DEFINISI
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang padalambung dan usus yang
di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih
dari 3 kali perhari dapatatau tanpa lender dan darah ( Murwani. 2009).
Penyebab utamagastroenteritisadalah adanya bakteri, virus, parasit( jamur, cacing,
protozoa). Gastroenteritis akan di tandai dengan muntah dan diare yang dapat menghilangkan
cairan dan elektrolit terutama natriumdan kalium yang akhirnya menimbulkan asidosis metabolic
dapat jugaterjadi cairan atau dehidrasi ( Setiati, 2009).
Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi tingkat dehidrasi
menurut Hidayat (2006) adalah :
1. Dehidrasi ringan
Apabila kehilangan cairan 2-5% dari BB atau rata-rata 25 ml/kgBB dengan gambaran
klinik turgor kulit kurang elastic, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan
syok.
2. Dehidrasi sedang
Apabila kehilangan cairan 5-8% dari BB atau rata-rata 75 ml/kgBB dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh syok, nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari BB atau rata-rata 125 ml/kgBB, pada dehidrasi
berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala
denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien
sangat lelah, kesadaran menurun.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari diare akut menurut Ngastiyah (2005) antara lain :
1. Faktor infeksi
1) Infeksi virus
a. Retavirus : penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai
dengan muntah, timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musin dingin.
b. Enterovirus : Biasanya timbul pada musim panas
c. Adenovirus : Timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada saluran
pencernaan/pernafasan
d. Norwalk : Epidemik, dapat sembuh sendiri
2) Infeksi bakteri
a. Stigella
b. Salmonella
c. Escherichia coli
d. Campylobacter
e. Yersinia enterecolitica
2. Faktor noninfeksius
1) Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin
2) Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk allergy,
food allergy, down milk protein senditive enteropathy CMPSE)
3) Faktor psikologis : Rasa takut, cemas
C. KLASIFIKASI
1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a. Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, stapillococcus disentri basiler, dan
enterotolitis nektrotikans.
b. Diare non spesifik : diare dietetic.
2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a. Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh
bakteri, virus dan parasit.
b. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya : diare
karena bronchitis.
3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Diare akut : diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak,
berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 – 5 hari. Hanya 25% sampai 30%
pasien yang berakhir melebihi 1 minggu dan hanya 5%-15% yang berakhir dalam
14 hari.
b. Diare kronik : diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih.
D. PATOFIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis adalah dehidrasi yang
disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut masuk ke
dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa lambung sehingga
makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang berbentuk cair.
Yang kedua karena gangguan keseimbangan asam-basa, hal ini terjadi karena :
1. kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja
2. adanya ketosis kelaparan
3. terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
4. produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal
5. pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intra seluler.
Hipoglikemia adalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh
kerusakan sel-sel dan penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin,
dan hormon pertumbuhan. Gejalanya antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor,
berkeringat, pucat, syok, dan kejang sampailama.
Gangguan gizi disebabkan karena :
a. makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah berat
b. walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu encer
diberikan terlalu lama
c. makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena
hiperperistaltik
Gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan berkurang
dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatkan perdarahan dalam otak.
Faktor infeksi virus, bakteri, dan parasit masuk kedalam tubuh manusia melalui
makanan dan minuman yang tercemar, tertelan lalu masuk kedalam lambung yang akan
dinetralisir oleh asam lambung. Mikroorganisme akan mati atau bila jumlahnya banyak maka
akan ada yang lolos sampai usus duabelas jari (duodenum) dan akan berkembangbiak di usus
halus bakteri memproduksi enzim mucinosa yang akan berkembangbiak di usus halus.
Bakteri memproduksi enzim mucinosa yang mana mencairkan cairan lendir sel
epitel. Di dalam membrane bakteri mengeluarkan sehingga penyerapan
makanan/ air terganggu terjadilah hipersekresi sehingga terjadilah diare.
Faktor non infeksi (malabsorbsi) merupakan makanan yang tidak dapat diserap oleh
lambung yang terdapat keseimbangan mikrofora melalui prses fermentasi, mikroflora usus
metabolisme berbagai macam substrat terutama komponen dari diet dengan hasi akhir asam
lemak dan gas sehingga tekanan osmotik dari rongga usus meningkat dan terjadi perpindahan
cairan dari rongga usus yang berakibat mobilitas usus meningkat sehingga menimbulkan
diare.
Faktor psikologi (takut dan cemas) menyebabkan pengeluaran hormon adrenalin
meningkat dan akan mempengaruhi kerja saraf parasimpatik sehingga terjadi hiperperistaltik
yang akhirnya timbul diare. (Ngastiyah, 2006)
E. MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman
untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotic serta
untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa.
Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut : feses berwarna pekat
atau putih kemungkinan disebabkan karena adanya pigmen empedu (obstruksi
empedu). Feses berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet
tinggi buah merah dan sayur hijau tua seperti bayam. Feses berwarna pucat
disebabkan karena malabsorpsi lemak, diet tinggi susu dan produk susu. Feses
berwarna orange atau hijau disebabkan karena infeksi usus. Feses cair dan berlendir
disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah bakteri. Feses seperti tepung
berwarna putih disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah virus. Feses seperti
ampas disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah parasit. Feses yang
didalamnya terdapat unsure pus atau mucus disebabkan karena bakteri, darah jika
terjadi peradanganpada usus, terdapat lemak dalam feses jika disebabkan karena
malabsorbsi lemak dalam usus halus.
2. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan P
serum pada diare yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang
nikrosiotik) dan dapat terjadi karena malnutrisi / malabsorbsi tekanan fungsi sumsum
tulang (proses inflamasi kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar
ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
3. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar natrium, kalium, kalsium, bikarbonat.
4. Duodenal intubation
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada
diare kronik.
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN/MEDIS
1. Pemberian cairan
a. Cairan per oral : pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan
per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan glukosa. Untuk
diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium
50-60 meg/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air
tajin yang diberi gula dengan garam.
b. Cairan parenteral :
1) Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kgBB/hari. Kemudian 125
ml/kgBB/oral.
2) Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/hari. Kemudian 125
ml/kgBB/oral.
3) Dehidrasi berat :
a) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam
pertama 40 ml/kgBB/jam : 10 tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 15 tetes
atau 13 tetes/kgBB/menit), 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam : 3
tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 125
ml/kgBB oralit per oral, bila anak mau minum, teruskan dengan 2A
intravena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam
pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kgBB/menit (1 ml : 20 tetes), 7 jam
kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau minum dapat
diteruskan dengan 2A intravena 2 tetes/kgBB/menit atau 3
tetes/kgBB/menit.
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg, 1 jam pertama 20
ml/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 105
ml/kgBB oralit per oral.
3. Obat-obatan
a. Obat antiseri
b. Obat anti spasmolitik
c. Obat antibiotic
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GASTROENTERITIS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan dan merupakan suatu proses yang sistematis dan
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien. Pada tahap ini semua data dan informasi
tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan di analisa untuk menentukan
diagnose keperawatan. Adapun langkah-langkah dalam pengkajian ini adalah sebagai
berikut :
a. Identitas klien, meliputi nama, umur, berat badan, jenis kelamin, alamat rumah,
suku bangsa, agama dan nama orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, pasien biasanya mengeluh berak encer dengan atau tanpa
adanya lender dan darah sebanyak lebih dari 3 kali sehari, berwarna kehijau-
hijauan dan berbau amis, biasanya disertai muntah, tidak nafasu makan,dan
disertai dengan demam ringan atau demam tinggi pada anak-anak yang
menderita infeksi usus.
2) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi lamanya keluhan : masing-masing
orang berbeda tergantung pada tingkat dehidrasi, atau gizi, keadaan social,
ekonomi, hygiene dan sanitasi. Akibat timbul keluhan : anak menjadi rewel
dan gelisah, badan menjadi lemah dan aktivitas bermain kurang. Faktor yang
memperberat adalah ibu mengehntikan pemberian makanan, anak tidak mau
makan dan minum, tidak ada pemberian cairan tambahan (larutan oralit atau
larutan gula garam).
3) Riwayat kesehatan dahulu, yang perlu ditanyakan yaitu riwayat penyakit yang
pernah diderita oleh pasien maupun keluarga. Apakah dalam keluarga pernah
mempunyai riwayat penyakit keturunan atau pernah menderita penyakit kronis
sehingga harus dirawat di rumah sakit.
4) Kesehatan fisik meliputi pola nutrisi seperti frekuensi makanan, jenis
makanan, makanan yang disukai atau tidak disukai dan keinginan untuk
makan dan minum. Pola eliminasi seperti frekuensi buang besr dan buang air
kecil di rumah dan di rumah sakit. Selain itu juga ditanyakan tentang
konsistensi, warna dan bau dari objek eliminasi. Kebiasaan tidur seperti tidur
siang, malam, kebiasaan sebelum dan sesudah tidur. Pola aktivitas juga
ditanyakan baik dirumah dan juga bagaimana pola hygiene tubuh seperti
mandi, keramas dan ganti baju.
c. Pemeriksaan fisik
1) Secara umum
Tingkat kesadaran :
TTV : N, R, S
Pengukuran antropometri : BB, TB
2) Head to toe
Rambut :
Inspeksi : Turgor kulit kurang,kulit kering,tidak terdapat clubbingfinger,
warna kuku merah muda, warna rambut hitam
Kepala:
Inspeksi : Bentuk kepala oval,Ubun-Ubun cekung tidak terdapat
pembengkakan,tidak terdapat tanda-tanda infeksi,pertumbuhan rambut rata
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagian kepala
Mata:
Inspeksi : Cekung, Tidak terdapat pembengkakan pada bagian mata,
konjungtiva merah mudah,sclera putih,tidak terdpat katarak infantir
Telinga :
Inspeksi : Warna kulit telinga sama dengan warna wajah, telinga kiri simetris
kiri dan kanan
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada bagian telinga
Hidung :
Inspeksi : Tidak terdapat sekret, warna mukosa merah mudah, tidak terdapat
cairan dalam hidung
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
Mulut :
Inspeksi : warna lidah merah muda, mukosa mulut kering
Leher :
Inspeksi : Warna leher sama dengan warna wajah, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid.
Dada :
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pengembangan dada simetris
Auskultasi : Bunyi napas bronkovesikuler, Bunyi jantung s1&s2 lup dup
Punggung :
Inspeksi : Bentuk tulang belakang normal
Abdomen :
Inspeksi : Warna abdomen sama dengan warna bagaian dada, kontur abdomen
sedikit cekung, tidak terdapat pembesaran hati dan limfa, tidak terdapat hernia
umbilikus
Auskultasi : Peristaltik ususk 40x/menit,
Perkusi : Bunyi timpani dan pekak pada bagian abdomen
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada lambung
Ekstremitas Atas :
Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan pada ekstremitas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian Ekstremitas atas
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Tidak terdapat pembengkaka pada ekstremitas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian Ekstremitas atas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose yang mungkin muncul pada pasien gastroenteritis adalah :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, intake inadekuat.
c. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena diare.
e. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress.
f. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit dan cara perawatannya berhubungan
dengan kurang paparan sumber informasi.
g. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan terhadap
pathogen.
3. RENCANA KEPERAWATAN
Nutrition Monitoring
1. Agar mengetahui
Nutrition Monitoring
ada atau tidaknya
1. Monitor interaksi
masalah pada
anak atau orang tua
interaksi terkait
selama makan
pemenuhan nutrisi
pasien
2. Elastisitas kulit
2. Monitor turgor kulit kembali <2 detik
berarti kebutuhan
cairan baik
3. Agar mengetahui
3. Monitor mual dan output pasien
muntah (oral)
2. Makan sedikit
2. Anjurkan pasien demi sedikit dapat
makan sedikit demi meningkatkn
sedikit tapi sering. intake nutrisi.
4. Delegatif 4. Antiemetik
1. Diskusikan dengan
1. Membantu
keluarga dan pasien
memilih alternatif
pentingnya intake
pemenuhan nutrisi
nutrisi dan hal-hal
yang adekuat.
yang menyebabkan
penurunan berat
badan.
1. Rasional :
Peningkatan
pengetahuan
tentang penyakit
yang dialami klien
dapat membangun
mekanisme koping
klien terhadap
kecemasan yang
2. Menginstruksikan
dialaminya
klien untuk
2. Rasional : tekhnik
menggunakan
relaksasi yang
tekhnik relaksasi
diberikan pada
klien dapat
mengurangi
ansietas
4. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan intervensi yang telah direncanakan.
5. EVALUASI
Menurut Poer. (2012), proses evaluasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien
terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis analisis mengenai status
kesehatan klien terhadap waktu)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.skepners.id/2017/07/laporan-pendahuluan-gastroentritis-akut.html (Diakses pada
tanggal 13 ferruari 2018)
Capernito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC