Materi Bela Negara
Materi Bela Negara
BELA NEGARA
Oleh :
Chandra Aldiwijaya 10312009
Wendi Cahya Setiadi 10312012
Fenyka Ariana Jeanuarieke 10312017
Adriana Larasati 10312023
Irham Taufik Andika 10312026
Ali Mukhsin 10312030
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga berkat keridhaan-Nya, makalah “Bela Negara” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca budiman.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih juga kepada
Bapak Agus Syihabudin selaku pengajar kuliah kewarganegaraan untuk
pemberian topik makalah ini.
Dalam makalah ini, penulis menyajikan pengetahuan kewarganegaraan
dalam topik membela negara. Harapan dari penulis melalui makalah ini semoga
dapat menumbuhkan rasa kebangsaan dan nasionalisme para pembaca untuk
membela negara ini, Indonesia.
Penulis mengakui bahwa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Hal ini dikarenakan penulis masih dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
PENDAHULUAN
Mari kita kembali mengingat sedikit sejarah berdirinya negara kita yaitu
Indonesia, selama massa penjajahan bangsa kita mengalami banyak kerugian.
Banyak korban-korban berjatuhan, dan banyak pahlawan – pahlawan kita yang
gugur. Namun, semua itu tidak sia-sia terbukti dengan kemerdekaan Indonesia
yang diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945 yang sekarang dikenang
sebagai hari kemerdekaan. Semua itu merupakan hasil dari perjuangan dan
tumpah darah para pahlawan demi membela dan mempertahankan negaranya.
Maka dari itu wajar jika kita wajib ikut serta dalam upaya bela negara sebagai
wujud penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur demi mempertahankan
tanah air serta wujud cinta kita terhadap tanah air Indonesia. Selain itu telah diatur
pula dalam UUD 1945 bahwa membela negara merupakan kewajiban seluruh
warga negara supaya negara tidak ditindas dan dijajah oleh negara lain serta dapat
mencapai negara yang damai dan sejahtera
Untuk itu perlu adanya kesadaran tentang pentingnya bela negara, yaitu
upaya untuk untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Walaupun sekarang kita hidup di era kemerdekaan kita tetap harus
memiliki kesadaran untuk bela ngara khususnya di era globalisasi ini sangat
penting bagi kita untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya bela negara.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh
tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara juga merupakan bentuk cinta terhadap tanah
air kita. Kalau bukan kita siapa lagi yang harus membela negara, jika rasa cinta
tanah air telah tertanam maka kesadaran untuk membela, melindungi, serta
mempertahankan tanah air tercinta akan timbul dalam wujud bela negara.
Ada banyak hal yang mengharuskan kita untuk turut serta dalam
pembelaan Negara. Salah satunya dalah ancaman militer. Ancaman militer adalah
ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berbentuk hal-hel seperti di bawah ini.
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau
dalam bentuk dan cara-cara:
1. invasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
2. bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia,
3. blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara Kesatuan
Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain,
4. serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat
atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia,
5. unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yang tindakan atau
keberadaannya bertentangan dengan ketentuan dalam perjanjian,
6. tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara
lain sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan
7. pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk
melakukan tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau melakukan tindakan seperti tersebut di atas.
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik yang
menggunakan kapal maupun pesawat non komersial.
c. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan
rahasia militer.
d. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional
yang membahayakan keselamatan bangsa.
e. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional
atau yang bekerja sama dengan terorisme dalam negeri atau terorisme dalam
negeri yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
f. Pemberontakan bersenjata.
g. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata
dengan kelompok masyarakat bersenjata lainnya.
Selain ancaman militer, ancaman yang dihadapi Negara Kesatuan
Republik Indonesia bisa juga muncul dari dalam negeri, seperti:
1. disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah
pusat,
2. keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang dapat menyebabkan kerusuhan massa.
3. upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang tidak sesuai
dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia,
4. konflik antar kelompok akibat perbedaan pendapat dalam masalah politik
maupun SARA, dan
5. penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
Oleh karena itu diperlukan adanya upaya bela Negara untuk menegakkan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB II
HAKIKAT BELA NEGARA
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia,
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Bela negara terdiri dari beberapa unsur-unsur dasar, yaitu cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, meyakini Pancasila sebagai ideologi negara,
rela berkorban untuk bangsa dan Negara, dan memiliki kemampuan awal bela
negara.
a. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air yaitu mengenal, memahami dan mencintai wilayah
nasional, menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia,
melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberikan kontribusi pada
kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa dan negara serta bangga
sebagai bangsa Indonesia dengan cara waspada dan siap membela tanah air
terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara yaitu membina kerukunan dengan
menjaga persatuan dan kesatuan dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, lingkungan pendidikan atau pekerjaan, mencintai budaya bangsa dan
produksi dalam negeri, menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, serta mengutamakan kepentingan bangsa di
aats kepentingan pribadi maupun golongan.
c. Meyakini Pancasila sebagai Ideologi Negara
Meyakini Pancasila sebagai ideologi negara yaitu memahami hakikat dan
nilai-nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, serta menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Rela berkorban untuk bangsa dan negara yaitu bersedia mengorbankan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap
mengorbankan jiwa dan negara demi membela bangsa dan negara dari berbagai
ancaman, serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan
negara.
e. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara
Memiliki kemampuan awal bela Negara yaitu memiliki kecerdasan
emosional, spiritual, intelegensia, keterampilan jasmani, serta kesehatan yang
mampu mendukung kekuatan fisik.
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Keikutsertaan warga
negara dalam upaya bela negara dapat diwujudkan melalui pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai
prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi. Maksud dari pengabdian sesuai dengan profesi
adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk
kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau
memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana
lainnya.
Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Tentara Nasional Indonesia bertugas
melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk, mempertahankan kedaulatan
negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa,
menjalankan Operasi Militer Selain Perang, ikut serta secara aktif dalam tugas
pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
Hal-hal yang berkaitan dengan bela negara sejatinya telah diatur baik
dalam Undang-Undang Dasar maupun peraturan pemerintah. Dasar-dasar hukum
bela negara diantaranya:
a. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3): ” Bahwa tiap warga Negara behak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela Negara”.
b. UUD 1945 Pasal 30 ayat:
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum. Susunan dan kedudukan Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan
dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang.
c. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B: ”Setiap Warga
Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.”
d. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1): ”Setiap
Warga Negara Berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara yang
diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara.”
e. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (2): ”
Keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara dimaksud ayat (1)
diselenggarakan melalui :
(1) Pendidikan Kewarganegaraan
(2) Pelatihan dasar kemiliteran
(3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib dan
(4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
Keterlibatan masyarakat sipil dalam bela negara secara non fisik dapat
silakukan dengan berbagai bentuk diantaranya:
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan
kehendak
b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat.
c. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata.
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak Asasi Manusia
e. Pembekalan mental spiritual agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia .
BAB III
Membangun Kesadaran Bela Negara
Bela Negara Sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara Konsep Bela Negara
Kesadaran bela negara pada diri seorang warga negara adalah suatu hal
yang terkait dengan kesadaran dan pengertian tentang perlunya peran dari pribadi
yang bersangkutan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Permasalahan
muncul ketika warga negara tersebut tidak menyadari bahwa dirinya sangat
diperlukan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Pemahaman terhadap
Pancasila sebagai ideologi negara serta UUD 45 sebagai landasan hukum
hendaknya disertai dengan implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tugas
UU RI XXXIV/2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia pasal 7 ayat
(1) dan (2) menyebutkan tugas TNI seperti di bawah ini.
(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
a. operasi militer untuk perang,
b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:
1. mengatasi gerakan separatis bersenjata,
2. mengatasi pemberontakan bersenjata,
3. mengatasi aksi terorisme,
4. mengamankan wilayah perbatasan,
5. mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis,
6. melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan
politik luar negeri,
7. mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya,
8. memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya
secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta,
9. membantu tugas pemerintahan di daerah,
10. membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka
tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam
undang-undang,
11. membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan
perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia,
12. membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan
pemberian bantuan kemanusiaan,
13. membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and
rescue), serta
14. membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan
penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.
Sejak awal kemerdekaan Indonesia TNI/militer merasa punya andil yang
sangat besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Jasa yang besar yang diberikan itu
sehingga TNI merasa berhak untuk ikut terlibat dalam memperoleh kue politik.
Meskipun TNI merasa punya andil besar namun pada mulanya timbul
pertentangan antara para pendiri RI dengan TNI. Karena para pendiri Republik
Indonesia merasa kurang yakin bahwa kemerdekaan ini diperoleh dengan
mengandalkan tentara. Karena itu pada awal kemerdekaan, militer jalan sendiri
dan pemerintah jalan sendiri. Namun pada saat revolusi fisik terjadi di era 1945-
1949 peran TNI (setelah disahkan oleh pemerintah dengan Jenderal Soedirman)
sangatlah besar dengan memukul mundur Belanda yang ingin menginjakkan
kakinya kembali di Indonesia.