Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Komunikasi antar pribadi Mardiah Rubani, M.SI

KETERAMPILAN MEMBANGUN KEPERCAYAAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

Indah Desyi Puji Astuti (11840221187)


Retno Dwi Pratiwi (11840223850)
Windi Soraya ferucca (11840223760)

SEMESTER/KELAS : 4 KI B
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah milik ALLAH SWT, kepadanya kita memuji dan bersyukur,
memohon pertolongan dan ampunan. Kepadanya pula kita memohon perlindungan dari
keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan kebatilan. Barangsiapa yang diberi
petujuk oleh ALLAH SWT, maka tak seorang pun dapat menyesatkannya dan barangsiapa
disesatkan olehnya maka tak seorang pun dapat membirikan petunjuk kepadanya. Sholawat serta
salam tak lupa kita junjungkan kepada nabi Muhammad SAW , keluarga, sahabat, juga pada
orang-orang yang senantiasa mengikuti sunah-sunahnya.

Dengan rahmat dan pertolongannya Alhamdulillah makalah ini yang berjudul “


keterampilan membangun kepercayaan” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Banyak sekali kekurangan penulis dalam menyusun makalah ini baik menyangkut isi atau
yang lainnya, mudah-mudahan semua itu dapat menjadi suatu pembelajaran bagi penulis agar
lebih meningkatkan kualitas makalah dimasa yang akan datang.

Pekanbaru,08 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4

A. Latar belakang............................................................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................................................4
....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pengertian Membangun kepercayaan........................................................................5


B. Arti Penting Membangun kepercayaan......................................................................5
C. Unsur-unsur Kepercayaan..........................................................................................6
D. Perilaku Merusak Kepercayaan.................................................................................8
E. Membangun kepercayaan..........................................................................................9
F. Simulasi .....................................................................................................................11

BAB III PENUTUPAN........................................................................................................15

A. Kesimpulan ...............................................................................................................15
B. Saran .........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ketika dilihat sebagai karakteristik atau property individu, kepercayaan adalah
variable kepribadian, dengan demikian menempatkan penekanan pada karakeristik
individu seperti perasaan, emosi, dan nilai(Wolfe,1976). Kepercayaan melibatkan
pengambilan resiko dua belah pihak yang mengetahui bahwa tindakan suatu pihak secara
material dapat mempengaruhi pihak lain.
Literature sosiologis konseptual kepercayaan baik sebagai keterampilan individu,
hubungan social, atau sistem social yang tidak proporsional dengan perhatian pada
perilaku yang didasarkan pada tindakan pada tingkat(MIsztal,1996)

B. Rumusan masalah
1. Pengertian Membangun kepercayaan
2. Arti Penting Membangun kepercayaan
3. Unsur-unsur Kepercayaan
4. Perilaku Merusak Kepercayaan
5. Membangun kepercayaan
6. Simulasi

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Membangun Kepercayaan

Untuk membangun suatu hubungan di antara dua orang atau lebih, perlu terlebih dahulu ada
rasa saling mempercayai. Hal ini dilakukan pada saat menentukan dimana mereka harus
mengambil risiko dengan cara saling mengungkapkan tentang pikiran, perasaan, dan reaksi yang
lebih banyak terhadap situasi yang sedang dihadapi, atau dengan cara saling menunjukan
penerimaan, dukungan dan kerjasama. Menurut Willis (dalam Ghufron dan Risnawati, 2010)
kepercayaan diri merupakan keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulanggi masalah
dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.
Rakhmat (2004) mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan peristiwa sosial, peristiwa yang
terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia yang lain.

B. Arti Penting Membangun Kepercayaan

Manusia merupakan makhluk sosial yang akan selalu melakukan interaksi social dengan
manusia lainnya. Dalam proses sosial tersebut akan melibatkan banyak komunikasi, baik verbal
maupun non verbal. Komunikasi itu menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi
yang paling banyak di gunakan adalah komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang
berlangsung secara tatap muka dengan jumlah peserta dua orang atau lebih. Dalam proses
membangun komunikasi interpersonal, di butuhkan rasa kepercayaan diri. Sebab komunikasi
interpersonal sangat di pengaruhi oleh kepercayaan diri. J.Devito mengatakan bahwa salah satu
karakteristik keterampilan komunikasi interpersonal adalah kepercayaan diri. Seorang
komunikator yang efektif, memiliki rasa kepercayaan diri sosial, perasaan cemas yang tidak
mudah di lihat oleh orang lain. Komunikator yang efektif akan selalu merasa nyaman bersama
orang lain dan merasa nyaman dalam situasi komunikasi pada umumnya. Hal itu juga
memungkinkan komunikator dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang yang
gelisah, pemalu, atau khawatir dan kemudian membuat mereka merasa lebih nyaman.
Komunikator yang baik secara sosial memiliki kepercayaan diri, bersikap santai, tidak
gugup/canggung, tidak kaku, fleksibel dan terkendali. Kepercayaan diri adalah salah satu aspek
kepribadian yang penting pada seseorang, tanpa ada kepercayaan diri akan banyak menimbulkan

5
masalah pada dirinya. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan seseorang mampu mengaktualisasikan
segala potensi dirinya. Komunikasi tentu menjadi bagian penting dalam hidup siswa juga,
iamenjadi perekat dalam hidup bermasyarakat. Ia menyatu dalam kehidupan. Siswa
punmembutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan
dengan sesamanya. Dan daripada itu, ada juga sejumlah kebutuhan di dalam diri yang hanya
dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Kepercayaan memegang peran penting
dalam sebuah hubungan. Kepercayaan diri adalah keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri
subjek sebagai karakteristik pribadi yang didalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri,
optimis, objektif, bertanggung jawab dan realistis. Menurut willis,Kepercayaan diri adalah
keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan
dapat memberikan sesuatu yang menyenagkan bagi orang lain. Menurut Anthony, berpendapat
bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang, yang dapat menerima kenyataan,
dapat mengembangkan kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian,dan mempunyai
kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yangdiinginkan.

C. Unsur-unsur kepercayaan

Kepercayaan adalah ide universal(seperti kepemimpinan,atau waktu,dll). Kita semua tahu


secara intutif apa itu percaya dan bisa dipercaya. Tapi mendefinisikan secara oprasional sulit
karena gagasan kepercayaan menembus semua yang kita lakukan dan kepercayaan adalah
pemersatu dan penggabung ide. Tanpa itu ide bersama, aksi kerjasama tidak akan terpikirkan,
apalagi terlaksana unsur-unsur kepercayaan tersebut(Fairholm,1995). Adapun unsur-unsur
kepercayaan tersebut ialah:

a. Penerimaan
Rosen dan Jerdee(1997) menetapkan bahwa kesediaan untuk menerima dan berpartisipasi
dalam pemenuhan tugas kelompok adalah bagian dari tingkat kepercayaan dasar. Mereka
juga mengemukakan bahwa tingkat pekerjaan dan status minoritas pengikut merupakan
penentu utama dari tingkat kepercayaan yang ditampilkan dalam organisasi.
b. Asumsi
Orang-orang berprilaku sesuai dengan asumsi mereka tentang bagaimana dunia
kerja(Barnes,1981). Oleh karena itu asumsi juga berpengaruh pada tingkat kepercayaan

6
terhadap orang lain. barnes(1981) mengidentifikasi tiga asumsi yang memandu perilaku
kepercayaan kita pada orang lain. pertama, berpikir, baik, kedua, adanya bukti dari kerja
keras dari pada hanya sekedar spekulasi semata dan ketiga, bahwa pada umumnya
manusia melihat dunia sebagai tempat yang tidak aman.
c. Menjaga kepercayaan
Gib(1978) mengemukakan pemimpin yang terbuka dengan bawahannya maka akan
menimbulkan persepsi dari setiap bawahan, dan itu akan menjadi bukti otentik bagi
bawahannya, bahwa pemimpin mereka peduli pada mereka.
d. Perilaku etis
Perilaku etis dan kepercayaan tentu memiliki hubungan, perilaku etis yang diterima oleh
kelompok adalah prilaku etis seperti adil, benar dan baik(Fairholm,1995)
e. Kepemimpinan
Beberapa factor kepemimpinan yang dapat mengembangkan kepercayaan ialah seperti ;
berjiwa pemimpin, memimpin secara konsisten, terbuka, komunikatif, dapat bekerja
sama, serta ucapan dan perbuatan sama, dan kemudian melayani, (Sinatar,1998;
Greenleaf,1997;Bennis&Nanus,1985).
f. Karakter individu
Menurut Klimoski(1976), kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat terhadap
pemimpinya ialah karena mereka memiliki harapan bahwa pemimpin nya akan menepati
janji dan memiliki sikap inegritas dalam dirinya.
g. Kemungkinan prediksi
Memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya juga merupakan pondasi terbentuknya
kepercayaan. Adanya prilaku yang tidak menentu juga akan mempengaruhi
kepercayaan(Fairholm,1995).
Unsur kepercayaan menurut Mayer(1995) ialah terdiri atas :
Pertama, kebajikan yaitu, sejauh mana seseorang ingin berbuat baik kepada orang yang
memepercayainya, seperti keseetiaan, keterbukaan, dan kepedulian atau dukungan.
Kedua, integritas yaitu sejauh mana seseorang meyakini dan mematuhi prinsip-prinsip
moral dan etika seperti kejujuran, keadilan, konsistensi dan pemenuhan janji.
Sementara kepercayaan menurut Johnson,(1981):

7
1. Kita berada dalam situasi dimana pilihan untuk memeprcayai orang lain dapat
menimbulkan akibat-akibat yang menguntungkan maupun merugikan bagi aneka
kebutuhan dan tujuan atau kepentingan kita. Jadi kepercayaan mengandung resiko.
2. Akibat-akibat yang menguntungkan atau merugikan tersebut tergantung pada perilaku
orang lain.
3. Penderitaan karena akibat yang merugikan akan lebih besar dibandingkan manfaat
karena akibat yang menguntungkan.
4. Kita punya cukup keyakinan bahwa orang lain akan bertingkah laku sedemikian rupa
sehingga yang timbul adalah akibat-akibat yang merugikan.

D. Perilaku yang merusak kepercayaan

Menurut Thursan Hakim(2005:8-9) cirri-ciri yang tidak percaya diri antara lain:

1. Mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu.


2. Memiliki kelemahan atau kekurangan dari segi mental, fisik, social atau
ekonomi.
3. Sulit menetralisasi timbulnya ketegangan didalam suatu situasi.
4. Gugup dan kadang-kadang bicara gagap.
5. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga kurang baik.
6. Memiliki perkembangan yang kurang baik sejak masa kecil.
7. Kurang memiliki kelebihan pada bidang tertentu dan tidak tahu bagaimana
cara mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan tertentu.
8. Mudah putus asa.
9. Cenderung tergantung pada orang lain dalam mengatasi masalah.
10. Pernah mengalami trauma.
11. Sering bereaksi negative dalam menghadapi masalah, misalnya dengan
menghindari tanggung jawab atau mengisolasi diri, yang menyebabkan rasa
tidak percaya dirinya semakin buruk.

Menurut pendapat Lauster(1978); dan Rakhmat(1986) ciri-ciri individu yang kurang percaya diri
adalah sebagai berikut:

8
1. Individu merasa bahwa tindakan yang dilakukan tidak adekuat. Ia cenderung
merasa tidak aman dan tidak bebas bertindak, cenderung ragu-ragu dan
membuang-buang waktu dalam mengambil keputusan, memiliki perasaan
rendah diri dan pengecut, kurang bertanggung jawab dan cenderung
menyalahkan pihak lain sebagai penyebab masalahnya, serta merasa pesimis
dalam menhghadapi rintangan.
2. Indivudu merasa tidak diterima oleh sekelompoknya atau orang lain. ia
cenderung menghindari situasi komunikasi karena merasa takut disalahkan
atau direndahkan, merasa malu jika tampil dihadapan orang banyak.
3. Individu tidak percaya terhadap dirinya dan mudah gugup. Ia merasa cemas
dalam mengemukakan gagasannya dan selalu membandingkan keadaan
dirinya dengan orang lain.
Menurut Walgito(1993) untuk membantu individu yang kurang percaya diri
dapat dilakukan dengan kebiasaan untuk menanamkan sifat percaya diri. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan suasana atau kondisi demokratis,
yaitu individu dilatih berpikir mandiri dan diberi suasana yang aman sehingga
individu tidak takut kesalahan. Dengan adanya suasana demokratis, individu
akan dapat melakukan evaluasi diri dan belajar dari pengalaman. Selanjutnya
dinyatakan oleh Coleman(1980) bahwa melalui evaluasi diri, remaja dapat
memahami diri sendiri dan akan tahu siapa dirinya yang kemudian akan
berkembang menjadi kepercayaan diri.
E. Membangun Kepercayaan

Untuk membangun sebuah relasi , dua orang harus saling mempercayai. Saling percaya
dibangun lewat resiko dan peneguh, serta dihancurkan lewat resiko dan penolakan. Kepercayaan
tidak akan muncul tanpa resiko, dan relasi tidak akan mengalami kemajuan tanpa kepercayaan.

Tiga macam tingkah laku yang bisa menurunkan kepercayaan dalam suatu relasi, yaitu :

1. Menunjukkan penolakan, menolok-olok, atau melecehkan pembukaaan diri orang lain


2. Tidak membalas pembukaan diri orang lain
3. Tidak mau mengungkapkan pikiran, perasaan, dan reaksi kita terhadap orang lain,
kendali ia telah menunjukkan penerimaan, dukungan dan kerja sama.

9
Bagi sebagian kita yang mempunyai masalah seputar rendahnya kepercayaan diri atau merasa
telah kehilangan kepercayaan diri, mungkin anda bisa menjadikan langkah-langkah berikut ini
sebagai proses latihan:

1. Menciptakan definisi diri positif

Steve Chandler mengatakan, “cara terbaik untuk mengubah system keyakinanmu adalah
mengubah definisi dirimu”. Bagaimanamenciptakan definisi diri positif. Diantara cara
yang kita lakukan adalah:

a. Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri/ membuat opini yang
positiftentang diri sendiri. Positif disini artinya yang bias mendorong atau
biasmembangun, bukan yang merusak atau yang menghancurkan.
b. Belajar melihat bagian-bagian positif/kelebihan/kekuatan yang kita miliki.
c. Membuka dialog dengan diri sendiri tentang hal-hal positif yang bias kita lakukan,
mulai yang paling kecil dan mulai yang bias kita lakukan hari ini.Selain itu, yang
perlu dilakukan adalah menghentikan opini diri negatif yang muncul, seperti
misalnya saya tidak punya kelebihan apa-apa, hidup saya tidak berharga, saya hanya
beban masyarakat, dan seterusnya. Setelah kita menghentikan, tugas kita adalah
menggantikannya dengan yang positif, konstruktif dan motivatif. Ini hanya syarat
awal dan tidak cukup untuk membangun kepercayaan diri.
2. Memperjuangkan keinginan yang positif
Selanjutnya adalah merumuskan program /agenda perbaikan diri. Ini bias berbentuk
misalnya memiliki target baru yang hendak kita wujudkan atau merumuskan langkah-
langkah positif yang hendak kita lakukan. Entah itu besar atau kecil, intinya harus ada
perubahan atau peningkatan kearah yang lebih positif. Semakin banyak hal-hal
positif(target, tujuan, atau keinginan) yang sanggup kita wujudkan, semakin kuatlah
percaya diri kita. Kita perlu ingat bahwa pada akhirnya kita hanya akan menjadi lebih
baik dengan cara melakukan sesuatu yang baik buat kita. Titik.Tidak ada yang bisa
menggantikan prinsip ini.
3. Mengatasi masalah secara positif percaya diri
juga dapat diperkuat dengan cara memberikan bukti kepada diri sendiri bahwa kita
ternyata berhasil mengatasi masalah yang menimpa kita. Semakin banyak masalah yang

10
sanggup kita selesaikan, semakin kuatlah percaya diri. Lama kelamaan kita menjadi
orang yang tidak mudah minder ketika menghadapi masalah. Karena itu ada yang
mengingatkan, begitu kita sudah terbiasa menggunakan jurus pasrah atau kalah, ini nanti
akan menjadi kebiasaan yang sering kali membuat kita bermasalah.
4. Memiliki dasar keputusan yang positif Kalau dibaca dari praktek hidup secara
keseluruhan, memang tidak ada orang yang selalu yakin atas kemampuannya dalam
menghadapi masalah atau dalam mewujudkan keinginan. Orang yang sekelas Mahatma
Gandhi sempat goyah ketika tiba-tiba realitas berubah secara tak terduga-duga. Tapi,
Gandhi punya cara yang bisa kita tiru. “ketika saya putus asa maka saya selalu ingat
bahwa sepanjang sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu
menang. Ada beberapa tirani dan pembunuhan yang sepintas sepertinya menang tetapi
akhirnya kalah”. Pikirkan ucapan saya ini, ‘’SELALU’’. Artinya, kepercayaan Gandhi
tumbuh lagi setelah mengingat bahwa langkahnya sudah dilandasi oleh prinsip-prinsip
yang benar. 
5. Memilki model/teladan yang positif
Yang penting lagi adalah menemukan orang lain yang bias kita contoh dari sisi
kepercayaan dirinya. Ini memang menuntut kita untuk sering-sering membuka mata
melihat orang lain yang lebih bagus dari kita lalu menjadikannya sebagai pelajaran.
Sangking pentingnya peranan orang lain ini, ada yang mengatakan bahwa kita bisa
memperbaiki diri dari dua hal: a) pengalaman pribadi (life experience) dan b)
duplicating (mencontoh dan mempelajari orang lain)

F. Simulasi
1. Bersikap bijaksana dan diplomatis dengan orang lain.
Pilihlah kata-kata positif dengan bijak ketika bicara dengan orang lain sebagai wujud
komunikasi yang baik. Sebagai Pemimpin atau manajemen, pilih kata dengan tepat dan
buatlah orang merasa nyaman dan dihargai. Apa itu kepemimpinan bila menjadi negatif.
Siapapun tentunya senang mendengar hal-hal yang positif bukan?
2. Gunakan empati -selama anda benar-benar tulus.

11
Perhatikan kekuatan dan sisi positif orang lain, lalu pujilah dengan tulus. Orang lain akan
segera mengetahui pujian Anda tulus atau basa basi. Rasanya risih bukan mendengar
pujian yang dibuat-buat?
3. Hormati kerahasiaan – jika itu menempatkan Anda pada posisi yang sulit, peringatkan
orang sejak awal.
Jagalah rahasia orang lain. Jika Anda tidak nyaman sebaiknya beritahu orang lain agar
tidak berbagi rahasia dengan Anda. Pemimpin atau manajemen memiliki peran untuk
menjaga rahasia perusahaan. Ini juga merupakan bagian dari wujud komunikasi yang
baik.
4. Jangan pernah bergosip tentang orang lain – orang akan berkeliaran tentang apa yang
Anda katakan tentang mereka di belakang mereka.
Jika Anda suka bergosip di belakang orang, maka jangan heran kalau orang lain bergosip
tentang Anda. Sebagai Pemimpin yang mewakili manajemen, akan lebih baik jika Anda
fokus pada kelebihan orang lain dan mengoptimalkannya. Fokus pada hal yang positif
menandakan Anda paham akan komunikasi yang baik.
5. Bertanyalah daripada memberi tahu – tertariklah pada orang lain.
Saling berbagi wawasan sangat penting bagi seorang pemimpin. Tanyalah perspektif
orang lain, siapa tahu Anda mendapatkan pandangan baru yang memperkaya wawasan
Anda. Bertanya dan mendengarkan secara aktif juga merupakan wujud komunikasi.
6. Gunakan nama orang dalam percakapan.
Anda menunjukkan perhatian dan penghargaan Anda dengan mengingat dan menyebut
nama orang lain. Menyebutkan nama berarti Anda mengingat mereka. Menghargai orang
lain adalah wujud dari komunikasi yang baik.
7. Pujilah pekerjaan orang ketika layak.
Sebagai pemimpin yang mewakili manajemen, pujian Anda sangat bernilai untuk anggota
tim Anda. Memuji pekerjaan yang memenuhi standar Anda tentunya akan memberikan
kebahagiaan tersendiri bagi orang yang dipuji. Biasanya hal ini merupakan wujud
komunikasi yang penting di dunia kerja.
8. Cari solusi yang bisa diterapkan untuk masalah.
Salah satu tugas pemimpin adalah memberikan solusi ketika dibutuhkan. Pastikan solusi
yang Anda berikan praktis, realistis, dan mungkin diterapkan segera. Hindari menambah

12
masalah dengan memberikan solusi yang mengawang-awang. Hal ini termasuk strategi
komunikasi yang baik di dunia kerja.
9. Menjadi positif.
Dengan menyebarkan aura positif, orang secara bawah sadar akan nyaman berada di
sekeliling Anda. Mereka akan nyaman berbicara pada Anda, sebagai wujud komunikasi
yang baik.
10. Jangan mengeluh berlebihan – tidak ada yang ingin berhubungan dengan pengeluh.
Sesekali mengeluh boleh-boleh saja. Pilihlah orang yang tepat untuk mengeluh, dan
secukupnya. Sebagai pemimpin hindari “curhat” berlebihan kepada banyak orang.
Mengeluh berlebihan pertanda pola komunikasi yang baik belum berjalan secara efektif.
11. Tersenyumlah pada orang dan berikan banyak kontak mata.
Siapa yang bisa menolak senyuman tulus dengan tatapan mata yang ramah? Orang akan
cenderung membalas senyuman Anda. Jika tidak pun, hei, Anda sudah melakukan hal
yang positif. Ini merupakan wujud komunikasi non verbal.
12. Gunakan humor bila mungkin.
Jika memungkinkan selipkan humor untuk menciptakan suasana yang lebih santai. Orang
cenderung lebih terbuka ketika berada dalam situasi nyaman dan rileks. Humor juga
bagian dari komunikasi yang baik.
13. Berikan apa yang Anda janjikan – jika Anda tidak bisa, beri tahu orang lain.
Sangat penting Anda melakukan apa yang Anda katakan atau janjikan. Sebagai pemimpin
yang mewakili fungsi manajemen, hal ini sangat penting. Jika karena suatu dan lain hal,
Anda tidak bisa memenuhi perkataan Anda, sampaikan hal itu segera kepada orang yang
Anda janjikan, untuk mengelola ekspektasi mereka. Komunikasi yang baik juga
memperhatikan keselarasan antara perkataan dan perbuatan.
14. Akui kesalahan dan minta maaf saat diperlukan.
Pemimpin mana yang lebih Anda sukai? Yang meminta maaf dan mengakui kesalahan
lalu memperbaiki diri? Atau yang dengan angkuh berusaha melakukan pembenaran diri,
menyalahkan orang lain, lalu bersikap semua baik-baik saja? Meminta maaf juga bukti
pola komunikasi yang baik sudah Anda terapkan.
15. Berusaha membuat orang lain merasa nyaman.

13
Pernahkah Anda merasa senang ketika mengetahui seseorang memberikan hal kecil yang
Anda butuhkan namun tidak Anda sebutkan sebelumnya? Perbanyak observasi dan
temukan hal kecil namun bisa membuat keajaiban tersebut. Ini pun bagian dari penerapan
komunikasi yang baik yang memberikan fungsi manajemen yang baik.

14
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
kepercayaan diri dalam berkomunikasi adalah keyakinan untuk melakukan
sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang didalamnya terdapat
keyakinan akan kemampuan diri untuk melakukan interaksi dan menjalin hubungan
dengan orang lain diantaranya ialah berkomunikasi dengan orang lain. Keyakinan akan
kemampuan untuk melakukan interaksi dengan orang lain diantaranya dalam
mengeluarkan pendapat, dan mampu berbagi informasi dengan orang lain tanpa ada
perasaan gugup, malu dan ragu-ragu. Menurut Martini dan Adiyati (dalam Alsa, 2006)
kepercayaan diri diartikan sebagai suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku
sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan. Apabila seseorang tidak memiliki
kepercayaan diri maka banyak masalah akan timbul karena kepercayaan diri merupakan
aspek kepribadian dari seseorang yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan
potensi yang dimilikinya.

B. Saran
Demikian secara keseluruhan makalah ini dapat terselesaikan, penulis berharap kepada
pembaca, khususnya para dosen, dan teman – teman mahasiswa, untuk memberikan
masukan dan koreksi untuk penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Harapan, Edi dan Syarwani Ahmad, 2014.,

Komunikasi Antar Pribadi Perilaku Insan Dlaam Organisasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.Ubaydillah , 2006,

Bagaimana Menjadi Percaya Diri?. JakartaDewanti, Amilia Ratih dkk.

Hubungan Antar Kepercayaan Diri Dalam Berkomunikasi Dengan Komunikasi Interpersonal.

Ersta, Lydia Kusumanintyas.

Sekilas Tentang Rasa Percaya Diri Pada Remaja. Jurnalllmiah Widya Wacana Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas SlametRiyadi SurakartaAlfiatin, Tina dan Sri
Mulyani.

Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok Iramona, Verina. 2017.

Kepercayaan Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Siswa Kelas XII SMA
MUHAMMADIYAH 1 Palembang.

Skripsi Program StudiPsikologi Islam Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Raden
FattahPalembang

16

Anda mungkin juga menyukai