PKN
PKN
Tugas Belajar Lanjut: Proyek Belajar Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Anda dipersilahkan untuk menggali sumber dan informasi terkait dengan hal-hal berikut:
1. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang terbentuk dalam sikap inklusif, toleran
dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya .
2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar pada
prinsip musyawarah dan mufakat dalam kehidupan ilmiah.
3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia yaitu di
sisi ilmu itu sendiri, pancasila sudah mencakup dari semua segi aspek kehidupan , mulai dari sila
pertama yang mencakup segi ketuhanan dalam menuntut ilmu yaitu dalam menuntut ilmu
utamakan lah ilmu yang bermanfaat dan bisa dibagi dan diberikan kepada orang lain, sampai
keadilan sosisal yang mengajarkan kita menuntut ilmu dengan seadil-adilnya dan saya artikan ,
dalam menunttut ilmu juga harus adil , yaitu dalam menuntut ilmu , jangan hanya satu ilmu yang
dipelajari , juga harus menguasai ilmu yang lain , dalam penguasaan ilmu, jangan hanya ilmu di
dunia, tapi kuasai juga ilmu sebagai bekal di akhirat.
Di segi penuntut ilmu, sebagai penuntut akan ilmu, dalam pancasila juga diajarkan harus adanya
sifat kemanusia’an yang terdapat pada sila ke dua , yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab ,
sebagai penuntut kita harus mengedepankan sisi kemanusiaan dalam mencari ilmu, maksudnya ,
jangan memaksakan suatu ilmu hingga mengorbankan orang lain dalam mencapai tujuan tsb.
1. Setiap warganegara hakekatnya dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara
dan bangsanya. Untuk itu diperlukan bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang
berlandaskan pada nilai-nilai agama, moral dan budaya bangsa. Fungsinya adalah sebagai
panduan dan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
konteks Pendidikan Kewarganegaraan nilai budaya bangsa menjadi pijakan utama, karena
tujuan pembelajaran ialah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, juga sikap
dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan budaya bangsa.
Setiap penduduk Indonesia harus memandang bahwa perbedaan tradisi, bahasa, dan adat-istiadat
antara satu etnis dengan etnis lain sebagai, antara satu agama dengan agama lain, sebagai aset
bangsa yang harus dihargai dan dilestarikan. Pandangan semacam ini akan menumbuhkan rasa
saling menghormati, menyuburkan semangat kerukunan, serta menyuburkan jiwa toleransi dalam
diri setiap individu.
Bila setiap warga negara memahami makna Bhinneka Tunggal Ika, meyakini akan ketepatannya
bagi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta mau dan mampu mengimplementasikan
secara tepat dan benar, Negara Indonesia akan tetap kokoh dan bersatu selamanya.
Bhineka Tunggal Ika pada era Glablisasi saat ini, Indonesia pada saat ini banyak mengalami
kemunduran persatuan dan kesatuan. Penyebabnya adalah adanya ketimpangan sosial,
kesenjangan ekonomi, belum stabilnya kondisi politik pemerintahan di Indonesia menjadikan
rakyat tumbuh menjadi rakyat yang apatis terhadap pemerintah. Dampak buruk globalisasi yang
membawa kebudayaan-kebudayaan baru menjadikan komposisi kebudayaan masyarakat
Indonesia menjadi lebih kompleks atau rumit. Karena banyaknya kebudayaan baru yang datang
dan diterima begitu saja, menyebabkan terjadinya penyimpangan kebudayaan di masyarakat.
Belum lagi masalah klasik yang sepele namun berdampak serius seperti perbedaan suku, agama,
ras dan antar golongan yang semakin memecah belah kesatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Melihat kondisi seperti ini tentu kita semua tidak boleh pesimis dan patah semangat, Semboyan
negara Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, selamanya akan
tetap relevan untuk mengiringi kehidupan bernegara di negeri yang multikultural ini, karena
komposisi kehidupan rakyat Indonesia akan terus beragam sampai kapanpun. Ketimpangan
sosial, kesenjangan ekonomi, perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan di antara kita
janganlah dijadikan pembeda. Perkembangan jaman yang cepat dan masuknya budaya baru
biarkanlah berlalu, karena pada dasarnya kita semua satu, satu bangsa, Bangsa Indonesia. Satu
tanah air, Tanah air Indonesia. Satu bahasa, bahasa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-
beda namun tetap satu jua. Indonesia satu!
2.Dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan “musyawa-
rah untuk mencapai mufakat.” Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan kesepakatan
bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih sebagai kesepakatan
bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah untuk mencapai mufakat.
Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi dalam kesepa-katan. Tidak ada yang
menang tidak ada yang kalah. Inilah yang biasa disebut sebagai win win solution.
4.Dari beberapa ilustrasi tersebut, secara bertahap, nilai-nilai pancasila akan benar-benar
menginternalisasi dan membumi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dimulai dengan menjadikan dasar negara ini kembali
sebagai pembicaraan publik, sehingga masyarakat merasakan bahwa pancasila masih ada, dan
masih dibutuhkan bagi bangsa Indonesia. Revitalisasi nilai-nilai juga dapat dilakukan dengan
cara manifestasi identitas nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai wawasan, antara lain;
spiritual yang berlandaskan etik, estetika, dan religiusitas sebagai dasar dan arah pengembangan
profesi.
Dalam konteks perguruan tinggi, revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dilakukan dengan
menyiapkan sumber daya manusia yang profesional dan handal untuk pembangunan nasional
yang menumbuhkan kesadaran nasionalisme serta menemukan jati diri bangsa yang mampu
beradaptasi dengan perubahan, mampu menangkap tantangan sebagai peluang dan mampu
mengatasi segala permasalahan sengan solusiyang baik, serta mengaktualisasikan diri untuk
bangsa dan negara agar lebih maju dan bermartabat.