Anda di halaman 1dari 5

Dilihat dari hubungan taksonomi tanaman inangnya maka dikenal tiga

kelompok serangga herbivora, yaitu: (1) monofag, yaitu tanaman inangnya hanya
satu jenis tanaman/sedikit jenis tanaman yang berdekatan sesama genus. (2)
oligofag, yaitu tanaman inangnya berupa jenis tanaman dari beberapa genus
sesama famili, dan (3) polifag, yaitu tanaman inangnya banyak jenis dari famili
famili yang berbeda atau dari ordo yang berbeda.

Sinta unud hubnagan hama dengan tanaman inang 2009

Sebutkan lima langkah penemuan serangga terhadap inang:


Menurut Kogan (1982), Ada lima langkah yang dilaksanakan oleh serangga dalam
mendapatkan tanaman inangnya .

1.  Langkah pertama adalah penemuan habitat inang.  Langkah pertama terjadi ketika


serangga dewasa yang sedang memencar menemukan lokasi habitat umum
serangga inang. Pada Langkah awal rangsangan yang menarik serangga herbivore
biasanya bukan dari tanaman tetapi rangsangan fisik lingkungan seperti cahaya,
suhu, kebasahan, dan angin. Begitu habitat umum ditemukan maka serangga
kemudian dengan menggunakan indera penglihatan dan penciuman dapat
menemukan inang yangsebenarnya.

2.  Langkah kedua adalah penemuan inang. Faktor-faktor yang menarik dalam


peristiwa tersebut adalah warna, ukuran, dan bentuk tanaman. Begitu serangga
telah menemukan inangnya, rangsangan tanaman jarak pendek yang menyebabkan
serangga menetap pada tanaman tersebut. Dengan indera peraba dan pengecapnya
serangga menguji apakah tanaman tersebut dapat diterima sebagai inang atau
tidak .

3.  Langkah ketiga adalah pengenalan inang. Pada langkah ketiga itu serangga
mencoba mencicipi (respon kimiawi) dan meraba-raba (respon fisik) tanaman
untuk mengetahui ke sesuaiannya sebagai pakan. Apabila ternyata tanaman
tersebut sesuai, maka serangga akan meneruskan aktivitas makannya. Langkah
keempat adalah penerimaan inang.

4.  Pada langkah keempat, apabila rangsangan berbagai senyawa kimiawi tanaman


berdasarkan pengujian oleh serangga dapat diterima, maka tanaman yang diuji
tersebut akan diterima sebagai inang atau makanan.

5.  Langkah terakhir atau langkah kelima adalah kecocokan inang. Tanaman dianggap
sesuai apabila nutrisi yang terkandung di dalam tanaman sangat cocok sebagai
pakan untuk kehidupan dan perkembangbiakan serangga secara optimal, dan tidak
mengandung zat racun yang merugikan. Selain sebagai tempat hidup serangga,
tanaman juga berfungsi sebagai tempat berlindung

Berdasarkan tipenya, alat mulut serangga dibagi menjadi 5 menurut (Pedigo, 1989),yaitu:

1. Tipe mulut penggigit dan pengunyahTipe mulut ini paling primitif karena bagian-bagiannya belum
termodifikasi,terdiri dari sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur
sertaorgan tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan. Sertastruktural
alat makan jenis ini terdiri dari:(a) Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga
mulut.(b) Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.(c) Mandibula, berfungsi untuk mengunyah,
memotong, atau melunakkan makanan.
(d) Maxilla, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empatcabang, yaitu
kardo, palpus, laksinia, dan galea.(e) Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga
mulut.(f) Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup ataumembuka
mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, danligula. Ligula terdiri dari
sepasang glosa dan sepasang paraglosa. Contoh seranggadengan tipe alat mulut ini yaitu ordo
Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, danLepidoptera.

2. Tipe alat mulut pengunyah dan penghisapTipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut kumbang
kayu (Xylocopa) danlebah maduApis cerana
(Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yangstruktur labrum dan mandibulanya serupa
dengan tipe alat mulut penggigit dan pengunyah, tapi maxilla dan labiumnya memanjang dan
menyatu. Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya
menyerupai lidahyang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik
untukmencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga.

3. Tipe alat mulut penjilat dan penghisapTipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera).
Pada bagian bawahkepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah.
Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung darilabium ini
berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum. Padamulut lalat, bahan pangan
padat menjadi lembek dan buruk akibat ludah yangdikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan,
kemudian baru dihisap.

4. Tipe alat mulut pengisapTipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu
dewasa(Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan palpus
maxillarisnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labialisyang berambut lebat
dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini
adalah probosis yang dibentuk oleh maxilla dan galeamenjadi suatu tabung yang sangat memanjang
dan menggulung.

5. Tipe alat mulut penusuk dan penghisapKepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya
Scotinophara(Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsimenjadi
selongsong stilet. Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan
mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal darisepasang maxilla dan mandibula ini merupakan
suatu perubahan bentuk dari alat mulutserangga pengunyah

.Alat mulut primitif merupakan alat mulut yang belum mengalami modifikasi.Bagian-bagian alat mulut
ini mudah dilihat. Labrum terletak di depan bagian-bagianmulut yang lain. Sisi ventral labrum
terdapat epifaring. Mandibula terletak di bagian belakang labrum. Maksila terletak di belakang
mandibula. Alat mulut tipe penggigitdan pengunyah merupakan tipe primitif. Alat mulut yang sudah
termodifikasi terjadi pada tipe penusuk dan penghisap di mana maksila dan mandibula termodifikasi
seperti jarum yang berfungsi untuk menusuk contohnya pada nyamuk. Lalu, tipe penghisapdi mana
maksila termodifikasi menjadi alat penghisap (galea). Tipe penggigit dan penghisap mengalami
modifikasi pada bagian mandibulanya yaitu berbentuk sepertisendok. Mandibula pada tipe penjilat
dan penghisap tereduksi dan maksilatermodifikasi menjadi alat penjilat dan penghisap (probosis)
(Pedigo, 1989)

KLASIFIKASI HAMA
Klasifikasi hama berdasarkan cara merusaknya antara lain:
1. Hama Penyebab Gejala Puru (gall)
Kelompok hama ini umumnya merusak dengan cara menggerek ke dalam
jaringan tanaman (akar, batang, daun, dan buah). Mula-mula hama masuk
melalui jaringan tanamna yang masih muda atau melalui titik tumbuh
kemudian tinggal dan makna di dalam jaringan tanaman inang. Beberapa
teori ada yang menyatakan bahwa sambil merusak/ memakan hama tersebut
juga mengeluarkan sekresi tertentu (semacam cairan) dari mulutnya. Sekresi
zat tesebut ternyata mampu merangsang (menstimulir) sel-sel jaringan
tanaman disekitar luka atau tempat dimana hama tersebut dirusak. Sebagai
akibatnya akan muncul pertumbuhan sel yang luar biasa (giant cell) dalm
jumlah banyak sehingga pada bagian tersebut terlihat seperti bengkak
membentuk puru(gall). Beberapa contoh hama penyebab gejala puru
tersebut anatara lain :
a. Nematoda puru akar (meloidogyne spp.) sebagai penyebab gejala puru
akar pada tanaman tomat, lombok, tembakau, terong dll.
b. Puru daun/batang padi (Orseolia oryzae Wood-Mason) atau lebih dikenal
dengan nama umum hama ganjur pada tanaman padi.
c. Puru batang pada tembakau (scrobipalpa (= phythorimaea) heliopa low),
atau sering jugadisebut dengan nama daerah “ omo menteng” .

2. Hama pemakan
Hama golongan ini memiliki tipe alat mulut penggigit dan penguyah atau
penggigit saja. Penyebabnya antara lain adalah beberapa jenis( kebanyaknya)
hama dari bangsa (ortoptera), kumbang, (coleoptera) dan larva lepidoptera
(ulat). Gejala dari serangan hama ini antara lain adalah terbentuknya lubang,
robek atau hilangnya bagian tanaman yang diserang.
Beberapa contoh dari hama pemakan ini adalah:
a. Pemakan daun kedelai (phaedonia inclusa Stal)
b. Pemakan daun/batang/pucuk tembakau (agrotis sp.)
c. Pemakan akar (uret) leucopholis rorida F pada ketela pohon.

3. Hama penggerek
Hama golongan ini merusak dengan cara mengebor (menggerek) bagian
tanaman tertentu dan memakannya. Hama tersebut biasanya tinggal di
dalam jaringan batang, akar, buah, biji, maupun umbi sehingga dikenal hama-
hama penggerek batang, penggerak buah, buah dan lain-lain. Kebanyakan
hama penggerek memilik tipe alat mulut penggigit dan umumnya masuk
kedalam jaringan pada saat fase larva, namunada diantaranya pada fase
dewasa. Hama penggerek memiliki tipe alat mulut penggigit dan umumnya
masuk ke Dallam jaringan pada saat fase larva, namun ada diantaranya pada
fase dewasa. Hama penggerek tersebut umumnya adalah anggota
Lepidoptera dan coleoptera, namun ada diantaranya dari ordo dipteral.
Bebrapa jenis hama-hama penggerek tersebut antara lain:
a. Penggerek umbi ketela rambat( cylas formicarius F)
b. Penggerek batang tebu bergaris (chilo sacharipagus Boj.)
c. Penggerek pucuk jagung (ostrinia nubialis Hbn.)

4. Hama penghisap
Golongan hama penghisap menyerang tanaman dengan menggunakan alat
mulutnya yang bertipe pencucuk-penghisap atau pengisap saja. Hama
tersebut merusak dengan cara mengisap cairan sel jaringan tanaman,
sehingga akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan atau matinya
jaringan tanaman yang diserangnya.yang lebih parah lagi beberapa jenis
hama pengisap tersebut juga dapat bertindak sebagai vector penyebab
tanaman, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
Bebrapa jenis hama pengisap antara lain:
a. Pengisap buah coklat (helopeltis theobromae Mill.)
b. Walang sangit (leptocorisa oratorius F) pengisap butir padi pada saat
masak susu
c. Kutu daun kopi (coccus virridis green)
Dan diketahui sebagai penyebab vector penyakit antara lain:
a. Wereng coklat (nilaparvata lugen stall) sebagai vector penyebab
penyakit kerdil hampa pada tanaman padi.
b. Kutu daun jeruk (diaphorina citri Kuw) sebagai vektorpenyakit CVPD
pada tanaman daun jeruk.

5. Hama penggulung
Hama golongan ini merusak dengan cra yang khusus. Biasanya larva yang
baru menetas terus menggulung daun/ pucuk sedikit sambil makan. Hama
tersebut umumnya tinggal dan makan di dalam gulungan sampai membentuk
pupa dan pada fase dewasa akan keluar darai gulungan.
Beberapa contoh hama penggulung adalah:
a. Penggulung daun pisang (erionata trhax L)
b. Penggulung pucuk teh ( enarmonnia leucostoma Mayr)
c. Penggulung daun jambu ( adorethus sp.)

6. Hama penyebab busuk buah


Gejala serangan hama ini juga sangat spesifik dimana buah yang terserang
akan membusuk. Penyebab dari hama busuk buah adalah lalat buah (dacus
spp.) dan yang menyerang adalah larvanya. Begitu larva (magot) masuk ke
dalam jaringan buah, maka langsung terjadi pembusukan pad abuah sehingga
buah akan cepat gugu.
Beberapa jenis lalat buah antaranya :
a. Penyebab busuk buah belimbing/ jambu( dacus dorsalis Hend)
b. Penyebab busuk buah Lombok( dacus pedestris Bezzi)
c. Penyebab busuk buah semangka/waluh dll( dacus cucurbitae Cog)
d. Penyebab busuk buah nangka, cempedak ( dacus umbrosus F).

7. Hama penggorok miner


Hama ini merusak dengan cara menggorok (mining) pada jaringan daun.
Biasanya telur diletakkan di bawah permukaan jaringan daun (dengan
melobangi) kemudian setelah menetas larva muncuk tetap berada di dalam
jaringan ( daging daun) yaitu antara epidermis atas dan bawah. Bagian daun
yang diserang akan menggelembung dan akhirnya mongering. Salah satu
jenis hama ini adalah hamam penggorok daun kelapa (promecotheca cumingi
baly) dan liriomyza sp.( bawamg putih).

Kenapa klasifikasi hama perlu dilakukan ? karena klasifikasi hama dilakukan


untuk mempermudah mengidentifikasi gejala kerusakan yang disebabkan
hama tertentu, sehingga dapat mementukan tindakan pengendalian yang
sesuai. Klasifikasi dapat dilakukan berdasarkan morfologi binatang penyerang
atau cara merusaknya.

Anda mungkin juga menyukai