orang Amerika
yang menderita penyakit autoimun adalah perempuan, meskipun jutaan pria juga
menderita penyakit ini. Menurut the American Autoimmune Related Diseases
Association (AARDA), penyakit autoimun yang berkembang pada pria cenderung
lebih parah.
Sebagian besar penyakit autoimun mempunyai puncak usia onset dalam masa
reproduktif, dengan beberapa bukti klinis dan eksperimental menyebutkan estrogen
sebagai faktor pencetus. Mekanisme yang mendasarinya belum jelas, namun bukti
menunjukkan estrogen dapat menstimulasi beberapa respons imun.
c. Infeksi
Hubungan infeksi dengan autoimun tidak hanya berdasar pada mekanisme molecular
mimicry, namun juga terdapat kemungkinan lain. Infeksi pada target organ
mempunyai peran penting dalam up-regulation molekul ko-stimulan yang bersifat
lokal dan juga induksi perubahan pola pemecahan antigen dan presentasi, sehingga
terjadi autoimunitas tanpa adanya molecular mimicry.
Virus sering dihubungkan dengan penyakit autoimun. Infeksi yang terjadi secara
horizontal atau vertikal akan meningkatkan reaksi autoimun dengan berbagai jalan,
antara lain karena aktivasi poliklonal limfosit, pelepasan organel subselular setelah
destruksi sel, fenomena asosiasi pengenalan akibat insersi antigen virus pada
membran sel yang meningkatkan reaksi terhadap komponen antigen diri, serta
gangguan fungsi sel Ts akibat infeksi virus.
d. Obat
Mekanisme autoimun yang diinduksi obat kemungkinan mengikuti mekanisme
molecular mimicry, yaitu molekul obat mempunyai struktur yang serupa dengan
molekul diri, sehingga dapat melewati toleransi perifer. Beberapa obat (seperti
penisiliamin) dapat terikat langsung dengan peptida yang mengandung molekul MHC
dan mempu mempunyai kapasitas langsung untuk menginduksi respons abnormal sel
T. Kerentanan yang berbeda tersebut terutama ditentukan oleh genetik. Variasi
genetik pada metabolisme obat juga berperan, adanya defek pada metabolisme
mengakibatkan formasi konjugat imunologi antara obat dengan molekul diri. (Pada
SLE yang diinduksi obat, asetilator kerja lambat lebih rawan menyebabkan SLE).
Obat juga mempunyai ajuvan intrinsik atau efek imunomodulator yang mengganggu
mekanisme toleransi normal.
e. Agen fisik lain
Pajanan terhadap radiasi ultraviolet (biasanya dalam bentuk sinar matahari)
merupakan pemicu yang jelas terhadap inflamasi kulit dan kadang keterlibatan
sistemik pada SLE, namun radiasi ini lebih bersifat menyebabkan flare dalam respons
autoimun yang sudah ada dibandingkan sebagai penyebab. Radiasi dapat
menyebabkan modifikasi struktur pada antigen diri sehingga mengubah
imunogenitasnya. Radiasi tersebut juga dapat menyebabkan apoptosis sel dalam kulit
melalui ekspresi autoantigen lupus pada permukaan sel, yang berkaitan dengan
fotosensitivitas (dikenal dengan Ro dan La).
Pemicu lain yang diduga berkaitan dengan penyakit autoimun antara lain stres
psikologis dan faktor diet.

1.3 Klasifikasi
A. Penyakit Autoimun Sistemik
Penyakit autoimun sistemik adalah ketika respons imun diarahkan terhadap sejumlah
besar antigen organ dan jaringan, mengaktifkan sel B dan T yang menimbulkan
kerusakan jaringan luas. Berikut adalah beberapa contoh penyakit autoimun sistemik:
1. Artritis Reumatoid
Artritis Reumatoid (AR) adalah penyakit inflamasi kronis yang ditandai
dengan sendi sakit, bengkak, dan destruksi sinovial sendi yang menimbulkan cacat
sendi dan mortalitas prematur.
2. Dermatomiositisis
Dermatomiosistis adalah penyakit sistemik yang mengenai kulit, otot, juga
dapat menyerang sendi, esofagus, paru, dan jantung. Penyakit ini mudah dikenal
karena rasa gatal yang berat sampai mengganggu tidur dan timbulnya ruam kulit
sebelum dirasakan kelemahan otot.
3. Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit inflamasi kronis yang
dapat mengenai hampir setiap organ. Manifestasi klinis LES berbeda dari satu dan
lain penderita. Keluhan tersering merupakan campuran keluhan konstitusional kulit,
muskuloskeletal, dan hematologik.
4. Mixed Connective Tissue Disease
Mixed Connective Tissue Disease (MCTD) adalah gambaran campuran
skleroderma, miositis, LES, dan AR. Beberapa ahli menambahkan polimiositis,
dermatomiositis, dan inclusion body myosistis. MCTD sering menimbulkan rasa
nyeri dan bengkak pada sendi, malaise, Fenomena Raynaud (FR), sindrom sjorgen,
inflamasi otot, dan sklerodaktli.
5. Sarkoidosis
Sarkoidosis merupakan respon imun khas sel Th1, juga merupakan penyakit
granuloma sistemikyang mengenai berbagai organ yang terutama terjadi pada usia
20-40 tahun, lebih sering pada wanita yang merupakan penyakit inflamasi dan
mengenai orga multiple, terutama paru dan kelenjar.
6. Sindrom Sjӧrgen
Sindrom Sjӧrgen (SS) adalah penyakit inflamasi kronis, multisistem yang
ditandai oleh penurunan fungsi kelenjar lakrimalyang ditimbulkan oleh infiltrasi
limfosit kelenjar sekretori. Hal ini menimbulkan kompleks sika (kombinasi mata
kering/keratokonjungtivitas sika, mulut kering, dan xerostomia), kulit dan
permukaan mukosa lainnya juga kering.
7. Skleroderma
Skleroderma atau sklerosis sistemik adalah penyakit jaringan ikat kronis yang
digolongkan dalam penyakit reumatik autoimun (sklero berarti keras, derma berarti
kulit). Skleroderma disebabkan oleh produksiberlebihan dan akumulasi kolagen
dalam jaringan tubuh.

B. Penyakit Autoimun Organ Spesifik


Penyakit autoimun organ spesifik adalah keadaan kerusakan jaringan yang hanya organ
tertentu yang terkena. Berikut adalah contoh penyakit autoimun organ spesifik:

1. Penyakit Autoimun Endokrin


a. Penyakit Addison
Penyakit addison merupakan penyakit yang jarang terjadi, ditemukan
pada satu dari 100.000 orang, dapat etrjadi pada setiap umur, baik wanita
atau pria. Penyakit addison terjadi bila tubuh kurang memproduksi kortisol,
hormon esensial untuk hidup yang diproduksi kelenjar adrenal yang terletak
diatas kedua ginjal. Juga sering disertai dengan insufisiensi aldosteron.
b. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes melitus autoimun terjadi akibat kerusakan sel pankreasnatas
pengaruh autoantibodi yang masuk merusak sel β pankreas. Faktor lain yang
diduga berperan adalah predisposisi genetik dan pajanan dengan faktor
lingkungan tertentu.
c. Penyakit Graves
Penyakit graves adalah penyakit tirois autoimun, ditandai dengan
pembentukan antibodi terhadap reseptor TSH (juga dapat dibentuk antibodi
terhadap hormon T3 dan T4).
d. Pankreatitis autoimun
Pankreasitis autoimun adalah manifestasi pankreas yang dapat
melibatkan organ multiple seperti saluran empedu, kelenjar ludah, ginjal, dan
kelenjar limfoid. Lebih sering ditemukan pada pria.
e. Tiroiditis Hashimoto
Tiroiditis hashimoto (tiroiditis autoimun atau kronik limfositik) adalah
penyakit tiroid yang paling sering ditemukan. Penyakit terjadi karena adanya
sel imun yang merusak kelenjar tiroid dan menghilangkan kemampuannya
membentuk hormon tiroid.

2. Penyakit Autoimun Gastrointestinal


a. Gastritis Autoimun
Gastritis autoimun adalah inflamasi yang terjadi akibat proses autoimun
yang menyerang sel lapisan mukos lambung. Hal ini merupakan penyakit
ketururnan langka dan lebih sering ditemukan pada penderita dengan
penyakit autoimun lainnya.
b. Penyakit Celiac
Penyakit celiac juga dikenal sebagai celiac sprue, non-tropical sprue dan
gluten sensitive enteropathy yang timbul pada seseorang yang intoleran
terhadap gluten dan ditemukan pada sekitar 1 diantara 200 orang. Gluten
adalah produk protein dalam produk terigu , rye dan barley. Pada penderita
penyakit celiac, makan gluten memacu sistem imun menyerang vilus,
struktur halus yang melapisi permukaan usus halus.
c. Inflammator Bowel Disease
Inflammatory Bowel Disease (IBD) terjadi akibat inflamasi saluran
cerna. Ada dua bentuk IBD, kolitis, ulseratif (UC) yang terbatas pada kolon
dan penyakit Crohn (CD) yang dapat mengenai setiap segmen saluran cerna
dari mulut sampaii anus. Keduanya dapat menimbulkan diare dan sakit berat,
fatig, dan penurunan berat badan yang dapat sangat melemahkan dan kadang
menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa. IBD adalah penyakit
autoimun yang merupakan respons pejamu terhadap mikroflora intestinal
penjamu.
d. Hepatitis Autoimun
Hepatitis autoimun dapat diartikan sebagai inflamasi hepar yang terjadi
selama lebih dari 6 bulan dengan etiologi yang tidak diketahui . kelainan ini
ditandai dengan peningkatan transaminase serum, hipergamaglobulinemia
(terutama IgG) dan titer autoantibodi serum.
e. Sirosis Bilier Primer
Sirosis Bilier Primer (SBP) atau Primary Biliary Cirrhosis (PBC)
merupakan penyakit yang merusak saluran empedu dalam hati, yang
berperan dalam pencernaan makanan dan menolong tubuh untuk
menyingkirkan sel darah merah yang rusak, kolesterol, dan toksin.

3. Penyakit Autoimun Ginjal


a. Glomerulonefritis C3
Glomerulonefritis C3 adalah kesatuan dari penemuan imunofluoresen
dan endapan C3 glomerular yang terisolasi. Sebab glomerulonefritis C3
adalah sama dengan penyait endapan padat yang timbul akibat aktivasi
komplemen alternatif atau mutasi dalam protein yang mengatur komplemen.
b. Glomerulonefritis Membranoproliferatif
Glomerulonefritis Membranoproliferatif (MPGN), juga dikenal sebagai
glomerulonefritis mesangiokapiler, merupakan jenis glomerulonefritis yang
ditimbulkan endapan di mesangium glomerulus dan penebalan basalis,
aktivasi komplemen dan kerusakan glomerulus.
c. Glomerulonefritis Membranosa
Glomerulonefritis Membranosa (GN) menunjukkan perubahan-
perubahan struktur ginjal yang dapat menimbulkan bengkak dan inflamasi.
d. Sindrom Goodpasture
Sindrom goodpasture adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan
inflamasi glomerulus dan paru. Gejala penyakit sangat bervariasi, awalnya
hanya fatig, nausea, muntah, perdarahan paru difus dan glomerulonefritis
progresif akut yang disertai dengan antibodi anti-membran basal glomerulus
(anti-GBM). Istilah yang lebih tepat adalah penyakit anti-GBM.
e. Nefritis IgA – Nefropati IgA primer (IgAN)
Nefropati IgA primer (IgAN) adalah glomerulonefritis proliferatif
mesangial yang ditandai dengan endapan IgA mesangial difus yang
terdiagnosis pada biopsi ginjal.

4. Penyakit Autoimun Hematologik


a. Anemia Hemolitik Autoimun
Anemia Hemolitik Autoimun (AHA) terjadi karena tubuh membentuk
autoantibodi yang menyerang sel darah merah dan sumsum tulang tidak
mampu menggantikannya.
b. Sindrom Antifosfolipid
Sindrom Antifosfolipid (APLS) atau sindrom Hughes atau
Antiphospholipid Antibody Syndrome (APS) adalah penyakit autoimun
yang disertai hiperkoagulasi yang menimbulkan antibodi (aPL) terhadap
fosfolipid (membran plasma) yang memacu terjadinya trombosis, baik dalam
arteri dan vena, komplikasi kehamilan, keguguran (sebelum 20 minggu),
bayi meninggal dalam kandungan, lahir belum waktunya, dan preeklamsia
berat.
c. Trombositopeni Purpura Idiopatik
Trombositopeni Purpura Idiopatik (ITP) merupakan penyakit autoimun
yang ditandai oleh jumlah trombosit rendah yang disebabkan antibodi
terhadap antigen permukaan trombosit.

5. Penyakit Autoimun Jantung


a. Demam Reuma
Demam Reuma adalh penyakit infalamasi yang merupakan komplikasi
dari pengobatan yang inadekuat dari radang tenggorokan (step throat) atau
scarlet fever yang disebabkan streptokok grup A.
b. Perikarditis
Inflamasi periardium dapat menimbulkan efusi perikardia, tamponade
jantung, dan kematian.
c. Miokarditis
Inflamasi otot jantung dapat menurunkan kapasitas fungsi jantung. Bila
tidak diobati dan berakibat fatal dan bila sembuh masih dapat meninggalkan
fibrosis dan penurunan kapasitas jantung yang menetap.
d. Endokarditis
Inflamasi endokard (endokarditis), katup jantung dapat menimbulkan
kolaps katup, adhesi, oklusi, dan sterosis jantung.

6. Penyakit Autoimun Kulit


a. Alopesia Areata
Alopesia areata adalah kerontokan rambut tanpa terbentuknya jaringan
parut disebagian atau seluruh tubuh.
b. Penyakit Bulosa Autoimun
Penyakit Bulosa Autoimun atau kelainan lepuh autoimun merupakan
penyakit kulit kronik berat yang disebabkan oleh autoantibodi terhadap
berbagai struktur protein epidermis, membran basal, atau dermis
c. Dermatomiositis
Dermatomiositis adalah penyakit otot yang jarang terjadi dan seringkali
didahului oleh timbulnya bercak pada kulit, menimbulkan kelemahan otot
yang menyeluruh, dapat fatal karena komplikasi seperti kanker,
pneumonia/gagal paru dan kekurangan nutrisi.
d. Psoriasis
Psoriasis merupakan salah satu penyakit kulit auroimun yang persisten
yang ditandai oleh sel kulit yang berkembang biak 10x lebih cepat dari
normal.
e. Sindrom Sjӧrgen
Sindrom Sjӧrgen (SS) adalh penyakit inflamasi kronis, multisistem yang
ditandai oleh penurunan fungsi kelenjar lakrimal yang ditimbulkan oleh
infiltrasi limfosit kelenjar sekretori. Hal ini menimbulkan kompleks sika
(kombinasi mata kering/keratokonjungtivitas sika, mulut kering, dan
xerostomia), kulit dan permukaan mukosa lainnya juga kering.
f. Vitiligo
Vitiligo adalah penyakit didapat, kadang progresif disertai dengan
kerusakan beberapa atau semua melanosit di interfolikuler epidermis dan
kadang di folikel rambut, dapat mengenai setiap usia, kelamin, dan bangsa.

7. Penyakit Autoimun Mata


a. Penyakit Graves
Eksoftalmus terjadi pada sekitar 50% penderita penyakit tiroid yang
berhubungan dengan merokok dan dapat ditemukan pada penderita dengan
eutiroid dan hipotiroid.
b. Tukak Mooren
Tukak Mooren atau Mooren’s ulceration (MU) ditandai dengan ulkus
kornea perifer yang nyeri.
c. Ocular Cicatrial Pamphigoid
Patogenesis Ocular Cicatrial Pamphigoid (OCP) tidak diketahui,
diduga merupakan reaksi hipersensitivitas tipe II, respons yang disebabkan
autoantibodi terhadap permukaan antigen dan membran basal epitel
konjungtiva dan epitel skuamosa jenis lain.
d. Sindrom Sjӧrgen
Manifestasi okuler primer sindrom Sjӧrgen adalah sindrom
keratokonjungtivitas sika. Tanda dan gejalanya adalah sam temuan pada
penyakit yang berhubungan dengan RA.
e. Uveitis Autoimun
Uveitis autoimun digambarkan sebagai inflamasi uvea yang terdiri dari
iris, korpus, siliar, dan koroid. Penyakit ini disebabkan proses imun yang
merupakan sebab penting kebutaan.
f. Sindrom Voght Koyanagi Harada (VKH)
Sindrom Voght Koyanagi Harada (VKH) adalah uveltis dengan
iridosiklitis, oroiditis, dan pelepasan retina. Penyebabnya tidak diketahui,
diduga merupakan proses autoimun yang menyerang kulit, mata, selaput otak
serta sel-sel yang mengandung pigmen di tempat-tempat tersebut.

8. Penyakit Autoimun Otot


a. Polimiositis
Polimiositis (PM) merupakan penyakit inflamasi otot persisten yang
menimbulkan kelemahan otot rangka dan dapat dikelompokkan sebagai
miopati inflamatori kronis.
b. Sindrom Fibromialgia
Fibromialgia adalah gangguan muskulo-skeletal tersering setelah
osteoartritis. Cirinya adalah sakit otot dan sendi yang tersebar luas, fatig, dan
gejala lainnya.

9. Penyait Autoimun Saraf


a. Sindrom Guillain Barré
Sindrom Guillain Barré (SBG) merupakan polineuropati akut yang
terjadi pada sistem saraf perifer. Gejala yang paling khas adalah kelumpuhan
yang terjadi mulai dari kaki dan tangan menjalar ke tubuh.
b. Miastenia Gravis
Miastenia Gravis merupakan penyakit autoimun neuromuskular yang
ditandai dengan kelemahan otot yang bervariasi. Ciri khasnya adalah otot
cepat mengalami kelelahan pada kegiatan yang berulang dan cepat pulih
setelah beristirahat.
c. Sklerosis Multiple
Pada Sklerosis Multiple (MS), sel T autoreaktif berperan dalam
pembentukan lesi inflamatori di serat saraf . MS merupakan inflamasi yang
menimbulkan kerusakan lapisan mielin di otak dan korda spinalis, sehingga
terjadi demielinisasi dan parut yang menyebabkan spektrum tanda dan gejala
yang luas.

10. Sindrom Vaskulitis


Vaskulitis adalah inflamasi yang terjadi pada pembuluh darah yang dapat
menimbulkan perubahan berupa pelebaran, menjadi lemah, penebalan, atau
penyempitan.
1.4 Patofisiologi

 Toleransi Sentral
Kegagalan kematian sel yang diinduksi oleh aktivasi .Pada pematangan sel T
terdapat toleransi sentral dan toleransi perifer,pada toleransi sentral pun telah
dilakukan eliminasi untuk pemusnahan sel t self-reactive,namun ada beberapa sel t
self reactive yg belum tereliminasi dan akhirnya di eliminasi di toleransi
perifer.Pada toleransi perifer pun terdapat dua mekanisme untuk meninaktivkan
sel T dimana dilakukan anergi sel T dan stimulasi berulang sel T,
 Toleransi Perifer
Pada stimulasi berulang inilah ketika sel T self reactive di stimulasi maka
seharusnya ia mengeluarkan molekul fas dan ligannya untuk berikatan dan
menekan laju sel T self reactive namun adanya faktor genetik yang mempengaruhi
kesalahan pemrograman protein fas dan ligannya maka sel t self reactive yang
terstimulasi tidak berikatan atau sama sekali sehingga tidak ada yang menginduksi
untuk sel T self reactive apoptosis dan ,sel T self-reactive tetap mampu
berkembang dan menjadi sel T yang membahayakan bagi jaringan normal tubuh.
 Gangguan pada anergi sel T
Toleransi perifer terdapat mekanisme yang disebut anergi ini adalah
penonaktifan sel T self reactive ,Apabila terdapat product dari bakteri maka
product bakteri yang menginfeksi jaringan tubuh pun mampu menghentikan
proses anergi sel T self reactive ini,maka sel self T reactive menjadi berkembang
dan membahayakan jaringan normal dalam tubuh kita.

 Modifikasi protein pada membran sel darah merah yang dapat diinduksi oleh
suatu antigen (cnth:obat) Antigen dari luar pun mampu memodifikasi protein yang
terdpat di membran sel sehingga mampu mengelabuhi sel B pembentuk antibodi
seolah olah sel normal tersebut adalah suatu antigen,dan sel B membentuk
antibodi untu sel normal yang telah di modifikasi.Kasus ini biasanya terjadi pada
penyakit anemia,dimana sel B membentuk antibodi antieristrosit.
 Infeksi yang dimediasi oleh mikroba dimana terjadi nekrosis dan inflamasi dapat
mampu mengistirahatkan APC dan membantu penghentian anergi sel T

1.5 Manifestasi
Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:
 Kelelahan.
 Pegal otot.
 Ruam kulit.
 Demam ringan.
 Rambut rontok.
 Sulit berkonsentrasi.
 Kesemutan di tangan dan kaki.
Masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering
merasa haus, lemas, dan penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.
Beberapa contoh dari penyakit autoimun beserta gejalanya, adalah:
 Lupus; dapat memengaruhi hampir semua sistem organ dan menimbulkan gejala
seperti demam, nyeri sendi, ruam kulit, kulit sensitif, sariawan, bengkak pada
tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan.
 Penyakit Graves; dapat mengakibatkan kehilangan berat badan, mata menonjol,
gelisah, rambut rontok, jantung berdebar.
 Psoriasis; kulit bersisik.
 Multiple sclerosis; nyeri, lelah, otot tegang, gangguan penglihatan, dan kurangnya
koordinasi tubuh.
 Myasthenia gravis; kelelahan yang semakin parah seiring aktivitas yang dilakukan.
 Tiroiditis Hashimoto; kelelahan, depresi, sembelit, peningkatan berat badan, kulit
kering, dan sensitif pada udara dingin.
 Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease; nyeri perut, diare, BAB berdarah, demam,
dan penurunan berat badan.
 Rheumatoid arthritis; menimbulkan gejala nyeri sendi, radang sendi, dan
pembengkakan.
 Sindrom Guillain-Barre; kelelahan sampai kelumpuhan.
Gejala penyakit autoimun dapat mengalami flare, yaitu timbulnya gejala secara tiba-
tiba dengan derajat yang berat. Flare timbul karena dipicu oleh suatu hal, misalnya
paparan sinar matahari atau stres.
LI. IIMEMAHAMI DAN MENJELASKAN ARTRITIS RHEUMATOID
2.1 Definisi
Artritis Rheumatoid (AR) merupakan penyakit inflamasi kronis sistemik yang ditandai dengan
pembengkakan dan nyeri sendi, serta destruksi membran sinovial persendian. Artritis
Rheumatoid dapat mengakibatkan terjadinya disabilitas berat serta mortalitas dini.
2.2 Etiologi

 Faktor Genetik
Genetik berkontribusi 50%-66% pada kerentanan terhadap RA. Major histocompatibility
complex (MHC) merupakan satu-satunya genetik yang secara konsisten terkait dengan RA.
Wilayah genetik pada lengan pendek kromosom ke-6 memiliki beragam gen dan
memberikan sekitar 33% pada kerentanan gen terhadap RA. MHC terdiri dari human
leukocyte antigen (HLA) yang mengode tipe jaringan manusia. HLA kelas satu yaitu HLA-
A, HLA-B, dan HLA-C. HLA kelas dua yaitu HLA-DR, HLA-DQ, dan HLA-DP. MHC
mengandung banyak gen yang berkaitan dengan fungsi imun, khusunya HLA-DRB1.
Molekul HLA-DRB1 seringkali ditemukan pada individu dengan RA. Individu yang
memiliki dua alel HLA-DRB1 yang dikode oleh epitope terbagi menderita penyakit yang
agresif. Epitop terbagi mengikat peptide yang diturunkan autoantigen dengan afinitas
tinggi, dengan demikian mengarah pada artritis autoimun.

Respon imun terhadap mikroba dapat memicu respon autoimun terhadap ekspresi sel
HLA-DR, proses yang biasa dinamakan mimikri moleular.
 Rokok
Individu yang sehat membawa dua epitop terbagi yang memiliki odds ratio (OR) untuk
meningkatnya anti-citrullinated peptide antibody (ACPA)- positif RA sekitar lima kali lipat
dibandingkan dengan seseorang yang epitop terbaginya negative. Jika seseorang merokok,
OR meningkat hingga 23 kali lipat. Gen PTPN22 ikut berkontribusi pada pasien RA
perokok. Pada RA perokok, produksi ACPA melalui citrullination akan meningkatkan
imunogenisitas.

 Pre-RA
Penelitian yang dilakukan dalam 10 tahun terakhir mengindikasikan bahwa autoantibodi
(factor rheumatoid [RF] dan ACPA) muncul pertama kali 10–15 tahun sebelum adanya
gejala klinis yang berpengaruh pada toleransi imun. Marker inflamasi seperti sitokin dan
kemokin muncul di dalam darah 5 tahun seebelum gejala terlihat. Lingkungan dapat menjadi
factor tambahan penting untuk timbulnya penyakit.

 Infeksi

Agen Infeksi Akibat


Parvovirus B19 Penyakit sementara dengan gejala RA
Penyakit Lyme Infeksi kronis oleh kutu spirochete,
memiliki manifestasi kronis sendi
Lentivirus Artritis pada mamalia
HIV Memicu penyakit rematik

RA yang dipicu oleh infeksi ada dalam populasi yang berbeda dan memiliki infektivitas
tinggi. Tidak adanya agen infeksi dalam jaringan bukan berarti potensi peran etiologis
dikesampingkan, kerena infeksi sementara dapat memicu proses inflamasi kronis. RA bisa
menjadi konsekuensi dari infeksi kronis dengan organisme yang belum teridentifikasi.
 Faktor Hormonal
RA lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria, menunjukkan kemungkinan
kerentanan hormon pada masing-masing jenis kelamin. Kumungkinan ini meningkat pada
masa kehamilan diikuti timbulnya flare di puerperium (masa nifas). Efek protektif
memungkinkan dari estrogen dalam pil kontrasepsi oral.

 Diet
Kelaparan meningkatkan gejala RA pada beberapa penelitian telah melibatkan diet protein
tinggi sebagai pemicu artritogenik. Obesitas juga berhubungan dengan RA ppada beberapa
orang, sama halnya seperti konsumsi kafein. Diet ‘Mediterania’ yang kaya antioksidan dapat
bersifat protektif. Asam lemak tak jeenuh ganda omega-3, ditemukan pada minyak ikan,
dapat berpotensi sebagai terapi melalui efek pada sintesis prostaglandin.

Model Pemersatu Etiologi RA

Individu yang rentan terhadap RA mewarisi alel predisposisi, termasuk epitope terbagi yang
mengode alel HLA-DRB1 dan alel PTPN22 terkait RA. Gen berhubungan dengan RA
pengode protein yang memengaruhi fungsi sel imun dan berhubungan dengan penyakit
autoimun lainnya. Misalnya, PTPN22 dan CTLA-4 memengaruhi aktivasi sel T, juga terkait
dengan penyakit diabetes tipe I. Pembentukan ACPA secara genetik dipicu oleh merokok
dalam beberapa tahun sebelum serangan penyakit. Pengaruh lingkungan memicu inflamasi
subklinis, akhirnya memuncak pada penyakit klinis.

2.3 Klasifikasi
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe,
yaitu:
1) Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
2) Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6 minggu.
3) Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6 minggu.
4) Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 3 bulan.

2.4 Patofisiologi

Rheumatoid Artritis merupakan proses autoimun yang biasanya dipicu oleh interaksi
antara factor genetic dan lingkungan. Misalkan seseorang dengan gen tertentu untuk protein
kekebalan seperti leukosit ( HLA-DR1,HLA-DR4) akan mengembangkn rheumatoid artritis
setelah terkena pajanan di lingkungan seperti asap rokok,atau sejenis pathogen tertentu. Faktor-
faktor lingkungan ini dapat menyebabkan modifikasi antigen kita sendiri,seperti antibody IgG,
Kolagen tipe 2, dan vimentin. Kolagen tipe 2 dan vimentin dapat dimodifikasi melalui proses
yang disebut citrullination.
Proses ini mengubah asam amino berupa arginine menjadi citrulline. Karena
kerentanan leukosit (HLA-DR1,HLA-DR4) membuat sel imunitas tidak bisa membedakan
protein sebagai self antigen. Antigen ini ditangkap oleh Antigen Presenting Cell kemudian
dipresentasikan dan pengaktifan sel CD4 T-Helper. Sel T helper kemudian menstimulus sel B
untuk berproliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma. Pada rheumatoid artritis sel T helper
dan antibody memasuki sirkulasi dan mencapai membrane synovial. Sel T helper mensekresi
sitokin seperti INF dan IL-17 untuk mendatangkan makrofag masuk ke dalam membrane
synovial. Makrofag mengeluarkan sitokin seperti IL-1,IL-6,TNFα Bersama sel T helper
menstimulus membrane synovial untuk berploriferasi dan terjadi pannus. Pannus kemudian
merusak tulang rawan, jaringan lunak dan mengikis tulang.

2.5 Manifestasi
Gejala klinis artritis reumatiod sangat bervariasi. Minoritas pasien, penyakitnya bias stabil atau
bahkan mundur. Sedangkan, pada sebagian pasien penyakitnya diikuti dengan kekambuhan yang
kronik, dan hilang timbul. Penyakit ini menimbulkan kerusakan sendi yang progresif dan
mengakibatkan cacat setelah 10-15 tahun.
Walaupun artritis rheumatoid pada dasarnya adalah artritis yang poliartikular dan simetris, bisa
juga terdapat keluhan seperti lemah, malaise, dan demam. Banyak gejala sistemik yang merupakan
hasil dari mediator yang sama dengan penyebab radang sendi. Artritis pertama kali timbul secara
tersembunyi, dengan rasa sakit dan kaku pada sendi, terutama pagi hari. Ketika penyait berlanjut,
sendi membengkak, gerakan terbatas, dan selanjutnya bisa terjadi ankilosis lengkap. Keterlibatan
vasculitis ekstremitas bias menimbulkan fenomena Raynaud dan ulkus kaki yang kronik. Sebagian
besar pasien juga akan merasa mudah kelelahan, kelemahan, anoreksia, dan penurunan berat badan.
Nyeri pada sendi penderita, yang diperparah dengan adanya gerakan merupakan manifestasi paing
umum pada artritis reumatoid. Hal ini berhubungan dengan pola keterlibatan sendi, namun tidak
selalu terkait dengan tingkat inflamasi. Kaku pada sendi dengan durasi lebih dari satu jam di pagi
hari merupakan gejala yang selalu muncul pada artritis dengan inflamasi. Akan tetapi, keadaan ini
tidak dapat dijadikan sebagai pembeda antara inflamasi kronik dan artritis noninflamasi.
Peningkatan suhu tubuh lebih dari 380C dapat menandakan terjadinya infeksi.
Secara klinis, inflamasi synovial menyebabkan bengkak, nyeri, dan terbatasnya gerakan. Awalnya,
gangguan fungsi fisik terjadi akibat rasa nyeri dan inflamasi. Ketidakmampuan yang terjadi akibat
hal ini merupakan tanda awal dari artritis rheumatoid yang agresif. Rasa hangat biasanya muncul
pada pemeriksaan, terutama pada sendi besar, seperti lutut. Nyeri berasal dari kapsul sendi, yang
banyak dipasok dengan serabut saraf nyeri dan sangat sensitive terhadap peregangan atau distensi.
Pembengkakan sendi terjadi akibat akumulasi cairan sinovial, hipertrofi sinovium, dan penebalan
kapsul sendi. Awalnya, gerakan dibatasi oleh rasa sakit. Sendi yang meradang biasanya ditahan
dalam fleksi untuk memaksimalkan volume sendi dan meminimalisir distensi kapsul. Kemudian,
ankilosis tulang atau kontraktur jaringan akan mengarah pada perbaikan bentuk yang cacat.
Apabila terdapat inflamasi tetap, beragam perubahan karakteristik sendi mulai berkembang. Hal ini
dapat dikaitkan dengan sejumlah keadaan patologis, termasuk longgarnya strutur jaringan lunak
pendukung; kerusakan ligamen, tendon, dan kapsul sendi serta degradasi tulang rawan.
2.6 Diagnosis
2.6.1. Pemeriksaan Fisik
Kriteria diagnosis AR menurut ACR dan EULAR tahun 2010 menggunakan sistem
penilaian dari 0-10. Setiap penderita dengan jumlah nilai 6 atau lebih diklasifikasikan
sebagai penderita AR. Sendi yang dinilai adalah sendi kecil: metakarpofalangeal,
interfalangeal, ibu jari, metatarsofalangeal dua sampai lima, sendi pergelangan tangan dan
sendi besar: bahu, siku, lutut. Ada yang menambahkan sendi panggul, pergelangan kaki
dan sendi-sendi pada jari kaki.
Kriteria diagnosis AR (bila total nilai 6 atau lebih)
Keterlibatan sendi
0 1 sendi besar
1 2-10 sendi besar
2 1-3 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi besar)
3 4-10 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi besar)
5 Keterlibatan lebih dari 10 sendi (dengan sekurangnya 1 sendi kecil)

2.6.2. Pemeriksaan Penunjang


Tidak ada tes diagnostic tunggal yang definitive untuk konfirmasi diagnosis AR.The
American Collage of Rheumatology Subcommittee on Rheumatoid
Artritis(ACRSRA)merekomendasikan pemeriksaan laboratorium dasar untuk evaluasi
antara lain: Darah perifer lengkap(complete blood cell count),factor rheumatoid(RF),laju
endap darah atau C-reactive protein(CRP).Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal juga di
rekomendasikan karena akan membantu dalam Deformitas.(Buku ajar IPD jilid 3 edisi 4
2.7 Tata Laksana
Penderita Artritis Rheumatoid harus diberi penjelasan bahwa penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, namun bisa diturunkan angka perburukan penyakitnya dengan melakukan terapi
Artritis Rheumatoid yang dimulai sedini mungkin. Penderita harus dirujuk dalam 3 bulan sejak
muncul gejala untuk mengonfirmasi diagnosis dan inisiasi terapi DMARD (Disease Modifying
Anti-Rheumatic Drugs) (Suarjana, 2009). Penatalaksanaan pada Artritis Rheumatoid mencakup
terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi.
Terapi Artritis Rheumatoid bertujuan untuk:
a. Untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien
b. Mempertahankan status fungsionalnya
c. Mengurangi inflamasi
d. Mengendalikan keterlibatan sistemik
e. Proteksi sendi dan struktur ekstraartikular
f. Mengendalikan progresivitas penyakit
g. Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan terapi

Terapi Farmakologi Artritis Rheumatoid


Dalam jurnal “The Global Burden Of Rheumatoid Arthritis In The Year 2000”, Obat-obatan dalam
terapi RA terbagi menjadi lima kelompok, yaitu (Symmons, 2006) :
1. NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs)
Diberikan sejak awal untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi dan kekakuan sendi. NSAID
yang dapat diberikan antara lain: aspirin, ibuprofen, naproksen, piroksikam, dikofenak, dan
sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi kerusakan tulang rawan sendi dan tulan dari proses
destruksi.
2. Second-line agent seperti injeksi emas (gold injection), Methotrexat dan Sulphasalazine
Obat-obatan ini merupakan golongan DMARD. Kelompok obat ini berfungsi untuk menurunkan
proses penyakit dan mengurangi respon fase akut. DMARD juga digunakan untuk melindungi
sendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi oleh Artritis Rheumatoid. Contoh obat DMARD
yaitu hidroksiklorokuin, metotreksat, sulfasalazine, garam emas, penisilamin, dan asatioprin.
DMARD dapat diberikan tunggal maupun kombinasi. Obat-obatan ini memiliki efek samping dan
harus dimonitor dengan hati-hati.

3. Steroid
Obat ini memiliki keuntungan untuk mengurangi gejala simptomatis dan tidak memerlukan
monitoring, tetapi memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius. Contohnya adalah
kortikosteroid. Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara prednisone 5-7,5 mg/hari sebagai
“bridge” terapi untuk mengurangi keluhan pasien sambal menunggu efek DMARDs yang baru
muncul setelah 4-16 minggu.
4. Obat-obatan immunosupressan
Obat ini dibutuhkan dalam proporsi kecil untuk pasien dengan penyakit sistemik.

5. Agen biologik baru


Obat ini digunakan untuk menghambat sitokin inflamasi. Belum ada aturan baku mengenai
kelompok obat ini dalam terapi Artritis Rheumatoid.

Terapi Non-Farmakologi Artritis Rheumatoid


Terapi non-farmakologi melingkupi terapi modalitas dan terapi komplementer. Terapi
modalitas berupa diet makanan (salah satunya dengan suplementasi minyak ikan cod), kompres
panas dan dingin serta massage untuk mengurangi rasa nyeri, olahraga dan istirahat, dan
penyinaran menggunakan sinar inframerah. Terapi komplementer berupa obat-obatan herbal,
accupressure, dan relaxasi progressive. Rehabilitasi juga merupakan terapi yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya dapat dengan mengistirahatkan sendi yang
terlibat melalui pemakaian tongkat, pemasangan bidai, latihan, dan sebagainya. Setelah nyeri
berkurang, dapat mulai dilakukan fisioterapi.

Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis, bila ada nyeri berat dengan kerusakan sendi yang
ekstensif, keterbatasan gerak yang bermakna, dan terjadi ruptur tendo. Metode bedah yang
digunakan berupa sinevektomi bila destruksi sendi tidak luas, bila luas dilakukan artrodesis atu
artroplasti. Pemakaian alat bantu ortopedis digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari
(Sjamsuhidajat, 2010).
LI III. MEMAHAMI DAN MEMPELAJARI PANDANGAN ISLAM DALAM
MENGHADAPI UJIAN
3.1.Definisi
3.1.1. Sabar
a. Menurut Dzunnun al-Mishri, sabar adalah menghindarkan diri dari hal-
hal yang menyimpang, tetap tenang sewaktu tertimpa suatu ujian dan
menampakkan kekayaan di kala ditimpa kefakiran dalam kehidupan
(Isa, 2016:220);
b. Menurut Raghib al-Ashfahani, sabar adalah menahan diri berdasarkan
apa yang diharuskan oleh akal dan syariat, atau menahan diri dari apa
yang diharuskan oleh keduanya untuk ditahan (Isa, 2016: 220);
c. Menurut al-Jurjani, sabar adalah meninggalkan keluh kesah kepada
selain Allah tentang pedihnya suatu cobaan. Berkeluh kesah kepada
Allah tidaklah bertentangan dengan konsep sabar, melainkan
mengeluhkan Allah kepada selain-Nya (Isa, 2016: 220).
3.1.2. Ikhtiar
Pengertian ikhtiar yaitu proses usaha yang dilakukan dengan mengeluarkan
segala daya upaya dan kemampuan untuk mencapai hasil terbaik sesuai
dengan keinginan (Yumansyah, 2008: 26)
3.1.3. Ikhlas
a. Menurut al-Raghib, ikhlas adalah menyingkirkan segala sesuatu selain
Allah (Al-Asygar, 2014: 25);
b. Menurut, Abu al-Qasim al-Qursyairi, seseorang yang ikhlas adalah yang
berkeinginan untuk menegaskan hak-hak Allah swt. dalam setiap
perbuatan ketaatannya. Dengan ketaatannya itu ia ingin mendekatkan
diri kepada Allah, bukan kepada yang lain. Ia berbuat bukan untuk
makhluk, bukan untuk mendapat pujian manusia, atau sanjungan dari
siapa pun. Satu-satunya yang ia harapkan adalah kedekatan kepada
Allah swt. Ikhlas adalah memurnikan perbuatan dari pamrih apa pun
terhadap makhluk (Al-Asygar, 2014: 25);
c. Menurut Izz bin Abdussalam, ikhlas adalah melakukan ketaatan karena
dan demi Allah semata, bukan karena ingin diagungkan atau dimuliakan
oleh manusia; juga bukan untuk memperoleh keuntungan agama, atau
menolak kemudaratan dunia (Al-Asygar, 2014: 25);
d. Menurut Harist al-Muhasibi, ikhlas adalah mengenyahkan makhluk dari
hubungan antara seseorang dan Tuhan (Al-Asygar, 2014: 25);
e. Menurut Sahl bin Abdullah, ikhlas adalah menjadikan seluruh gerak dan
diam hanya untuk Allah swt (Al-Asygar, 2014: 25).
3.1.4. Tawakkal
a. Kata tawakkal berasal dari Bahasa Arab yang artinya memercayakan,
menyerahkan, dan mewakilkan. Secara istilah, tawakkal adalak sikap
berserah diri dan percaya dengan sepenuh hati kepada Allah swt. atas
segala keputusan-Nya terhadap hasil usaha yang telah kita lakukan
dengan sungguh-sungguh (Yumansyah, 2008: 28).
b. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Tawakal adalah
menyandarkan permasalahan kepada Allah dalam mengupayakan
yang dicari dan menolak apa-apa yang tidak disenangi, disertai
percaya penuh kepada Allah Ta’ala dan menempuh sebab (sebab
adalah upaya dan aktifitas yang dilakukan untuk meraih tujuan) yang
diizinkan syari’at.”

3.2 Hadits dan Firman


3.2.1 Sabar

َ ‫ظ َل ْلنَ َر َوا ِكدَ َعلَ ٰى‬


‫ظ ْه ِر ِه ۚ إِ َّن فِي‬ ِّ ِ ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه ْال َج َو ِار فِي ْالبَحْ ِر ك َْاْلَع ََْل ِم إِن يَشَأ ْ يُ ْس ِك ِن‬
ْ َ‫الري َح فَي‬
‫ش ُكور‬َ ‫صبَّار‬ َ ‫ٰذَلِكَ ََليَات ِلِّ ُك ِِّل‬

“Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang


berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia
akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di
permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-
tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak
bersyukur”. [Asy-Syura : 32-33]

َ‫صدَقُوا ۖ َوأُو ٰلَئِكَ ُه ُم ْال ُمتَّقُون‬ ٰ


َ َ‫اء َو ِحينَ ْالبَأ ْ ِس ۗ أُولَئِكَ الَّذِين‬
ِ ‫اء َوالض ََّّر‬
ِ ‫س‬َ ْ ‫صابِ ِرينَ فِي ْالبَأ‬
َّ ‫َوال‬

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam


peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. [Al-Baqarah : 177]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ُ ‫س َخ‬
‫ط‬ َّ ‫ط فَلَهُ ال‬
َ ‫س ِخ‬
َ ‫ضا َو َم ْن‬ ِّ ِ ُ‫ي فَلَه‬
َ ‫الر‬ ِ ‫َّللاَ ِإذَا أ َ َحبَّ قَ ْو ًما ا ْبتََلَ ُه ْم فَ َم ْن َر‬
َ ‫ض‬ َّ ‫ِإ َّن‬
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan
menguji mereka. Barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka
baginya ridho Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian
tersebut) maka baginya murka-Nya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah At
Tirmidzi berkata bahwa hadits ini Hasan Ghorib)

Dari Mush’ab bin Sa’id (seorang tabi’in) dari ayahnya berkata,


َ َ ‫اس أ‬
‫شدُّ بََلَ ًء‬ ُّ َ ‫َّللاِ أ‬
ِ َّ‫ى الن‬ َّ ‫سو َل‬
ُ ‫يَا َر‬
“Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« ‫ص ْلبًا ا ْشتَدَّ بََلَ ُؤهُ َوإِ ْن‬
ُ ُ‫ب دِينِ ِه فَإ ِ ْن َكانَ دِينُه‬ِ ‫س‬ َ ‫الر ُج ُل َعلَى َح‬ َّ ‫اْل َ ْنبِيَا ُء ث ُ َّم اْل َ ْمث َ ُل فَاْل َ ْمث َ ُل فَيُ ْبت َ َلى‬
‫ض‬ِ ‫ب دِينِ ِه فَ َما يَب َْر ُح ْالبََلَ ُء بِ ْال َع ْب ِد َحتَّى يَتْ ُر َكهُ يَ ْمشِى َعلَى اْل َ ْر‬ َ ‫ى َعلَى َح‬
ِ ‫س‬ َ ‫َكانَ فِى دِينِ ِه ِرقَّةٌ ا ْبت ُ ِل‬
ٌ‫َطيئ َة‬ِ ‫» َما َعلَ ْي ِه خ‬
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang
akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu
kuat (kokoh), maka dia akan mendapat ujian begitu kuat. Apabila
agamanya lemah, maka dia akan diuji sesuai dengan agamanya.
Senantiasa seorang hamba akan mendapatkan cobaan hingga dia
berjalan di bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi. At
Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)

3.2.2 Ikhtiar

َ‫يرا لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِلحُون‬ َّ ‫َّللاِ َواذْ ُك ُروا‬


ً ِ‫َّللاَ َكث‬ ِ ‫ص ََلة ُ فَا ْنتَش ُِروا فِي ْاْل َ ْر‬
ْ َ‫ض َوا ْبتَغُوا ِم ْن ف‬
َّ ‫ض ِل‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَإِذَا ق‬
ِ َ‫ضي‬

Artinya :

"Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu dimuka


bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar
kamu beruntung.

Sabda Rasulullah sebagai berikut :

‫ لَ ْو أَ ِنِّي فَعَ ْلتُ َكذَا‬:‫ش ْي ٌء فَ ََل تَقُ ْل‬ َ َ ‫ فَإ ِ ْن أ‬،‫ َوا ْستَ ِع ْن بِاهللِ َو ََل تَ ْع ِج ْز‬، َ‫ص َعلَى َما يَ ْنفَعُك‬
َ َ‫صابَك‬ ْ ‫احْ ِر‬
‫َف َع َل‬ ‫شَا َء‬ ‫َو َما‬ ُ ‫هللا‬ ‫َّر‬
َ ‫د‬ َ ‫ق‬ : ‫ل‬ْ ُ ‫ق‬ ‫ن‬ْ ‫ك‬ ِ ََ ‫ل‬ ‫و‬ ‫و َكذَا؛‬.
َ

artinya :

"Bersemangatlah kamu menempuh aoa yang bermanfaat bagimu,


mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah sekali-kali kamu
malas. Jika sesuatu menimpamu, janganlah kamu katakan "Seandainya
dahulu aku lakukan ini dan itu niscaya akan demikian dan demikian".
Namun katakanlah,"Inilah takdir Allah, apa yang Ia kehendaki pasti
terjadi".

Dihadits lain Rasulullah bersabda

ُ ‫َّللاِ بْنَ ُهبَي َْرة َ يَقُو ُل إِنَّه‬


َّ َ‫س ِم َع َع ْبد‬ َ ُ‫الرحْ َم ِن َحدَّثَنَا َحي َْوة ُ أ َ ْخبَ َرنِي بَ ْك ُر ْبنُ َع ْمرو أَنَّه‬ َّ ‫َحدَّثَنَا أَبُو َع ْب ِد‬
‫صلَّى‬ َّ ‫ي‬
َ ِ‫َّللا‬ َّ ِ‫س ِم َع نَب‬َ ُ‫َّللاُ َع ْنهُ يَقُو ُل إِنَّه‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫طا‬ َّ ‫ع َم َر بْنَ ْال َخ‬ َ ‫ي يَقُو ُل‬
ُ ‫س ِم َع‬ َّ ِ‫س ِم َع أَبَا ت َِميم ْال َج ْيشَان‬ َ
ً ‫الطي َْر تَ ْغدُو ِخ َما‬
‫صا‬ َّ ‫َّللاِ َح َّق ت ََو ُّك ِل ِه لَ َرزَ قَ ُك ْم َك َما َي ْر ُز ُق‬
َّ ‫سلَّ َم َيقُو ُل لَ ْو أَنَّ ُك ْم تَت ََو َّكلُونَ َعلَى‬ ‫و‬
َ َ َ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬
‫أحمد‬ ‫(رواه‬ َ ِ‫ب‬
‫طانًا‬ ‫)وت َُرو ُح‬ َ

Artinya :
"Dari Umar Ibn Khattab berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah
saw., bersabda. "Sekiranya kalian benar-benar bertawakkal kepada
Allah SWT., dengan tawakkal yang sebanar-benarnya, sungguh kalian
akan diberi rizki (oleh Allah swt.,) sebagaimana seekor burung diberi
rizki, dimana ia pergi pagi dalam
keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang". (H.R.
Ahmad, Turmudzi danIbnu Majah).

Rasulullah saw., bersabda :

"Sungguh jika sekiranya salah seorang diantara kamu membawa tali


untuk mencari kayu bakar, kemudian ia kembali membawa seikat kayu
diatas punggungnya, lalu ia jual sehingga Allah mencukupi
kebutuhannya dengan hasil itu adalah lebih baik dari pada meminta-
minta kepada manusia, baik mereka (yang dimintai) memberi atau
menolaknya". (H.R.Al-Bukhari)

3.2.3 Ikhlas
Allah Ta'ala berfirman:
‫ وذلك دين‬،‫ ويؤتوا الزكاة‬،‫وما أمروا إَل ليعبدوا هللا مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصَلة‬
‫القيمة‬
"Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama
menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya
semata-mata, berdiri lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan
zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)

‫ى يَا أ ُ ِ ِّم‬ ْ ‫ ا َ ْبش ِِر‬: ‫ فَقَا َل‬،ً‫ضة‬َ ‫سلَّ َم َوأَنَا َم ِر ْي‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫س ْو ُل‬
ُ ‫ َعادَنِ ْي َر‬: ‫ت‬ ْ َ‫َع ْن أ ُ ِ ِّم العََلَ ِء قَال‬
‫ض ِة‬َّ ‫ب َوال ِف‬ ِ ‫ث الذَّ َه‬َ َ‫ار خَبب‬ ُ َّ‫طايَاهُ َك َما تُذْ هِبُ الن‬ َّ ُ‫ض ال ُم ْس ِل ِم يُذْ ه ِِِب‬
َ ‫َّللاُ ِب ِه َخ‬ َ ‫ فَإ ِ ِِّن َم َر‬،‫ال َعَلَ ِء‬

“Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata.
‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang
Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan,
sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”. [1].
Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092

َ ‫ظلَ ْلنَ َر َوا ِكدَ َعلَ ٰى‬


‫ظ ْه ِر ِه ۚ ِإ َّن ِفي‬ ِّ ِ ‫َو ِم ْن آ َيا ِت ِه ْال َج َو ِار ِفي ْال َبحْ ِر ك َْاْلَع ََْل ِم ِإن َيشَأ ْ يُ ْس ِك ِن‬
ْ ‫الري َح فَ َي‬
‫ش ُكور‬َ ‫صبَّار‬ َ ‫ٰذَلِكَ ََليَات ِلِّ ُك ِِّل‬
“Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal
(yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia
menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah
kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi
setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur”. [Asy-
Syura:32-33]

3.2.4 Tawakal

َ‫َّللاِ فَت ََو َّكلُواْ إِن ُكنتُم ُّمؤْ ِمنِين‬


ِّ ‫َو َعلَى‬

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu


benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al Ma’idah: 23)

َ ‫صا َوت َُرو ُح ِب‬


‫طانًا‬ َّ ‫َّللاِ َح َّق ت ََو ُّك ِل ِه لَ ُر ِز ْقت ُ ْم َك َما ي ُْرزَ ُق ال‬
ً ‫طي ُْر تَ ْغد ُو ِخ َما‬ َّ ‫لَ ْو أَنَّ ُك ْم ُك ْنت ُ ْم ت ََو َّكلُونَ َعلَى‬

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-


benarnya pasti Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana
burung diberi rezeki. Keluar diwaktu pagi dalam keadaan lapar
kemudian pulang dalam kondisi kenyang.” (HR. Tirmidzi no. 2344.
Dishahihkan Albani)

ً ‫ش ْيء قَدْرا‬ َّ ‫َّللاَ َبا ِل ُغ أَ ْم ِر ِه قَدْ َج َع َل‬


َ ‫َّللاُ ِل ُك ِِّل‬ َّ ‫َو َمن َيت ََو َّك ْل َعلَى‬
َّ ‫َّللاِ فَ ُه َو َح ْسبُهُ ِإ َّن‬

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath
Thalaq: 3)

3.3 Hikmah
3.3.1 Sabar
o Allah bersama orang-orang yang sabar
o Mendapatkan pertolongan dari allah
o Mendapatkan Tempat Tinggal di Surga
o Pahala Tidak Terbatas

3.3.2 Ikhtiar
a. Terhindar dari sifat malas dan putus asa dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari.
b. Mensyukuri nikmat yang diberikan Allah.
c. Mendapat kasih sayang dan ampunan dari Allah.
d. Selalu bersungguh-sungguh dalam usaha dan selalu diiringgi dengan
doa.
e. Lebih menghargai jerih payah sendiri maupun jerih payah orang lain.
f. Dapat mengambil hikmah dari setiap usaha yang dilakukannya
3.3.3 Ikhlas
1 Syarat Utama Diterimanya Ibadah

Allah tidak menghitung seberapa banyak atau seberapa sering hamba Nya
beramal, melainkan dari seberapa dalam keihklasannya.

2 Cermin Hati Manusia

Orang yang memiliki niat ikhlas akan mengerjakan sepenuh hati tanpa ada
rasa malas apalagi mencela urusan tersebut, juga tidak memiliki rasa girang
ketika dipuji dan rasa benci ketika dicela oleh manusia sebab dia hanya ingin
mendapat pandangan baik dari Allah.

3 Ditakuti Oleh Syetan

Dari ayat Al Qur’an tersebut bahwa orang yang berhati ikhlas tidak mampu
digoda oleh syetan sehingga senantiasa berada ada jalan yang lurus.

4 Mendapat Kelapangan Hati

Diantara keutamaan ikhlas adalah memiliki kelapangan dalam hatinya yang


merupakan salah satu cara meningkatkan akhlak, ia tidak menjadikan dunia
sebagai tujuan, melainkan berbuat kebaikan untuk mencari bekal di
kehidupan akherat nanti sehingga ia sama sekali tidak bertujuan untuk
mendapat sanjungan dari manusia.

5 Selamat Dari Neraka

Orang yang ikhlas, dia tidak akan menghitung berapa banyak yang dia lakukan
melainkan senantiasa merasa kurang dan memperbaiki diri serta niat dalam
hatinya sehingga akan dijauhkan oleh Allah dari api neraka.

6 Bersih Dari Hawa Nafsu Duniawi

Ikhlas membersihkan diri dari hawa nafsu duniawi yang terlihat maupun yang
tersembunyi, membersihkan diri dari godaan syetan dan segala unsur
penyakit hati seperti riya’, rakus, sombong dalam islam, gila harta atau
pangkat, dll sebab ia hanya melakukan ibadah dengan ketaatannya kepada
Allah, ingin selamat dunia akherat.

7 Mendapat Pertolongan Allah


Dijelaskan dalam sabda Rasulullah bahwa orang yang ikhlas akan mendapat
jaminan pertolongan dari Allah “Sesungguhnya Allah menolong ummat ini
dengan orang orang yang lemah dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka”.
(HSR Nasa’i 6/45).

8 Diberi Petunjuk Oleh Allah

“Kami ceritakan kepadamu kisah mereka yang sesungguhnya, mereka adalah


pemuda pemuda yang beriman dan kami tambahkan petunjuk kepada
mereka”. (QS Al Kahfi : 13). Beriman dalam ayat tersebut ialah sebuah kisah
teladan pada jaman Nabi terdahulu tentang perjuangan sekelompok
pemudayang melanggar aturan pemerintah demi mempertahankan
keimanan mereka dengan ikhlas sehingga Allah memberinya petunjuk dan
dijadikan mereka pemuda yang teguh keimanannya.

9 Jauh Dari Sifat Munafik

Orang yang ikhlas tidak akan riya’ dalam berbuat amal kebaikan, riya dalam
islam merupakan ciri ciri orang munafik dan sifat orang munafik, dia akan
senantiasa berbuat baik dalam keadan sendiri maupun bersama orang
banyak, senantiasa memperbaiki diri untuk terus beramal karena yakin Allah
melihat setiap amal baik dan buruk nya sekecil apapun.

10 Mendapat Ketenangan Hati

Orang yang ikhlas beribadah termasuk golongan orang mukmin yang


terhindar dari kegundahan, Allah akan memberinya ketenangan dan
ketentraman sebab hatinya sudah merasa bahagia dengan melakukan amal
ketatan kepada Allah. “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam
hati orang orang mukmin supaya keimanana mereka bertambah”. (QS Al Fath
: 4).

11 Doa Akan Diijabah (Dikabulkan)

“Setiap orang akan memperoleh apa yang dia niatkan”. (HR Muslim 1907).
Maksud dari hadist tersebut ialah orang yang ikhlas memohon sesuatu karena
mengharap kebaikan dari Allah akan mendapat kebaikan (dikabulkan doa
nya) sesuai niatnya tersebut.

12 Mendapat Naungan (perlindungan) di Hari Kiamat

“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di hari kiamat….,seseorang yang


bersedekah lalu ia sembunyikan dan seseorang yang berdzikir tatkala
sendirian”. (HR Imam Muslim). Perhatikan diantara tujuh golongan, dua
golongan yang disebutkan di atas adalah orang yang ikhlas yaitu yang sedekah
dengan sembunyi sembunyi hingga tak seorang pun tau dan orang yang
berdzikir saat sendiri jauh dari keramaian dan dia tidak mengharap sanjungan
orang lain.

13 Sebagai Pengampun Dosa Dosa dan Jalan Masuk Surga


Seorang muslim dapat masuk surga karena amal ibadahnya dan atas izin
Allah, tidak selalu orang yang terlihat sholeh atau sholehah di mata manusia
sebab hanya Allah yang mengetahui hati hamba Nya.

13.2.1 Tawakal
a. Percaya diri dan optimis dalam meraih cita-cita yang diinginkan.
b. Memperoleh kepuasan batin
c. Memperoleh ketenangan jiwa
d. Menjadi orang yang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh
Allah.
e. Berhati-hati dan mawas diri dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA
Al-Asygar, Umar Sulaiman. 2014. Ikhlas. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Baratawidjaya K G. Imunologi Dasar. Edisi ke 12. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2018

Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Localzo. (2008). Harrison’s Principles
of Internal Medicine (17th ed). United States of America: The McGraw-Hill Companies.
Isaacs, John D., dan Larry W. Moreland. 2011. Fast Facts: Rheumatoid Arthritis. Oxford:
Health Press Limited.
Kumar, Abbas, Aster. (2013). Buku Ajar Patologi Robbins. (Edisi 9). Kanada: Elsevier
Saunders;
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I.
VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014.
Sjamsuhidajat, R, et al. 2010. Buku Ajar ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong Edisi 3. EGC.
Jakarta.

Suarjana, I Nyoman.2009. Artritis Reumatoid Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
V. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, Idrus, et al. Interna Publishing. Jakarta.

Symmons, Deborah., Mathers, Colin., Pfleger Bruce. 2006. The Global Burden of Rheumatoid
Arthritis In The Year 2000

Isa, Abdul Qadir. 2016. Hakekat Tasawuf. Jakarta: Qisthi Press.


Yusmansyah, Taofik. 2008. Akidah dan Akhlak untuk Kelas VIII MTs. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
https://muslim.or.id/10924-dan-jika-aku-sakit-dialah-yang-menyembuhkanku.html

Anda mungkin juga menyukai