Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“HUBUNGAN ANTAR PRIBADI”


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Kepribadian
Dosen Pembimbing : Bayu Widiyanto, M.Pd.

Oleh :

Siti Munfaridah (2019100260376)


Vivit Alma’idah (2019100260382)
Maria Ulfa (2019100260380)

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN
WONOREJO LUMAJANG
TAHUN 2021

i | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat, hidayah, serta taufik-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hubungan Antar Pribadi” dengan
baik meskipun terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak bayu Widiyanto, M.Pd. selaku Dosen
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharap adanya kritik, saran, serta ulasan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
yang sempurna tanpa ada saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat di pahami oleh siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Lumajang, 25 Februari 2021

Penyusun

ii | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. a.............................................................................................................................
B. b .....................................................................................................................................
C. c......................................................................................................................................
D. d.............................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................16

iii | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjalin hubungan antar pribadi merupakan hal yang amat penting,karena itu
merupakan bagian dari hubungan sosial yang tidak bisa dilepaskan. Sebagai makhluk
sosial, manusia sejatinya akan senantiasa menjalin hubungan dengan individu lain
melalui komunikasi antarpribadi, mencoba mengenali dan memahami kebutuhan satu
sama lain, membentuk interaksi dan mempertahankan interaksi tersebut. Berbagai
keinginan tersebut akan terpenuhi melalui kegiatan berinteraksi dengan orang lain
dalam suatu sistem sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat
menumbuhkan hubungan interpersonal. Manusia saling membutuhkan antar manusia
yang lain, agar manusia dapat tetap menjaga hubungan maka setiap individu perlu
adanya penyesuaian interpersonal.
B. Rumusan Masalah
1. a ?
2. b ?
3. c ?
4. d ?
C. Tujuan Penulisan
1. z
2. z
3. z
4. z z
5.

1 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Relation)


Hubungan antar pribadi adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang saling tergantung satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten.
Sedangkan menurut Enjang, hubungan interpersolan adalah komunikasi antar orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap langsung baik
secara verbal maupun secara tatap muka, interaksi verbal. Menurut Agus Mulyono dan
Suranto, hubungan interpersolan adalah komunikasi yang berbentuk tatap muka,
interkasi antar individu, verbal maupun kerjasama akan timbul apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada
saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri.
Jadi yang dimaksud dengan hubungan interpersonal adalah hubungan diluar
diri, yaitu dengan lingkungan sekitar. Hubungan interpersonal bukan sekedar
menyampaikan isi, tapi menentukan kadar hubungan antar individu. Hubungan
interpersonal yang baik adalah hubungan yang didalamnya terdapat saling
mempercayai, mempunyai rasa simpati dan empati yang tinggi, dapat terbuka antar
individu, dan sebagiamana menurut kemampuan dalam hubungan interpersonal.

B. Karakteristik Hubungan Interpersonal


Karakteristik dalam hubungan interpersonal menurut Judy Pearson, yaitu:
a. Dimulai dengan diri pribadi (sefl), artinya segala penafsiran pesan maupun
penilaian mengenai orang lain berangkat daridiri sendiri artinya ekplorasi diri
konselor terhadap konseli.
b. Bersifat transaksional atau saling mengisi atau disebut komunikasi diadik, karena
bersifat dinamis.
c. Menyangkut aspek isi pesan dan hubungan antar pribadi (hubungan
interpersonal).
d. Adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berinteraksi yang dapat berupa
fisik atau psikis.
e. Interdependensi, adalah saling bergantung satu dengan yang lainya atau saling
memberikan kepercayaan. Interdependensi terjadi ketika dua atau lebih orang

2 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
saling mempengaruhi perasaan satu sama lain, mempengaruhi pikiran dan
perilaku satu sama lain, dalam term interdependensi berani hasil yang diterima
oleh seseorang akan bergantung pada perilaku orang lain atau disebut dengan
intervensi.
Adapun karakteristik hubungan interpersonal menurut Suwanto AW, yaitu:
a. Mengenal secara dekat, bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan
interpersonal saling mengenal secara dekat. Dikatakan mengenal secara dekat.
karena tidak hanya saling mengenal identitas dasar saja. namun lebih dari itu.
b. Saling memerlukan, hubungan interpersonal diwarnai oleh pola hubungan yang
saling menguntungkan secara dua arah dan saling menguntungkan.
c. Hubungan interpersonal juga ditandai oleh pemahaman sifat-sifat pribadi diantara
kedua belah pihak.
d. Kerjasama akan timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai
cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas tentang ciri-ciri hubungan interpersonal
adalah. Dimulai dengan diri pribadi (self). Bersifat transaksional alau saling mengisi,
menyangkut aspek isi pesan, adanya kedekatan fisik dan antar komunikan saling
bergantung satu dengan yang lainya.1

C. Proses Komunikasi Interpersonal


Paling tidak ada lima alasan umum mengapa manusia berkomunikasi, yaitu
komunikasi untuk:
1. Memengaruhi orang lain
2. Membangun atau mempertahankan hubungan antar personal
3. Memperoleh berbagai pengetahuan
4. Membantu orang
5. Komunikasi untuk bermain
Komunikasi sebagai proses adalah suatu rangkaian kegiatan atau tahapan
berkelanjutan sehingga komunikasi itu bersifat dinamis. Komunikasi disebut proses
untuk menekankan bahwa komunikasi itu selalu mengalami perubahan dan gerakan. 2
1
Fitriani Nurjannah, 27 Oktober 2015” PENINGKATAN HUBUNGAN INTERPERSONAL SISWA
MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK DIKELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MUHAMMADIYAH 1 SIDOARJO” Digital Library UIN Sunan Ampel,
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/2451
2
DeVito 1986

3 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
Sebuah proses, oleh karena itu menggambarkan serangkaian tindakan yang bertujuan
atau bermaksud tertentu.
Proses komunikasi itu dimulai ketika salah satu pihak yang disebut sumber,
merumuskan ide, encode sebagai pesan dan mengirimkannya melalui beberapa saluran
ke pihak lain, yang disebut penerima. Penerima akan memecahkan kode pesan untuk
memahaminya. Untuk menjawab pesan itu maka penerima merumuskan ide baru,
encode, dan kemudian mengirimkan tanggapan pesan itu kembali melalui beberapa
saluran kepada pengirim. Setiap pesan yang diterima merupakan umpan balik, tentu
saja seluruh proses terjadi dalam lingkungan yang ditandai dengan gangguan ketika
pesan-pesan tersebut dikirim dan dipertukarkan.3

D. Tujuan Komunikasi Interpersonal


Arni Muhammad menyatakan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai beberapa
tujuan, yaitu4 :
1. Menemukan Diri Sendiri
Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita
belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi
interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa
yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan
bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan
membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang
luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih
banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun
banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu
seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi
interpersonal.
3. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan

3
Prof. Dr, Alo Liliweri, M.S “Komunikasi Antar Personal” (Prenada Media, 1 Jan 2017) Hal. 53
4
Muhammad, Arni Lock Cit. P.168

4 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga
hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku
orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka
memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu,
melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya
bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu
terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu
akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu
pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan
waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan
kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi
interpersonal kita sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan komunikasi interpersonal, setiap
individu dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.

E. Hubungan Interpersonal yang Efektif


Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah interaksi yang dilakukanoleh
seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan,
sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak5.
Pengertian efektifitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan
pengertian efektifitas menurut Hidayat, yang menjelaskan bahwa efektifitas adalah
5
Suranto, 2011, p.27

5 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target tujuan (kuantitas, kualitas dan
waktu) telah tercapai.
Efektifitas komunikasi interpersonal merupakan interaksi (face to face) antara
dua individu atau lebih untuk saling menukar informasi dan saling mempengaruhi
tingkah laku yang dapat menimbulkan umpan balik secara langsung demi menunjang
suatu tujuan.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan
bicara karena tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya serta dapat
langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi interpersonal sering dilakukan
oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication
Book”, efektifitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
(sifat) yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).6
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari
komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin
menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak
kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk
daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka
dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda

6
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2020/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html (Diakses tanggal 24
Februari 2021)

6 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara
terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Empati sebagai kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain
itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan
bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan
sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik
mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap
mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non
verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur
tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian
yang sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness) dan Umpan Balik
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak
dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Dan umpan balik yang
ditimbulkan harus terlihat komunikasi yang diciptakan berhasil atau tidak, efektif
atau tidak.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu
pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi
interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka
sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada

7 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi
secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis
daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam
segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih
efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam
bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing
pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu
hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal atau
hubungan emosional yang baik. Kegagalan komunikasi terjadi apabila isi pesan kita
pahami, tetapi hubungan diantara komunikan menjadi rusak. Bila seseorang
berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan dirinya, maka
seseorang tersebut akan merasa gembira, dan terbuka. Sebaliknya bila ia berkumpul
dengan orang-orang yang ia benci, maka itu akan membuatnya merasa tegang, resah,
dan tidak enak. Dengan demikian seseorang tersebut akan menutup diri dan
menghindari komunikasi atau ingin segera mengakhiri komunikasi tersebut.
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga syarat :
a. Pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud
oleh komunikator.
b. Ditindak lanjuti dengan perbuatan secara sukarela.
c. Meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi untuk :
a. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
b. Menyampaikan pengetahuan atau informasi.
c. Mengubah sikap dan perilaku
d. Pemecahan masalah hubungan antar manusia
e. Citra diri menjadi lebih baik
f. Jalan menuju sukses
F. Metode Penyampaian

8 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
Menurut Coleman dan Hammen (dalam Jallaludin Rakhmat buku Psikologi
Komunikasi) , ada empat buah model komunikasi interpersonal, yaitu7 :
1. Model Pertukaran Sosial
Rakhmat menjelaskan dalam bukunya Psikologi Komunikasi, ganjaran
merupakan setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan
terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran itupun berbeda-beda
tergantung waktu dan strata sosial pelaku komunikasi. Sedangkan biaya dijelaskan
sebagai akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri.
Sebagaimana ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang
yang terlibat didalamnya.
Dengan kata lain, model pertukaran sosial dapat di ibaratkan sebagai
suatu transaksi dagang. Karena, orang berinteraksi dengan orang lainnya hanya
mengharapkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Model Peranan
Bila model pertukaran sosial memandang hubungan interpersonal sebagai
transaksi dagang, model peranan melihatnya sebagi panggung sandiwara. Di sini
setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat
masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan.
Tuntutan peranan adalah dasakan soaial yang memaksa individu untuk
memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Dalam hubungan
interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain agar ia
melaksanakan peranannya.
Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu,
kadang disebut juga kompetensi sosial. Dibedakan menjadi keterampilan kognitif
menunjukkan kemampuan individu untuk mempersepsi apa yang diharapkan
orang lain dari dirinya dan keterampilan tindakan merupakan kemampuan
melaksanakan peranan sesuai dengan harapan. Konfliik peranan terjadi bila
individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan.
3. Model Permainan

7
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001, p 121-124

9 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
Eric Berne (1964,1972) dalam bukunya Games People Play,
mmengklasifikasikan model permainan ini dalam tiga kepribadian manusia. Yaitu
Orang Tua, Orang Dewasa dan Anak (Parent, Adult, Child). Orang Tua adalah
aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari
orang tua kita. Orang Dewasa adalah bagian kepribadian yang mengolah
informasi secara rasional, sesuai dengan situaisi, dan biasanya berhubungan
dengan masalah yang membutuhkan pengambilan keputusan secara sadar. Anak
adalah unsur yang diambil dari perasaan dan penglaman kanak-kanak dan
mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas, dan kesenangan. Dan kita
akan memunculkan salah satu aspek kepribadian kita pada saat berkomunikasi
interpersonal, dan orang lain akan membalasnya dengan salah satu aspek tersebut
juga.
4. Model interaksional
Komunikasi interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode
komunikasi, ekspektasi dan pelaksanan peranan, serta permainan yang dilakukan.
Dengan singkat, model interaksional mencoba menggabungkan model pertukaran
sosial, peranan dan permainan. Model yang memandang bahwa hubungan
interpersonal sebagai suatu sistem, dan setiap sistem memiliki sifat-sifat
struktural, integratif, dan medan.

1.

10 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.

11 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C
DAFTAR PUSTAKA

12 | P e n g e m b a n g a n K e p r i b a d i a n | PGMI 4C

Anda mungkin juga menyukai