Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding
rongga dimana rongga tersebut harusnya berada di dalam keadaan normal tertutup
(Nanda, 2009).
Sebagian besar hernia timbul di regio inguinalis dengan sekitar 50 persen
dari ini merupakan hernia inguinalis indirek dan 25 persen sebagai hernia
inguinalis direk. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur. Ini
dimungkinkan karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan
intraabdominal dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya
Adapun insiden hernia yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007
sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan tiap tahunnya. Indirek inguinalis
hernia di sisi kanan, adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pria dan
wanita, sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis. Sedangkan
hernia femoralis hanya dijumpai pada 3% kasus. Insiden hernia strangulata dan
incarserata pada anak – anak 10 – 20%, sebanyak 50% diantaranya terjadi pada
anak – anak usia kurang dari enam bulan, sekitar 10 – 30% anak –anak memiliki
hernia dinding perut, sebagian besar hernia tipe ini menutup saat berusia satu
tahun. Di Indonesia tahun 2007 sekitar 60% hernia terjadi di sebelah kanan, 30%
di sebelah kiri dan 10% di kedua sisi.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan peulisan karya tulis ini adalah untuk memperoleh
gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan : Hernia inguinal diruang perawatan Kenari RS.
Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
a. Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis
yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dimana dinding rongga
yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin
(Rizal, 2007).
b. Hernia adalah protusi / penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Romi, 2006)
c. Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding
rongga diamana rongga tersebut harusnya berada di dalam keadaan
normal tertutup (Nanda, 2009).
d. Hernia adalah keluarnya isi rongga tubuh atau abdomen lewat suatu
celah pada dinding yang mengelilinginya (Khadir, 2009).
e. Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis.
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang
merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum
sesaat sebelum bayi dilahirkan.

B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi

Gambar : 2.1Anatomi Sistem Pencernaan


Daerah ini merupakan persimpangan dari regio abdominis dan
pubis, dimana terdapat hubungan antara regio abdominis-pubis melalui
kanalis inguinalis yang merupakan suatu tempat lemah (locus minoris
resistensi). Melalui tempat lemah ini dapat terjadi penonjolan alat-alat
dalaman perut yang dikenal sebagai hernia inguinalis.
Perbatasan:
1. Kraniolateral oleh annulus inguinalis internus (bagian terbuka dari
fascia transversalis & aponeurosis m. transversus abdominis).
2. Caudomedial oleh annulus inguinalis externus.
3. Atapnya oleh aponeurosis m. obliquus externus
Adapun bagian – bagian hernia adalah sebagai berikut :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua
hernia memiliki kantong, misalnya hernia insisional, hernia adipose,
hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,
misalnya usus,ovarium dan jaringan penyangga usus (omentum).
3. Pintu hernia Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui
kantong hernia.
4. Leher hernia Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan
kantong hernia.
5. Locus minoris resistance (LMR). b. Fisiologi
Struktur reproduksi pria terdiri dari penis, testis dalam kantong
scrotum, system duktus yang terdiri dari epididimis, vas deferens,
duktus ejakulatorius dan uretra, dan glandula asesoria yang terdiri dari
vesikula seminalis kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis (Pichi,
1998).
Testis adalah organ genitalia yang terletak di scrotum, ukuran testis
pada orang dewasa 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml, uvoid.
Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang
melekat pada testis, di luar tunika albuginea terdapat tunika
vaginalis yang terdiri atas lapisan viselaris dan parientalis, serta
tunika dartos. Otot kremaster yang berada di sekitar testis
memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen
untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. Testis
bagian dalam terbagi atas lobulus yang berjumlah + 250 lobuli.
Tiap lobulus terdiri dari tubulus seminiferus, sel –sel sertoli dan sel –
sel leyding. Produksi sperma atau spermartogenesis dan sel – sel,
sedang diantara tubuli seminiferus terdapat sel – sel leyding.
Sel–sel spermatogonium pada proris menjadi sel spermatozoa. Sel –
sel sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan
sel – sel pada leyding atau disebut sel – sel interstitial testis berfungsi
dalam menghasilkan hormone testosteron.
Pada bagian posterior tiap- tiap testis terdapat duktus melingkar yang
disebut epididimis. Sel- sel spermatozoa yang di produksi di tubuli
seminifer, setelah matur (dewasa) sel- sel spermatozoa bersama –
sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan
menuju ampula vas deferens, sel – sel itu setelah bercampur dengan
cairan – cairan epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta
cairan prostat membentuk cairan semen atau mani.
Vas deferens adalah duktus ekskritorius testis yang membentang
hingga ejakulatorius. Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung
dengan uretra yang merupakan saluran keluar bersama baik untuk
sperma atau kemih. Testis mendapatkan vasokan darah dari beberapa
cabang arteri yaitu :
1) Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta.
2) arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior.
3) Arteri kemastika yang merupakan cabang dari arteri
epigastrika.
Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk
pleksus pompiniformis.pleksus ini pada beberapa orang mengalami
dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.

C. Etiologi
a. Anomali congenital
b. Melemahnya otot – otot abdomen
c. Tekanan intra abdomen seperti :
1. Mengejan saat defekasi dan miksi.
2. Batuk menahun.
d. Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah :
1. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa
dan prosesus vaginalis.
2. Kerja otot yang terlalu kuat.
3. Mengangkat beban yang berat
4. Batuk kronik
5. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi Peregangan otot abdomen
karena meningkatnya tekanan intra abdomen seperti obesitas dan
kehamilan (Samsudin, 2006).
e. Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah
lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat
kemudian dalam hidup karena :
1. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
2. Kongenital.
3. Hernia kongenital sempurna. Bayi sudah menderita hernia karena
adanya defek pada tempat – tempat tertentu.
4. Hernia kongenital tidak sempurna Bayi dilahirkan normal (kelainan
belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat- tempat
tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0–1 tahun) setelah lahir
akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh
kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
5. Aquisal adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya
defek bawaan tetapi disebabkan oleh faktor lain yang dialami manusia
selama hidupnya, antara lain :
a) Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak yang dialami oleh
pasien yang sering mengejan baik saat BAB maupun BAK.
b) Konstitusi tubuh Orang kurus cenderung terkena hernia karena
jaringan ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga
dapat terjadi hernia karena banyaknya jaringan lemak pada
tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong
pada LMR.
c) Banyaknya pareperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d) Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intra
abdomen.
e) Sikatrik
f) Penyakit yang amelemahkan dinding perut..

D. Klasifikasi hernia
a. Klasifikasi hernia
1. Menurut lokasinya
a) Hernia inguinalis
Hernia yang terjadi dilipatan paha , jenis ini merupakan yang
tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau buntu.
b) Hernia umbilikus adalah di pusat
c) Hernia femoralis adalah di paha
2. Menurut isinya
a) Hernia usus halus
b) Hernia omentum
3. Menurut penyebabnya
a) Hernia congenital
b) Hernia traumatika
c) Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya
4. Menurut terlihat dan tidaknya
a) Hernia externs
Misalnya : hernia inguinalis, scrotalis dan sebagainya.
b) Hernia interns
Misalnya : hernia diafragmatika, hernia foramen winslowi,
hernia doturaforia.
5. Menurut keadaannya
a) Hernia incarserata. Bila isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa
gangguan pasase atau gangguan vaskularisasi.
b) Hernia strangulata. Jika bagian usus yang mengalami hernia
terpuntir atau membengkak dapat mengganggu aliran darah
normal dan pergerakan otot serta dapat menimbulkan
penyumbatan usus dan kerusakan jaringan
6. Menurut nama penemunya
a) Hernia Petit yaitu hernia di daerah hernia lumbosakral.
b) Hernia Spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linea
semisirkulasi di atas penyilangan vas epigastrika inferior pada
muskulus rektus abdominalis bagian lateral.
c) Hernia Richter yaitu hernia dimana sebagian dinding usus
yang terjepit.
7. Menurut sifatnya
a) Hernia reponibel adalah bila isis hernia dapat keluar masuk , isi
hernia keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika
berbaring atau didorong masuk., tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
b) Hernia irreponibel adalah bila isi kantong hernia tidak
dapat dikembalikan ke dalam rongga.
8. Jenis hernia lainnya
a) Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femoralis
yang terjadi pada paha satu sisi dan dibatasi oleh fasa epigastrika
inferior.
b) Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke
skrotum secara lengkap.
c) Hernia litter adalah herna yang isinya adalah divertikulum
meckeli.

E. Insiden
Insidens hernia inguinalis pada bayi dan anak-anak antara 1 dan
2%.Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25%
danbilateral 15%. Kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibandingkan
laki-laki kira-kira sama (10%) walaupun frekuensi prossessus vaginalis yang tetap
terbuka lebih tinggi pada perempuan. Anak yang pernah menjalani operasi pada
waktu bayi mempunyaikemungkinan 16% mendapat hernia kontralateral pada
usia dewasa.Insidens hernia inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2%.
Kemungkinankejadian hernia bilateral dari insidens tersebut mendekati 10%.

F. Patofisiologi
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-
delapan dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut.
Penurunan testis ini akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi
tonjolan perioneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritoniae.Bila bayi
lahir umumnya prosesus ini mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak
dapat melalui kanalis tersebut.Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup
karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis
inguinalis yang kanan lebih sering terbuka.Dalam keadaan normal, kanal yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel, bila kanal
terbuka terus, karena prosesus tidak terobliterasi maka akan timbul hernia
inguinalis lateralis congenital, pada orang tua kanalis tersebut telah menutup
namun karena merupakan lokus minor resistence, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat
terbuka kembali dan hernia inguinalis lateral akuista keadaan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal adalah kehamilan,batuk
kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan saat defekasi, miksi
misalnya pada hipertropi prostat.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui annulus
inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut
tonjolan akan sampai ke skrotum yang disebut herna skrotalis (Samsuddin 2006)
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya
umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi
Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang
masuk, cincin hernia semakin semakin sempit dan menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus.Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian
menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis.Bila terjadi penyumbatan
dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan konstipasi.Bila
inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaam akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis, juga dapat terjadi bukan karena
terjepit melainkan karena ususnya berputar.Bila isi perut terjepit dapat terjdi
shock, demam, asidosis metabolik dan abses.
G. Manifestasi klinis
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat
paha, benjolan tersebut biasa mengecil dan menghilang pada saat istiahat dan bila
menangis, mengejan, mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat
timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum
biasanya baik.Pada inspeksi ditemukan asimetris pada kedua sisi lipat paha,
skrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta untuk
mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri.Palpasi dilakukan dalam
keadaan ada benjolan hernia, dirasa konsistensinya dan dicoba mendorong apakah
benjolan dapat direposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak
kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar
(Samsuddin,2006).
Keluhan yang dirasakan dapat terjadi dari yang ringan hingga berat karena
pada dasarnya hernia merupakan isi rongga perut yang keluar melalui suatu
celah dinding perut, keluhan berat yang timbul disebabkan karena terjadinya
penyempitan isi perut tersebut pada celah yang dilaluinya. Jika masih ringan,
penonjolan yang ada dapat hilang timbul.Benjolan yang ada tidak dirasakan nyeri
atau hanya sedikit nyeri dan timbul jika kita mengedan, batuk, mengangkat beban
berat.Biasa tonjolan dapat hilang jika kita istirahat. Jika pada benjolan yang ada
dirasakan nyari hebat ,maka perlu dipikirkan adanya penyempitan isi perut.
Biasanya jenis hernia inguinalis yang lateralis lebih memberikan keluhan
nyeri hebat yang dibandingkan dengan jenis hernia inguinalis medialis.Terkadang
benjolan yang ada masih dapat dimasukkan kedalam rongga perut dengan tangan
kita sendiri ,yang berarti menandakan bahwa penyempitan yang terjadi belum
terlalu parah.Namun, jika penyempitan yang terjadi sudah parah, benjolan tidak
dapat dimasukkan kembali dan nyeri yang dirasakan sangatlah hebat, nyeri dapat
disertai mual dan muntah.Hal ini dapat terjadi jika sudah terjadi kematian jaringan
isi perut yang terjepit tadi.Hernia strangulata merupakan suatu keadaan yang
gawat, jadi perlu segerah dibawah kedokter untuk mendapatkan pertolongan.
H. Komplikasi
Komplikasi hernia tengantung pada keadaan yang dialami oleh isi
hernia antara lain:
a. Obstruksi usus sederhana b. Perforasi
b. Abses lokal, fistel atau peritonitis d. Syock
c. Asidosis metabolic

I. Test diagnostic
Test diagnostic pada hernia inguinalis adalah
a. Rongent
b. B.USG

J. Penatalaksanaan Keperawatan
Bila cincin hernia kurang dari 2 cm umumnya regresi spontan akan
terjadi sebelum bayi berumur enam bulan, kadang cincin baru tertutup setelah
satu tahun. Usaha untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan
mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian memancangnya dengan pita perekat
(plester) untuk 2-3 minggu. Dapat pula digunakan uang logam yang
dipancangkan diumbilikus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila
sampai usia satu setengah tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan
koreksi operasi.
Penanganan biasa dengan pengobatan konservatif, maupun tindakan
definitive berupa operasi.Tindakan konrsevatif antara lain:
a. Tindakan konservatif terbatas pada tindakan melalui reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi, jika reposisi tidak berhasil dalam waktu 6 jam harus
dilakukan operasi segera .
b. Pada anak-anak dengan hernia indirect irreponibel diberi terapi
konservatif dengan :
1. Obat penenang
2. Posisi trendelemburg
3. Kompres es
4. Tindakan operatif :
Pinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi, hernioplasti dan
herniografi :
a) Herniotomi : Pembebasan kantong hernia sampai pada lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan.
b) Hernioplasti : memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding kanalis inguinalis
c) Herniografi : membuat plasty di abdomen sehingga LMR(locus
minorus resistem)
5. Penanganan pasca operasi
a) Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencengah
terjadinya hematoma.
b) Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler agar dinding
abdomen ditegang.
c) Diusahakan agar penderita tidak menangis serta mengejan.
d) Alam waktu satu bulan jangan mengangkat benda yang berat.
e) Selama waktu tiga bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang
dapat menaikkan tekanan intraabdomen.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hernia adalah : tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dincling
rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal
tertutup.Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian
dari organ melalui lubang pada struktur disekitarnya. Hernia inguinalis adalah
penonjolan hernia yang terjadi pada kanalis inguinal (lipat paha). Operasi hernia
adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isi hernia
pada posisi semula dan menutup cincin hernia.Pengertian Hernia adalah
menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui
sebuah defek konsenital atau yang didapat. Hernia adalah suatu keadaan
menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang. Hernia adalah penonjolan
sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal
memang berisi bagian-bagian tersebut. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut
yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis).
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa


Keperawatan. Jakarta. EGC.
Doenges M. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakart
Luca Lazzarini, Jon Mader, dan Jason Calhoun. 2004. Journal Hernia inguinal.
Masnjoer Arif. (2005). Kapita Selekta Kedokteran (Edisi 3). Jakarta, Penerbit
Media Aescualpius. EGC.
Sjamsuhidajat R. (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8).
Vol. EGC. Jakarta.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. (Edisi
3). EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai