Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AGAMA ISLAM
“SENI DAN KEBUDAYAAN DALAM PRESPEKTIF ISLAM”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam

Dosen pengampu :
Bp. Syamsul Arifin

Disusun Oleh kelompok 7 :


Tegar Suryo Negoro 205090201111054
Mentari Setia Chandra 205090201111058
Nabila Tasya Devana 205090207111004
Salsabila Endarianti 205090207111008
Raihan Putra Priyanto 205090207111012
Khalid Nurhidayat 205090207111020
Bimantara Ezza Pratama 205090207111024
Fadhil Reyhan Kusumaputra 205090207111028
Sandra Fitri Erfiani 205090207111032

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
MALANG
2020

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
BAB III. PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………5

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 5


BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang fleksibel dan luas cakupannya. Dalam kajian ilmu agama
islam kita diajarkan dengan ilmu yang relevan dengan islam. Semua aspek kehidupan
manusia telah diatur oleh agama islam. Cakupan yang diajarkan dalam kajian agama
islam sangatlah luas dan tidak ada yang terlewati atau tidak terbahas seperti, ilmu
pengetahuan alam, seni dan budaya serta cara berpikir dengan fisafat. Islam dapat
dikatakan agama yang berkembang dan fleksibel sehingga dapat menyesuaikan
perkembangan zaman. Islam adalah agama yang menghargai seni. Sesuai dengan sistem
penyebaran islam pada zaman dahulu yaitu menggunakan seni karena dianggap cara yang
efektif dalam berdakwah. Melalui sistem tersebut masyarat lebih mudah memahami
tentang nilai-nilai melalui seni tanpa adanya kekerasan. Seiring perkembangan islam
hampir diseluruh dunia, kebudayaan mulai muncul dengan berbagai jenis. Jenis
kebudayaan juga berbeda-beda disetiap daerah. Kebudayaan mengalami perkembangan
yang sangat pesat dan signifikan. Hal ini memberikan dampak pada perkembangan
kebudayaan islaam. Kebudayaan islam merupakan peradaban yang berdasarkan atas nilai-
nilai ajaran islam. Nilai kebudayaan ini dapat dilihat pada tokoh-tokoh pada zaman
dahulu yang telah menyebarkan agama islam baik dalam bidang sains maupun teknologi.
Dalam kebuduayaan juga terdapat seperangkat nilainilai yang menjadi landasan pokok
dalam menentukan sikap untuk dunia luarnya, bahkan untuk mendasari langkah yang
hendak dilakukannya sehubungan dengan pola hidup dan tata cara bermsyarakat.
Islam rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Dapat dikatakan seperti itu
karena ajaran agama islam tampil menjadi solusi untuk segala permasalahan yang
menimpa manusia. Upaya-upaya islam rahmatan lil alamin dibuktikan oleh peran
penyebar agama islam yaitu wali songo yang berperan besar dalam penyebaran agama di
Pulau Jawa. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu penyebaran melalui kebudayaan. Hal
ini menunjukan bahwa upaya yang dilakukan untuk menarik masyarakat dengan agama
islam. Karena agama islam akan membawa kemaslahatan bagi kehdiupan manusia di
bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna, rahmat bagi seluruh alam, kebenaran dan
kebaikan tertinggi yang memberikan jalan dan petunjuk kepada umat manusia untuk
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, tentu mempunyai sikap dalam
dinamika budaya umat manusia. Dinamika budaya yang dikehendaki Islam adalah
dinamika yang positif, yaitu bermanfaat, tanpa menimbulkan malapetaka dan aniaya bagi
manusia

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan sedi dan kebudayaan dalam prespektif Islam?
b. Seni seperti apa saja yang diperbolehkan, diragukan, serta tidak diperbolehkan dalam
Islam dan mengapa hal itu bisa terjadi?
c. Kebudayaan seperti apa yang umum dilakukan serta tidak diperbolehkan dalam Islam
dan mengapa hal itu bisa terjadi?
d. Bagaimana pengaruh seni dan kebudayaan dalam perkembangan Islam?
e. Bagaimana perkembangan seni dan kebudayaan pada zaman sekarang dalam
prespektif Islam?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam mengenai
seni dan kebudayaan serta mengetahui perkembangan seni dan kebudayaan pada zaman
sekarang.

BAB II. PEMBAHASAN


Dalam agama Islam tidak memberikan gambaran yang rinci mengenai seni dengan
bentuk-bentuknya, tetapi keindahan itu merupakan sebagian dari seni. Ini bermakna Islam
tidak menolak kesenian. Kesenian dalam Islam membimbing manusia bertujuan kepada
kebaikan dan berakhlak. Konsep yang diambil ke arah tauhid dan pemujaan kepada Allah
swt. Seyyed H. Nasr mengatakan, Seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan ke-
Esaan yang merefleksikan ke-Esaan Ilahi. Kebergantungan hanya kepada tuhan yang maha
Esa, (Nasr,1993:18).

Seni dalam Islam lahir dari suatu proses pembelajaran pendidikan yang positif dan
tidak keluar dari batas-batas syariat. Seni Islam merupakan seni yang berpedoman pada
aqidah Islam yaitu pengesaan kepada Allah dan tidak keluar dari aqidah dan akhlak. M.
Abdul Jabbar Beg berpendapat, suatu seni akan menjadi islamis, jika seni mengungkapkan
pandangan kehidupan muslimin yaitu dengan konsep tauhid (Beg, 1981: 2-3).

Tujuan dari seni Islam tidak lain hanya untuk Allah swt untuk mendapatkan
keridhoan-Nya, sedangkan kesenian yang tidak berbentuk Islam hanya semata-semata untuk
dunia, merusak nilai akhlak dan aqidah. Quraish Shihab mengemukakan pandanganna, Seni
Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan Islam tentang Islam,
hidup dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan
keindahan (Shihab, 1996: 398).
Seni Islam dapat berfungsi sebagai sarana dakwah yang bertujuan untuk menebarkan
kebaikan dan juga mengingatkan manusia untuk selalu beribadah kepada Allah swt. Dalam
menyampaikannya seni Islam memilki prinsip-prinsip. Pertama, seni yang tidak
meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dan mengangkat martabat. Kedua, seni yang
mementingkan akhlak, aqidah dan kebenaran. Ketiga, seni yang dapat mendorong kearah
taqwa, ma’ruf dan nahi munkar.
Seni-seni Islam yang sudah ada sejak zaman Rasullullah yaitu seni membaca Al-
quran (Rasulullah SAW bersabda: “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu” (HR. Abu Dawud,
1

An-Nasa’I dan lain-lainnya)). Kaligrafi2, Pada masa Islam, tokoh yang berjasa dalam
mengembangkan seni kaligrafi Arab adalah Umar bin Khattab. Beliau mempelopori
pembukuan Alquran. Dari situlah kemudian seni kaligrafi berkembang sebagai sarana
penulisan ayat-ayat Alquran. Pekembangan kaligrafi bentuknya bermacam-macam, tidak
selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali juga ditatahkan di atas logam, bangunan, atau kulit.
Bela diri3, “Hai Orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kalian, dan majulah (ke medan
pertempuran) secara berkelompok, atau majulah bersama-sama (serentak).” (Qs. An- Nisa:
71) Ayat ini menggambarkan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan umat Islam
untuk selalu waspada terhadap musuhnya. Islam sangat menganjurkan kaumnya untuk
mempersiapkan diri, salah satunya dengan berlatih bela diri. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah meluruskan niat. Apabila latihan bela diri dilakukan sebagai bentuk
persiapan diri, maka insyaAllah akan bernilai pahala. Arsitektur4, arsitektur Islam lebih
mengusung pada nilai-nilai universal yang dimuat oleh ajaran Islam. Nilai-nilai ini nantinya
dapat diterjemahkan ke dalam bahasa arsitektur dan tampil dalam berbagai bentuk tergantung
konteksnya, dengan tidak melupakan esensi dari arsitektur itu sendiri, serta tetap berpegang
pada tujuan utama proses berarsitektur, yaitu sebagai bagian dari beribadah kepada Allah.
Sastra5, isi dari al-Qur’an telah menginspirasikan banyak pemikir, ulama, maupun seniman
untuk menulis kitab, maupun karya-karya lainnya (al-Faruqi, 1999: 7). Isi dari kitab
(termasuk juga karya sastra) tersebut berdasar pada kebenaran dari al-Qur’an dan Hadis
sehingga sedikit demi sedikit agama Islam berkembang dan dapat diterima dalam ranah
budaya suatu masyarakat tanpa perlu menggunakan pedang atau kekerasan. Hakikat
keindahan dan pesan yang ada di dalam sastra dari para sastrawan kalangan Islam telah
membuka mata batin untuk menjadikan Allah SWT sebagai yang paling pantas untuk
disembah. Para sastrawan kalangan Islam selalu menjadikan puncak segala sesuatu adalah
Allah SWT. Namun selain itu juga terdapat batas-batas dalam Islam atau larangan dalam seni
Islam. Islam melarang seni patung, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Malaikat
tidak akan masuk suatu rumah yang di dalamnya ada patung.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu ada batasan dalam seni musik, sering kali orang lalai dalam bermusik dan membuat
kita jauh dari agama. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya akan ada di kalangan umatku
golongan yang menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik “al-ma’azif” (HR.
Bukhari, Shahih Bukhari) .

Perkembangan seni Islam di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda


dibandingkan wilayah-wilayah Islam lain seperti Turki, India, Mesir, Suriah, dan Maroko.
Islam datang ke Indonesia dengan jalan damai dan dalam waktu yang cukup lama. Seni Islam
berakulturasi dan berasimilasi budaya Indonesia dan budaya Islam. Seni Islam yang masuk
ke indonesia seperti arsitektur bangunan seperti masjid Demak, aksara atau seni sastra seperti
kaligrafi, seni ukir hias seperti gapura-gapura atau pada pintu dan tiang masjid.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kebudayaan memiliki arti hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Pengertian kebudayaan dalam Ilmu Antropologi adalah keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya
dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Budaya dianggap sebagai konsep yang
mencakup berbagai fenomena yang disebarkan melalui pembelajaran sosial dalam
masyarakat manusia.
Penetrasi budaya atau penyerapan budaya tidak bisa dihindari di era globalisasi ini.
Karena manusia saling berhubungan satu sama lain. Interaksi antar manusia ini, dapat
menimbulkan penetrasi budaya atau penyerapan budaya. Penetrasi budaya dibagi menjadi
dua, yaitu secara damai dan kekerasan. Penetrasi budaya secara damai akan menghasilkan
akulturasi budaya. Contohnya, penyebaran Islam oleh Walisongo yang memanfaatkan
kebudayaan yang sudah ada di Indonesia sebagai alat untuk menyebarkan ajaran Allah SWT.
Penetrasi secara damai ini tidak tidak mengakibatkan unsur-unsur asli budaya masyarakat
hilang. Cara kedua, yaitu penetrasi secara kekerasan, dapat diartikan masuknya kebudayaan
dengan cara memaksa dan merusak.

Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan lokal yang sudah ada dan telah terbentuk
sebelum adanya negara Indonesia. Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.
Kebudayaan Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lain, seperti kebudayaan
Tionghoa dan kebudayaan India. Kebudayaan India masuk ke Nusantara jauh sebelum
Indonesia terbentuk, ini dibuktikan dengan adanya kerajaan Hindu-Buddha tertua di
Nusantara, yaitu Kerajaan Kutai. Sedangkan untuk kebudayaan Tionghoa, masuk dan mulai
menyebar di Indonesia karena interaksi perdagangan.

Islam adalah aturan Tuhan yang terakhir yang dijadikan sebagai tuntunan yang
sempurna yang mencakup semua aspek kehidupan, termasuk hubungan antar manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan alam, dan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan
petunjuk ajaran agama Islam yang dinyatakan dalam Al Qur’an surat Al Anbiya ayat 107,
yakni memberi rahmat bagi seluruh alam yang berarti Islam bukanlah pembawa rahmat bagi
umat Islam saja, tapi juga seluruh umat manusia di dunia. Islam juga sangat berkaitan dengan
kebudayaan dan peradaban. Di dalam ayat Al Qur’an, dijumpai bahwa misi ajaran Islam
adalah untuk mengelurakan manusia dari kehidupan yang tidak teratur dan tidak bernorma,
memberantas kebodohan (kejahiliyahan) (Q.S Al-Fath, 48:26), menyelamatkan kehidupan
manusia dari perpecahan dan kehancuran (Q.S Ali Imran, 3:103), mewujudkan akhlak mulia,
dan mencegah timbulnya bencana kerusakan di bumi karena ulah manusia.

Agama dan kebudayaan mempengaruhi satu sama lain. Agama dalam arti syari’at
adalah sesuatu yang bersifat abadi dan tetap, sedangkan kebudayaan bersifat fleksibel.
Agama masih bisa berkembang tanpa kebudayaan, tetapi agama akan sulit mendapatkan
tempat di masyarakat. Ketika agama diturunkan kepada manusia, pasti agama akan hidup
berdampingan dengan kebudayaan di masyarakat. Dari sinilah agama dituntut memiliki sifat
fleksibel dan dinamis. Ini pun dapat menjadi tantangan bagi agama Islam sendiri, karena
harus dinamis tapi tidak bertentangan dengan iman dan aturan yang telah dibuat oleh Allah
SWT. Adanya akulturasi dapat menimbulkan hubungan timbal balik antara Islam dengan
kebudayaan lokal, yaitu diakui dan mendapat tempat di masyarakat. Dengan adanya
akulturasi ini, umat Islam dituntut dapat berpikir kritis dan dapat membedakan mana yang
boleh dan mana yang tidak. Contoh budaya Islam yang umum dilakukan di Indonesia, yaitu
Tahlilan (kegiatan doa yang diselenggarakan dalam rangka mendoakan keluarga yang sudah
meninggal dunia), azan dan iqamah bagi bayi yang baru lahir (HR. Abu Daud), dan khitan
(QS. An-Nahl: 123).
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesenian atau seni dalam islam berperan untuk membimbing manusia kepada akhlak yang
mulia dengan pembelajaran positif yang tidak keluar dari syariat-syariat islam. Adanya
kesenian dalam islam bertujuan untuk mengesakan Allah swt dan juga mendapatkan
keridhoan-Nya. Seni dalam islam juga digunakan untuk sarana dakwah guna menebarkan
kebaikan dan mengingatkan manusia untuk beribadah kepada Allah swt.
Jadi, antara Islam dan kebudayaan bersifat saling memengaruhi seperti yang telah dipaparkan
pada paragraf di atas. Islam dan kebudayaan juga saling mewarnai. Ketentuan yang harus
umat Islam jaga adalah dalam interaksi tersebut ajaran Islam yang bersifat tetap dan abadi
tidak dihilangkan atau dikorbankan dan harus diimplementasikan secara efektif di
masyarakat. Nilai-nilai budaya juga dapat dipraktekan dalam ajaran agama. Nilai budaya
yang tidak sesuai dengan Islam, dapat diubah secara berangsung-angsur atau bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Izali, N. 2012. KEDUDUKAN SENI DALAM ISLAM. 1(1), 8.

Nata Abuddin. 2015. PERHATIAN ISLAM TERHADAP PENGEMBANGAN


KEBUDAYAAN DAN PERADABAN.
https://www.researchgate.net/publication/296449837_PERHATIAN_ISLAM_T
ERHADAP_PENGEMBANGAN_KEBUDAYAAN_DAN_PERADABAN,
diakses pada November 2015

Nurrohim, N., & Setyorini, F. S. 2018. Analisis Historis terhadap Corak Kesenian Islam
Nusantara. Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities, 3(1), 125.
https://doi.org/10.18326/mlt.v3i1.125-140

Sunhaji, S. 2015. SASTRA DALAM TRADISI PENDIDIKAN ISLAM. 2, 48.

UNRAM FKIP. 2016. PANDANGAN ISLAM TENTANG SENI DAN BUDAYA.


https://unramfkiproni.blogspot.com/2016/10/makalah-pandangan-islam-tentang-
seni.html, diakses pada 09 November 2020 pukul 19.06
UMS. 2013. BAB_1. http://eprints.ums.ac.id/27537/3/BAB_I.pdf, diakses pada 09
November 2020 pukul 19.25

Wildan, R. 2007. SENI DALAM PERSPEKTIF ISLAM. 2, 11.

Anda mungkin juga menyukai