Anda di halaman 1dari 14

HIGH SELECTIVE CO2 CAPTURE WITH METAL ORGANIK

FRAMEWORKS FOR ENVIRONMETAL PROTECTION APPLICATION

Dean Hidayat dan Hudzaifah Anafifi

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sebelas Maret.

REVIEW

Abstrak

Emisi karbon dioksida (CO2) yang besar dari


industri dan rumah tangga telah menjadi perhatian
besar. Emisi ini menyebabkan masalah seperti pemanasan
global dan perubahan iklim. Meskipun berbagai teknologi
dapat digunakan untuk menurunkan tingkat emisi, tetapi
penangkapan CO2 dianggap lebih hemat biaya. Kerangka
logam-organik (MOFs) terbukti sebagai bahan adsorben
yang efektif untuk penangkapan CO2 karena struktur
permanen mikroporousnya, luas permukaan yang besar,
dan lingkungan pori yang dapat disesuaikan agar dapat
menambah kestabilan MOF. Berbagai MOF telah
disintesis dengan ligan organik yang mudah dimodifikasi
dan difungsionalisasikan dengan gugus amino yang kaya
atom N sehingga dapat meningkatkan kestabilan MOF,
selektivitas dan kapasitas CO2, serta dapat didaur ulang.
Kata Kunci: n

CO2, Selektivitas, Kapasitas, Adsorpsi, Stabilitas, daur ulang.

A. PENDAHULUAN
Energi yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil dan manufaktur kimia telah
banyak menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang merupakan penyebab utama
pemanasan global. Berbagai adsorben CO2 seperti air alkanolamin adalah metode yang
paling matang di industri, tetapi dapat menimbulkan korosi pada peralatan dan
menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu
untuk menemukan teknologi yang layak untuk penangkapan dan penyimpanan CO2
untuk mengurangi emisi karbon dan dengan demikian mencegah perubahan ekstrem
dalam iklim global. Di antara berbagai opsi pemisahan CO2 seperti penyerapan,
adsorpsi, membran, kriogenik dan bio-fiksasi alga mikro, adsorpsi dapat dianggap
sebagai solusi kompetitif karena kemudahan proses adsorpsi dan kemudahan regenerasi
dengan modulasi termal atau tekanan. Adsorpsi telah dilaporkan memiliki potensi
sebagai pengurangan biaya dan hemat energi untuk penangkapan pasca pembakaran
dibandingkan dengan teknik lain jika regenerabilitas dan daya tahan adsorben dengan
selektivitas CO2 tinggi dan kapasitas adsorpsi dapat dijamin.
Salah satu material unggul untuk proses adsorpsi CO2 adalah Metal O

Pengembangan agen kontras skala nano adalah bidang penelitian yang menjanjikan di
bidang pengobatan. Secara khusus, dual mode nanoprobe dapat lebih akurat daripada
nanoprobe lain, karena kontras gambar yang ditingkatkan secara signifikan. Sampai saat
ini, berbagai struktur nano, seperti Fe3O4, MnO dan berbagai oksida lantanida, telah
berhasil diuji sebagai nanoprobe bimodal baru untuk resonansi magnetik (MR) dan
pencitraan fluoresensi. Di sisi lain, kekhawatiran toksisitas dari nanoprobe anorganik
membatasi penggunaannya yang luas dalam aplikasi medis. Untuk mengatasi masalah
toksisitas, lapisan permukaan yang sesuai harus digunakan dengan lapisan organik, atau
dengan beberapa bahan lembam, seperti karbon dan silika. Namun, modifikasi
permukaan dapat mempengaruhi sifat relaksasi nanoprobe paramagnetik dan, sebagai
hasilnya, mengurangi kontras gambar. Oleh karena itu, orang dapat menggunakan
strategi yang berbeda di mana ion paramagnetik dimasukkan ke dalam matriks beberapa
bahan biokompatibel. Paramagnetik Gd3+ telah dimasukkan ke dalam bahan
biokompatibel seperti hidroksiapatit, zirkonia, silika dan karbon.
B. PEMBAHASAN
Material MOF dan kemampuannya dalam penangkapan CO2
1. MOF MIL-101-DETA (Hu dkk.,2014).
Kerangka MIL-101, Cr 3X(H2O)2O(BDC)3·nH2O (BDC = benzene-1,4-
dicarboxylate, X = F atau OH, n~25) yang mempunyai luas permukaan yang tinggi
lebih darr 3000 m 2g-1 dan ukuran pori sangat besar serta adanya pusat-pusat
Cr(III) dalam MIL101 teraktivasi berfungsi sebagai situs asam Lewis untuk
memfasilitasi penambatan gugus amina (alkilamina) ke permukaan pori internal.
Kinerja dari kerangaka MIL-101-alkilamina menunjukkan peningkatan kinerja
penangkapan CO2 dan panas adsorpsi. Alkilamina dapat mempolarisasi permukaan
rangka, mendon dan berinteraksi kuat dengan CO2 sehingga terjadi chesorption. Gugus
alkilamina yang ditambatkan antara lain: ethylenediamine (ED), 3,3'-
diaminodipropylamine (DADPA), 1- (2-aminoethyl) piperazine (AEP), dan
diethylenetriamine (DETA). Berikut Ilustrasi dari struktur kerangka MIL-101 dengan
a b
. .

c
.

alkilamina (Gambar 1a) :


Gambar 1. a) Ilustrasi Struktur MIL-101-Alkilamina. b) Isoterm adsorpsi CO2 untuk
MIL-101 dan MIL-101 yang ditambatkan dengan variasi alkilamina pada 296 K dan
tekanan 0.15 bar. c) Kemampuan daur ulang MIL-101-DETA.

Gambar 1b menunjukkan MIL-101-Alkilamina mengadsorpsi CO2 sangat baik pada


suhu 296 K dan tekanan rendah tren peningkatannnya adalah DETA>ED>DADPA>
AEP>Tanpa Alkilamina. MIL-101-DETA memiliki kinerja yang paling tingg karena
DETA memiliki gugus amina lebih banyak dan rantai alkilnya juga tidak panjang. Hal
tersebut menunjukkan bahwa gugus alkilamina sangat krusial dalam peningkatan
kinerja adsorpsi CO2. Kinerja dari kerangka MIL-101-DETA lebih rendah dari MOF
lainnya seperti MOF-74, Cu-UTSA-16, SIFSIX-2-Cu-i, dan mmen-CuBTTri. Meskipun
demikian MIL-101 memiliki stabilitas luar biasa sehingga MIL-101-DETA lebih mudah
diaplikasikan untuk penangkapan CO2 yang realistis. Pada umumnya uap air dalam gas
buang dapat menurunkan penyerapan CO2 karena kertertarikan MOF dengan air
sehingga pori MOF terisi H2O. Namun, kinerja adsorpsi CO2 oleh MIL-101 meningkat
dihadapan jumlah air yang kecil karena molekul air yang terkoordinasi dengan MOF
dapat berinteraksi dengan CO2.
MIL-101 memiliki faktor selektivitas yang tinggi sebesar 346 dalam pemisahan
CO2/N2 yang dilakukan pada tekanan rendah. Selektivitas yang tingggi menunjukkan
bahwa MIL-101-DETA memiliki afinitas yang tinggi untuk menangkap gas CO 2. Pada
tekanan 0,15 bar serapan CO2 sebesar 1.95/3.56 mmol/g, berbeda dengan pada tekanan
1 bar yang hanya menyerap sebesar 1 mmol/g. hal ini menunjukkan pada tekanan
rendah pengaruh N2 dapat diabaikan dalam aliran gas campuran.
MIL-101-DETA juga memiliki kemampuan daur ulang tinggi hampir tidak ada
penurunan nyata dalam kapasitas adsorpsi CO2 selama 15 siklus adsorpsi yang
ditunjukkan pada gambar 1c. Stabilitasnya yang luar biasa, selektivitas tinggi, dapat
didaur ulang, luas permukaan besar, dan ruang pori bebas, MIL-101-DETA dapat
diaplikasikan dalam pasca pembakaran.
2. MOF {[Zn2(L)(H2O)].4H2O}n, L = Triazole functionalized tetracarboxylic
acid ligand (H4L) (Gupta dan Mandal, 2019)
Kerangka MOF {[Zn2(L)(H2O)].4H2O}n memiliki situs logam aktif asam lewis dan
ligan H4L memiliki fungsi ganda isophthalate sebagai situs pengikat ion / kluster logam
dan gugus triazol yang kaya nitrogen sebagai situs dasar Lewis untuk interaksi CO2.
Sifat dari logam dan ligan tersebut akan mengarahh MOF kepada selektivitas yang
tinggi dalam penangkapan CO2. Kerangka MOF ini kuat secara termal dan porositas
yang permanen dengan adanya 4 atom Zn membentuk kluster dengan karboksilat
menjadi Zn4(-COO)6 sebagai unit bangunan sekunder. Berikut gambar dari ligand dan
kerangka MOF nya:

Gambar 1. Ilustrasi Struktur Ligan H4L dan Kerangka MOF {[Zn2(L)(H2O)].4H2O}n, L = Triazole
functionalized tetracarboxylic acid

Kerangka kerja ini memiliki kepadatan tinggi situs logam asam Lewis yang terpapar
dan situs nitrogen-donor Lewis yang dapat diakses oleh molekul tamu (CO 2) dengan
luas permukaan yang berkisar antara 314 m2g – 447 m2g. Situs donor-N yang
berinteraksi dan berorientasi tepat pada CO2 memungkinkan penyerapan CO2 tertinggi
pada suhu yang semakin rendah (195 K) (gambar 2 a-b). Luas permukaan yang tidak
terlalu besar membuat serapan CO2 terlalu besar , tetapi MOF ini memiliki kekuatan
pengikatan dan selektivitas CO2 yang baik terhadap N2 dan CH4 yang diukur pada suhu
298 K pada tekanan 1 bar, yakni sebesar N 2 (3,04 cm3 g-1) ,CH4 (11,52 cm3 g-1), dan
yang paling tinggi CO2 (41,75 cm3 g-1 ) (gambar 2c). Nilai faktor selektivitas yang
dihitung dengan IAST dari CO2/N2 (15:85) dan CO2/CH4 (50:50) cukup tinggi masing-
masing sebesar 156,8 dan 26,1 (Gambar 2f).
Gambar 2 (a-b) Jumlah Adsorpsi CO2 pada variasi suhu 195 K-298 K. (c) Perbandingan kapasitas
serapan MOF terhadap CO2, N2, dan CH4 pada suhu 298 K. (d-e) isoterm adsorpsi campuran biner
dan selektivitas pada 298 K untuk campuran CO2 / N2 (15/85) dan CO2 / CH4 (50/50). (f) Siklus
daur ulang pada suhu 298 K dan 273 K.

MOF {[Zn2(L)(H2O)].4H2O}n juga dapat didaur ulang, Pada gambar 2f menunjukkan


MOF {[Zn2(L)(H2O)].4H2O}n dapat mempertahankan sekitar 100% kapasitas adsorpsi
bahkan setelah 3 siklus percobaan adsorpsi .

3. MOF Co(Imda)(4,40 -bpy) (Chen dkk., 2015)

a b
MOF Co(Imda)(4,40 -bpy) merupakan MOF berlapis-lapis terdiri dari lapisan
dua dimensi (ion Co dan penghubung organik imidazole-4,5-dicarboxylic acid) yang
dipilarkan dengan spesies organic lainnya yakni 4,40-bipyridyl (4,40 -bpy) yang akan
membentuk struktur MOF microporous non-penetrasi tiga dimensi. Adanya 2 jenis ligan
yang digunakan memungkinkan fleksibilitas yang lebih tinggi untuk menyempurnakan

a b

sifat struktural dan kimianya dibandingkan dengan MOF umum yang disintesis dari satu
spesies ligan saja. MOF Co(Imda)(4,40 -bpy) mempunyai situs atom nitrogen yang
memiliki afinitas tinggi untuk mengikat CO2 sehingga MOF Co(Imda)(4,40 -bpy) dapat
diaplikasikan untuk penangkap CO2.. Ilustrasi strukktur dari MOF Co(Imda)(4,40 -bpy)
ditunjukkan oleh gambar 1a.
Gambar 1 (a) Ilustrasi struktur MOF Co(Imda)(4,40 -bpy). (b) Isoterm adsorpsi CO2 dan N2
dengan model Langmuir situs ganda dan model Langmuir situs tunggal untuk perhitungan
selektivitas IAST CO2 / N2 Co (Imda) (4, 4-bpy). (c) siklus daur ulang adsorpsi-desorpsi CO 2
(CO2 kemurnian tinggi) dari Co(Imda)(4,40 -bpy).

MOF Co(Imda)(4,40 -bpy) memiliki kapasitas adsorpsi CO2 statis sebesar 135 mg g-1
pada tekanan 1 bar 298 K. Jumlah CO2 yang diserap dapat meningkat dengan cepat pada
kisaran tekanan yang lebih rendah didekat 0,15 bar dengan nilai kapasitas adsorpsi
yakni 76 mg g-1. Nilai ini merupakan 56% total kapasitas adsorpsi ynag telah ditetapkan
pada tekanan 1 bar. Pada gambar 1a merupakan grafik faktor selektivitas CO 2 /N2 yang
menunjukkan kapasitas adsorpsi dari CO2 jauh lebih besar daripada N2 dengan nilai
factor selektivitas sebesar 64,1 pada 298 K. Nilai Faktor selektivitas yang tinggi ini
dikarenakan adanya efek gabungan dari mikroporositasnya dan interaksi kuat
quadrupolar CO2 dengan atom nitrogen yang ada dalam penghubung organik. Pada
gambar 2c, CO2 dapat dengan mudah diserap pada 298 K dengan hanya pembersihan
gas argon dalam pengukuran TGA. Selanjutnya grafik tersebut menunjukkan kinerja
adsorpsi-desorpsi yang stabil dalam 8 kali berturut-turut tanpa penurunan kapasitas
penangkapan CO2 yang nyata. Dapat disimpulkan penyerapan CO 2 yang tinggi,
selektivitas CO2 yang baik terhadap N2, kinetika adsorpsi CO2 cepat, mudah regenerasi,
dan stabilitas yang sangat baik dalam kelembaban dan selama siklus adsorpsi-desorpsi
berturut-turut menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk penangkapan CO2
setelah pembakaran
4. NH2-β-CD-MOF (Zheng dkk.,2019
NH2-β-CD-MOF merupakan kerangka MOF yang tersusun dari oligosakarida
sikilik (CD/Siklodektrin) yang banyak mengandung gugus hidroksil dan ion Logam K +
yang dapat membentuk struktur Kristal array 3D yang besar. Dari semua bentuk
siklodektrin seperti α-, γ, dan β, bentuk β-CD-MOF lebih disukai karena stabilitasnya
dalam air, proses pembentukannya murah dan biokompatibilitasnya yang tinggi. Gugus
amino NH2 yang difungsikan pada salah satu gugus hidroksil siklodekstrin dan
dihubungkan dengan ion kalium berfungsi untuk untuk membantu ketahanan air dan
meningkatkan kapasitas & selektivitas adsorpsi CO2

Gambar 1 Ilustrasi struktur NH2-β-CD-MOF


NH2-β-CD-MOF memiliki kapasitas adsorpsi sebesar 12,3 cm3/g. sedangkan
kapasitas adsorpsi β-CD-MOF sebesar 1,2 cm3/g. Perbedaan nilai kapasitas adsorpsi
yang sangat jauh ini dikarenakan adanya gugus NH2 yang difungsikan dan NH2
memiliki afinitas yang tinggi untuk mengikat CO2. Kerangka MOF ini membantu CO2
menembus jauh ke dalam struktur, memungkinkan CO2 untuk sepenuhnya
menghubungi kelompok amino, sehingga mencapai fiksasi permanen. CO2 yang
bereaksi dengan gugus hidroksil dan NH2 akan membentuk asam karbamat (R–NH–
C(O)–OH) dan asam karbonat (R–O–C(O)–OH). Adanya asam karbamat ditunjukkan
dengan data XPS dengan meningkatnya –N= dan asam karbonat ditunukkan dengan
data IR dari getaran C=O 1577 cm-1 (gambar 2). NH2-β-CD-MOF tidak mempunyai
adorpsi N2 spesifik pada suhu 273 K (gambar 2) dan nilai faktor selektivitas NH 2-β-CD-
MOF terhadap CO2/N2 (1:1) sebesar 946 dan 6,95 untuk β-CD-MOF pada 273 K. Hal
tersebut menunjukkan hampir tidak adanya N2 ketika proses adsorpsi dan kapasitas
a b

adsorpsi CO2 sangat besar.


Gambar 2 (a) Kapasitas adsorpsi CO2 dari NH2-β-CD-MOF dan β-CD-MOF (b) Spektra FTIR dari c d
NH2-β-CD-MOF sebelum dan sesudah adsorpsi CO2 (c) Spektra XPS NH2-β-CD-MOF sesudah
adsorpsi CO2 (e) Kemampuan daur ulang NH2-β-CD-MOF (f) Nilai Faktor selektivitas CO2/N2 pada
suhu 273 K.

Gugus Amino pada kerangka MOF sangat tahan dikelembaban yang tinggi
karena gugus amino merupakan gugus polar yang dapat mengikat molekul air yang
lebih tinggi energi ikatnya daripada ikatan gugus hidroksil dengan air. Hal ini
menunjukkan gugus amino dapat menghidari serangan molekuk air situs logam (-
OH···K+···O) yang dapat menurunkan stabilitas dalam air. NH2-β-CD-MOF juga dapat
didaur ulang setelah adsorpsi CO2. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 2 nilai kapasitas
adsorpsi CO2 setelah 5 kali pemakaian sebesar 12,1 cm3/g yang hanya berbeda sedikit
dengan kapasitas adsorpsi awal sebesar 12,3 cm3/g.
e f
5. MOF {(Me2NH2)[Zn2(bpydb)2(ATZ)](DMA)(NMF)2}n (Chen dkk., 2016).
{(Me2NH2)[Zn2(bpydb)2(ATZ)](DMA)(NMF)2}n (1) merupakan kerangka MOF
yang disusun dari ligan berbasis karboksilat, yaitu 4,4’-(4,4’-bipyridine-2,6-

diyl)dibenzoic acid (bpydbH2). Ligan (bpydbH2) mudah dimodifikasi dengan gugus


fungsi tertentu. MOF berbasis ligan karboksilat umumnya sensitive terhadap air dan
kelembapan karena ikatan M-O yang lemah. Adanya ligan 5-Amino-1H-tetrazole
(HATZ) dapat bertindak sebagai co-ligan yang difungsikan pada ligan karboksilat
(bpydbH2) untuk membentuk kernagka MOF yang stabil terhadap kelembapan. Hal ini
dikarenakan co-ligand ini dapat menghasilkan berbagai ikatan-H melalui tetrazol dan
gugus amino dengan ligan karboksilat. Selain itu, ombinasi karboksilat dengan ligan
tetrazol cenderung menghasilkan kerangka kerja koordinasi anionik, dan ion
keseimbangan muatan dalam pori-pori juga dapat meningk atkan kekakuan kerangka.
Gambar 1 (a) Ilustrasi struktur MOF (1)

Proses penyerapan yang terjadi pada MOF (1) pada suhu 195 k sangat cepat
pada suhu rendah dan mulai stabil ketika diatas 0,51 bar hingga kapasitas total sebesar
132 cm3/ pada 1 bar. Tahapan tersebut menunjukkan semakin besarnya pori pada
tekanan 1 bar. . Pada 273 K dan 1 bar, MOF (1) dapat men gadsorpsi 66,71cm3/g
(13,2% berat) CO2 (Gambar 2c), sementara hanya sedikit jumlah N2 dan CH2 yang
teradsorpsi (8,46 cm3 g untuk CH4 dan 4,29 cm3/g untuk N2). Banyaknya CO2 yang
teradsorpsi daripada gas lain menunjukkan faktor selektivitas yang tinggi sebesar 238.
Pada gambar 2 menunjukkan semakin besar suhu semakin kecil kapasitas dan
selektivitas adsorpsi dari CO2. Tingginya nilai selektivitas adsrpsi CO2 dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti kepadatan tinggi kation logam terbuka, adanya kation
dimetilamina, dan adanya atom N yang kaya dan terbuka pada -5Amino-1H-tetrazole
sehingga banyak interaksi Van der Walls dan memberikan kerangka kerja dengan
polaritas tinggi yang dapat berinteraksi kuat dengan CO2 karena polarisasinya yang
tinggi dan momen quadrupole yang besar. MOF (1) telah terbukti stabil pada
kelembapan 40-60% selama 1 bulan. Hal ini ditunjukkan dengan pola PXRD sebelum
dan setelah 1 bulan pada kelembapan 40-60%. Selain itu, sampel memiliki kapasitas
adsorpsi setalah 3 siklus sebesar 62 cm3/g yang hampir sama dengan aslinya sebesar
66,7 cm3g pada kondisi 273 K.
Gambar 2 (a) Kapasitas adsorpsi CO2 dari MOF (1) pada suhu 195 K (b) Kapasitas adsorpsi CO2, a b
N2, dan CH4 dari MOF (1) pada suhu 273-298 K (c) ) selektivitas adsorpsi CO2, N2, dan CH4 dari
MOF (1) pada suhu 273-298 K (d) situs adsorpsi CO2 pada MOF (e) Data PXRD sebelum dan
seudah dibiarkan 1 bulan dengan kelembapan 40-60%. (d) Kemampuan daur ulang MOF (1).

A. KESIMPULAN
Fluoresensi dan resonansi magnetic merupakan bentuk pencitraan atau
visualisasi objek biologis terkini yang banyak diaplikasikan sebagai diagnosa
penyakit, seperti diagnosa sel kanker dan diagnosa sel tumor . Bentuk visualisasi
atau pencitraan ini sangat sensitif, selektif dan memliki kontras yang baik.
Nanopartikel logam seperti Fe, Mn, Gd,Yb dll disintesis dengan penambahan
karbon atau silika sehingga dihasilkan nanopartikel yang tidak bersifat sitotoksik,
c d
tidak berikatan dengan protein seluler dan dapat diinternalisasi ke dalam sel maupun
jaringan, bahkan dapat di targetkan ke lokasi spesifik untuk menghasilkan
pencitraan objek biologis yang optimal. Dalam hal ini, Tikus seringkali menjadi
objek pencitraan mode ganda berbasis Fluoresensi dan resonansi magnetic.
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, M., Zhou, L., Ma, J., Mu, J., Yi, C., & Li, M. J. (2019). Iridium (III) and gadolinium (III)
loaded and peptide-modified silica nanoparticles for photoluminescence and magnetic
resonance (dual) imaging. Materials Science and Engineering: C, 104, 109972.
Das ,B., Girigoswami, A., Pal,P. & Dhara,S. (2019). Manganese oxide-carbon quantum dots
nano-composites for fluorescence/ magnetic resonance (T1) dual mode bioimaging,
long term cell tracking, and ROS scavenging. Materials Science & Engineering C.
102(2019): 427–436.
Han, C., Zhang, A., Kong, Y., Yu, N., Xie, T., Dou, B., Li, K., Wang, Y., Li, J. & Xu, K. (2019).
Multifunctional iron oxide-carbon hybrid nanoparticles for targeted fluorescent/MR
dual-modal imaging and detection of breast cancer cells. Analytica Chimica Acta. 1067
(2019): 115-128
Jiang, W., Fang, H., Liu, F., Zhou, X., Zhao, H., He, X., & Guo, D. (2019). PEG-coated and Gd-
loaded fluorescent silica nanoparticles for targeted prostate cancer magnetic resonance
imaging and fluorescence imaging. International journal of nanomedicine, 14, 5611.
Wang, R. G., Zhao, M. Y., Deng, D., Ye, X., Zhang, F., Chen, H., & Kong, J. L. (2018). An
intelligent and biocompatible photosensitizer conjugated silicon quantum dots–MnO 2
nanosystem for fluorescence imaging-guided efficient photodynamic therapy. Journal of
Materials Chemistry B, 6(28), 4592-4601.
Xiao, F., Xiao, Y., Chen, F., Liu, X., Lin, C., Chen, J., & Wu, Y. (2019). Facile synthesis of
Silicon quantum dot-Gadolinium: A potential fluorescent/T1-T2 multimodal imaging
agent. Talanta, 199, 336-346.
Yue,L., Li, H., Liu, Q., Guo, D., Chen, J., Sun, Q., Xu, Y. & Wu, W. Manganese-doped carbon
quantum dots for fluorometric and magnetic resonance (dual mode) bioimaging and
biosensing. Microchimica Acta. 186 (2019):315-326.
Zhang, M., Zheng, T., Sheng, B., Wu, F., Zhang, Q., Wang, W., Shen, J., Zhou, N. & Sun, Y.(2019).
Mn2+ complex-modified polydopamine- and dual emissive carbon dots based
nanoparticles for in vitro and in vivo trimodality fluorescent, photothermal, and
magnetic resonance imaging. Chemical Engineering Journal. 373 (2019): 1054–1063
Zhao,Y., Hao, X., Lu, W., Ruoming, W., Shan, X., Chen, Q., Sun, G. & Liu, J. (2018). Facile
preparation of Double Rare Earth-Doped Carbon Dots for MRI/CT/FI Multimodal
Imaging. Applied Nano Materials. 1-27.
Zhou, R., Sun, S., Li, C., Wu, L., Hou, X., & Wu, P. (2018). Enrichin, tg Mn-Doped ZnSe
Quantum Dots onto Mesoporous Silica Nanoparticles for Enhanced
Fluorescence/Magnetic Resonance Imaging Dual-Modal Bio-Imaging. ACS applied
materials & interfaces, 10(40), 34060-34067.

Anda mungkin juga menyukai