Anda di halaman 1dari 26

A.

DEFINISI
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang padalambung dan usus yang
di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih
dari 3 kali perhari dapatatau tanpa lender dan darah ( Murwani. 2009).
Penyebab utamagastroenteritisadalah adanya bakteri, virus, parasit( jamur, cacing,
protozoa). Gastroenteritis akan di tandai dengan muntah dan diare yang dapat menghilangkan
cairan dan elektrolit terutama natriumdan kalium yang akhirnya menimbulkan asidosis metabolic
dapat jugaterjadi cairan atau dehidrasi ( Setiati, 2009).

Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi tingkat dehidrasi
menurut Hidayat (2006) adalah :

1. Dehidrasi ringan
Apabila kehilangan cairan 2-5% dari BB atau rata-rata 25 ml/kgBB dengan gambaran
klinik turgor kulit kurang elastic, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan
syok.
2. Dehidrasi sedang
Apabila kehilangan cairan 5-8% dari BB atau rata-rata 75 ml/kgBB dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh syok, nadi cepat dan dalam.

3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari BB atau rata-rata 125 ml/kgBB, pada dehidrasi
berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala
denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien
sangat lelah, kesadaran menurun.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari diare akut menurut Ngastiyah (2005) antara lain :

1. Faktor infeksi
1) Infeksi virus
a. Retavirus : penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai
dengan muntah, timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musin dingin.
b. Enterovirus : Biasanya timbul pada musim panas
c. Adenovirus : Timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada saluran
pencernaan/pernafasan
d. Norwalk : Epidemik, dapat sembuh sendiri

2) Infeksi bakteri
a. Stigella
b. Salmonella
c. Escherichia coli
d. Campylobacter
e. Yersinia enterecolitica

2. Faktor noninfeksius

1) Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin

2) Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk allergy,
food allergy, down milk protein senditive enteropathy CMPSE)
3) Faktor psikologis : Rasa takut, cemas

C. KLASIFIKASI

1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a. Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, stapillococcus disentri basiler, dan
enterotolitis nektrotikans.
b. Diare non spesifik : diare dietetic.
2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a. Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh
bakteri, virus dan parasit.
b. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya : diare
karena bronchitis.
3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Diare akut : diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak,
berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 – 5 hari. Hanya 25% sampai 30%
pasien yang berakhir melebihi 1 minggu dan hanya 5%-15% yang berakhir dalam
14 hari.
b. Diare kronik : diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih.

D. PATOFIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis adalah dehidrasi yang
disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut masuk ke
dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa lambung sehingga
makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang berbentuk cair.
Yang kedua karena gangguan keseimbangan asam-basa, hal ini terjadi karena : 
1.    kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja
2.    adanya ketosis kelaparan
3.    terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
4.    produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal
5.    pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intra seluler.
Hipoglikemia adalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh
kerusakan sel-sel dan penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin,
dan hormon pertumbuhan. Gejalanya antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor,
berkeringat, pucat, syok, dan kejang sampailama.
Gangguan gizi disebabkan karena : 
a. makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah berat
b. walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu encer
diberikan terlalu lama
c. makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena
hiperperistaltik
Gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan berkurang
dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatkan perdarahan dalam otak.
Faktor infeksi virus, bakteri, dan parasit masuk kedalam tubuh manusia melalui
makanan dan minuman yang tercemar, tertelan lalu masuk kedalam lambung yang akan
dinetralisir oleh asam lambung. Mikroorganisme akan mati atau bila jumlahnya banyak maka
akan ada yang lolos sampai usus duabelas jari (duodenum) dan akan berkembangbiak di usus
halus bakteri memproduksi enzim mucinosa yang akan berkembangbiak di usus halus.
Bakteri memproduksi enzim mucinosa yang mana mencairkan cairan lendir sel
epitel. Di dalam membrane bakteri mengeluarkan sehingga penyerapan
makanan/ air terganggu terjadilah hipersekresi sehingga terjadilah diare.
Faktor non infeksi (malabsorbsi) merupakan makanan yang tidak dapat diserap oleh
lambung yang terdapat keseimbangan mikrofora melalui prses fermentasi, mikroflora usus
metabolisme berbagai macam substrat terutama komponen dari diet dengan hasi akhir asam
lemak dan gas sehingga tekanan osmotik dari rongga usus meningkat dan terjadi perpindahan
cairan dari rongga usus yang berakibat mobilitas usus meningkat sehingga menimbulkan
diare.
Faktor psikologi (takut dan cemas) menyebabkan pengeluaran hormon adrenalin
meningkat dan akan mempengaruhi kerja saraf parasimpatik sehingga terjadi hiperperistaltik
yang akhirnya timbul diare. (Ngastiyah, 2006)
E. MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut  Suriadi (2001) antara lain :
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman
untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotic serta
untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa.
Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut : feses berwarna pekat
atau putih kemungkinan disebabkan karena adanya pigmen empedu (obstruksi
empedu). Feses berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet
tinggi buah merah dan sayur hijau tua seperti bayam. Feses berwarna pucat
disebabkan karena malabsorpsi lemak, diet tinggi susu dan produk susu. Feses
berwarna orange atau hijau disebabkan karena infeksi usus. Feses cair dan berlendir
disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah bakteri. Feses seperti tepung
berwarna putih disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah virus. Feses seperti
ampas disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah parasit. Feses yang
didalamnya terdapat unsure pus atau mucus disebabkan karena bakteri, darah jika
terjadi peradanganpada usus, terdapat lemak dalam feses jika disebabkan karena
malabsorbsi lemak dalam usus halus.
2. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan P
serum pada diare yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang
nikrosiotik) dan dapat terjadi karena malnutrisi / malabsorbsi tekanan fungsi sumsum
tulang (proses inflamasi kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar
ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
3. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar natrium, kalium, kalsium, bikarbonat.
4. Duodenal intubation
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada
diare kronik.

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN/MEDIS

1. Pemberian cairan
a. Cairan per oral : pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan
per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan glukosa. Untuk
diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium
50-60 meg/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air
tajin yang diberi gula dengan garam.
b. Cairan parenteral :
1) Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kgBB/hari. Kemudian 125
ml/kgBB/oral.
2) Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/hari. Kemudian 125
ml/kgBB/oral.

3) Dehidrasi berat :
a) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam
pertama 40 ml/kgBB/jam : 10 tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 15 tetes
atau 13 tetes/kgBB/menit), 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam : 3
tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 125
ml/kgBB oralit per oral, bila anak mau minum, teruskan dengan 2A
intravena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam
pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kgBB/menit (1 ml : 20 tetes), 7 jam
kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau minum dapat
diteruskan dengan 2A intravena 2 tetes/kgBB/menit atau 3
tetes/kgBB/menit.
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg, 1 jam pertama 20
ml/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 105
ml/kgBB oralit per oral.

2. Diatetik (pemberian makanan)


Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan tujuan
meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : memberikan ASI, memberikan bahan makanan yang mengandung
cukup kalori, protein, mineral dan vitamin, makanan harus bersih.

3. Obat-obatan
a. Obat antiseri
b. Obat anti spasmolitik
c. Obat antibiotic
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GASTROENTERITIS

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan dan merupakan suatu proses yang sistematis dan
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien. Pada tahap ini semua data dan informasi
tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan di analisa untuk menentukan
diagnose keperawatan. Adapun langkah-langkah dalam pengkajian ini adalah sebagai
berikut :
a. Identitas klien, meliputi nama, umur, berat badan, jenis kelamin, alamat rumah,
suku bangsa, agama dan nama orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, pasien biasanya mengeluh berak encer dengan atau tanpa
adanya lender dan darah sebanyak lebih dari 3 kali sehari, berwarna kehijau-
hijauan dan berbau amis, biasanya disertai muntah, tidak nafasu makan,dan
disertai dengan demam ringan atau demam tinggi pada anak-anak yang
menderita infeksi usus.
2) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi lamanya keluhan : masing-masing
orang berbeda tergantung pada tingkat dehidrasi, atau gizi, keadaan social,
ekonomi, hygiene dan sanitasi. Akibat timbul keluhan : anak menjadi rewel
dan gelisah, badan menjadi lemah dan aktivitas bermain kurang. Faktor yang
memperberat adalah ibu mengehntikan pemberian makanan, anak tidak mau
makan dan minum, tidak ada pemberian cairan tambahan (larutan oralit atau
larutan gula garam).
3) Riwayat kesehatan dahulu, yang perlu ditanyakan yaitu riwayat penyakit yang
pernah diderita oleh pasien maupun keluarga. Apakah dalam keluarga pernah
mempunyai riwayat penyakit keturunan atau pernah menderita penyakit kronis
sehingga harus dirawat di rumah sakit.
4) Kesehatan fisik meliputi pola nutrisi seperti frekuensi makanan, jenis
makanan, makanan yang disukai atau tidak disukai dan keinginan untuk
makan dan minum. Pola eliminasi seperti frekuensi buang besr dan buang air
kecil di rumah dan di rumah sakit. Selain itu juga ditanyakan tentang
konsistensi, warna dan bau dari objek eliminasi. Kebiasaan tidur seperti tidur
siang, malam, kebiasaan sebelum dan sesudah tidur. Pola aktivitas juga
ditanyakan baik dirumah dan juga bagaimana pola hygiene tubuh seperti
mandi, keramas dan ganti baju.
c. Pemeriksaan fisik
1) Secara umum
Tingkat kesadaran :
TTV : N, R, S
Pengukuran antropometri : BB, TB
2) Head to toe
Rambut :
Inspeksi : Turgor kulit kurang,kulit kering,tidak terdapat clubbingfinger,
warna kuku merah muda, warna rambut hitam

Kepala:
Inspeksi : Bentuk kepala oval,Ubun-Ubun cekung tidak terdapat
pembengkakan,tidak terdapat tanda-tanda infeksi,pertumbuhan rambut rata
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagian kepala

Mata:
Inspeksi : Cekung, Tidak terdapat pembengkakan pada bagian mata,
konjungtiva merah mudah,sclera putih,tidak terdpat katarak infantir

Telinga :
Inspeksi : Warna kulit telinga sama dengan warna wajah, telinga kiri simetris
kiri dan kanan
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada bagian telinga

Hidung :
Inspeksi : Tidak terdapat sekret, warna mukosa merah mudah, tidak terdapat
cairan dalam hidung
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung

Mulut :
Inspeksi : warna lidah merah muda, mukosa mulut kering

Leher :
Inspeksi : Warna leher sama dengan warna wajah, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid.

Dada :
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pengembangan dada simetris
Auskultasi : Bunyi napas bronkovesikuler, Bunyi jantung s1&s2 lup dup

Punggung :
Inspeksi : Bentuk tulang belakang normal

Abdomen :
Inspeksi : Warna abdomen sama dengan warna bagaian dada, kontur abdomen
sedikit cekung, tidak terdapat pembesaran hati dan limfa, tidak terdapat hernia
umbilikus
Auskultasi : Peristaltik ususk 40x/menit,
Perkusi : Bunyi timpani dan pekak pada bagian abdomen
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada lambung
Ekstremitas Atas :
Inspeksi :  Tidak terdapat pembengkakan pada ekstremitas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian Ekstremitas atas

Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Tidak terdapat pembengkaka pada ekstremitas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian Ekstremitas atas

Genital dan anus


Genitalia tampak bersih, letak saluran uretra, tidak ada lesi dan tidak terdapat
edema. Pada anus tidak tampak hemoroid.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose yang mungkin muncul pada pasien gastroenteritis adalah :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, intake inadekuat.
c. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena diare.
e. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress.
f. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit dan cara perawatannya berhubungan
dengan kurang paparan sumber informasi.
g. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan terhadap
pathogen.
3. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Kekurangan Setelah dilakukan Fluid Management Fluid Management
volume cairan asuhan keperawatan 1. Monitor status hidrasi 1. Agar mengetahui
selama 3x 24 jam, (kelembaban tanda hidrasi
diharapkan px membrane mukosa, pasien dan
memenuhi KH : nadi adekuat, TD) jika pemberian
NOC diperlukan tindakan lanjutan
 Fluid Balance
 Hydration 2. Monitor vital sign 2. Agar mengetahui
 Nutritional Status : perubahan tanda
food and fluid vital pada pasien
intake 3. Monitor intake dan 3. Agar tetap menjaga
Kriteria Hasil : output cairan keseimbangan
1. Vital sign dalam cairan dalam tubuh
batas normal (suhu pasien
36-37,5oC, nadi 4. Kolaborasi pemberian 4. Agar nutrisi dan
100-150 x/menit, cairan IV cairan dalam tubuh
respirasi 25-35 pasien terpenuhi
x/menit, TD 5. Tawarkan snack (jus 5. Membantu
120/80 mmHg) buah, buah segar) menambah asupan
2. Tidak ada tanda- nutrisi dalam tubuh
tanda dehidrasi, pasien
elastisitas turgor
kulit baik,
membrane mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan

2 Ketidakseimba Setelah dilakukan Nutrition Management Nutrition Management


ngan nutrisi : asuhan keperawatan 1. Monitor vital sign 1. Agar
kurang dari selama 3 x 24 jam, mengetahui
kebutuhan diharapkan px mampu perubahan tanda
tubuh memenuhi KH sebagai vital dan
berikut : merencanakan
NOC : tindakan yang
 Status Nutrisi akan diberikan
Kriteria Hasil : 2. Kaji status nutrisi 2. Pengkajian
1. Menunjukkan pasien penting
asupan makanan dan dilakukan untuk
cairan yang normal mengetahui
2. Tidak menunjukkan status nutrisi
hidrasi pasien sehingga
dapat
menentukan
intervensi yang
diberikan.
3. Kaji adanya alergi
3. Agar dapat
makanan
mengurangi
resiko
terjadinya
komplikasi
4. Agar dapat
4. Anjurkan keluarga membantu
pasien untuk meningkatkan
meningkatkan nutrisi yang
asupan makanan hilang
5. Informasi yang
5. Berian informasi diberikan dapat
yang tepat terhadap memotivasi
pasien tentang pasien untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan
yang tepat dan intake nutrisi.
sesuai.
6. Zat besi dapat
6. Anjurkan pasien membantu
untuk tubuh sebagai
mengkonsumsi zat penambah
makanan tinggi zat darah sehingga
besi seperti sayuran mencegah
hijau terjadinya
anemia atau
kekurangan
darah

Nutrition Monitoring
1. Agar mengetahui
Nutrition Monitoring
ada atau tidaknya
1. Monitor interaksi
masalah pada
anak atau orang tua
interaksi terkait
selama makan
pemenuhan nutrisi
pasien
2. Elastisitas kulit
2. Monitor turgor kulit kembali <2 detik
berarti kebutuhan
cairan baik
3. Agar mengetahui
3. Monitor mual dan output pasien
muntah (oral)

NIC Label >> Nausea NIC Label >> Nausea


management management

1. Kaji frekuensi 1. Penting untuk


mual, durasi, tingkat mengetahui
keparahan, faktor karakteristik mual
frekuensi, presipitasi dan faktor-faktor
yang menyebabkan yang menyebabkan
mual. mual. Apabila
karakteristik mual
dan faktor
penyebab mual
diketahui maka
dapat menetukan
intervensi yang
diberikan.

2. Makan sedikit
2. Anjurkan pasien demi sedikit dapat
makan sedikit demi meningkatkn
sedikit tapi sering. intake nutrisi.

3. Anjurkan pasien 3. Makanan dalam


untuk makan selagi kondisi hangat
hangat dapat menurunkan
rasa mual sehingga
intake nutrisi dapat
ditingkatkan.

4. Delegatif 4. Antiemetik

pemberian terapi dapat digunakan

antiemetik : sebagai terapi


farmakologis
 Ondansentron dalam manajemen
2×4 (k/p) mual dengan
menghamabat
 Sucralfat 3×1
sekres asam
CI
lambung
NIC Label >> Weight
NIC Label >> Weight
management
management

1. Diskusikan dengan
1. Membantu
keluarga dan pasien
memilih alternatif
pentingnya intake
pemenuhan nutrisi
nutrisi dan hal-hal
yang adekuat.
yang menyebabkan
penurunan berat
badan.

2. Timbang berat badan


pasien jika 2. Dengan

memungkinan dengan menimbang berat

teratur. badan dapat


memantau
peningkatan dan
penrunan status
gizi.

3 Hipertermi b/d NOC : NIC : NIC :


proses penyakit Thermoregulation Fever treatment Fever treatment
Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu dan 1. Untuk mengetahui
 Suhu tubuh dalam tanda-tanda vital lebih lanjut
rentang normal lainnya tindakan yang akan
 Nadi dan RR dalam dilakukan.
rentang normal 2. Monitor warna dan 2. Perubahan warna
Tidak ada perubahan suhu kulit kulit kemerahan
warna kulit dan tidak menunjukkan
ada pusing, merasa peningkatan suhu
nyaman 3. Berikan cairan tubuh
intravena 3. pemenuhan
keutuhan cairan
yang adekuat
membantu tubuh
dalam
4. Kompres pasien pada termoregulasi.
lipat paha dan aksila 4. Menurunkan panas
5. Tutup pasien dengan lewat konduksi
selimut atau pakaian 5. Mencegah
ringan, tergantung hilangnya
pada fase ringan kehangatan tubuh
6. Beri minum setiap 2
jam sesuai kebutuhan 6. Peningkatan suhu
cairan tubuh
mengakibatkan
penguapan tubuh
meningkat
sehingga perlu
diimbangi dengan
asupan yang
banyak.
7. Kolaborasi dalam
7. Antipiretik
pemberian antipiretik
berfungsi
menghambat panas
pada hipotalamus.
4 Tujuan : setelah Pressure management Pressure management
dilakukan  asuhan 4. Tempatkan klien 1. Dengan
keperawatan selama 3 x pada tempat tidur menempatkan klien
24jam, mencegah terapi pada tempat tidur terapi
terjadinya kerusakan 5. Evaluasi adanya luka dapat mengurangi
pada kulit dan jaringan pada ektremitas penekanan pada bagian
didalamnya 6. Memonitoring kulit seperti kepala dan
yang memerah dan pantat

Immobility terjadi kerusakan


2. Dengan evaluasi
consequences :
Skin care : topical adanya luka pada
physiological
treatment ektremitas dapat
mengurangi resiko
 Tidak terdapat terjadinya luka
1. Me
penekanan (pada
mijat disekitar area
skala 5) 3. Dengan
yang mempengaruhi
memonitoring area
 Tidak menunjukkan atau dapat
kulit yang merah
adanya kelainan menimbulkan luka
dan terjadi
pada status nutrisi 2. Men
kerusakan untuk
(pada skala 5) jaga linen agar tetap
mengurangi resiko
bersih, kering, dan
decubitus
 Tidak menunjukkan tidak mengkerut
adanya kelainan 3. Mob Skin care : topical
pada kekuatan otot ilisasi klien setiap 2 treatment
(pada skala 5)
 Tidak menunjukkan jam 1. Dengan
adanya kelainan 4. Me memassage
pada persendian makaikan emolien disekitar area
(pada skala 5) pada area yang yang
beresiko mempengaruhi
akan mengurangi
terjadinya
kemerahan dan
untuk
melancarkan
aliran darah
disekitar area
2. Dengan menjaga
linen agar tetap
bersih, kering,
dan tidak
mengkerut agar
tidak ada pada
penekanan
beberapa bagian
kulit
3. Dengan
memobilisasi
klien dapat
mengurangi
penekanan
4. Dengan
menggunakan
emolien dapat
melembabkan
daerah yang
kering

5 Ansietas b/d NOC : Anxiety Reduction Anxiety Reduction


perubahan   Anxiety control
1. Mendengarkan 1. Klien dapat
status kesehatan
  Coping
penyebab kecemasan mengungkapkan
  Impulse control
klien dengan penuh penyebab
Kriteria Hasil :
perhatian kecemasannya
sehingga perawat
 Vital sign dalam
dapat menentukan
batas normal
tingkat kecemasan
 Postur tubuh,
klien dan
ekspresi wajah,
menentukan
bahasa tubuh dan
intervensi untuk
tingkat aktivitas
klien selanjutnya.
menunjukkan
2. Rasional :
berkurangnya 2. Observasi tanda
mengobservasi
kecemasan verbal dan non
tanda verbal dan
verbal dari
non verbal dari
kecemasan klien
kecemasan klien
dapat
mengetahui
tingkat
kecemasan yang
klien alami.
Calming Technique
Calming Technique
1. Menganjurkan
1. Rasional :
keluarga untuk tetap
Dukungan
mendampingi klien
keluarga dapat
memperkuat
mekanisme koping
klien sehingga
2. Mengurangi atau
tingkat ansietasnya
menghilangkan
berkurang
rangsangan yang
2. Rasional :
menyebabkan
Pengurangan atau
kecemasan pada klien
penghilangan
  rangsang penyebab
kecemasan dapat
meningkatkan
ketenangan pada
klien dan
Coping enhancement mengurangi tingkat
kecemasannya
1. Meningkatkan
pengetahuan klien . Coping enhancement

1. Rasional :
Peningkatan
pengetahuan
tentang penyakit
yang dialami klien
dapat membangun
mekanisme koping
klien terhadap
kecemasan yang
2. Menginstruksikan
dialaminya
klien untuk
2. Rasional : tekhnik
menggunakan
relaksasi yang
tekhnik relaksasi
diberikan pada
klien dapat
mengurangi
ansietas

6 Defisiensi Setelah dilakukan Pengajaran: Proses Pengajaran: Proses


pengetahuan asuhan keperawatan Penyakit Penyakit
b.d kurang selama 3 x 24 jam, 1. Jelaskan pengertian 1. Agar pasien dapat
sumber diharapkan orang tua dari penyakit mengetahui apa itu
pengetahuan px mampu memenuhi penyakit
KH sebagai berikut : gastroenteritis
NOC : 2. Jelaskan tanda dan 2. mengetahui tanda
 Pengetahuan : gejala umum dari dan gejala penyakit
Manajemen penyakit gastroenteritis
Gastroenteritis
Kriteria Hasil :
1. Mengetahui proses 3. Edukasi pasien 3. mengurangi factor

terjadinya penyakit mengenai tindakan penyebab timbulnya

gastroenteritis untuk gejala

2. Mengetahui tanda mengontrol/meminimal


dan gejala kan gejala
kekambuhan 4. Edukasi pasien 4. Agar pasien dan

penyakit mengenai tanda dan keluarga mampu

gejala yang harus mengenal dan

dilaporkan kepada melaporkan tanda

petugas kesehatan dan gejala yang


serius
7 Risiko infeksi Setelah diberikan NIC label : Infection NIC label : Infection
berhubungan asuhan keperawatan Control Control
dengan selama 3 x 24 jam
1. Bersihkan 1. Meminimalkan
diharapkan klien
lingkungan setelah risiko infeksi
memenuhi kriteria : 2. meminimalkan
dipakai klien lain
patogen yang
1. Bebas dari tanda- 2. Instruksikan
ada di sekeliling
tanda infeksi pengunjung untuk
pasien
mencuci tangan
2. Angka leukosit
saat berkunjung
normal
dan setelah
3. mengurangi
berkunjung
mikroba bakteri
3. Gunakan sabun
yang dapat
anti mikroba untuk
menyebabkan
cuci tangan
infeksi
4. mencegah
terjadinya
4. Cuci tangan
infeksi
sebelum dan
nosokomial
sesudah tindakan
5. mempertahanka
keperawatan
n teknik aseptik
5. Gunakan universal
precaution dan
gunakan sarung
tangan selma
kontak dengan
kulit yang tidak
utuh 6. Mencegah
6. Kolaborasi terjadinya
pemberian infeksi
antibiotik 7. Mempercepat
7. Observasi dan penyembuhan
laporkan tanda dan
gejal infeksi seperti
kemerahan, panas,
8. Kenaikan
nyeri, tumor temperatur
8. Kaji temperatur merupakan
tiap 4 jam salah satu tanda
utama dari
infeksi
9. Jumlah WBC
yang sangat
9. Catat dan laporkan rendah dapat
hasil laboratorium, mengindikasika
WBC n risiko infeksi
yang parah.
10. Meningkatkan
penegtahuan
pasien tentang
10. Ajarkan keluarga pencegahan
bagaimana infeksi
mencegah infeksi

NANDA International. (2015). Nursing Outcomes Classification.(2015). Nursing Interventions


Classification. (2016)

4. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan intervensi yang telah direncanakan.

5. EVALUASI
Menurut Poer. (2012), proses evaluasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien
terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis analisis mengenai status
kesehatan klien terhadap waktu)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.skepners.id/2017/07/laporan-pendahuluan-gastroentritis-akut.html (Diakses pada
tanggal 13 ferruari 2018)
Capernito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai