Anda di halaman 1dari 5

DAKWAAN :

 
KESATU
----- Bahwa terdakwa MUHLIS Bin CAMU bersama saksi INCE RUDY RACHMAN, S.I Bin RACHMAN
(perkaranya diajukan secara terpisah), pada Hari Minggu Tanggal 12 Maret 2017 sekitar pukul 21.00 wita atau
setidak-tidaknya pada waktu lain dalam Tahun 2017, bertempat di Kamar 301 Hotel Pesona Makassar di
Makassar yang sesuai dengan ketentuan Pasal 84 ayat (2) KUHAP “Pengadilan Negeri yang di dalam daerah
hukumnya terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, di tempat ia ditemukan atau ditahan, hanya berwenang
mengadili perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat
pada tempat Pengadilan Negeri itu daripada tempat kedudukan Pengadilan Negeri yang di dalam daerahnya
tindak pidana itu dilakukan” sehingga Pengadilan Negeri Mamuju berwenang memeriksa dan mengadili perkara
tersebut, mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan dengan
maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu
atau martabat palsu dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, yang
dilakukan oleh terdakwa dengan  cara  sebagai berikut :
-------------------------------------------------------------------------------------------------
 
- Bermula saksi ANDI PIRZAN ditelephone oleh terdakwa dan mengatakan kepada saksi ANDI PIRZAN
bahwa ada proyek dari Pemprov Sulawesi Barat berupa perluasan Jalan Betok di Jl. Poros Matangnga dengan
anggara Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah), kemudian saksi ANDI PIRZAN balik bertanya
kepada terdakwa apakah proyek ini betul adanya, dan terdakwa mengatakan benar karena terdakwa sudah
memegang DPA (Daftar Pengguna Anggaran) kemudian terdakwa mengatakan lagi bahwa dirinya siap
mempertemukan saksi ANDI PIRZAN dengan Pokja kalau memang serius bahkan akan mempertemukan
dengan Pak SEKDA, sehingga dengan berdasarkan pengakuan terdakwa tersebut, saksi ANDI PIRZAN pun
menghubungi saksi HASBULLAH NUR dan menyampaikan informasi sebagaimana yang disampikan oleh
terdakwa kepada saksi ANDI PIRZAN. 
- Bahwa pada tanggal 3 Maret 2017 saksi HASBULLAH NUR menelphone saksi HARFIANA dan mengatakan
kalau ada Proyek yang akan dilaksanakan di Sulawesi Barat namun karena saksi HASBULLAH NUR tidak
mampu kalau sendiri karena dananya tidak mencukupi sehingga saksi HASBULLAH NUR mengajak saksi
HARFIANA untuk kerja sama dan tawaran dari saksi HASBULLAH NUR tersebut disambut baik oleh saksi
HARFIANA;
- Bahwa dua hari berikutnya pada tanggal 05 Maret 2017, saksi HARFIANA diajak oleh saksi HASBULLAH
NUR ke Kota Mamuju di Hotel Srikandi untuk dipertemukan dengan terdakwa dan setibanya di hotel tersebut
saksi HARFIANA bersama saksi HASBULLAH NUR bertemu dengan terdakwa dan saat itu terdakwa
menjanjikan kepada saksi HARFIANA akan dipertemukan dengan ketua panitia yaitu saksi HARTONO;
- Bahwa keesokan harinya tanggal 06 Maret 2017, terdakwa mempertemukan saksi HARFIANA dengan saksi
HARTONO di Hotel Srikandi dan pada saat itulah terdakwa mempelihatkan DPA (daftar pagu anggaran)
Provinsi Sulawesi Barat sambil saksi HARTONO memberikan penjelasan bahwa benar terdakwa disuruh oleh
SEKDA untuk mencari Kontraktor dan kalau saksi HARFIANA berminat saksi HARFIANA akan dipertemukan
dengan beberapa panitia lainnya termasuk SEKPROV dan SEKDA;
- Bahwa dua hari berikutnya tanggal 08 Maret 2017, terdakwa menelphone saksi HARFIANA dan mengatakan
kalau Panitia yang pernah dijanjikan sudah siap untuk ditemui di Makassar dan terdakwa juga menyampaikan
kalau saksi HARTONO menyuruh saksi HARFIANA  agar menyiapkan Surat Perjanjian Kontrak dan kwitansi
senilai Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah),  sehingga saat itu juga saksi HARFIANA berangkat ke
Makassar bersama saksi HASBULLAH NUR dan suami saksi HARFIANA  bernama Lk. HERMAN;
- Bahwa malam harinya setibanya saksi HARFIANA di Makassar, saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH
NUR bertemu dengan terdakwa dan istri dari terdakwa bernama saksi NURLINA di penginapan Harun Dalu
dijalan Perintis Makassar dan saat itu juga saksi HARFIANA menyodorkan Surat Perjanjian Kontrak dan
kwitansi senilai Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sesuai permintaan saksi HARTONO melalui terdakwa
agar di tandatangani oleh saksi HARTONO, dan ketika terdakwa membawa Surat Perjanjian Kontrak ke saksi
HARTONO namun pada  kenyataannya saksi HARTONO menolak untuk  menanda tangani surat perjanjian
tersebut  sehingga pada malam itu juga terdakwa kembali mendatangi saksi HARFIANA di Penginapan Harun
Dalu dan menyampaikan bahwa ada orang lain yang bisa bertanggung jawab dan mau menandatangani surat
perjanjian kontrak dan kwitansi dan senilai Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) dari saksi HARFIANA
tersebut yakni adek dari saksi H.HIDAYAT yang merupakan Panitia Lelang dan orang yang dimaksud adalah
saksi INCE RUDY RACHMAN, akan tetapi saksi HARFIANA tidak percaya kalau saksi INCE RUDY
RACHMAN adalah adik dari saksi H. HIDAYAT,  oleh karena itu saksi HARFIANA meminta lagi kepada
terdakwa untuk dipertemukan dengan panitia lain untuk lebih meyakinkan dirinya (saksi HARFIANA) bahwa
proyek tersebut benar milik saksi INCE RUDY RACHMAN;
- Bahwa terdakwa mengatakan kepada saksi HARFIANA bahwa saksi INCE RUDY RACHMAN dan saksi H.
HIDAYAT bersama saksi ANDI HILAL yang bikin soal dan mereka juga itu yang bikin jawabannya serta akan
memberikan kunci jawabannya kepada saksi HARFIANA guna menjawab soal-soal yang akan diberikan oleh
panitia, jadi kenapa saksi HARFIANA mesti takut dan setelah berkata demikian, terdakwa pergi meninggalkan
saksi HARFIANA dan tidak lama kemudian terdakwa menelfon saksi HARFIANA dan meminta agar saksi
HARFIANA mengirimkan uang kepada saksi INCE RUDY RACHMAN sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta
rupiah) untuk biaya transfortasi saksi INCE RUDY RACHMAN ke Makassar untuk bertemu dengan saksi
HARFIANA sehingga saksi HARFIANA pun mengikuti permintaan dari terdakwa tersebut dan mengirimkan
uang sebesar  Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) ke rekening BRI an. INCE RUDY RACHMAN;
- Bahwa pada tanggal 09 Maret 2017 sekitar pukul 20.30 wita, datanglah saksi INCE RUDY RACHMAN di
Makassar sehingga terdakwa mempertemukan saksi HARFIANA bersama suaminya bernama HERMAN dan
saksi HASBULLAH NUR dengan saksi INCE RUDY RACHMAN di Hotel Pesona Makassar, dan didalam
pertemuan tersebut saksi INCE RUDY RACHMAN menjanjikan 3 (tiga) paket pekerjaan yaitu Pekerjaan
Pembangunan Rabat Beton Matanga senilai Rp. 24.000.000.000,(dua puluh empat milyar rupiah), Pekerjaan
Rintisan Jalan Matanga senilai Rp. 6.000.000.000,-(enam milyar rupiah) dan Pekerjaan Rintisan Jalan senilai
Rp. 6.300.000.000,-(enam milyar tiga ratus juta rupiah) dengan membayar uang sebesar Rp. 750.000.000,-(tujuh
ratus lima puluh juta rupiah) sebagai pengikat dan sebagai tanda keseriusan dalam mengambil pekerjaan
tersebut, namun pada waktu itu saksi HARFIANA belum yakin dan meminta kepada saksi INCE RUDY
RACHMAN agar saksi HARFIANA dipertemukan lagi dengan panitian lain selain diri saksi INCE RUDY
RACHMAN dan saksi INCE RUDY RACHMAN pun mengiyakan permintaan saksi HARFIANA  tersebut
namun saksi INCE RUDY RACHMAN meminta uang sebesar Rp. 20.000.000,-(dua puluh juta rupiah) untuk
biaya transfortasi panitia yang saksi HARFIANA minta untuk dipertemukan dengan dirinya, sehingga saat itu
juga saksi HARFIANA langsung  memberikan uang yang dimainta tersebut kepada saksi INCE RUDY
RACHMAN dengan  menyuruh saksi INCE RUDY RACHMAN menandatangani  kwitansi  pembayaran
sebesar Rp. 30.000.000,-(tiga puluh juta rupiah);
- Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah diuraikan diatas, saksi INCE RUDY RACHMAN
mempertemukan saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH NUR dengan panitian lain yakni Lk. ANDI
HILAL (yang ternyata palsu) dan saksi H. HIDAYAT, dan didalam pertemuan tersebut saksi H. HIDAYAT
meyakinkan saksi HARFIANA dengan memperlihatkan SK miliknya bahwa betul saksi H. HIDAYAT adalah
Panitia dalam proyek tersebut dan meyakinkan saksi HARFIANA bahwa proyek tersebut adalah jatah mereka
dari SEKDA dan pasti proyek tersebut akan dimenangkan oleh PT milik saksi HARFIANA, dan didalam
percakapan tersebut Lk. ANDI HILAL (yang ternyata palsu) mengatakan kalau dirinya siap memenangkan PT
milik saksi HARFIANA dalam tender nantinya karena sudah mendapat amanah dari SEKDA untuk mencari
kontraktor, dan dari situlah sehingga saksi HARFIANA merasa yakin untuk memenuhi permintaan saksi INCE
RUDY RACHMAN yakni memberikan pembayaran uang sebesar Rp. 750.000.000,-(tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) sebagai pengikat dan sebagai tanda keseriusan dalam mengambil pekerjaan tersebut, sehingga saat itu
pula terjadilah kesepakatan dan penandatanganan Perjanjian Kontrak antara saksi HARFIANA  dengan saksi
INCE RUDY RACHMAN yang disaksikan oleh Lk. ANDI HILAL (yang ternyata palsu), saksi H. HIDAYAT,
terdakwa, saksi HASBULLAH NUR dan saksi RIDWAN, dan setelah penandatanganan kontrak selesai
kemudian saksi INCE RUDY RACHMAN meminta kepada saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH NUR
uang sebanyak  Rp. 750.000.000,-(tujuh ratus lima puluh juta rupiah) yang disaksikan oleh terdakwa dan Lk.
ANDI HILAL (yang ternyata palsu) bersama saksi H.HIDAYAT, namun saat itu uang yang tersedia di rekening
saksi HARFIANA cuma sebesar  Rp. 350.000.000.,-(tiga ratus lima puluh juta rupiah) sehingga saksi
HARFIANA menyerahkan Kartu ATM miliknya kepada saksi INCE RUDY RACHMAN yang kemudian uang
senilai Rp. 350.000.000.,-(tiga ratus lima puluh juta rupiah) yang berada didalam rekening saksi HARFIANA di
tarik oleh saksi INCE RUDY RACHMAN dan ada juga yang di transfer ke rekening lain;
- Bahwa pada tanggal 28 Maret 2017 wita, bertempat di rumah makan Warung Pojok Sulawesi Barat terjadi lagi
pertemuan antara saksi HARFIANA, saksi HASBULLAH NUR, saksi ANDI PIRZAN dengan terdakwa dan
saksi H. HIDAYAT atas arahan saksi INCE RUDY RACHMAN dan dalam pertemuan tersebut masih
membicarakan proyek yang telah disepakati dengan saksi INCE RUDY RACHMAN dan saat itu saksi
HARFIANA kembali menyerahkan uang sebesar  Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) kepada terdakwa atas
arahan saksi INCE RUDY RACHMAN melalui Ponsel milik terdakwa kemudian terdakwa menyerahkan
sebagian dari uang tersebut kepada saksi ANDI PIRZAN sebagaimana atas arahan dari saksi INCE RUDY
RACHMAN yakni sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) akan tetapi saksi  ANDI PIRZAN
mengembalikan uang sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) kepada terdakwa jadi saksi ANDI
PIRZAN hanya mengambil uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah), selanjutnya sisa dari uang
tersebut sebesar  Rp 70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) oleh terdakwa diberikan kepada saksi INCE RUDY
RACHMAN sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) karena saksi INCE RUDY RACHMAN sendiri
yang minta dan sisanya lagi sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) diambil oleh terdakwa sebagai fee
atas pengurusan proyek tersebut;
- Bahwa dua hari kemudian atau tanggal 30 Maret 2017, saksi HARFIANA kembali mentransfer uang ke
rekening  saksi INCE RUDY RACHMAN sebanyak Rp. 70.000.000,-(tujuh puluh juta rupiah), kemudian
kembali atas permintaan saksi INCE RUDY RACHMAN, saksi HARFIANA mentransfer ke rekening BNI an.
MEITY BAHARUDDIN sebanyak Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah), dan kerekening BNI An.
RACHMAD sebanyak Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah) sehingga total keseluruhan uang yang telah
diberikan saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH NUR kepada terdakwa dan saksi INCE RUDY
RACHMAN sebesar  Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta  ribu rupiah); 
- Bahwa pada kenyataannya ketiga proyek yang dijanjikan oleh terdakwa bersama saksi INCE RUDY
RACHMAN tersebut telah dimenangkan oleh perusahaan lain dan bukan perusahaan milik saksi HARFIANA
sebagaimana yang telah dijanjikan, sehingga akibat perbuatan terdakwa bersama saksi INCE RUDY
RACHMAN tersebut, saksi HARFIANA bersama saksi HASBULLAH NUR telah mengalami kerugian sebesar 
Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta  ribu rupiah). 
---- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1)
Ke-1 KUHP. ---------------------------------------------------------------------------------
 
ATAU
KEDUA
----- Bahwa terdakwa MUHLIS Bin CAMU bersama saksi INCE RUDY RACHMAN, S.I Bin RACHMAN
(perkaranya diajukan secara terpisah), pada tanggal 25 April 2017 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
Tahun 2017, bertempat di Hotel D’Maleo Mamuju Kabupaten Mamuju atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mamuju, mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan
yang turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaan bukan karena
kejahatan, yang dilakukan oleh terdakwa dengan  cara  sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
- Bermula saksi ANDI PIRZAN ditelephone oleh terdakwa dan mengatakan kepada saksi ANDI PIRZAN
bahwa ada proyek dari Pemprov Sulawesi Barat berupa perluasan Jalan Betok di Jl. Poros Matangnga dengan
anggara Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah), kemudian saksi ANDI PIRZAN balik bertanya
kepada terdakwa apakah proyek ini betul adanya, dan terdakwa mengatakan benar karena terdakwa sudah
memegang DPA (Daftar Pengguna Anggaran) kemudian terdakwa mengatakan lagi bahwa dirinya siap
mempertemukan saksi ANDI PIRZAN dengan Pokja kalau memang serius bahkan akan mempertemukan
dengan Pak SEKDA, sehingga dengan berdasarkan pengakuan terdakwa tersebut, saksi ANDI PIRZAN pun
menghubungi saksi HASBULLAH NUR dan menyampaikan informasi sebagaimana yang disampikan oleh
terdakwa kepada saksi ANDI PIRZAN. 
- Bahwa pada tanggal 3 Maret 2017, saksi HASBULLAH NUR menelphone saksi HARFIANA dan mengatakan
kalau ada Proyek yang akan dilaksanakan di Sulawesi Barat namun karena saksi HASBULLAH NUR tidak
mampu kalau sendiri karena dananya tidak mencukupi sehingga saksi HASBULLAH NUR mengajak saksi
HARFIANA untuk kerja sama dan tawaran dari saksi HASBULLAH NUR tersebut disambut baik oleh saksi
HARFIANA;
- Bahwa dua hari berikutnya pada tanggal 05 Maret 2017, saksi HARFIANA diajak oleh saksi HASBULLAH
NUR ke Kota Mamuju di Hotel Srikandi untuk dipertemukan dengan terdakwa dan setibanya di hotel tersebut
saksi HARFIANA bersama saksi HASBULLAH NUR bertemu dengan terdakwa dan saat itu terdakwa
menjanjikan kepada saksi HARFIANA akan dipertemukan dengan ketua panitia yaitu saksi HARTONO;
- Bahwa keesokan harinya tanggal 06 Maret 2017, terdakwa mempertemukan saksi HARFIANA dengan saksi
HARTONO di Hotel Srikandi dan pada saat itulah terdakwa mempelihatkan DPA (daftar pagu anggaran)
Provinsi Sulawesi Barat sambil saksi HARTONO memberikan penjelasan bahwa benar terdakwa disuruh oleh
SEKDA untuk mencari Kontraktor dan kalau saksi HARFIANA berminat saksi HARFIANA akan dipertemukan
dengan beberapa panitia lainnya termasuk SEKPROV dan SEKDA;
- Bahwa dua hari berikutnya tanggal 08 Maret 2017, terdakwa menelphone saksi HARFIANA dan mengatakan
kalau Panitia yang pernah dijanjikan sudah siap untuk ditemui di Makassar dan terdakwa juga menyampaikan
kalau saksi HARTONO menyuruh saksi HARFIANA  agar menyiapkan Surat Perjanjian Kontrak dan kwitansi
senilai Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), sehingga saat itu juga saksi HARFIANA berangkat ke
Makassar bersama saksi HASBULLAH NUR dan suami saksi HARFIANA  bernama Lk. HERMAN;
- Bahwa malam harinya setibanya saksi HARFIANA di Makassar, saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH
NUR bertemu dengan terdakwa dan istri dari terdakwa bernama saksi NURLINA di penginapan Harun Dalu
dijalan Perintis Makassar dan saat itu juga saksi HARFIANA menyodorkan Surat Perjanjian Kontrak dan
kwitansi senilai Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sesuai permintaan saksi HARTONO melalui terdakwa
agar di tandatangani oleh saksi HARTONO, dan ketika terdakwa membawa Surat Perjanjian Kontrak ke saksi
HARTONO namun pada  kenyataannya saksi HARTONO menolak untuk  menanda tangani surat perjanjian
tersebut  sehingga pada malam itu juga terdakwa kembali mendatangi saksi HARFIANA di Penginapan Harun
Dalu dan menyampaikan bahwa ada orang lain yang bisa bertanggung jawab dan mau menandatangani surat
perjanjian kontrak dan kwitansi dan senilai Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) dari saksi HARFIANA
tersebut yakni adek dari saksi H.HIDAYAT yang merupakan Panitia Lelang dan orang yang dimaksud adalah
saksi INCE RUDY RACHMAN, akan tetapi saksi HARFIANA tidak percaya kalau saksi INCE RUDY
RACHMAN adalah adik dari saksi H. HIDAYAT,  oleh karena itu saksi HARFIANA meminta lagi kepada
terdakwa untuk dipertemukan dengan panitia lain untuk lebih meyakinkan dirinya (saksi HARFIANA) bahwa
proyek tersebut benar milik saksi INCE RUDY RACHMAN;
- Bahwa terdakwa mengatakan kepada saksi HARFIANA bahwa saksi INCE RUDY RACHMAN dan saksi H.
HIDAYAT bersama saksi ANDI HILAL yang bikin soal dan mereka juga itu yang bikin jawabannya serta akan
memberikan kunci jawabannya kepada saksi HARFIANA guna menjawab soal-soal yang akan diberikan oleh
panitia, jadi kenapa saksi HARFIANA mesti takut dan setelah berkata demikian, terdakwa pergi meninggalkan
saksi HARFIANA dan tidak lama kemudian terdakwa menelfon saksi HARFIANA dan meminta agar saksi
HARFIANA mengirimkan uang kepada saksi INCE RUDY RACHMAN sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta
rupiah) untuk biaya transfortasi saksi INCE RUDY RACHMAN ke Makassar untuk bertemu dengan saksi
HARFIANA sehingga saksi HARFIANA pun mengikuti permintaan dari terdakwa tersebut dan mengirimkan
uang sebesar  Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) ke rekening BRI an. INCE RUDY RACHMAN;
- Bahwa pada tanggal 09 Maret 2017 sekitar pukul 20.30 wita, datanglah saksi INCE RUDY RACHMAN di
Makassar sehingga terdakwa mempertemukan saksi HARFIANA bersama suaminya bernama HERMAN dan
saksi HASBULLAH NUR dengan saksi INCE RUDY RACHMAN di Hotel Pesona Makassar, dan didalam
pertemuan tersebut saksi INCE RUDY RACHMAN menjanjikan 3 (tiga) paket pekerjaan yaitu Pekerjaan
Pembangunan Rabat Beton Matanga senilai Rp. 24.000.000.000,(dua puluh empat milyar rupiah), Pekerjaan
Rintisan Jalan Matanga senilai Rp. 6.000.000.000,-(enam milyar rupiah) dan Pekerjaan Rintisan Jalan senilai
Rp. 6.300.000.000,-(enam milyar tiga ratus juta rupiah) dengan membayar uang sebesar Rp. 750.000.000,-(tujuh
ratus lima puluh juta rupiah) sebagai pengikat dan sebagai tanda keseriusan dalam mengambil pekerjaan
tersebut, namun pada waktu itu saksi HARFIANA belum yakin dan meminta kepada saksi INCE RUDY
RACHMAN agar saksi HARFIANA dipertemukan lagi dengan panitian lain selain diri saksi INCE RUDY
RACHMAN dan saksi INCE RUDY RACHMAN pun mengiyakan permintaan saksi HARFIANA  tersebut
namun saksi INCE RUDY RACHMAN meminta uang sebesar Rp. 20.000.000,-(dua puluh juta rupiah) untuk
biaya transfortasi panitia yang saksi HARFIANA minta untuk dipertemukan dengan dirinya, sehingga saat itu
juga saksi HARFIANA langsung  memberikan uang yang dimainta tersebut kepada saksi INCE RUDY
RACHMAN dengan  menyuruh saksi INCE RUDY RACHMAN menandatangani  kwitansi  pembayaran
sebesar Rp. 30.000.000,-(tiga puluh juta rupiah);
- Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah diuraikan diatas, saksi INCE RUDY RACHMAN
mempertemukan saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH NUR dengan panitian lain yakni Lk. ANDI
HILAL (yang ternyata palsu) dan saksi H. HIDAYAT, dan didalam pertemuan tersebut saksi H. HIDAYAT
meyakinkan saksi HARFIANA dengan memperlihatkan SK miliknya bahwa betul saksi H. HIDAYAT adalah
Panitia dalam proyek tersebut dan meyakinkan saksi HARFIANA bahwa proyek tersebut adalah jatah mereka
dari SEKDA dan pasti proyek tersebut akan dimenangkan oleh PT milik saksi HARFIANA, dan didalam
percakapan tersebut Lk. ANDI HILAL (yang ternyata palsu) mengatakan kalau dirinya siap memenangkan PT
milik saksi HARFIANA dalam tender nantinya karena sudah mendapat amanah dari SEKDA untuk mencari
kontraktor, dan dari situlah sehingga saksi HARFIANA merasa yakin untuk memenuhi permintaan saksi INCE
RUDY RACHMAN yakni memberikan pembayaran uang sebesar Rp. 750.000.000,-(tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) sebagai pengikat dan sebagai tanda keseriusan dalam mengambil pekerjaan tersebut, sehingga saat itu
pula terjadilah kesepakatan dan penandatanganan Perjanjian Kontrak antara saksi HARFIANA  dengan saksi
INCE RUDY RACHMAN yang disaksikan oleh Lk. ANDI HILAL (yang ternyata palsu), saksi H. HIDAYAT,
terdakwa, saksi HASBULLAH NUR dan saksi RIDWAN, dan setelah penandatanganan kontrak selesai
kemudian saksi INCE RUDY RACHMAN meminta kepada saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH NUR
uang sebanyak  Rp. 750.000.000,-(tujuh ratus lima puluh juta rupiah) yang disaksikan oleh terdakwa dan Lk.
ANDI HILAL (yang ternyata palsu) bersama saksi H.HIDAYAT, namun saat itu uang yang tersedia di rekening
saksi HARFIANA cuma sebesar  Rp. 350.000.000.,-(tiga ratus lima puluh juta rupiah) sehingga saksi
HARFIANA menyerahkan Kartu ATM miliknya kepada saksi INCE RUDY RACHMAN yang kemudian uang
senilai Rp. 350.000.000.,-(tiga ratus lima puluh juta rupiah) yang berada didalam rekening saksi HARFIANA di
tarik oleh saksi INCE RUDY RACHMAN dan ada juga yang di transfer ke rekening lain;
- Bahwa pada tanggal 28 Maret 2017 wita, bertempat di rumah makan Warung Pojok Sulawesi Barat terjadi lagi
pertemuan antara saksi HARFIANA, saksi HASBULLAH NUR, saksi ANDI PIRZAN dengan terdakwa dan
saksi H. HIDAYAT atas arahan saksi INCE RUDY RACHMAN dan dalam pertemuan tersebut masih
membicarakan proyek yang telah disepakati dengan saksi INCE RUDY RACHMAN dan saat itu saksi
HARFIANA kembali menyerahkan uang sebesar  Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) kepada terdakwa atas
arahan saksi INCE RUDY RACHMAN melalui Ponsel milik terdakwa kemudian terdakwa menyerahkan
sebagian dari uang tersebut kepada saksi ANDI PIRZAN sebagaimana atas arahan dari saksi INCE RUDY
RACHMAN yakni sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) akan tetapi saksi  ANDI PIRZAN
mengembalikan uang sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) kepada terdakwa jadi saksi ANDI
PIRZAN hanya mengambil uang sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah), selanjutnya sisa dari uang
tersebut sebesar  Rp 70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) oleh terdakwa diberikan kepada saksi INCE RUDY
RACHMAN sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) karena saksi INCE RUDY RACHMAN sendiri
yang minta dan sisanya lagi sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) diambil oleh terdakwa sebagai fee
atas pengurusan proyek tersebut;
- Bahwa dua hari kemudian atau tanggal 30 Maret 2017, saksi HARFIANA kembali mentransfer uang ke
rekening saksi INCE RUDY RACHMAN sebanyak Rp. 70.000.000,-(tujuh puluh juta rupiah), kemudian
kembali atas permintaan saksi INCE RUDY RACHMAN, saksi HARFIANA mentransfer ke rekening BNI an.
MEITY BAHARUDDIN sebanyak Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah), dan kerekening BNI An.
RACHMAD sebanyak Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah) sehingga total keseluruhan uang yang telah
diberikan saksi HARFIANA dan saksi HASBULLAH NUR kepada terdakwa dan saksi INCE RUDY
RACHMAN sebesar  Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta  ribu rupiah); 
- Bahwa pada kenyataannya, pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah diuraikan diatas,  saksi
HARFIANA baru mengetahui kalau  ketiga proyek yang dijanjikan oleh terdakwa bersama saksi INCE RUDY
RACHMAN tersebut kepada dirinya dan kepada saksi HASBULLAH NUR telah dimenangkan oleh perusahaan
lain dan bukan perusahaan milik saksi HARFIANA sebagaimana yang telah dijanjikan oleh terdakwa dan saksi
INCE RUDY RACHMAN, sedangkan uang yang telah diserahkan oleh saksi HARFIANA kepada terdakwa dan
saksi INCE RUDY RACHMAN tidak pula dikembalikan kepada saksi HARFIANA dan kepada saksi
HASBULLAH NUR, sehingga akibat perbuatan terdakwa bersama saksi INCE RUDY RACHMAN tersebut,
saksi HARFIANA bersama saksi HASBULLAH NUR telah mengalami kerugian sebesar  Rp. 750.000.000,-
(tujuh ratus lima puluh juta  ribu rupiah). 
---- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1)

Ke-1 KUHP

Anda mungkin juga menyukai