Anda di halaman 1dari 63

Studio Perencanaan Wilayah

Kecamatan Gunung Toar

BAB IV
PROFIL UMUM
4.1. Profil Umum Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) adalah salah satu kabupaten di
Povinsi Riau, Indonesia Kabupaten Kuansing disebut pula dengan rantau Kuantan
atau sebagai daerah perantauan orang-orang Minangkabau (Rantau nan Tigo Jurai).
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kuansing menggunakan adat istiadat serta
bahasa Minangkabau. Kabupaten Kuantan Singingi pada awalnya merupakan bagian
dari Kabupaten Indragiri Hulu, namun setelah dikeluarkannya Undang-undang
Nomor 53 tahun 1999, Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan menjadi 2 ( dua )
kabupaten yaitu Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi dengan
Ibu Kotanya berkedudukan di Teluk Kuantan.
Sejak dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 24 Tahun 2012, jumlah kecamatan
Kabupaten Kuansing tercatat menjadi 15 daerah kecamatan. Adapun kecamatan-
kecamatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Benai
2. Kecamatan Gunung Toar
3. Kecamatan Gunung Toar
4. Kecamatan Hulu Kuantan
5. Kecamatan Inuman
6. Kecamatan Kuantan Hilir
7. Kecamatan Kuantan Mudik
8. Kecamatan Kuantan Tengah
9. Kecamatan Logas Tanah Darat

Laporan Akhir
Halaman 50
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

10. Kecamatan Pangean


11. Kecamatan Singingi
12. Kecamatan Singingi Hilir
13. Kecamatan Kuantan Hilir Seberang
14. Kecamatan Sentajo Raya
15. Kecamatan Pucuk Rantau

4.4.1. Letak Geogarfis, Batas Administratif dan Luas Wilayah Kabupaten


Kuantan Singingi
Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 15 (Lima Belas) kecamatan dengan
luas wilayah 7,656,03 km2, yang berada pada posisi antara 0000 -10 00 Lintang
Selatan dan 1010 02 -  1010 55 Bujur Timur. Adapun batas-batas Kabupaten Kuantan
Singingi adalah:
 Sebelah Utara dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan
 Sebelah Selatan dengan Propinsi Jambi
 Sebelah Barat dengan Propinsi Sumatera Barat
 Sebelah Timur dengan Kabupaten Indragiri Hulu
Dilihat dari batas – batas kabupaten yang langsung berbatasan dengan 2 (dua)
Propinsi yaitu Propinsi Jambi dan Sumatera Barat. Hal ini dapat memberikan
keuntungan bagi Kabupaten Kuantan Singingi apabila dapat memanfaatkan peluang
yang ada untuk dapat mengembangkan wilayahnya. Karena letaknya yang strategis
yakni berada di jalur perhentian untuk menuju provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra
Barat.

Laporan Akhir
Halaman 51
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Tabel 4.1
Luas Wilayah Administratif Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2015
Luas Daerah Persentase
Kecamatan
Km2 Ha (%)
Kuantan Mudik 564,28 56.428 7,37
Hulu Kuantan 384,40 38.440 5,02
Gunung Toar 165,25 16.525 2,16
Pucuk Rantau 873,64 87.364 10,73
Singingi 1.953,66 195.366 25,52
Kuantan Mudik 564,28 56.428 7,37
Singingi Hilir 1.530,97 153.097 20,00
Kuantan Tengah 270,74 27.074 3,54
Sentajo Raya 145,70 14.570 1,90
Benai 124,66 12.466 1,63
Kuantan Hilir 148,77 14.877 1,94
Pangean 145,32 14.532 1,90
Logas Tanah Darat 180,34 18.034 4,97
Kuantan Hilir Seberang 114,29 11.429 1,49
Inuman 450,01 45.001 5,88
Jumlah 7.656,03 765.603 100
Sumber: BPS Kuantan Singingi-Kabupaten Kuansing Dalam Angka 2016.

4.2. Gambaran Umun Kecamatan Gunung Toar


4.2.1. Sejarah Kecamatan Gunung Toar
Kecamatan Gunung Toar keberadaannya sudah ada jauh sebelum terbentuknya
Kabupaten Kuantan Singingi. Pada waktu itu Kecamatan Gunung Toar merupakan
bagian dari Kecamatan Kuantan Mudik dengan ibukota Lubuk Jambi. Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor: 02 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Pembentukan Kecamatan, Kecamatan Gunung Toar sebagai kecamatan
pemekaran dari Kecamatan Kuantan Mudik resmi terbentuk pada tanggal 24 April
2002 dengan ibukota kecamatan Kampung Baru, melalui Perda Kabupaten Kuantan
Singingi Nomor 16 Tahun 2002 yang ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Bupati

Laporan Akhir
Halaman 52
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Kuantan Singingi Nomor: SK.821.27/BKD/2002/84 Tentang Pengangkatan Camat


Gunung Toar tanggal 28 Juni 2002.

4.2.1. Administrasi dan pemerintahan


Kecamatan Gunung Toar adalah salah satu dari 15kecamatan yang ada di
Kabupaten Kuantan Singingi. Kecamatan Gunung Toar ini memiliki luas wilayah
187,23 Km2 dan terdiri atas 14 desa/kelurahan. 14 desa/kelurahan yaitu Pulau
Rumput, Koto Gunung, Teluk Beringin, Pulau Mungkur, Seberang Gunung, Teberau
Panjang, Gunung, Toar, Kampung Baru, Petapahan, Lubuk Terentang, Siberobah,
Pisang Berebus, dan Seberang Sungai. Desa Kampung Baru merupakan pusat
pemerintahan Kecamatan Gunung Toar. Dilihat dari klasifikasi desa, semua desa
tergolong dalam Desa Swakarya, Kecuali Desa Teberau Panjang yang tergolong
Desa Swasembada.
Secara administrasi Kecamatan Gunung Toar memiliki batas sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Tengah
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Tengah
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Mudik
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hulu Kuantan
Kemudian dari 14 desa yang ada ini terbagi lagi menjadi 37 Dusun. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2. Jumlah Dusun menurut desa


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015
No Desa Dusun
1 Pulau Rumput 3
2 Koto Gunung 2
3 Teluk Beringin 3
4 Pulau Mungkur 3

Laporan Akhir
Halaman 53
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

No Desa Dusun
5 Seberang Gunung 3
6 Teberau Panjang 3
7 Gunung 2
8 Toar 2
9 Kampung Baru 3
10 Petapahan 3
11 Lubuk Terentang 2
12 Siberobah 3
13 Pisang Berebus 3
14 Seberang Sungai 2
Total 37
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.1
Kondisi Kantor Pemerintahan Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 54
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Gambar 4.2. Peta Administrasi Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 55
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.2. Karakteristik Fisik Dasar Kecamatan Gunung Toar


4.2.2.1. Topografi
Topografi Kecamatan Gunung Toar merupakan tanah datar dan berbukit-bukit
dengan ketinggian sekitar 300 meter dari permukaan laut. Jenis tanah yang ada di
Kecamatan Gunung Toar pada lapisan atas berjenis hitam gembur dan lapisan
bawahnya berwarna kuning. Menurut ketinggian dari permukaan laut (dpl), wilayah
Kecamatan Gunung Toar termasuk dalam klasifikasi kawasan dengan kondisi
dataran tinggi. Meliputi hampir di seluruh wilayah Kecamatan Gunung Toar.
Berdasarkan dari data dinas pertanian diketahui bahwa ibukota Kecamatan Gunung
Toar yaitu Desa Kampung Baru berada pada ketinggian 286 mdpl dan desa lainnya
berada pada ketinggian yang hampir sama dengan Desa Kampung Baru tersebut.
Dan jika dilihat menurut kelas kemiringannya, kondisi topografi
Kecamatan Gunung Toar diklasifikasikan memiliki kondisi topografi agak
curam sampai dengan sangat curam, yaitu:
 Kondisi kemiringan lahan antara 15-40% merupakan daerah dengan
kondisi kemiringan lahan curam.

Laporan Akhir
Halaman 56
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

 Kondisi kemiringan lahan antara >40% merupakan daerah dengan


kondisi kemiringan lahan sangat curam.
Namun untuk lebih jelasnya tentang topografi dari Kecamatan Gunung Toar
dapat dilihat pada peta kemiringan lerengan Kecamatan Gunung Toar dibawah ini.

Gambar 4.3
Peta Topografi Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 57
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.2.2. Hidrologi
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya
(cair), gas, padat pada, dalam dan diatas permukaan tanah. Termasuk didalamnya
adalah penyebaran, daur dan prilakunya, sifat–sifat fisik dan kimiawinya, serta
unsur–unsur hidup dalam air itu sendiri.
Keterpadatan air tanah pada suatu daerah terutama sangat dikontrol oleh
beberapa faktor seperti curah hujan, kelulusan batuan dan kondisi/bentuk daerah.
Kondisi hidrologi di Kecamatan Gunung Toar di bedakan atas 2 bagian yaitu
kondisi hidrologi air permukaan dan air tanah.
a. Hidrologi Air Permukaan
Hidrologi air permukaan pada umumnya berasal dari sungai–sungai yang
mengalir di Kecamatan Gunung Toar. Sumber air Kecamatan Gunung
Toar merupakan sumber air permukaan seperti berasal dari sumur galian
atau sumur bor. Selain itu berasal dari sungai, yaitu sungai kuantan yang

Laporan Akhir
Halaman 58
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

mengalir dari Provinsi Sumatra Barat dan bermuara ke Kabupaten


Indragiri Hulu.
b. Hidrologi Air Tanah
Menurut kondisi hidrologinya, Kecamatan Gunung Toar merupakan daerah
yang tidak banyak terdapat aliran sungai, diantara sungai besar yang terdapat di
Kecamatan Gunung Toar adalah sungai Batang Kuantan dan sungai kecil-kecil
lainnya. Sungai-sungai besar terdapat di Kecamatan Gunung Toar ini sebagian masih
berfungsi baik sebagai sarana dan prasarananya perhubungan dan sumber air bersih.

Gambar 4.4
Peta Hidrologi Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 59
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.2.3. Iklim
Iklim di Kecamatan Gunung Toar merupakan iklim tropis dengan suhu udara
berkisar antara 19,5 derajat celcius sampai dengan 32 derajat celcius. Di Kecamatan
Gunung Toar terdapat dua musim, yaitu musim kemarau yang terjadi pada bulan
April sampai dengan Agustus, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September
sampai dengan bulan Maret.

4.2.2.4. Geologi
Pembahasan geologi daerah perencanaan disamping mengenai jenis, sebaran
dan sifat fisik batuan/tanah, struktur geologi, juga geomarfologinya, yaitu
gambaran yang berkaitan dengan bentang alam dalam hubungannya dengan jenis
batuan pembentuknya.

Laporan Akhir
Halaman 60
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Secara garis besar kondisi geologi di Kecamatan Gunung Toar yang


merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, yang terdiri dari
batuan Filit & Sang. Kadang-kadang di sela-selanya dijumpai batuan Granit, dan
terdapat Batuan Ombilin.

Gambar 4.5
Peta Geologi Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 61
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.2.5. Penggunaan Lahan


Lahan di Kecamatan Gunung Toar secara keseluruhan memiliki luas 187,23
Km2 atau 18.723 Ha dengan penggunaan lahan untuk pertanian sawah, pertanian
bukan sawah, non pertanian dan lainnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 4.3
Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2015 (Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
No Desa Pertanian Pertanian Non Jumlah
Sawah Bukan Sawah Pertanian
1 Pulau Rumput 85 750 50 885
2 Koto Gunung 45 1150 100 1295
3 Teluk Beringin 115 770 110 995

Laporan Akhir
Halaman 62
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4 Pulau Mungkur 75 2600 125 2800


5 Seberang Gunung 65 365 35 465
6 Teberau Panjang 380 1020 130 1530
7 Gunung 10 1155 75 1240
8 Toar 105 - - 105
9 Kampung Baru 33 1200 100 1333
10 Petapahan 192 970 100 1262
11 Lubuk Terentang 45 64 50 159
12 Siberobah 314 973 70 1357
13 Pisang Berebus 100 130 1090 1320
14 Seberang Sungai - - - -
Total 1564 11147 2035 14746
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

3000
2600
2500

2000

1500
1150 1155 1200 Pertanian Sawah
1020 1090
970 973 Pertanian Bukan Sawah
1000 770
750
Non Pertanian
500 365
100 110 125 130 75 100 100 64 70 130
50 35 00 50 00
0

Sumber: Hasil Analisis 2016

Gambar 4.6
Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015

Laporan Akhir
Halaman 63
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.7
Bentuk Penggunaan Lahan di Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.9
Kondisi Penggunaan Lahan di Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 64
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Gambar 4.9
Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 65
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.3. Kependudukan
Aspek kependudukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting didalam
perencanaan, karena penyusunan rencana tata ruang dan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan perencanaan fisik/ non fisik berhubungan langsung dengan
penduduk, dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk.
Kebijakan kependudukan mencakup 2 aspek yaitu spasial dan non spasial.
Aspek spasial meliputi persebaran penduduk dalam rona (kawasan) yang telah di
rencanakan. Sedangkan aspek non spasial merupakan kebijakan yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat.
Salah satu contoh tersebut adalah Kecamatan Gunung Toar yang mengalami
perkembangan fisik baik pertumbuhan dan perkembangan setiap tahunnya seiring
dengan perkembangan kotanya.

4.2.3.1. Jumlah Penduduk

Laporan Akhir
Halaman 66
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Jumlah penduduk di Kecamatan Gunung Toar pada tahun 2012 adalah 13.477
jiwa, tahun 2013 terjadi penurunan jumlah penduduk menjadi 13.326 jiwa, kemudian
pada tahun 2014 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 13.446 jiwa.
Jumlah penduduk terbesar pada tahun terakhir terdapat pada Desa Petapahan dan
terkecil terdapat pada Desa Siberobah. Untuk mengetahui jumlah penduduk di
Kecamatan Gunung Toar lebih jelas dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.

Tabel 4.4
Jumlah Penduduk di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2012-2015
Luas Wilayah Tahun
No Desa
(Km2) 2012 2013 2014 2015
1 Pulau Rumput 13,15 674 667 675 683
2 Koto Gunung 12,7 693 686 694 703
3 Teluk Beringin 13,3 1406 1391 1409 1425
4 Pulau Mungkur 12,85 2208 1109 1123 1000
5 Seberang Gunung 13,3 554 548 555 561
Teberau Panjang
6 13 1146 1134 1148 1162
7 Gunung 12,1 898 888 900 910
8 Toar 12 881 871 833 893
9 Kampung Baru 12,2 1378 1363 1380 1396
10 Petapahan 12,2 1479 1457 1476 1493
11 Lubuk Terentang 11 865 856 867 877
12 Siberobah 14 408 403 409 415
13 Pisang Berebus 13,45 887 878 889 899
14 Seberang Sungai 21,98 0 1075 1088 1237
Total 1332 1365
187,23 13477 13446
Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi 2016 6 4

Laporan Akhir
Halaman 67
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Analisis 2016

Gambar 4.10
Grafik Jumlah Penduduk di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2012-2014

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk yang terbesar pada
tahun 2012 yaitu terdapat di Desa Pulau Mungkur sebesar 2208 jiwa,sedangkan yang
terkecil yaitu Desa Siberobah sebesar 408 jiwa. Pada tahun 2013 jumlah penduduk
yang terbesar terdapat pada Desa Petapahan sebesar 1457 jiwa, sedangkan yang
terkecil masih terdapat di Desa Siberobah sebesar 403 jiwa. Untuk tahun 2014
jumlah penduduk tertinggi masih dimiliki oleh Desa Petapahan dengan 1476 jiwa,
dan penduduk terkecil juga masih terdapat di Desa Siberobah dengan 409 jiwa.
Untuk tahun 2015 jumlah penduduk tertinggi masih dimiliki oleh Desa Petapahan
dengan 1493 jiwa, dan penduduk terkecil juga masih terdapat di Desa Siberobah
dengan 415 jiwa.

4.2.3.2. Kepadatan Penduduk

Laporan Akhir
Halaman 68
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Kepadatan penduduk di Kecamatan Gunung Toar pada tahun 2013 sebesar


71,17 jiwa/Km2. Untuk tahun 2014 sebesar 71,82 jiwa/Km 2, sedangkan Untuk tahun
2015 sebesar 72,93 jiwa/Km2. Untuk tahun 2013, Desa Petapahan sebesar 119,43
jiwa/km2 dan yang terkecil di Desa Siberobah sebesar 28,79 jiwa/Km 2. Untuk tahun
2014, Desa Petapahan sebesar 120,98 jiwa/km2 dan yang terkecil di Desa Siberobah
sebesar 29,21 jiwa/Km2, dan Kepadatan penduduk di Desa Kampung Baru
merupakan yang tertinggi sebanyak 114,43 jiwa/km 2 dan yang paling kecil adalah
Desa Siberobah sebesar 29,64 jiwa/km 2 pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya
kepadatan penduduk di Kecamatan Gunung Toar dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.

Tabel 4.5.
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
Luas
No Desa Wilayah Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan
(Km2) Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/Km2) (Jiwa) (Jiwa/Km2) (Jiwa) (Jiwa/Km2)
Pulau
1 Rumput 13,15 667 50,72 675 51,33 683 65,63
Koto
2 Gunung 12,7 686 54,02 694 54,65 703 55,35
Teluk
3 Beringin 13,3 1391 104,59 1409 105,94 1425 107,14
Pulau
4 Mungkur 12,85 1109 86,3 1123 87,39 1000 77,82
Seberang
5 Gunung 13,3 548 41,2 555 41,73 561 42,18
Teberau
6 Panjang 13 1134 87,23 1148 88,31 1162 89,38
7 Gunung 12,1 888 73,39 900 74,38 910 75,21
8 Toar 12 871 72,58 833 69,42 893 74,42
Kampung
9 Baru 12,2 1363 111,72 1380 113,11 1396 114,43
10 Petapahan 12,2 1457 119,43 1476 120,98 1493 112,38
Lubuk
11 Terentang 11 856 77,82 867 78,82 877 79,73
12 Siberobah 14 403 28,79 409 29,21 415 29,64
Pisang
13 Berebus 13,45 878 65,28 889 66,1 899 66,79
14 Seberang 21,98 1075 48,9 1088 49,5 1237 56,28

Laporan Akhir
Halaman 69
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

2013 2014 2015


Luas
No Desa Wilayah Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan
(Km2) Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/Km2) (Jiwa) (Jiwa/Km2) (Jiwa) (Jiwa/Km2)
Sungai
Total 187,23 13326 71,17 13446 71,82 13654 72,93
Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi 2014-2016

Sumber: Hasil Analisis 2016

Gambar 4.11.
Grafik Kepadatan Penduduk di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2013-2015

4.2.3.3. Persebaran Penduduk


Pola distribusi penduduk di Kecamatan Gunung Toar ini di cerminkan oleh
besar kecil jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk yang terdistribusi pada
setiap desa/kelurahan. Seperti halnya yang terjadi pada kota-kota lainnya, bahwa
penyebaran penduduk relatif dipengaruhi oleh kecenderungan penduduk
terkonsentrasi pada tempat dimana akses terhadap fasilitas pelayanan kota dengan
biaya transportasi rendah merupakan pilihan utama penduduk menentukan tempat
tinggal.

Laporan Akhir
Halaman 70
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Distribusi penduduk Kecamatan Gunung Toar cukup merata meskipun ada


beberapa desa yang jumlah penduduknya masih sedikit di banding dengan desa
lainnya, seperti Desa Siberobah dan desa dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu
pada tahun 2014 adalah Desa Petapahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini

Laporan Akhir
Halaman 71
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.3.4. Struktur Penduduk


A. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kajian penduduk menurut jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan.
Berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2015 diketahui
perbandingan penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan penduduk perempuan.
Dari data tahun 2015 tersebut, penduduk di Kecamatan Gunung Toar memiliki
komposisi menurut jenis kelamin sebagai berikut : Jumlah laki-laki sebanyak 6.888
jiwa, dan perempuan sebanyak 6.766 jiwa.
Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan
Gunung Toar dari tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Gunung Toar
Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
No Desa
Laki- Laki-
Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan
laki laki
Pulau
1 340 327 343 331 348 335
Rumput
Koto
2 363 323 366 326 372 331
Gunung
Teluk
3 693 698 700 702 710 715
Beringin

Laporan Akhir
Halaman 72
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Pulau
4 570 539 573 547 512 489
Mungkur
Seberang
5 260 288 263 292 266 295
Gunung
Teberau
6 586 548 590 553 600 562
Panjang
7 Gunung 465 423 469 429 476 434
8 Toar 437 435 442 441 447 446
Kampung 640 654
9 639 724 730 742
Baru

2013 2014 2015


No Desa
Laki- Laki- Laki-
Perempuan Perempuan Perempuan
laki laki laki
Lubuk
11 419 437 424 440 429 448
Terentang

12 Siberobah 204 199 207 202 210 205

Pisang
13 422 456 425 460 432 467
Berebus
Seberang
14 563 511 565 515 648 588
Sungai

Total 6727 6599 6777 6669 6888 6766


Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi 2016

B. Jumlah Penduduk Menurut Agama


Penduduk di Kecamatan Gunung Toar menurut agama atau kepercayaan yang
dianut pada tahun 2014 hampir keseluruhan beragama Islam, yaitu 13436 jiwa.
Agama Islam mendominasi di semua desa dan kelurahan di Kecamatan Gunung
Toar. Namun terdapat juga pemeluk agama lain yaitu Kristen Protestan sebanyak 10
jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2014

Laporan Akhir
Halaman 73
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Jumla
Agama
h
No Desa
Kristen Kristen
Islam Protesta Katolik Hindu Budha Lainnya

1 Pulau Rumput 675 0 0 0 0 0 675

2 Koto Gunung 694 0 0 0 0 0 694

3 Teluk Beringin 1409 0 0 0 0 0 1409


Pulau
4 Mungkur 1123 0 0 0 0 0 1123
Seberang
5 Gunung 555 0 0 0 0 0 555
Teberau
6 Panjang 1148 0 0 0 0 0 1148

7 Gunung 900 0 0 0 0 0 900

8 Toar 833 0 0 0 0 0 833

9 Kampung Baru 1380 0 0 0 0 0 1380

10 Petapahan 1476 0 0 0 0 0 1476


Lubuk
11 Terentang 867 0 0 0 0 0 867

12 Siberobah 409 0 0 0 0 0 409

13 Pisang Berebus 889 0 0 0 0 0 889


Seberang
14 Sungai 1078 10 0 0 0 0 1088

Total
13436 10 0 0 0 0 13446
Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi 2016

C. Jumlah Penduduk Menurut Rumah Tangga dan Rata-rata jiwa per Rumah
Tangga

Laporan Akhir
Halaman 74
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Penduduk Kecamatan Gunung Toar menurut jumlah rumah tangga dan rata-
rata jiwa tahun 2015 adalah 13.654 dan rata-rata 4 jiwa per rumah tangga. Dari data
yang di dapat jumlah penduduk rumah tangga tertinggi di Desa Petapahan yaitu
sebesar 369 rumah tangga dan 4 rata-rata jiwa, sedangkan untuk jumlah rumah
tangga terkecil berdasarkan data yang di dapatkan adalah Desa Siberobah sejumlah
109 rumah tangga dan 4 rata-rata jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Laporan Akhir
Halaman 75
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 76
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.4. Perekonomian
4.2.4.1. Pertanian dan Perkebunan
Masyarakat Kecamatan Gunung Toar sebagian besar bekerja sebagai petani
baik dari persawahan maupun perkebunan karet. Dari hasil survei langsung ke
lapangan, ternyata di Kecamatan Gunung Toar sektor pertanian di dominasi oleh
perkebunan karet. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10
Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2014 (Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
No Desa Pertanian Pertanian Bukan Jumlah
Non Pertanian
Sawah Sawah
1 Pulau Rumput 85 750 50 885
2 Koto Gunung 45 1150 100 1295
3 Teluk Beringin 115 770 110 995
4 Pulau Mungkur 75 2600 125 2800
5 Seberang Gunung 65 365 35 465
6 Teberau Panjang 380 1020 130 1530
7 Gunung 10 1155 75 1240
8 Toar 105 - - 105
9 Kampung Baru 33 1200 100 1333
10 Petapahan 192 970 100 1262

Laporan Akhir
Halaman 77
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

11 Lubuk Terentang 45 64 50 159


12 Siberobah 314 973 70 1357
13 Pisang Berebus 100 130 1090 1320
14 Seberang Sungai - - - -
Total 1564 11147 2035 14746
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Gunung Toar


memiliki kawasan pertanian sawah yang cukup luas yaitu sebesar 1564 Ha, akan
tetapi tidak seluas kawasan pertanian non sawah yang memiliki luas 11147 Ha.

Laporan Akhir
Halaman 78
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.12
Kondisi Pertanian dan Perkebunan di Kecamatan Gunung Toar

4.2.4.2. Peternakan
Selain dari pertanian dan perkebunan, di Kecamatan Gunung Toar juga
memiliki peternakan. Peternakan ini ada yang merupakan milik kelompok maupun
milik pribadi. Hewan ternak yang terdapat di Kecamatan Gunung Toar ada beberapa
jenis hewan diantaranya kerbau, sapi, kambing, ayam buras, itik, dan ayam pedaging.
Tahun 2014 jumlah hewan ternak yang ada yaitu sapi 1.627 ekor, kerbau 1.025 ekor,
kambing 731 ekor, ayam buras 3.339 ekor, itik 285 ekor, ayam pedaging 16.100
ekor. Hewan ternak ini ada yang di kandangkan maupun juga ada yang di lepaskan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11. Jumlah Populasi Ternak Peliharaan Masyarakat Menurut Desa di


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2014
Jumlah Ternak (Ekor)
No Desa
Sapi Kerbau Kambing Ayam Buras Itik Ayam

Laporan Akhir
Halaman 79
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Pedaging
1 Pulau Rumput 121 4 84 80 19 0
2 Koto Gunung 35 31 15 0 0 0
3 Teluk Beringin 164 95 0 15 0 0
4 Pulau Mungkur 223 42 168 578 37 0
5 Seberang Gunung 112 10 124 0 0 15500
6 Teberau Panjang 408 329 62 20 0 0
7 Gunung 51 21 18 14 0 0
8 Toar 94 63 6 0 14 0
9 Kampung Baru 46 47 29 534 15 600
10 Petapahan 71 204 28 24 0 0
11 Lubuk Terentang 113 54 39 1404 66 0
12 Siberobah 123 72 109 282 118 0
13 Pisang Berebus 66 53 49 388 16 0
14 Seberang Sungai 0 0 0 0 0 0
Total 1627 1025 731 3339 285 16100
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2015
4.2.5. Ketersediaan Sarana Pendukung
4.2.5.1. Sarana Perekonomian
Untuk menunjang perekonomian di Kecamatan Gunung Toar, kegiatan
perekonomian serta kelengkapannya mempunyai peran yang sangat penting.
Sebagai kawasan yang mulai berkembang, pemerintah setempat
menitikberatkan pembangunan bidang ekonomi pada sektor perdagangan dan jasa
yang diarahkan untuk memacu pengembangan sektor-sektor lainnya.
Dilihat dari situasi perekonomian di Kabupaten Kuantan Singingi saat ini
menunjukkan dari sektor perdagangan yang lebih menonjol, seperti membuka
warung/kios. Selain wilayahnya yang strategis, yang merupakan lalu lintas antar
propinsi yang menghubungkan Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Sumatra Barat
dan juga Propinsi Jambi sehingga memungkinkan bertambahnya pemasukan untuk
Kecamatan Gunung Toar sendiri.
Untuk Kecamatan Gunung Toar, sarana perekonomian yang paling besar
adalah warung/kios yaitu sebesar 208 unit dan jumlah warung/kios yang paling

Laporan Akhir
Halaman 80
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

banyak berada di Desa Petapahan yaitu sebanyak 47 unit. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat tabel dan gambar dibawah ini.

Tabel 4.12. Jumlah Sarana Perekonomian Menurut Desa


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2014

No Desa Pasar Toko Kios/Warung Rumah Makan

1 Pulau Rumput 0 1 4 5
2 Koto Gunung 0 0 10 5
3 Teluk Beringin 0 1 14 2
4 Pulau Mungkur 0 0 10 3
5 Seberang Gunung 0 0 8 3
6 Teberau Panjang 1 1 14 6
7 Gunung 1 0 7 5
8 Toar 0 0 8 5
9 Kampung Baru 1 1 25 6
10 Petapahan 0 0 47 14
11 Lubuk Terentang 0 0 8 2
12 Siberobah 0 0 7 7
13 Pisang Berebus 0 3 36 1
14 Seberang Sungai 0 0 10 0
Total 3 7 208 64
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Laporan Akhir
Halaman 81
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.13
Kondisi Sarana Perekonomian di Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 82
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.5.2. Sarana Sosial dan Budaya


Adapun sarana sosial yang ada di Kecamatan Gunung Toar terbagi atas
beberapa jens yaitu sarana pendidikan, agama peribadatan, kesehatan, dan sarana
budaya dan olahraga.

a. Sarana Pendidikan
Pendidikan adalah fasilitas yang mencerdaskan bangsa, oleh sebab itu berhasil
atau tidaknya pembangunan suatu bangsa di pengaruhi oleh tingkat pendidikan
penduduk tersebut. Semakin maju/tinggi tingkat pendidikan penduduk akan
membawa pengaruh positif bagi masa depan berbagai kehidupan.Kelengkapan
fasilitas pendidikan turut menunjang pemerintah dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang handal dan berkualitas.
Di Kecamatan Gunung Toar sendiri telah berdiri beberapa fasilitas pendidikan
yang didirikan baik oleh pemerintah maupun dari pihak swasta meskipun belum
begitu lengkap.
Jumlah fasilitas pendidikan yang ada saat ini pada Kecamatan Gunung Toar
cukup beragam, yaitu dengan adanya taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),
sekolah menengah pertama (SMP) dan setingkat, sekolah menengah atas (SMA) dan
yang setingkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.13. Jumlah Sarana Pendidikan Menurut Desa


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015
No Desa TK SD SLTP SLTA
1 Pulau Rumput 1 1 1 0
2 Koto Gunung 0 0 1 0
3 Teluk Beringin 0 1 1 0
4 Pulau Mungkur 2 1 0 0
5 Seberang Gunung 1 1 0 0
6 Teberau Panjang 1 1 1 0

Laporan Akhir
Halaman 83
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

No Desa TK SD SLTP SLTA


7 Gunung 1 1 0 0
8 Toar 0 1 0 0
9 Kampung Baru 1 1 2 1
10 Petapahan 1 1 1 1
11 Lubuk Terentang 0 1 0 0
12 Siberobah 0 1 0 0
13 Pisang Berebus 1 1 0 0
14 Seberang Sungai 1 0 0 0
Total 10 12 6 2
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Laporan Akhir
Halaman 84
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.14
Kondisi Sarana Pendidikan di Kecamatan Gunung Toar

b. Sarana Kesehatan
Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah, dan merata.Dengan
tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik.
Berdasarkan jenjang pelayanan fasilitas kesehatan yang telah ditetapkan, maka
keberadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Gunung Toar ini sudah cukup lengkap.
Keberadaan fasilitas kesehatan ini ditunjang oleh tenaga pendukung kesehatan
diantaranya dokter praktek, praktek bidan, toko obat dan lainnya.
Adapun jumlah tenaga medis di Kecamatan Gunung Toar tahun 2015 yaitu
dokter 2 orang, perawat 8 orang, bidan 21 orang, dukun bersalin 13 orang, yang
tersebar diseluruh desa yang ada di Kecamatan Gunung Toar. Untuk lebih jelasnya
tentang sarana kesehatan dan tenaga medis Kecamatan Gunung Toar dapat dilihat
pada tabel dan gambar dibawah ini.

Laporan Akhir
Halaman 85
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Tabel 4.14
Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Desa Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015
Rumah Puskesmas
No Desa Puskesmas Poskesdes
Sakit Pembantu
1 Pulau Rumput 0 0 0 1
2 Koto Gunung 0 0 0 1
3 Teluk Beringin 0 0 0 1
4 Pulau Mungkur 0 0 1 0
5 Seberang Gunung 0 0 1 0
6 Teberau Panjang 0 0 1 0
7 Gunung 0 0 1 0
8 Toar 0 0 0 1
9 Kampung Baru 0 1 0 0
10 Petapahan 0 0 0 1
11 Lubuk Terentang 0 0 0 1
12 Siberobah 0 0 1 0
13 Pisang Berebus 0 0 0 1
14 Seberang Sungai 0 0 0 0
Total 0 1 5 7
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Tabel 4.15. Jumlah Tenaga Medis Menurut Desa


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015
Dukun
No Desa Dokter Perawat Bidan
Bersalin

1 Pulau Rumput 0 0 1 1
2 Koto Gunung 0 0 3 0
3 Teluk Beringin 0 0 2 2
4 Pulau Mungkur 0 1 1 2
5 Seberang Gunung 0 0 2 2
6 Teberau Panjang 0 1 1 1
7 Gunung 0 1 1 2
8 Toar 0 0 1 1
9 Kampung Baru 1 4 1 0
10 Petapahan 0 0 2 1

Laporan Akhir
Halaman 86
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Dukun
No Desa Dokter Perawat Bidan
0 0 3 Bersalin
0
11 Lubuk Terentang
12 Siberobah 0 1 1 0
13 Pisang Berebus 1 0 1 0
14 Seberang Sungai 0 0 1 1
Total 2 8 21 13
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.15
Kondisi Sarana Kesehatan di Kecamatan Gunung Toar

c. Sarana Peribadatan
Banyaknya tempat ibadah yang dibangun oleh pemerintah maupun masyarakat
adalah sebagai wadah dalam mengarahkan kehidupan kerukunan umat beragama
untuk kepentingan masyarakat dalam menjalankan ibadahnya. Kehidupan dan
kerukunan umat beragama ini akan semakin baik apabila tersedia fasilitas yang
memadai. Selain itu adanya dukungan prinsip kesadaran hidup berdampingan atas
dasar saling menghormati eksistensi masing-masing umat beragama akan
menciptakan harmonisasi peran massif bagi kepentingan semua golongan. Fasilitas

Laporan Akhir
Halaman 87
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

peribadat yang berada di Kecamatan Gunung Toar ini di dominasi oleh bangunan
ibadah umat islam, hal ini dikarenakan penduduk Kecamatan Gunung Toar di
dominasi oleh pemeluk agama islam. Adapun jumlah bangunan tempat ibadah umat
islam yang ada di Kecamatan Gunung Toar ini ada 16 unit Mesjid dan Mushalla
sebanyak 48 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah
ini.

Tabel 4.16. Jumlah Sarana Peribadatan Menurut Desa


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015

No Desa Mesjid Mushalla Gereja Vihara

1 Pulau Rumput 1 2 0 0
2 Koto Gunung 1 2 0 0
3 Teluk Beringin 1 4 0 0
4 Pulau Mungkur 1 4 0 0
5 Seberang Gunung 1 2 0 0
6 Teberau Panjang 3 4 0 0
7 Gunung 1 2 0 0
8 Toar 1 5 0 0
9 Kampung Baru 1 5 0 0
10 Petapahan 1 8 0 0
11 Lubuk Terentang 1 5 0 0
12 Siberobah 1 1 0 0
13 Pisang Berebus 1 3 0 0
14 Seberang Sungai 1 1 0 0
Total 16 48 0 0
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Laporan Akhir
Halaman 88
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.16
Kondisi Sarana Peribadatan di Kecamatan Gunung Toar

a. Sarana Budaya dan Olahraga


Adapun sarana budaya yang ada di Kecamatan Gunung Toar ini antara lain
berupa beberapa cabang olah raga/ klub olahraga dan lapangan olahraga. Fasilitas
olahraga yang ada di Kecamatan Gunung Toar ini sudah cukup lengkap, dimana

Laporan Akhir
Halaman 89
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

fasilitas bola voli lebih banyak di bandingkan fasilitas olahraga lainnya yaitu
sebanyak 10 unit, sepakbola 9 unit, untuk sepak takraw belum tersedia, dan bulu
tangkis 6 unit. Fasilitas ini tersebar di setiap desa yang ada di Kecamatan Gunung
Toar. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.

Tabel 4.17. Jumlah Sarana Olahraga Menurut Desa


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015
Sepak Bulu
Sepak Bola
No Desa Takra Tangki
bola Voli
w s
1 Pulau Rumput 0 0 0 1
2 Koto Gunung 1 1 0 0
3 Teluk Beringin 0 0 0 0
4 Pulau Mungkur 1 1 0 1
Seberang
5 Gunung 1 1 0 1
6 Teberau Panjang 1 1 0 1
7 Gunung 0 0 0 0
8 Toar 1 1 0 0
9 Kampung Baru 1 1 0 0
10 Petapahan 0 0 0 0
11 Lubuk Terentang 1 1 0 1
12 Siberobah 1 1 0 0
13 Pisang Berebus 1 1 0 0
14 Seberang Sungai 0 1 0 1
Total 9 10 0 6
Sumber: Kecamatan Gunung Toar dalam angka 2016

Laporan Akhir
Halaman 90
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.17
Kondisi Sarana Olahraga di Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 91
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.6. Ketersediaan Utilitas Kota


4.2.6.1. Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan prasarana terpenting dalam system transportasi.
Keterkaitan wilayah Indonesia satu dengan yang lainnya atau hubungan antara satu
wilayah dengan wilayah lain tidak lepas dari suatu system transportasi yang
dihubungkan dengan jaringan jalan.
Pola jaringan jalan di Kecamatan Gunung Toar Pada umumnya berbentuk
Grid(yaitu bentuknya sudah tertata rapi), mengingat kondisi jalan desa yang relative
datar dan berbukit-bukit serta pola jaringan jalan ini merupakan pola yang efisien
dalam mendukung pergerakan penduduk.
Hirarki jalan yang berada di Kecamatan Gunung Toar terdiri atas jalan arteri,
jalan kolektor primer, dan jalan lokal. Umumnya jalan yang telah ada kualitasnya
sudah cukup baik, dimana permukaan jalan yang ada merupakan jalan aspal dan di
perkeras. Meskipun di beberapa titik masih ada kondisi jalan yang berlubang yang di
sebabkan oleh banyaknya kendaraan besar dengan muatan yang berat melewati jalan
tersebut.

Laporan Akhir
Halaman 92
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.18
Kondisi Jaringan Jalan di Kecamatan Gunung Toar

4.2.6.2. Jaringan Drainase


Saluran drainase terbagi kedalam dua jenis saluran. Pertama, saluran pembuang
yang berasal dari limpasan air permukaan (surface run off) akibat curah hujan jatuh
kebidang datar. Dan kedua adalah saluran pembuangan limbah penduduk /
permukiman dan aktifitas kota yang mengandung cairan penggunaannya.
Jenis pertama mencakup sistem pembuangan air hujan di Kecamatan Gunung
Toar umumnya terbagi menjadi 2 saluran tertutup dan terbuka. Sistem saluran
terbuka (open drain) umumnya dapat dijumpai pada kawasan permukiman dan
kawasan pinggiran dengan kontruksi permanent dan saluran biasa (tanpa beton).
Sedangkan sistem saluran tertutup (close drain) dapat dijumpai pada pusat kota,
terutama pada jalan – jalan utama.
Sistem pengaliran air pada saluran kontruksi tanah dilakukan secara integral
melalui anak-anak sungai yang ada. Anak sungai dapat dimanfaatkan sebagai salah

Laporan Akhir
Halaman 93
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

satu outfall dari sistem drainase setempat. Untuk jenis saluran drainase yang
mencakup sistem pengairan limbah buangan kota atau permukiman memerlukan
reservoir sebelum menuju anak-anak sungai dan sungai utama. Di Kecamatan
Gunung Toar drainase yang ada sudah permanent dimana drainase yang ada telah di
perkeras dengan beton di sekitar jalan. Untuk lebih jelas dapat di lihat melalui
gambar dibawah ini.

Laporan Akhir
Halaman 94
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.19
Kondisi Jaringan Drainase di Kecamatan Gunung Toar

4.2.6.3. Air Bersih


Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia,
sehingga air bersih ini harus dapat memenuhi standar kuantitas dan kualitas untuk
dikonsumsi oleh manusia. Begitu pula halnya dengan air bersih yang merupakan
salah satu utilitas yang sangat vital, tanpa adanya air bersih maka suatu kota tidak
layak dihuni. Air bersih ini banyak sekali kegunaannya diantaranya untuk keperluan
air minum, mandi, memasak dan untuk keperluan industri.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat Kecamatan Gunung Toar
menggunakan air bersih yang berasal dari perigi (sumur), sumur pompa, danau, dan
mata air. Selain itu, di beberapa desa yang ada di Kecamata Gunung Toar pemerintah
telah menyediakan Pamsimas dan juga kran umum yang di fungsikan untuk
memberikan air bersih kepada masyarakat setiap harinya dan khususnya adalah pada
saat musim kemarau.

Laporan Akhir
Halaman 95
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.20
Kondisi Jaringan Air Bersih di Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 96
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.2.6.4. Persampahan
Sistem pengolahan sampah di Kecamatan Gunung Toar ini dilakukan melalui
mekanisme sebagai berikut :
a. Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Kecamatan Gunung Toar
b. Penanganan sampah yang dilakukan oleh dinas pasar
c. LKMD menangani timbunan sampah di lingkungan permukiman setempat
di Kecamatan Gunung Toar ini.
d. Dari individu-individu yang mempunyai kesadaran dan bertanggung jawab
atas sampah-sampah organik ataupun non organik yang mereka hasilkan
sendiri.
Di Kecamatan Gunung Toar ini sistem persampahannya di lakukan dengan
cara menumpulkannya pada depan atau pun belakang halaman rumah kemudian
membakar langsung sampah yang ada. Selain itu juga ada cara menumpulkannya
pada suatu tempat pembuangan sampah sementara. Di Kecamatan Gunung Toar ini
belum memiliki TPA kecamatan, sehingga cukup banyak warga yang membuang
sampah di sembarangan tempat.

Laporan Akhir
Halaman 97
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.21
Kondisi Jaringan Persampahan di Kecamatan Gunung Toar

4.2.6.5. Air Limbah


Kabupaten Kuantan Singingi sampai dengan saat ini belum memiliki jaringan
perpipaan air limbah, tetapi yang ada hanya pembuangan air dari bekas mandi,
mencuci, dan memasak yang dialirkan ke drainase, sungai, ataupun lubang-lubang
resapan. Sedangkan tinja manusia dibuang melalui septitank atau cubluk.
Prasarana pembangunan limbah manusia umumnya hanya berupa cubluk
ataupun tangki septik tanpa bidang resapan. Hal ini disebabkan tidak tersedianya
lahan yang cukup untuk pembuangan prasarana tersebut. Bahkan pembuangan
limbah juga ada yang dilakukan di sungai-sungai terdekat.

4.2.6.6. Telekomunikasi
Telekomunikasi merupakan prasarana yang penting dalam perkembangan suatu
daerah. Di Kecamatan Gunung Toar sendiri telah memiliki tower yang jaringannya

Laporan Akhir
Halaman 98
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

sudah mendukung untuk jaringan telekomunikasi, telpon genggam atau handphone,


dan lainnya. Jangkauannya yang dimiliki jugas sudah cukup luas sehingga
mencukupi untuk kebutuhan masyarakat di Kecamatan Gunung Toar dan sekitarnya.

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.22
Kondisi Jaringan Telekomunikasi di Kecamatan Gunung Toar

4.2.6.7. Jaringan Listrik


Untuk aliran listrik di Kecamatan Gunung Toar sendiri telah cukup merata,
dimana hal ini di tandai dengan telah banyaknya jaringan listrik yang ada dan tiang
listrik yang telah masuk keseluruh wilayah desa yang ada di Kecamatan Gunung
Toar.

Laporan Akhir
Halaman 99
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Sumber: Hasil Survei Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.23
Kondisi Jaringan Listrik di Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 100
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

4.3. Profil Kawasan Pertanian Kecamatan Gunung Toar


Kawasan pertanian merupakan gabungan dari sentra-sentra pertanian yang
terkait secara fungsional, baik dari sisi faktor sumber daya alam, sosial budaya,
maupun infrastruktur, sehingga memenuhi batasan luas minimal skala efektivitas
manajemen pembangunan wilayah. Pendekatan pengembangan kawasan merupakan
salah satu upaya optimalisasi perencanaan pembangunan pertanian, serta dirancang
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan dan efisiensi anggaran, serta mendorong
keberlanjutan kawasan komoditas unggulan. Melalui pendekatan ini diharapkan
berbagai program dan kegiatan pertanian dapat dipadukan menjadi suatu kesatuan
yang utuh, baik dari perspektif sistem maupun kewilayahan, sehingga dapat
mendorong tercapainya peningkatan daya saing komoditas, wilayah, serta
kesejahteraan petani sebagai pelaku usahatani.
Selama ini kita mengenal istilah sentra pertanian sebagai bagian dari kawasan
yang memiliki ciri tertentu yang di dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis
produk pertanian unggulan. Selanjutnya, guna mendukung tercapainya Empat Target
Sukses Kementerian Pertanian, yaitu:
 Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan;
 Peningkatan Diversifikasi Pangan;
 Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor; serta
 Peningkatan Kesejahteraaan Petani, pendekatan sentra pertanian
dikembangkan menjadi pendekatan kawasan pertanian

4.3.1. Indikator Keberhasilan


Keberhasilan pengembangan kawasan pertanian diukur dari pencapaian dua
indikator outcome, yang ditinjau dari perspektif manajemen dan teknis, sebagai
berikut
a. Aspek Manajemen

Laporan Akhir
Halaman 101
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

 Tersusunnya master plan dan recana aksi pengembangan kawasan


pertanian secara komprehensif di daeah;
 Adanya kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan
pertanian di daeah;
 Tersedianya alokasi anggaran non APBN Kementerian Pertanian yang
mendukung pengembangan kawasan pertanian secara berkelanjutan.

b. Aspek Teknis
 Meningkatnya produksi, produktivitas, dan mutu komoditas unggulan
yang dikembangkan;
 Meningkatnya aktivitas pasca panen dan kualitas produk;
 Meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah produk;
 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas;
 Meningkatnya pendapatan pelaku usaha komoditas;
 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha;
 Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha komoditas terhadap sumber
pembiayaan, pasar input dan output, teknologi dan informasi.

4.3.2. Kriteria Kawasan Pertanian Menurut Administrasi Pengelolaannya


Menurut administrasi pengelolaannya, kawasan pertanian terdiri dari:
a. Kawasan Pertanian Nasional
 Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi
terhadap pembentukan produksi nasional;
 Mendapat fasilitas dukungan pendanaan dari APBN serta APBD
provinsi/kabupaten/kota;
 Mengembangkan 40 komoditas unggulan nasional sesuai dengan Recana
Strategis Kementerian Pertanian.

Laporan Akhir
Halaman 102
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

b. Kawasan Pertanian Provinsi


 Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi
terhadap pembentukan produksi provinsi;
 Difasilitasi oleh APBD provinsi dan/atau didukung APBN sebagai
pendamping (untuk provinsi yang mengembangkan 40 komoditas
unggulan nasional);
 Mengembangkan komoditas unggulan provinsi dan/atau 40 komoditas
unggulan nasional.

b. Kawasan Pertanian Kabupaten/Kota


 Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi
terhadap pembentukan produksi kabupaten/kota;
 Difasilitasi oleh APBD kabupaten/kota dan/atau didukung APBN sebagai
pendamping (untuk kabupaten/kota yang mengembangkan 40 komoditas
unggulan nasional), serta dapat didukung oleh APBD provinsi (untuk
kabupaten yang mengembangkan komoditas unggulan provinsi);
 Mengembangkan komoditas unggulan kabupaten/kota dan/atau komoditas
provinsi dan/atau 40 komoditas unggulan nasional.

4.3.3. Kriteria Kawasan Pertanian Menurut Kelompok Komoditasnya


Berdasarkan kelompok komoditas, kawasan pertanian terdiri dari:
1. Tanaman pangan.
Kawasan tanaman pangan adalah kawasan usaha tanaman pangan yang
disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya dan infrastruktur fisik buatan,
serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa, hingga
mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha tanaman pangan.

Laporan Akhir
Halaman 103
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Kawasan tanaman pangan dapat berupa kawasan yang sudah ada atau calon
lokasi baru, baik berupa hamparan atau spot partial (luasan terpisah) namun
terhubung dengan aksesibilitas memadai. Kriteria khusus kawasan tanaman
pangan dalam aspek luas agregat kawasan untuk padi, jagung dan ubi kayu
minimal 5.000 ha; kedelai minimal 2.000 ha; kacang tanah minimal 1.000
ha; serta kacang hijau dan ubi jalar minimal 500 ha.\

2. Hortikultura
Kawasan hortikultura adalah sebaran usaha hortikultura yang disatukan oleh
faktor alamiah, sosial budaya dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi
oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa, hingga mencapai skala
ekonomi dan efektivitas manajemen usaha hortikultura. Kawasan
hortikultura dapat berupa kawasan yang sudah ada atau calon lokasi baru,
baik berupa hamparan atau spot partial (luasan terpisah) namun terhubung
dengan aksesibilitas memadai.

3. Perkebunan
Kawasan perkebunan atau kawasan pengembangan perkebunan adalah
wilayah pembangunan perkebunan sebagai pusat pertumbuhan dan
pengembangan usaha agribisnis perkebunan yang berkelanjutan (sesuai UU
No.18/2004). Kawasan tersebut disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya
dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama
sedemikian rupa, hingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen
usaha perkebunan.
Kawasan perkebunan dapat berupa kawasan yang sudah ada atau calon
lokasi baru yang sesuai dengan persyaratan teknik budidaya masing-masing
jenis komoditas tanaman perkebunan, dan lokasinya disatukan oleh kondisi

Laporan Akhir
Halaman 104
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

agroekosistem yang sama. Selain itu terdapat kriteria khusus kawasan


perkebunan diantaranya, yaitu:
 Pengusahaannya dilakukan sebagai usaha perkebunan rakyat dan/atau
usaha perkebunan besar dengan pendekatan skala ekonomi;
 Usaha perkebunan besar bermitra dengan usaha perkebunan rakyat
secara berkelanjutan, baik melalui pola perusahaan inti – plasma,
perkebunan rakyat dengan perusahaan mitra (kemitraan), kerjasama
pengolahan hasil dan bentuk-bentuk kemitraan lain; dan
 Arah pengembangannya dilaksanakan dalam bingkai prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan, misalnya penerapan Indonesian Sustainable
Palm Oil (ISPO) pada kelapa sawit atau Sustainable Cocoa.

4. Peternakan
Kawasan peternakan adalah kawasan yang sudah ada atau calon lokasi baru
yang memiliki sumber daya alam sesuai agroekosistem, dan lokasinya dapat
berupa hamparan dan atau spot partial (luasan terpisah) yang terhubung
secara fungsional melalui aksesibilitas yang baik dalam satu kawasan,
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pengembangan ternak yang
memadai. Kawasan peternakan harus memiliki lahan padang penggembalaan
ternak dan/atau hijauan pakan ternak, serta dapat dikembangkan dengan pola
integrasi ternak-perkebunan, ternak-tanaman pangan, ternak-hortikultura.

4.3.3. Strategi Umum Pengembangan Kawasan


Strategi umum pengembangan kawasan diawali optimalisasi potensi komoditas
unggulan yang telah berkembang di wilayah tertentu, dan kemudian secara terfokus
dan terarah dikembangkan dengan basis kawasan dengan memperhatikan kterkaitan
hulu-hilir secara berkesinambungan. Pengembangan kawasan komoditas unggulan

Laporan Akhir
Halaman 105
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

tidak berdiri sendiri, namun lebih merupakan keterpaduan dari berbagai program dan
kegiatan pengembangan antarsektor/sub sektor, antarinstitusi, dan antarpelaku usaha
yang telah ada di wilayah kawasan. Pada hakekatnya pengembangan kawasan
memerlukan kerjasama dari setiap pelaku usaha, serta kontribusi berbagai sektor
terkait, seperti perindustrian; perdagangan; koperasi, usaha kecil dan menengah;
pekerjaan umum, pusat penelitian; perguruan tinggi; swasta; asosiasi; perbankan; dan
berbagai pemangku kepentingan lainnya. Secara garis besar strategi pengembangan
kawasan pertanian, yaitu:
 Penguatan perencanaan,
 Penguatan kerjasama dan kemitraan,
 Penguatan sarana dan prasarana,
 Penguatan SDM
 Penguatan kelembagaan,
 Percepatan adopsi teknologi,
 Pengembangan industri hilir.
Selain penerapan keenam strategi tersebut, diperlukan pula dukungan dari
Pemerintah, pemda provinsi dan pemda kabupaten/kota terkait dengan penyediaan
anggaran, kemudahan ijin usaha, akses permodalan, insentif pajak, pengembangan
infrastruktur, insentif bagi pelaku usaha kecil, dan lain-lain.
Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai potensi pertanian yang sangat besar
untuk dikembangkan. Daya dukung dan luas lahan yang besar, lebih dari setengah
jumlah penduduk bekerja pada sektor pertanian dengan ketrampilan dasar yang
dimiliki, pasar yang tersedia dengan infrastruktur yang sedang digalakkan,
merupakan modal dasar untuk pengembangan agribisnis.
Data tanaman pangan meliputi luas panen dan hasil produksi tanaman bahan
makanan, sayuran, dan buah-buahan. Luas Panen tanaman padi Kabupaten Kuantan
Singingi selama tahun 2001 yaitu 10.237 Ha dengan total produksi 41.312, 16 ton.

Laporan Akhir
Halaman 106
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Potensi pertanian di Kabupaten Kuantan Singingi meliputi tanaman


hortikultura dan palawija, antara lain:
 Padi
 Jagung
 Kedelai
 Umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar)
 Kacang-kacangan (kacang tanah, kacang hijau)
 Sayur-sayuran: Kacang Panjang, Cabe, Tomat, Ketimun, Terung,
Kangkung, Bayam dan lain-lain
 Buah-buahan: Pisang, Durian, Alpukat, Langsat, Mangga, Jambu (biji/air),
Rambutan, Nenas, Belimbing, Jer
Pada sektor pertanian Kecamatan Gunung Toar merupakan kegiatan ekonomi
terpenting dalam kehidupan masyarakat. Sebab hampir 90 % masyarakat di
Kecamatan Gunung Toar bekerja pada sektor pertanian. Dimana pertanian
tanaman Padi dan perkebunan Karet adalah sector utama mata pencaharian atau
sumber pendapatan masyarakat di Kecamatan Gunung Toar disamping sector
pertanian lainnya seperti, Perkebunan Kelapa Sawit, Tanaman Pangan, Hortikultura,
Palawija dan sektor lainnya .
Untuk Tanaman Padi seluruh Desa di Kecamatan Gunung Toar memiliki lahan
untuk Tanaman Padi. Lahan terluas terletak di Desa Teberau Panjang dengan luas
lahan Pertanian 380 Ha, sedangkan lahan terkecil adalah lahan yang berada di Desa
Gunung dengan luas lahannya 10 Ha.

Laporan Akhir
Halaman 107
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 108
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 109
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 110
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Tabel 4.20. Status Lahan Sawah


Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015
Lahan Sawah (Ha)

No Desa Tidak
Berpengaira Sementara
Berpengaira
n Tidak Diusahakan
n
1 Pulau Rumput 85 - -
2 Koto Gunung 45 - -
3 Teluk Beringin 20 95 -
4 Pulau Mungkur - 75 -
5 Seberang Gunung 165 - -
6 Teberau Panjang 380 - -
7 Gunung - 10 -
8 Toar 105 - -
9 Kampung Baru - 33 -
10 Petapahan 192 45 -
11 Lubuk Terentang - 45 -
12 Siberobah 250 64 -
13 Pisang Berebus 100 - -
14 Seberang Sungai - - -
Total 1242 322
Sumber: Statistik Kecamatan Gunung Toar 2016

Gambar 4.24. Peta Persawahan Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 111
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Laporan Akhir
Halaman 112

Anda mungkin juga menyukai