Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa :
Nomor Induk Mahasiswa/NIM :
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130/PENGANTAR ILMU HUKUM/PTHI
Kode/Nama UPBJJ : 47/PONTIANAK
Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Tugas : 2

1. Dalam mazhab hukum dikenal aliran Positivisme hukum, silakan kemukakan


pendapat saudara tentang aliran tersebut dengan dikaitkan pada implementasi kasus di
atas!

Jawab:
Secara sederhana positivisme hukum menganut dua prinsip dasar, yakni: Pertama,
hanya undang-undang yang disebut hukum, di luar undang-undang tidak ada hukum. Kedua,
negara atau otoritas merupakan satu-satunya sumber hukum. Implikasi dari dua prinsip ini
adalah bahwa setiap undang-undang yang telah ditetapkan oleh otoritas yang sah harus
dianggap hukum yang harus dipatuhi, apapun isi dari hukum tersebut. Konsekuensinya, hukum
akan menjadi alat legitimasi dari pemegang kekuasaan dalam menjalankan dan
mempertahankan kekuasaannya. Terkait dengan kasus nenek Minah di tas menurut saya sudah
terkait dengan aliran positivisme ini, hal tersebut dikarenakan pelaksanaan tidakan terhadap
kesalahan nenek minah yang diselesaikan secara hukum, artinya segala undang – undang serta
aturan aturan yang termaktub di dalamnya menjadi dasar untuk memutuskan segala sesuatu
dan menjadi aturan yang mutlak untuk dipatuhi tanpa memandang individunya.

2. Hans Kelsen mendefinisikan hukum tidak lain merupakan suatu kaidah ketertiban
yang menghendaki orang menaatinya sebagaimana seharusnya. Berikan pendapat
saudara mengenai pernyataan di atas dihubungkan dengan kasus nenek Minah!

Jawab:
Sistem hukum Indonesia pada dasarnya menganut teori yang dikembangkan oleh Hans Kelsen.
Hal ini tampak dalam rumusan hirarkhi peraturan perundangan-undangan Indonesia
sebagaimana dapat kita temukan dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Dalam Pasal 7 undang-undang tersebut
dinyatakan bahwa, Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut :
Menurut Bagir Manan, hukum positif adalah kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis dan
tidak tertulis yang pada saat ini yang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan
ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara. Teori Hukum Murni
masih banyak dipakai di Indonesia, hal tersebut tercermin dengan masih
diikutinya/diterapkannya beberapa pemikiran dari Hans Kelsen dalam sistem kehidupan secara
yuridis. Dalam hubungan tugas hakim dan perundang-undangan masih terlihat pengaruh aliran
Aliran Legis (pandangan Legalisme), yang menyatakan bahwa hakim tidak boleh berbuat
selain daripada menerapkan undang-undang secara tegas. Hakim hanya sekedar terompet
undangundang dan selain itu juga dalam penerapan hukum oleh para Hakim masih terpaku
peraturan perundang-undangan tertulis. Hal ini senada dengan kasus nenek Minah, terlepas dari
rasa iba dan simpati kepada nenek Minah, Hakim tetap harus tegas mengambil keputusan saat
pemberian vonis kepada nenek Minah yang telah terbukti melanggar undang – undang,
Hal ini juga menjadi cerminan dan pelajaran yang mengungkapkan bahwa hukum bersifat tegas
dan harus ditegakkan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

3. Saat ini mulai berkembang paradigma hukum progresif yang mendobrak pemikiran
formalistik dan legalistik dari penegak hukum terutama hakim. Berikan opini saudara
tentang paradigma hukum progresif tersebut dan apa konsekuensinya jika pemikiran
tersebut diimplementasikan oleh hakim pada kasus nenek Minah? Jelaskan.

Jawab:
Dalam kasus nenek Minah yang tertera dalam artikel di atas dapat dilihat bahwa dalam
implementasi paradigma hukum progresif menjelaskan bahwa problematika penegakan hukum
disebabkan kuatnya pengaruh paradigma legal positivistik sehingga nilai-nilai di masyarakat
menjadi ditabrak dan diabaikan; kekeliruan dalam menafsirkan hukum yang dimaknai secara
tekstual dari pasal-pasal yang tertulis; dan kurang tegasnya suatu ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan sehingga membuka celah kemungkinan penyimpangan oleh para
pelaksananya. Disamping itu, hukum progresif bisa menjadi alternatif sekaligus solusi dalam
penegakan hukum yang mencerminkan nilai-nilai keadilan dalam masyarakat. Dengan hukum
progresif, penegak hukum harus mempunyai cara pandang progresif agar tidak terkungkung
pada formalisme hukum demi menegakkan nilai-nilai keadilan dalam masyarakat.

CATATAN
JAWABAN YANG KAMI KIRIM HARAP DIKEMBANGKAN KEMBALI, JIKA TIDAK DIKEMBANGAKAN, RESIKO TERBURUK
ADALAH SANKSI NILAI YANG BERUPA NILAI E (TIDAK LULUS) UNTUK SEMUA MAHASISWA YANG MENEMPUH MATA
KULIAH INI.
JAWABAN JUGA HARUS DITULIS TANGAN KECUALI KARENA PERINTAH SOALNYA DIKETIK SERTA IKUTI COVER BJT
(LEMBAR JAWABAN) SESUAI PANDUAN YANG KAMI KIRIM DI SETIAP JAWABAN.
“CATATAN DI DALAM TABEL INI HANYA HIMBAUAN, BUKAN UNTUK DISALIN”.

Anda mungkin juga menyukai