Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS MODEL MATEMATIKA BERDASARKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMACETAN


LALU LINTAS
Joy Rona Purba
Program Studi Matematika, Universitas Sumatera Utara,
Jl. Abdul Hakim No.1, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Medan 20222
Email: joyronapurba10@gmail.com

ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat di Indonesia mempengaruhi pertumbuhan
penggunaan kendaraan pribadi juga. Hal ini mengakibatkan ruang gerak semakin sempit
sehingga menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya adalah penumpukan
kendaraan di beberapa ruas jalan yang berakibat pada kemacetan lalu lintas. Pada
paper ini akan dibahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas,
dan mencari bentuk model matematika dari variabel yang sudah ditentukan.

Hasil yang didapat menunjukkan 3 tingkat kemacetan lalu lintas yaitu tinggi, sedang dan
rendah. Kemacetan lalu lintas dibagi menjadi 2 yaitu kemacetan pada hari kerja dan
hari libur, dimana volume kendaraan meningkat pada jam puncak yang terjadi pada
pagi hari dan sore hari. Kapasitas jalan juga mempengaruhi terjadinya kemacetan lalu
lintas dimana sering didapati aktivitas dagang di pinggir jalan, yang menyebabkan lebar
jalan semakin sempit. Banyaknya jalan yang rusak membuat arus lalu lintas menjadi
tidak lancar, terlebih lagi apabila kerusakan tersebut terjadi dijalan-jalan yang strategis
yang dilalui banyak pengemudi sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. Tindakan
masyarakat yang tidak patuh terhadap aturan lalu lintas juga menyebabkan berbagai
permasalahan sehingga terjadinya kemacetan. Maka dari hasil yang diperoleh, akan
dicari suatu bentuk model matematika yang mengacu pada variabel yang ditentukan.

Keywords: kapasitas jalan, model matematika, perilaku manusia, volume kendaraan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan kendaraan selama beberapa decade terakhir terjadi dengan


sangat cepat, jauh lebih cepat daripada penambahan penjang infrastruktur
jalan yang mengakibatkan permasalahan kemacetan lalu lintas, terutama di
kota-kota besar di Indonesia termasuk jalan-jalan arteri yang terus bertambah
padat. Sebagai contoh di Kota Medan, selama 5 tahun terakhir dari 2011

1
sampai 2016 pertumbuhan kendaraannya mencapai rata-rata 300.000 dengan
total jumlah kendaraan 6.798.265 unit (Polda Sumatera Utara Direktorat Lalu
Lintas, 2018).

Kelengkapan berbagai fasilitas seperti pusat pendidikan, kesehatan,


pusat kegiatan ekonomi, jasa pariwisata, dan obyek vital lainnya di kota-kota
besar membuat volume kendaraann semakin meningkat, sehingga membuat
ruang gerak semakin menyempit. Sebagai contoh, di Kota Medan terdapat
banyak Universitas baik negeri maupun swasta seperti Universitas Sumatera
Utara, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Negeri
Medan, Universitas Medan Area , dan lainnya yang setiap tahunnya
mendatangkan puluhan ribu mahasiswa yang berasal dari Medan maupun
luar Kota Medan. Kehadiran mahasiswa-mahasiswi baru setiap tahunnya
seringkali diikuti dengan meningkatnya volume kendaraan bermotor yang
digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka. Penggunaan
kendaraan pribadi dianggap lebih fleksibel dibandingkan menggunakan
transportasi umum yang disediakan pemerintah, sehingga hal ini berdampak
pada meningkatnya volume kendaraan.

Volume kendaraan yang semakin bertambah tidak diikuti dengan


kapasitas jalan yang memadai sehingga terjadi penumpukan kendaraan di
ruas jalan yang mengakibatkan kemacetan di waktu-waktu tertentu (waktu
kritis). Karena meningkatnya volume kendaraan di waktu kritis, waktu
tempuh menjadi bertambah karena kecepatan kendaraan yang menurun, yang
mengakibatkan tidak lancarnya pergerakan di ruas jalan tertentu (Dinas
Perhubungan, 1997).

1.2 Rumusan Masalah


(1) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan
(2) Apakah faktor dominan (faktor yang dapat dikontrol) yang
mempengaruhi kemacetan.

2
1.3 Tujuan Masalah
(1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan;
(2) Menganalisis faktor dominan (faktor yang dapat dikontrol) yang
mempengaruhi kemacetan.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Faktor yang Mempengaruhi
Berdasarkan hasil yang didapat terdapat 3 faktor utama yang
menyebabkan kemacetan lalu lintas, yaitu:
1. Volume Kendaraan
Volume kendaraan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
kemacetan. Meningkatnya volume kendaraan terutama pada waktu kritis
menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas. Penyebab meningkatnya
volume kendaraan yaitu: meningkatnya jumlah penduduk, penghasilan
seseorang, dan aktivitas yang meningkat diwaktu-waktu tertentu.
2. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan yang tidak memadai juga dapat mempengaruhi
terjadinya kemacetan. Dalam berbagai contoh kasus, ada beberapa tempat
yang memiliki kapasitas/lebar jalan yang memadai namun tetap terjadi
kemacetan, dikarenakan adanya aktivitas dagang dipinggir jalan (pasar
tradisional), adanya perbaikan jalan, ataupun jalan yang rusak yang
menyebabkan arus lalu lintas menjadi tidak lancar.
3. Perilaku Manusia
Sikap, perilaku dan kebiasaan (behavior and habit) yang kurang
tepat ketika menggunakan jalan raya menyebabkan kemacetan lalu lintas
dan membahayakan orang lain, misal: sikap mementingkan diri sendiri
seperti melawan arus, ugal-ugalan, parkir sembarang tempat, menganggap
bahwa melanggar aturan berlalu lintas adalah hal biasa serta tidak peduli
terhadap keselamatan pengguna jalan yang lain sehingga tidak jarang
terjadi kecelakaan yang secara tidak langsung menimbulkan kemacetan
lalu lintas.

3
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditentukan subfaktor dari masing-
masing faktor yang sudah ditentukan yaitu:

1. Volume Kendaraan
Subfaktornya adalah jumlah penduduk, penghasilan seseorang dan waktu
kritis.
2. Kapasitas Jalan
Subfaktornya adalah aktivitas dagang, jalan yang rusak, dan perbaikan
jalan.
3. Perilaku Manusia
Subfaktornya adalah melawan arus lalu lintas, dan parkir sembarangan

2.2 Identifikasi Variabel

Terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel Terikat (Dependent)


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel yang menjadi variabel terikat adalah kemacetan.
2. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel yang menjadi variabel bebas adalah volume kendaraan,
kapasitas jalan, dan perilaku manusia.

2.3 Hubungan Antar variabel

Maka dapat dilakukan identifikasi variabel yakni variabel dependent


adalah kemacetan lalu lintas (y) , variabel independent terdiri dari volume
kendaraan ( x 1), kapasitas jalan ¿), perilaku manusia ( x 3).

4
2.3.1 Diagram Sebab Akibat

KEMACETAN

VOLUME PERILAKU
KAPASITAS JALAN
KENDARAAN MANUSIA

2.3.2 Tabel Hubungan antar Variabel

y x1 x2 x3
y 0 0 0 0
x1 1 0 1 1
x2 1 0 0 1
x3 1 0 0 0
Tabel Hubungan antar Variabel

Keterangan:
y = kemacetan (variabel terikat)
x 1 = volume kendaraan (variabel bebas)
x 2 = kapasitas jalan (variabel bebas)
x 3 = perilaku manusia (varibael bebas)
1 = tidak berhubungan
2 = berhubungan

2.4 Model Matematika

5
Dari hubungan antar variabel yang telah dijabarkan, diketahui volume
kendaraan dan subfaktornya sebagai fungsi pertama yaitu f 1 {(
x 11 ¿ ,( x ¿¿12),(x 13)}¿. Kapasitas jalan dan subfaktornya sebagai fungsi kedua

yaitu f 2 { ( x21 ) , ( x 22) , ( x 23 ) }. Perilaku manusia dan subfaktornya sebagai fungsi

ketiga yaitu f 3 { ( x31 ) , ( x 32) , ( x 33) }. Jadi dapat dibentuk sebuah model
matematika yaitu:
y = f {( f 1( x 11 ¿ ,( x ¿¿12), ( x13 ) , f 2 ( x 21) , ( x 22 ) , ( x 23 ) ¿, f 3 ( x 31 ) , ( x 32 ) , ( x33 ) }.

3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua faktor beserta subfaktor yang mempengaruhi terjadinya
kemacetan lalu lintas, maka didapat sebuah bentuk model matematika yaitu:
y = f {( f 1( x 11 ¿ ,( x ¿¿12), ( x13 ) , f 2 ( x 21) , ( x 22 ) , ( x 23 ) ¿, f 3 ( x 31 ) , ( x 32 ) , ( x33 ) }.

3.2 Saran
Dari semua faktor yang mempengaruhi, faktor yang paling dominan
adalah volume kendaraan yang begitu banyak. Maka saran untuk mengatasi
hal ini, pemerintah harus membuat aturan yang membatasi jumlah maksimum
kendaraan yang dimiliki masyarakat. Pemerintah juga dapat memberlakukan
sistem ganjil-genap disemua tempat yang dianggap memiliki intensitas
penduduk yang padat, agar tidak terjadi penumpukan kendaraan yang
berlebihan. Masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi dapat menggunakan
angkutan umum secara silih berganti, sehingga dapat mengurangi tingkat
kemacetan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia


1997. Jakarta
Direktorat Jendral Perhubungan Darat. 1999. Rekayasa Lalu Lintas :
Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Lalu Lintas Di Wilayah
Perkotaan. Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2016. Tingkat Kemacetan di Medan tersedia di:
http://sumut.bps.go.id/staticable

Anda mungkin juga menyukai