Anda di halaman 1dari 4

Tugas Personal 1

(Minggu 2 / Sesi 3)
Character Building : Agama

Dosen Pengajar :

Benny, S.Kom., S.Dt.B., M.Pd.

Disusun oleh :

Petra Astrid Natalia (2301962175)

ACCOUNTING STUDY PROGRAM


UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

2020

CHAR6021 – Character Building: Agama


Memelihara Alam sebagai Bentuk Ucapan Syukur

Bumi dan segala isinya merupakan bukti nyata atas keberadaan Tuhan. Ajaran Kristen
memegang teguh keyakinan tersebut sebagaimana ditulis dalam Kitab Kejadian 1:1, “Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Dunia yang diciptakan Tuhan tidak hanya baik,
tetapi juga mencerminkan kemuliaan Tuhan. Seperti yang tertulis pada Mazmur 19:2, “Langit
menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberikan pekerjaan tanganNya”. Sebagai
pemilik bumi, Tuhan menugaskan manusia untuk memelihara dan mengusahakannya. Ia
berfirman, “Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkan itu,
berkuasalah atas ikan ikan di laut dan burung burung di udara dan segala binatang yang merayap
di bumi” (Kejadian 1:28). Atas perintah yang diberikan Tuhan kepada manusia, manusia
bertanggung jawab penuh atas alam semesta dalam setiap pola pikir, sikap, dan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari.

Memercayai Tuhan sebagai pencipta alam semesta berarti siap untuk memeliharanya
karena prinsipnya iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 2:26). Iman
kepada Tuhan dibuktikan dengan memelihara alam semesta. Tidak dapat dipungkiri, manusia
tidak dapat hidup tanpa adanya alam. Sedangkan, alam dapat hidup baik-baik saja tanpa adanya
manusia. Pola pikir ini harus ditanamkan pada setiap manusia. Pemahaman ini dapat membuat
manusia sadar akan tanggung jawabnya dalam memelihalara alam dan diharapkan berkembang
menjadi sebuah gaya hidup. Dengan merusak alam, manusia tidak hanya berdosa terhadap
lingkungan, tetapi juga terhadap dirinya sendiri. Manusia berarti gagal dalam menjalani hidup
dengan sebaik-baiknya.

Kesadaran manusia akan pentingnya alam semesta seharusnya dituangkan dalam


tindakan nyata. Mulai dari hal kecil sampai kepada tahapan yang krusial. Setiap tindakan yang
dilakukan akan berdampak tidak hanya oleh kita tetapi juga anak cucu kita kelak, baik itu positif
maupun negatif. Contoh kecil dan nyata yang dapat kita lakukan adalah dengan mengurangi
penggunaan plastik. Seperti yang kita ketahui, plastik sulit terurai di tanah, bahkan baru dapat
diuraikan setelah ratusan sampai ribuan tahun kemudian. Syukurnya, hal ini sudah mulai disadari
oleh banyak pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat bekerja sama untuk meminimalisasi
penggunaan plastik dan mulai menggunakan tas belanja ramah lingkungan.

CHAR6021 – Character Building: Agama


Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Walaupun terlihat kecil, dampak yang ditimbulkan dari pembuangan sampah
sembarangan sangat besar. Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek pada 1 Januari 2020
merupakan bukti nyata dari ketidakpedulian masyarakat. Alam seakan menunjukkan
kekecewaannya atas perilaku masyarakat yang kurang bertanggung jawab. Namun, dengan
memaati peraturan dan giat merawat lingkungan saja tidak cukup, manusia juga memiliki
tanggung jawab untuk mengingatkan sesamanya jika melakukan kesalahan. Mengingatkan
sesame merupakan tanggung jawab kita sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial. “Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu
engkau telah mendapatnya kembali” (Matius 18:15). Perlu diingat teguran yang kita lakukan
harus berdasarkan kasih dan dengan cara yang baik. Metode penyampaian yang baik niscaya
akan memberikan hasil yang baik pula.

Setelah berkontribusi dalam hal-hal kecil, kita juga dapat mulai bergabung dalam hal-hal
yang lebih besar, seperti pelestarian hutan, perlindungan hewan, dan masih banyak lagi. Kita
juga dapat menggunakan ilmu dan pekerjaan yang kita miliki untuk berkontribusi terbadap alam.
Seorang pejabat dapat berkontribusi dengan membuat kebijakan yang tidak merusak lingkungan,
seorang pegawai dapat berkontribusi dengan menggunakan kendaraan umum untuk berpergian,
seorang mahasiswa dapat berkontribusi dengan memberikan sosialisasi tentang kepedulian
lingkungan terhadap masyarakat, dan sebagainya. Setiap manusia memiliki kesempatan untuk
‘memberi’ terhadap lingkungan, tidak hanya terus ‘menerima’. Seperti ada tertulis pada kitab
Kisah Para Rasul 20:35, “…, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia
memberi dari pada menerima”. Digunakan atau tidak kesempatan itu tergantung pada pilihan
masing-masing manusia.

Ketaatan manusia sebagai makhluk beragama tidak hanya dinilai dari relasinya dengan
Tuhan, tetapi juga bagaimana ia memperlakukan lingkungan dan sesamanya. Karena bagaimana
mungkin seseorang tidak mengasihi sesama yang dilihatnya tetapi mengasihi Tuhan yang tidak
terlihat (1 Yohanes 4:20). Untuk itu, sebagai makhluk Tuhan, memelihara lingkungan
merupakan suatu ucapan syukur atas rahmat yang telah Dia beri dan bukti kasih kita terha\dap
Tuhan. Ucapan syukur tidak hanya sebatas doa. Dengan kita bertanggung jawab atas pemberian-
Nya adalah bentuk ucapan syukur yang sejatinya paling mulia.

CHAR6021 – Character Building: Agama


DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. (2004). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Geisler, Norman L. ”Pandangan Kristen Mengenai Lingkungan” diakses di


http://pertaubatanparapelacur.blogspot.com/2016/05/etika-lingkungan-hidup-sudut-
pandang_68.html pada 14 Juni 2020 pukul 12.00 WIB.

Lecture Notes 2. “Mengenal Tuhan Melalui Alam.”

CHAR6021 – Character Building: Agama

Anda mungkin juga menyukai