LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
Harvina Sindy Prastiwi G3A022135
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. KONSEP DASAR PENYAKIT................................................................1
1.1 Definisi SLE..............................................................................................1
1.2 Epidemiologi.............................................................................................1
1.3 Etiologi......................................................................................................2
1.4 Klasifikasi..................................................................................................3
1.5 Patofisiologi...............................................................................................5
1.6 Manifestasi klinis......................................................................................6
1.7 Pemeriksaan penunjang.............................................................................8
1.8 Penatalaksanaan medis..............................................................................9
1.9 Pathway...................................................................................................11
BAB II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................13
2.1 Pengkajian keperawatan..........................................................................13
2.2 Diagnosa keperawatan.............................................................................16
2.3 Intervensi keperawatan............................................................................17
2.4 Discharge planning..................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
lOMoARcPSD|25495045
BAB I.
KONSEP DASAR PENYAKIT
1.2 Epidemiologi
Suatu studi sistemik di Asia Pasifik memperlihatkan data insiden
sebesar 0,9-3,1 per 100.000 populasi/tahun. Sedangkan, The Lupus
Foundation of America memperkirakan sekitar1,5 juta kasus telah terjadi
di Amerika dan terjadi 5 juta kasus di seluruh dunia. Bahkan, setiap
tahunnya dapat diperkirakan ada sekitar 16 ribu kasus baru SLE
(Kemenkes RI, 2017). Tingkat kelangsungan hidup selama 10 tahun pada
Odapus (Orang dengan Lupus) ber-kisar pada 70% (Fatmawati, 2018).
lOMoARcPSD|25495045
1.3 Etiologi
Penyebab pasti dari penyakit SLE sampai saat ini masih belum
diketahui. Namun terdapat beberapa faktor yang diduga menjadi faktor
risiko dari penyakit ini, yaitu genetik, lingkungan, regulasi sistem imun,
hormonal, dan epigenetic (Fatmawati, 2018).
a. Genetik
Sekitar 7% pasien dengan SLE dikarenakan faktor genetik (terdapat
orang tua atau saudara kandung yang menderita SLE). Faktor ini
mempengaruhi kerentanan, perkembangan dan keparahan SLE.
Berikut beberapa contoh gen yang terlibat dalam penyakit SLE
b. Hormonal dan Imunologik
Pengaruh hormon dengan kejadian SLE tidak banyak diketahui.
Sedangkan faktor imunologik dapat mempengaruhi SLE dikarenakan
terjadi ketidakseimbangan proses fagositosis imun yang tidak
sempurna. Sehingga terjadi pembentukan autoantibodi dan kompleks
imun (kombinasi dengan gen) yang akan menimbulkan terjadinya
inflamasi dan kerusakan jaringan. Perempuan lebih rentan terkena
lOMoARcPSD|25495045
1.4 Klasifikasi
Beberapa klasifikasi penyakit lupus, diantaranya (Kemenkes RI,
2017) :
a. Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE)
Pada umumnya SLE akan menyerang jaringan dan organ tubuh
mana saja dengan tingkat gejala yang ringan hingga parah. Gejala
SLE dapat datang dengan tiba-tiba atau berkembang secara perlahan-
lahan atau bahkan bertahan lama atau bersifat sementara sebelum
akhirnya kambuh lagi. Gejala ringan SLE meliputi rasa nyeri dan lelah
berkepanjangan sehingga berpengaruh pada terhambatnya aktivitas
sehari-hari. Seringkali, penderita SLE akan merasa tertekan, depresi
lOMoARcPSD|25495045
1.5 Patofisiologi
Patofisiologi SLE dimulai saat terbentuk auto-antibodi dalam tubuh
karena abnormalitas aktivasi dan pensinyalan limfosit T dan B. Penyebab
penyakit SLE ialah segala sesuatu yang menyebabkan reaksi terhadap diri
sendiri/self- antigen/auto-reaktifitas. Terjadinya auto-reaktifitas tersebut
dikarenakan interaksi berbagai faktor. Faktor utama yang mempengaruhi
ialah faktor genetik. Gen yang mempengaruhi penyakit ini adalah gen yang
berkaitan dengan respon imun dan inflamasi, gen yang mengatur repair
DNA dan apoptosis, gen yang memengaruhi adherensi sel imun pada
endotel serta gen yang berperan dalam respon tubuh dalam kerusakan
jaringan. Selain itu faktor epigenetik (perubahan ekspresi gen) juga
berperan dalam penyakit lupus. Misalnya reaksi metilasi DNA, modifikasi
post-translational dari protein histon dll. Faktor selanjutnya adalah
lingkungan seperti sinar UV atau virus (mis : Epstein-Barr atau EBV). Faktor
lingkungan ini berperan sebagai faktor pencetus pada individu yang memiliki
kerentanan genetik terhadap SLE. Sehingga faktor ini dijadikan penentu,
kerentanan genetik dapat menjadi SLE atau tidak. Selain itu, faktor pencetus
lainnya ialah rokok, obat – obatan, imunologi dan hormonal (estrogen dan
prolaktin yang meningkatkan maturasi sel limfosit B yang auto reaktif)
(Tanzilia dkk., 2021).
Interaksi antara gen dan lingkungan tersebut akan memicu
abnormalitas respon imun sehingga membentuk auto-antibodi patogen dan
komplek imun yang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan. Sisa – sisa
apoptosis dan kerusakan akan diinisiai oleh sel B memori. Sel B ini akan
berubah menjadi sel plasma yang akan memproduksi lebih banyak auto-
antibodi dan menimbulkan kerusakan yang lebih banyak lagi. Kerusakan
tersebut akan mengaktifasi komplemen sehingga menyebabkan peradangan
yang lama kelamaan akan merusak organ yang bersifat irreversible (Dipiro
dkk., 2017).
lOMoARcPSD|25495045
Kriteria Batasan
Keterangan :
Klasifikasi ini terdiri dari 11 kriteria dimana diagnosis harus memenuhi 4
dari 11 kriteria tersebut yang terjadi secara bersamaan atau dengan
tenggang waktu
a. Farmakologi
Terapi farmakologis SLE terdiri dari terapi awal dan
pemeliharaan. Terapi awal berfungsi untuk mengurangi
inflamasi sistemik dan mencapai remisi. Sedangkan terapi
pemeliharaan berfungsi untuk mempertahankan remisi dan
mengurangi risiko kekambuhan. Terapi farmakologi yang paling
umum ialah pemberian kortikosteroid ataupun imunosupresan
disesuaikan dengan derajat penyakit SLE yang paling berat
(Sumariyono dkk., 2019)
Jenis Terapi SLE derajat SLE derajat sedang SLE derajat
ringan berat
Awal Prednisolon oral Prednisolon Prednisolon
≤20 mg/hari ≤0,5mg/kgBB/hari ≤0,5mg/kgBB/hari
selama (1 – 2) dengan atau tanpa dengan atau tanpa
minggu atau injeksi injeksi
HCQ ≤6,5 AZA (1,5 - 2) AZA (2 - 3)
mg/KgBB/hari mg/kgBB atau MTX mg/kgBB/hari atau
dan atau MTX (10 – 25)mg/minggu MMF (2-3)g/hari
(7,5 – 15) atau MMF (2 – atau MPA (1,44 –
mg/minggu dan 3)g/hari atau MPA 2,16) g/hari atau
atau OAINS (1,44 – 2,16) g/hari siklosporin
sesuai gejala atau Siklosporin ≤ 2 ≤2,5mg/kgBB./har
mg/kgBB/hari i
HCQ ≤6,5 HCQ ≤ 6,5
mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari
Pemeliharaan Predinisolon Predinisolon ≤7,5 Predinisolon ≤7,5
≤7,5
HCQ HCQ 200mg/hari HCQ 200mg/hari
200mg/hari
dan atau MTX
10mg/minggu
Penggunaan AZA 50 – 100 mg /hari AZA 50 – 100 mg
surya dan atau MTX 10 /hari atau MMF 1
lOMoARcPSD|25495045
b. Non-farmakologi
Penatalaksanaan pada penderita SLE bertujuan guna
meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita
dapat hidup normal sehari-hari, antara lain (Kemenkes RI, 2017) :
1. Menghindari aktifitas fisik berlebih
2. Menghindari perubahan cuaca karena mempengaruhi proses
inflamasi
3. Menghindari stres dan trauma fisik
4. Diet khusus sesuai organ yang terkena
5. Menghindari paparan sinar matahari secara langsung, khusus
UV pada pukul 10.00–15.00
6. Gunakan pakaian yang tertutup, tabir surya minimal SPF 30
PA++, 30 menit sebelum keluar rumah
7. Menghindari pajanan lampu UV
8. Kontrol secara teratur ke dokter
9. Minum obat teratur
lOMoARcPSD|25495045
Penumpukan kompleks
imun dan kerusakan
jaringan
Penyakit SLE
Nye
Kegagala Lesi akut Inflamasi pada arteriole terminalis
Penumpuk Penumpuk
Gangguan Pasien tidak
pada kulit familier
(ruam dengan proses
n berbentuk
kupu-kupu) an tumit
Lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung kaki, cairandanNeurologis
siku Defisit pengetahuan
terganggu
sumsum Efusi
pada
Penebala pleura
pangkal
n Eritrosit
Ekspansi dalam tubuh Depresi
Pasien dada tidak
Kontraksi jantung ↓ ↓
merasa
tidak Ansietas
percaya Pola
Gangguan integritas kulit Anemia
Penurunan curah jantung nafas
tidak
Gangguan Keletihan
citra
lOMoARcPSD|25495045
lOMoARcPSD|25495045
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Mengalami gatal dan panas serta muncul ruam pada beberapa
bagian tubuh utamanya didaerah wajah (hidung dan pipi berpola
seperti kupu-kupu)
b. Tanda vital
Tekanan dan darah, suhu dan denyut nadi mengalami peningkatan
melebihi normal
c. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Muka terlihat pucat dan terjadi kebotakan (allopecia)
2) Mata
Konjungtiva anemis, mata membengkak
3) Telinga
Terdapat lesi dan nyeri telinga dan timbul suara berdengung
lOMoARcPSD|25495045
4) Hidung
Tampak ruam kupu – kupu
5) Mulut
Lesi mukotaneous
6) Leher
Terdapat lesi
7) Dada
Nyeri dada, sesak napas dan terdapat lesi
a) Paru-paru : Emboli, Emphysema, Pneumothorax dan
Atelectasis suara resonan)
b) Jantung : Angina pectoris, Infark miokard, valvulitis (suara
dullness)
8) Abdomen
Terdapat lesi, kembung (Thympani), pembesaran hepar, nyeri
perut
9) Urogenital
Ditemukan pyuria dan serum kreatinin yang tinggi
10) Ekstremitas
Nyeri otot (mialgia), nyeri sendi (arthalgia) dan inflamasi
sendi (arthritis) tanpa kelainan bentuk (deformitas). Terdapat
lesi dan mengalami kekakuan persendian
11) Kulit dan kuku
Terdapat lesi (kemerahan) dan kulit menjadi lebih sensitif dan
luka pada kulit yang tidak kunjung sembuh
12) Keadaan lokal
Tampak lemas, letih, lesu, dan pucat
lOMoARcPSD|25495045
ℵ
1 Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung (I.02075)
jantung (D.0008) keperawatan selama 1 x 30 menit per Observasi
kunjungan maka, curah jantung 1. Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah
meningkat, dengan kriteria hasil : jantung (meliputi dispenea, kelelahan, adema
1. Kekuatan nadi perifer skala 4 ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea,
(cukup meningkat) peningkatan CPV)
2. Distensi vena jugularis skala 4 2. Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan
(cukup menurun) curah jantung (meliputi peningkatan berat badan,
3. Sianosis skala 4 (cukup menurun) hepatomegali ditensi vena jugularis, palpitasi,
4. Gambaran EKG aritmia skala 4 ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
(cukup menurun) 3. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
5. Takikardia skala 4 (cukup ortostatik, jika perlu)
menurun) 4. Monitor intake dan output cairan
6. Bradikardi skala 4 (cukup 5. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang
menurun) sama
6. Monitor saturasi oksigen
lOMoARcPSD|25495045
Kolaborasi
lOMoARcPSD|25495045
ℵ
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ventilasi (I. 01002)
efektif (D.0005) keperawatan selama 1 x 30 menit per Observasi
kunjungan maka, pola nafas membaik, 1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
dengan kriteria hasil : 2. Monitor status respirasi dan oksigenasi
1. Dyspnea skala 4 (cukup Terapeutik
menurun) 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Penggunaan otot bantu nafas 4. Berikan posisi semi fowler atau fowler
skala 4 (cukup menurun) 5. Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
3. Frekuensi nafas skala 4 (cukup 6. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
membaik) Edukasi
4. Kedalaman nafas skala 4 (cukup 7. Ajarkan melakukan tehnik relaksasi nafas
membaik) dalam
8. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
9. Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian bronchodilator
ℵ
3 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I. 08238)
(D.0077) keperawatan selama 3 x 30 menit per Observasi
lOMoARcPSD|25495045
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik
ℵ
4 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
integritas kulit keperawatan selama 3 x 30 menit per Observasi
(D.0129) kunjungan maka, integritas kulit dan 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
jaringan meningkat, dengan kriteria Terapeutik
hasil : 2. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
1. Kerusakan lapisan kulit skala 4 3. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama
(cukup menurun) selama periode diare
2. Kemerahan skala 4 (cukup 4. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
menurun) hipoalergik pada kulit sensitive
3. Hematoma skala 4 (cukup 5. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
menurun) kering
4. Tekstur skala 4 (cukup membaik) Edukasi
6. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin,
serum)
7. Anjurkan minum air yang cukup
8. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
9. Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
lOMoARcPSD|25495045
ℵ
5 Keletihan (D,0057) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (I.05178)
keperawatan selama 3 x 30 menit per Observasi
kunjungan maka, tingkat keletihan 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang
menurun, dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
1. Verbalisasi kepulihan energi 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
skala 4 (cukup meningkat) 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Tenaga skala 4 (cukup 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
meningkat) selama melakukan aktivitas
3. Kemampuan melakukan aktivitas Terapeutik
rutin skala 4 (cukup meningkat) 5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
4. Verbalisasi lelah skala 4 (cukup stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
menurun) 6. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
7. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
8. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
9. Anjurkan tirah baring
lOMoARcPSD|25495045
ℵ
6 Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh (I. 09305)
tubuh (D.0083) keperawatan selama 3 x 30 menit per 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
kunjungan maka, citra tubuh perkembangan
meningkat, dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi perubahan citra tubuh
1. Melihat bagian tubuh skala 4 3. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
(cukup meningkat) sendiri
2. Menyentuh bagian tubuh skala 4 4. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
(cukup meningkat) 5. Diskusikan cara mengembangkan harapan citra
3. Verbalisasi kecacatan bagian tubuh secara realistis
tubuh skala 4 (cukup meningkat) 6. Latih peningkatan penampilan diri
4. Verbalisasi kehilangan bagian
lOMoARcPSD|25495045
ℵ
7 Anisetas (D.0080) Setelah dilakukan tindakan Reduksi Anxietas (I.09314)
keperawatan selama 3 x 30 menit per Observasi
kunjungan maka, tingkat ansietas 1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis.
menurun, dengan kriteria hasil : kondisi, waktu, stressor)
1. Verbalisasi kebingungan skala 4 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
(cukup menurun) 3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
2. Perilaku gelisah skala 4 (cukup Terapeutik
menurun) 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk
3. Perilaku tegang skala 4 (cukup menumbuhkan kepercayaan
menurun) 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
4. Keluhan pusing skala 4 (cukup , jika memungkinkan
menurun) 6. Pahami situasi yang membuat anxietas
7. Dengarkan dengan penuh perhatian
8. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
9. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
lOMoARcPSD|25495045
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas
lOMoARcPSD|25495045
ℵ
8 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12435)
pengetahuan keperawatan selama 3 x 30 menit per Observasi
manajemen proses kunjungan maka, tingkat pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
penyakit (D.0111) meningkat, dengan kriteria hasil : informasi
1. Perilaku sesuai anjuran skala 4 Terapeutik
(cukup meningkat) 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Perilaku sesuai dengan 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
pengetahuan skala 4 (cukup kesepakatan
meningkat) 4. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Persepsi yang keliru terhadap 5. Gunakan variasi mode pembelajaran
masalah skala 4 (cukup menurun) 6. Gunakan pendekatan promosi kesehatan dengan
4. Perilaku skala 4 (cukup memperhatikan pengaruh dan hambatan dari
membaik) lingkungan, sosial serta budaya
7. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha
positif dan pencapaiannya
Edukasi
8. Jelaskan penanganan masalah kesehatan
9. Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di
masyarakat
lOMoARcPSD|25495045
DAFTAR PUSTAKA