Tarissah J 24 Juni 2020
Tarissah J 24 Juni 2020
DISUSUN OLEH :
Tarissah Januarti (061930400575)
Kelompok 2
Kelas 2 KA
INSTRUKTUR :
Anerasari M B.Eng.M.SI
I. TUJUAN PRAKTIKUM
• Dapat menggunakan alat ukur titik leleh dengan baik dan benar
• Dapat melakukan pengukuran Titik leleh suatu zat dan suatu campuran zat.
Alat yang digunakan untuk menentukan titik lebur suatu zat adalah
melting point apparatus. Prinsip kerja dari pada melting point apparatus adalah
pertama menyalakan melkting point dengan memutar pemutar suhu 20 oC
permenit. Kedua, ketika suhu pada thermometer mencapai 60oC dari titiik lebur
atau titik leleh pada suatu senyawa murni yang telah ditetapkan oleh ilmuan ,
maka pemutar suhunya harus diturunkan hingga mencapai 10oC per menit.
Ketiga, jika suhunya telah mencapai suhu titik lebur atau titik pada suatu senyawa
murni yang telah ditetapkan oleh ilmuan, maka pada pemutar suhu harus diputar
kekiri hingga 1oC per menit.
Contoh titik leleh pada bahan kimia umum dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
• Alat :
• Bahan :
a. Asam benzoat
b. Asam oksalat
• Gerus lebih kurang 1gram asam oksalat murni yang telah dikeringkan
sebelumnya di oven 70 C selama 1 jam.
• Tekan tombol ‘start’ dan amati saat 1)mulai terjadi titik leleh ( terjadinya
titik cair di sekeliling tabung), 2)meleleh separuh dan 3) meleleh
sempurna.
• Persiapkan masing masing 1,5 gram asam oksalat dan 1,5 gram asam
benzoat, keringkan di oven 70 C selama 1 jam.
• Tekan tombol ‘start’ dan amati saat 1)mulai terjadi titik leleh ( terjadinya
titik cair di sekeliling tabung), 2)meleleh separuh dan 3) meleleh
sempurna.
• Tunggu hingga temperature turun ke 100 C dan ulangi langkah dari awal
untuk campuran 2 dan seterusnya.
V. DATA PENGAMATAN
VI. PERHITUNGAN
Pada asam oksalat saat meleleh sempurna, diperoleh range titik leleh
yang lebih tinggi daripada titik leleh seharusnya ( 103,6 oC < 104oC). Sedangkan
asam benzoat diperoleh titik leleh yang lebih rendah (121,4 oC < 122,4 oC). Maka
% kesalahannya diperoleh yaitu :
a. Asam oksalat
% kesalahan asam oksalat pada temperature bawah
%kesalahan = |teori−praktek
teori | x 100 %
= |104−102,8
104 | x 100 %
= 1,15 %
% kesalahan asam oksalat pada temperature tengah
%kesalahan = |teori−praktek
teori | x 100 %
= |104−103,6
104 | x 100 %
= 0,38 %
%kesalahan =|teori−praktek
teori | x 100 %
104−104,3
=| | x 100 %
104
= 0,29 %
% kesalahan asam oksalat pada temperature rata-rata
%kesalahan =|teori−praktek
teori | x 100 %
104−103,6
=| | x 100 %
104
= 0,38 %
b. Asam benzoat
%kesalahan asam benzoate pada suhu bawah
%kesalahan =|teori−praktek
teori | x 100 %
122,4−120,4
=| | x 100 %
122,4
= 1,63 %
% kesalahan asam benzoate pada suhu tengah
%kesalahan =|teori−praktek
teori | x 100 %
122,4−121,6
=| | x 100 %
122,4
= 0,65 %
% kesalahan asam benzoate pada suhu atas
%kesalahan =|teori−praktek
teori | x 100 %
122,4−122,3
=| | x 100 %
122,4
= 0,08 %
% kesalahan asam benzoate pada suhu rata-rata
%kesalahan = |teori−praktek
teori | x 100 %
= |122,4−121,4
122,4 | x 100 %
= 0,82 %
Pada praktikum kali ini yaitu penentuan titik leleh suatu zat dan campuran.
Adapun zat yang digunakan pada percobaan ini adalah asam oksalat dan asam
benzoate, serta zat campuran yang digunakan adalah campuran dari asam oksalat
murni dan asam benzolat murni yang dibagi menjadi 5 sampel dengan
penambahan massa zat murni yang berbeda-beda. Pada penentuan titik leleh
harus memperhatikan penempatan senyawa dalam pipa kapiler.
Penentuan titik leleh bertujuan agar dapat mengetahui titik leleh dari suatu
senyawa yang berguna dalam penyimpanan senyawa tersebut agar disimpan pada
temperatur dibawah titik lelehnya.titik leleh juga dapat di gunakan sebagai acuan
apakah senyawa tersebut murni atau tidak.senyawa murni biasanya mempunyai
lebih dari 3 derajat.
Dari data pengamatan dapat dianalisa bahwa Pada asam oksalat saat
meleleh sempurna, diperoleh range titik leleh yang lebih tinggi daripada titik
leleh seharusnya ( 103,6 oC < 104oC). Sedangkan asam benzoat diperoleh titik
leleh yang lebih rendah (121,4 oC < 122,4 oC). Dari analisa tersebut terlihat
selisih nilai titik leleh secara teoritis dan praktikum sehingga data tersebut dapat
diolah dengan menghitung berapa % kesalahan yang terjadi dalam praktikum
% kesalahan yang terjadi dalam praktikum untuk zat murni asam oksalat
dan asam benzoate terbilang cukup kecil yaitu 0,38 % untuk kesalahan asam
oksalat temperature rata-rata, 1,15 % kesalahan asam oksalat pada temperature
bawah, 0,38% pada temperature tengah dan 0,29 % pada temperature atas serta
% kesalahan pada suhu rata-rata asam benzoate adalah 0,82 %, %kesalahan pada
suhu bawah asam benzoate sebesar 1,63 %, 0,65 % kesalahan pada temperature
tengah dan 0,08 % kesalahan pada temperature bawah.
Pada sampel 1 perbandingan asam oksalat dan asam benzoate yaitu 0,05gr
dengan 0,50 gr. Seharusnya titik leleh lebih cenderung pada titik leleh asam
benzoate karena massa asam benzoate yang diberikan jauh lebih banyak
dibandingkan dengan massa asam oksalat. Namun berdasarkan pengamatan,
Diperoleh titik leleh rata-rata yaitu 101,9oC dimana titik lelehnya lebih mengarah
terhadap titik leleh asam oksalat yaitu 104oC.
Pada sampel 2 perbandingan asam oksalat dan asam benzoate yaitu 0,15
dan 0,45. Seharusnya titik leleh lebih cenderung pada titik leleh asam benzoate
karena massa asam benzoate yang diberikan lebih banyak dibandingkan dengan
massa asam oksalat. Namun berdasarkan pengamatan, diperoleh titik leleh rata-
rata yaitu 101,6oC dimana titik lelehnya lebih mengarah terhadap titik leleh asam
oksalat yaitu 104oC.
Pada sampel 3 perbandingan asam oksalat dan asam benzoate sama yaitu
0,30gr dan 0,30gr dan diperoleh titik leleh rata-rata yaitu 102oC dimana titik
lelehnya lebih mengarah terhadap titik leleh asam oksalat yaitu 104 oC.
Didapatkan suhu rata-rata yang lebih rendah dari titik leleh bahan murninya
dikarenakan bahan atau sampel ini tidak murni/ telah bercampur dengan bahan
lainnya.
Pada sampel 4, perbandingan asam oksalat dan benzoate 0,45 dan 0,15.
Seharusnya titik leleh cenderung terhadap titik leleh asam oksalat karena
pemberian massa asam oksalat lebih banyak dibanding massa asam benzoate.
Namun diperoleh titik leleh rata-rata yaitu 118,4oC dimana titik lelehnya lebih
mengarah terhadap titik leleh asam benzoat yaitu 122,4oC.
Pada sampel 5, perbandingan asam oksalat dan asam benzoate adalah 0,50
dengan 0,05. Seharusnya titik leleh lebih mengarah ke titik leleh asam oksalat
karena massa asam oksalat diberikan jauh lebih banyak dibandingkan dengan
massa asam benzoate. Namun dari praktikum diperoleh titik leleh rata-rata yaitu
118,3oC dimana titik lelehnya lebih mengarah terhadap titik leleh asam benzoate
yaitu 122,4oC.
Perbedaan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh adanya kotoran yang larut
atau tidak larut dalam pipa kapiler, ataupun keterbatasan kemampuan praktikan
dalam menggunakan alat melting point.
VIII. KESIMPULAN
• Dapat menggunakan alat ukur titik leleh dengan baik dan benar
• Dapat melakukan pengukuran Titik leleh suatu zat dan suatu campuran
zat.
https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Melting_point&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&pre
v=search
https://analisismu.blogspot.com/2016/09/laporan-praktikum-kimia-organik_14.html
GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)