Buku TeknologiBetonLanjt Ed2 PDF
Buku TeknologiBetonLanjt Ed2 PDF
Edisi ke-2
DURABILITAS BETON
Edisi ke-2
ISBN 978-602-98015-1-4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar v
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Perkembangan Beton Dari Masa ke Masa 1
1.2. Klasifikasi Beton 5
1.3. Peranan Beton sebagai Bahan Bangunan 6
1.4. Soal Latihan 6
1.5. Pustaka 7
iii
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
iv
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Penulis,
v
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
2
BAB 1 PENDAHULUAN
3
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
4
BAB 1 PENDAHULUAN
5
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
6
BAB 1 PENDAHULUAN
1.5. PUSTAKA
[1] Susilorini, Rr. M.I. Retno, dan Suwarno, Dj. (2009). Mengenal dan
Memahami Teknologi Beton. Penerbit Unika Soegijapranata, Semarang.
[2] Mehta, P Kumar, dan Monteiro, PJM. (1993). Concrete – Structure,
Properties, and Materials. Prentice-Hall, New Jersey.
7
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
BAB 2
SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
2.1. SEMEN
8
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
9
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
(a) (b)
10
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
11
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
MgO bereaksi dengan air maka akan terjadi penambahan volume beton
yang dapat menyebabkan beton mengalami retak-retak. Senyawa SO3
diperbolehkan kadarnya 2.5-3% saja. Fungsi dari senyawa adalah sebagai
pengatur pengikatan semen. Bila kadar gypsum terlalu tinggi, maka
selama berlangsungnya proses pengerasan, akan timbul pengembangan
volume beton yang menimbulkan keretakan. Senyawa NaO dan K2O
selalu dijumpai dalam bahan baku penyusun semen yang dapat
menimbulkan retak-retak pada beton dan dapat merusak keseluruhan
beton. Dengan demikian, kadar senyawa NaO dan K2O dibatasi kurang
atau sama dengan 0.6%.
12
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
13
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
2C S + 6H → C S
H + 3Ca OH
(2.1.)
2C
S + 4H → C S
H + Ca OH
(2.2.)
14
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
Gambar 2.3. Relasi kekuatan mortar (EN 196-1) dan beton (BS 4550)
(Newmann dan Choo, 2003)
15
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
2.2. AGREGAT
16
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
17
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
memecah batu alam. Dalam hal ini, pasir alam terbentuk dari pecahan
batu sehingga dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai atau tepi
laut. Agregat yang menurut asalnya dikategorikan sebagai agregat buatan
(sintesis) diproses secara termal, atau merupakan hasil sampingan atau
ikutan dari produksi suatu bahan.
1. Agregat halus
a. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron
(dalam % berat) maksikmum untuk beton yang mengalami
abrasi sebesar 3.0 dan untuk beton jenis lain sebesar 5.0
b. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah
dirapikan maksimum sebesar 3.0%
18
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
19
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
UKURAN LOBANG
PERSEN LOLOS KUMULATIF
AYAKAN
(mm) (%)
9.50 100
4.75 95-100
2.36 80-100
1.18 50-85
0.60 25-60
0.30 10-30
0.15 2-10
20
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
2.3. AIR
21
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
22
BAB 2 SEMEN, AGREGAT, DAN AIR
23
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
2.5. PUSTAKA
24
BAB 3 BAHAN TAMBAH
BAB 3
BAHAN TAMBAH
25
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
26
BAB 3 BAHAN TAMBAH
27
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
28
BAB 3 BAHAN TAMBAH
29
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
30
BAB 3 BAHAN TAMBAH
31
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
Gambar 3.5. Gambar mikro dari udara terperangkap pada beton dengan udara
terperangkap (air-entrained concrete)
(http://www.cement.org/tech/images/air_entrained.jpg)
32
BAB 3 BAHAN TAMBAH
33
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
34
BAB 3 BAHAN TAMBAH
35
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
Pozzolan memiliki mutu yang baik jika jumlah kadar SiO2 + Al2O3 +
Fe2O3 tinggi dan sangat reaktif dengan kapur [5]. ASTM C618
membedakan mutu pozzolan sebagai berikut.
36
BAB 3 BAHAN TAMBAH
37
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
38
BAB 3 BAHAN TAMBAH
29,802 MPa yang melebihi syarat kuat rencana (19 MPa). Di samping itu,
modulus elastisitas beton dengan campuran Trass Muria Kudus memiliki
nilai yang lebih tinggi dibandingkan beton normal (Setiawan dan
Purnomo, 2002; Susilorini, et. al., 2002; Susilorini, 2003 dalam [6]).
39
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
meningkatkan kinerja kuat tekan mortar dan beton. Perlu dicatat bahwa
ampas tebu mengandung 30-50% selulosa dan 20-24% lignin (Viera,
et.al., 2007 dalam [7, 8]). Adanya lignin dalam ampas tebu dan air
perasannya diindikasikan memberikan kontribusi lekatan bila larutan
tebu dicampurkan ke dalam adukan beton. Bahan tambah berbasis gula
dalam campuran beton bersifat meningkatkan ikatan C-S-H sehingga akan
meningkatkan nilai kuat tekannya seiring waktu hingga dicapai nilai
optimal dari kuat tekan tersebut.
40
BAB 3 BAHAN TAMBAH
41
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
3.6. PUSTAKA
42
BAB 4 DURABILITAS BETON
BAB 4
DURABILITAS BETON
43
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
44
BAB 4 DURABILITAS BETON
45
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
Gambar 4.3. Contoh kasus kerusakan elemen beton akibat korosi pada tulangan
yang terekspose lingkungan agresif
(Lobo, 2007)
46
BAB 4 DURABILITAS BETON
47
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
48
BAB 4 DURABILITAS BETON
49
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
50
BAB 4 DURABILITAS BETON
51
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
52
BAB 4 DURABILITAS BETON
4.7. SERANGAN-SERANGAN
N YANG MEMPENGARUHI
DURABILITAS BETON
Serangan-serangan kimiaw
iawi terhadap beton sangat
mempengaruhi durabilitas beton.. B
Beberapa serangan kimiawai akan
dibahas dalam subbab ini debagai
ai be
berikut, antara lain serangan sulfat,
serangan asam, serangan alkali, dan
n se
serangan air laut.
53
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
54
BAB 4 DURABILITAS BETON
beton lebih disebabkan oleh sulfat cair daripada sulfat padat, yang
bereaksi dengan pasta semen terhidrasi. Di antara semua jenis sulfat,
magnesium sulfat dinilai paling merusak beton.
Jenis serangan kimia yang lain adalah serangan asam. Beton tidak
sepenuhnya tahan terhadap serangan asam (Gambar 4.12. dan 4.13.).
Asam, baik dalam konsentrasi kecil maupun besar, cepat atau lambat
akan mendisintegrasi beton. Senyawa yang paling rentan terhadap
serangan asam adalah Ca(OH)2 dan C-S-H. Seranngan asam ini akan
sangat merusak jika pH di bawah 4.5 [4].
55
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
56
BAB 4 DURABILITAS BETON
57
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
58
BAB 4 DURABILITAS BETON
59
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
60
BAB 4 DURABILITAS BETON
Air laut mengandung 3.5% garam dari keseluruhan beratnya [1, 4].
Konsentrasi ion Na+ dan Cl- sangat tinggi, sekitar 11.000-20.000 mg/l sedangkan
Mg2+ dan SO42- sekitar 1400-2700 mg/l. Nilai pH dari air laut bervariasi sekitar
7.5-8.4 dengan nilai rerata 8.2. Air laut juga mengandung CO2. Dari kandungan
senyawa kimia yang terdapat dalam air laut, berbagai serangan kimia dapat
terjadi dan merusak beton, yaitu serangan sulfat, serangan asam, serangan CO2,
dan serangan chlorida.
Masalah yang patut mendapat perhatian dalam hal serangan air laut
terhadap beton adalah serangan chlorida yang dapat menimbulkan korosi
tulangan baja. Page dan Page [7] membuktikan bahwa persentase chlorida
terhadap berat semen akan makin meningkat seiring timbulnya korosi, seperti
disajikan Gambar 4.19.
Gambar 4.19. Kurva relasi ambang chlorida dan saat timbulnya korosi
(Page dan Page, 2007)
61
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
62
BAB 4 DURABILITAS BETON
4.9. PUSTAKA
63
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
BAB 5
BETON BERDURABILITAS TINGGI
64
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
65
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
66
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
Inovasi bahan tambah berbasis gula yang dilakukan Susilorini, et. al.
membawa terobosan baru yang signifikan [3-5]. Kinerja beton dengan
bahan tambah berbasis gula akan didiskusikan lebih lanjut pada sub bab
5.3. berikut.
67
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
68
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
69
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
70
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
71
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
70
60
Kuat TEkan (MPa)
50
40
M-I-A 01
30
M-I-A 02
20
M-I-A 03
10
M-I-B 04
0
M-II-A 03
NaCl I
NaCl III
AIR ROB I
AIR PAYAU
NaCl II
AIR ROB II
AIR TAWAR
M-II-B-01
28 HARI
Media Perawatan
Gambar 5.4. Kuat tekan mortar dengan bahan tambah berbasis gula pada umur
28 hari yang dirawat dengan beberapa media [28, 32]
45
40
Kuat Tekan (MPa)
35
30
25
20
15
10
5 M-I-A 01
0
M-I-A 02
NaCl II
AIR ROB II
AIR TAWAR
NaCl I
NaCl III
AIR ROB I
AIR PAYAU
28 HARI
Media Perawatan
Gambar 5.5. Kuat tekan beton dengan bahan tambah berbasis gula pada umur
28 hari yang dirawat dengan beberapa media [28, 32]
72
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
Hasil uji porositas beton dengan bahan tambah berbasis gula yang
dirawat dengan beberapa media [28] yang direpresentasikan komposisi
optimum M-I-A-02 menunjukkan bahwa benda uji beton dengan bahan
tambah berbasis gula yang dirawat dengan beberapa media memiliki nilai
porositas yang lebih kecil dibandingkan dengan beton tanpa bahan
tambah berbasis gula. Dengan demikian, oleh karena nilai porositas yang
lebih kecil, maka beton akan lebih kedap air, lebih padat, sehingga kuat
tekannya meningkat. Hasil uji koefisien permeabilitas beton dengan
bahan tambah berbasis gula yang dirawat dengan beberapa media [28]
juga menunjukkan bahwa secara umum benda uji beton dengan koefisien
permeabilitas yang lebih kecil dibandingkan dengan beton tanpa bahan
tambah berbasis gula sehingga beton akan lebih kedap air, lebih padat,
dengan demikian kuat tekannya meningkat.
73
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
150
(gram)
100
50
BENDA UJI
Gambar 5.6. Berat beton dengan bahan tambah berbasis gula rerata pasca
perendaman dalam air laut [29]
Hasil uji kuat beton dengan bahan tambah berbasis gula rerata
setelah direndam dalam air laut dengan kedalaman + 10 m selama 1
bulan diperlihatkan oleh Gambar 5. 7. Diperlihatkan bahwa benda uji M-I-
A-02, M-II-A-03, dan M-II-B-01
01 memiliki kuat tekan tertinggi, berkisar 33
33-
35 MPa.
74
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
40
35
30
25
KUAT TEKAN
20
(MPa)
15
10
5
0
BENDA UJI
Gambar 5.7. Kuat tekan beton rerata pasca perendaman dalam air laut [29]
75
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
76
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
77
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
78
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
5.5. PUSTAKA
[1] Aggarwal, V., Gupta, SM., dan Sachdeva, SN. (2010). “Concrete
Durability Throuh High Volume Fly ash Concrete (HVLA) A Literature
Review”, International Journal of Engineering Science and Technology
Vol. 2, No. 9, pp. 4473-4477.
[2] Arum, C. Dan Olotuah, AO. (2006). “Concrete Durability Throuh High
Volume Fly ash Concrete (HVLA) A Literature Review”, Emirates Journal
for Engineering Research, Vol. 11, No. 1, pp. 25-31.
[3] Susilorini, Rr. M.I. Retno. (2009). “Pemanfaatan Material Lokal untuk
Teknologi Beton Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan”, Laporan Akhir,
Tahun Pertama, DP2M, Ditjen Dikti.
[4] Susilorini, Rr. M.I. Retno, dan Sambowo, Kusno Adi. (2010).
“Pemanfaatan Material Lokal untuk Teknologi Beton Ramah Lingkungan
yang Berkelanjutan”, Laporan Akhir, Tahun Kedua, DP2M, Ditjen Dikti.
[5] Susilorini, Rr. M.I. Retno, Sambowo, Kusno Adi, dan Santosa, Budi.
(2011). “Pemanfaatan Material Lokal untuk Teknologi Beton Ramah
Lingkungan yang Berkelanjutan”, Laporan Akhir, Tahun Ketiga, DP2M,
Ditjen Dikti.
[6] Heiyantuduwa, R., dan Alexander, MG. (2009). “Studies on prediction
models for concrete durability”, Concrete Repair, Rehabilitation and
Retrofitting II, Alexander, et. al. (eds), Taylor & Francis Group, London,
pp. 303-309.
[7] Medjo Eko, R. dan Riskowski, G.L. (2001). “A Procedure for Processing
Mixtures of Soil, Cement, and Sugar Cane Bagasse”, Agricultural
Engineering International-the CIGR Journal of Scientific Research and
Development, Manuscript BC 99 001, Vol. III, pp. 1-11.
[8] Chandler, Cristophe., Kharsan, Margarita., dan Furman, Alla. (2002).
“Sugar Beets Against Corrosion, “ Corrosion Review Journal, Vol. 20, No.
4-5, pp.379-390, London, England.
[9] Peschard, A., Govin, A., Grosseau, P., Guilhot. B., and Guyonnet, R.
(2004). “Effect of polysaccharides on the hydration of cement paste in
79
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
80
BAB 5 BETON BERDURABILITAS TINGGI
Susilorini, Retno, M.I. Rr. (2009). The Importance of Natural Materials for
‘Green Concrete’, Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil V, “Teknologi
Ramah Lingkungan dalam Bidang Teknik Sipil”, Surabaya, 11 Februari,
Program Studi Pasca Sarjana & Jurusan Teknik Sipil, ITS, pp. G.101-110.
[19] Susilorini, Retno, Rr. M.I., (2009). Sugar Based Natural Admixture –
A Breakthrouh to Achieve ‘Green Concrete’, Unika Soegijapranata
Publisher, Semarang.
[20] Susilorini, Retno, Rr. M.I., (2009). “Green Admixture for Sustainable
Concrete Implemented to Subsidized Apartment”, Prosiding Seminar
Nasional “Perspektif Apartemen Bersubsidi Ditinjau dari Multidisiplin
Ilmu”, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 15 Agustus, pp.254-262.
[21] Etmawati, D. dan Yuwono, A. (2008). Beton dengan Bahan Tambah
Gula Pasir 0.3% dari Berat Semen, Tugas Akhir, Program Studi Teknik
Sipil, Unika Soegijapranata, Semarang.
[22] Ganis, R.I. dan Nugraha, H.A. (2008). Pengaruh Larutan Tebu 0.03%
Sebagai Retarder Alami Terhadap Kuat Tekan Beton, Tugas Akhir,
Program Studi Teknik Sipil, Unika Soegijapranata, Semarang.
[23] Nikodemus dan Setiawan, B. (2008). Pengaruh Penambahan
Retarder Gula Pasoe 0.03% dari Berat Semen Terhadap Kuat Tekan Beton,
Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil, Unika Soegijapranata, Semarang.
[24] Syaefudin, I. dan Ardi B, S. (2008). Kinerja Kuat Tekan Beton dengan
Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% dari Berat Semen, Tugas Akhir,
Program Studi Teknik Sipil, Unika Soegijapranata, Semarang.
[25] Birru, Daniel Charles, and Windya KI, Rr. Vera, (2009). Kinerja Kuat
Tekan Mortar dan Beton dengan Bahan Tambah Larutan Tebu pada
Umur 28, 56, dan 84 Hari, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil, Unika
Soegijapranata, Semarang.
[26] Aprilia, Rizki Wulan, and Maulana PP, Novian, (2009). Kuat Tekan
Mortar dan Beton dengan Bahan Tambah Gula Pasir yang Berumur 28,
56, dan 84 Hari, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil, Unika
Soegijapranata, Semarang.
[27] Susilorini, Retno, M.I. Rr. (2009). Pemanfaatan Material Lokal unutk
Teknologi Beton Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan, Laporan Akhir,
81
TEKNOLOGI BETON LANJUTAN
DURABILITAS BETON
82