Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN BAYI MELINTANG

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : KOMARUDDIN
KELAS : II-A
NIM : 2018.041

AKPER KESDAM I/BB PEMATANGSIANTAR


T.A 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu memanjang janin
menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 derajat. Kehamilan
letak lintang merupakan salah satu malpresentasi yang paling berat dan dapat menimbulkan
berbagai komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi akan bertambah berat jika kasus letak
lintang terlambat didiagnosa.
Angka kejadian letak lintang di beberapa rumah sakit di Indonesia terjadi antara 0,5% -
2%. Sedangkan penyebab letak lintang biasanya merupakan kombinasi dari beberapa faktor
antara lain: fiksasi kepala tidak ada (karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus,
plasenta previa, dan tumor pelvis), janin mudah bergerak (karena hidramnion, multiparitas,
janin kecil, janin mati), kehamilan ganda, ataupun karena ada kelainan uterus.
Apabila letak lintang ini tidak segera mendapatkan penanganan, dapat membahayakan
ibu maupun janin. Bahaya pada ibu dapat terjadi perdarahan antepartum, perdarahan
postpartum, ruptur uteri kerusakan organ abdominal hingga kematian. Apabila bahu janin
masuk ke dalam panggul, makin lama makin turun sampai rongga panggul terisi seluruhnya
oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedangkan sumbu bawah rahim meregang.
Hal ini bila tidak segera mendapatkan pertolongan akan mengakibatkan terjadinya ruptur
uteri sehingga sebagian atau seluruh bagian janin masuk ke dalam rongga perut (Mochtar,
Rustam: 366). Sedangkan bahaya pada janin, dapat terjadi prematuritas, prolapsus umbilikus,
asfiksia hingga kematian janin (angka kematian janin akibat letak lintang 25-40%).
Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan kebidanan antenatal yang baik dan benar
merupakan cara penting dalam memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil terutama
dengan kehamilan letak lintang, sehingga dapat diberikan penanganan ataupun rujukan yang
tepat sebelum terjadi hal yang membayakan ibu maupun janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan Fisiologis


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Menurut Manuaba (2010: 80) kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Menurut Manuaba (2010), pembagian umur kehamilan, yaitu trimester I antara 0-
12 minggu, trimester II antara 12-28 minggu dan trimester III antara 28-40 minggu.

2.1.2 Proses Permulaan Kehamilan


Setiap bulan wanita mengalami ovulasi,ovum lepas dan ditangkap fimbriae. Kemudian
masuk saluran telur. Saat koitus,cairan semen tumpah kedalam vagina dan sperma bergerak
memasuki rongga rahim masuk saluran telur.Disekitar ovum banyak berkumpul sperma dan
hanya satu sperma yang dapat membuahi ovum dan biasanya pembuahan terjadi di ampula
tuba falopii.
Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri dan bergerak menuju ruang rahim dan
melekat pada mukosa rahim untuk bersarang (nidasi) pembuahan hingga nidasi
membutuhkan waktu 6-7 hari,untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi
mudigah/janin.Singkatnya,dalam proses kehamilan harus ada ovum,sperma,nidasi dan
plasenta.
Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil
Pada kehamilanterdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat
genetalia eksterna dan interna serta payudara (mammae).Dalam hal ini hormon estrogen
dan progesteron mempunyai peranan penting (Saifuddin, 2002).
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
1) Ukuran
Ukuran uterus membesar selama kehamilan. Hal ini terjadi akibat hipertropi
otot polos uterus, selain serabut-serabut kolagen. Yang adapun menjadi
higroskopik akibat meningkatnyakadar esterogen. Sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Pada kehamilan cukup bulan ukurannya
panjangnya 32 cm,lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22 cm dengan
kapasitas lebih dari 4000 cc.
2) Berat
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram,pada akhir kehamilan (40
minggu). Berat uterus ini menjadi 1000 gram (Indrayani, 2011 : 101).
3) Bentuk dan konsistensi
Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokad
agak gepeng, pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat, selanjutnya
pada akhir kehamilan ke bentuk semula lonjong seperti telur. Pada minggu-
minggu pertama isthmus uteri terjadi hipertropi seperti korpus uteri.
Hipertropi isthmus pada triwulan pertama membuat isthmus menjadi panjang
dan lebih lunak. Hal ini dalam obstetric dikenal sebagai tanda hegar.
4) Kontraktilitas

Kontraksi uterus berlangsung mulai awal kehamilan hinggaterjadi persalinan.


Kontraksi tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya terjadi setiap 5-10
menit yang dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi uterus juga
tidak beraturan baik kekuatan maupun munculnya dan mulai timbulnya sejak
minggu ke-6 kehamilan.
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen.Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks
lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot.Jaringan ikat
pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat,
dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Kelenjar-kelenjar diserviks akan berfungsi lebih sering dan mengeluarkan sekresi
lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan
cairan pervaginam lebih banyak.Keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisologik (Saifuddin, 2002).
c. Ovarium
Ovulasi terhenti karenaberkembangnya korpus luteum graviditas sampai
terbentuk uri (plasenta) yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron.
d. Vagina dan Vulva
Terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina dan vulva terlihat lebih merah
dan kebiruan akibat pengaruh esterogen yang disebut tanda Chadwick.
2. Payudara
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatommamotropin,
estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel
asinus pada mammae.Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel
asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumin dan laktoglobulin.Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk
laktasi.Disamping itu, dibawah pengaruh progesteronedan somatomammotropin,
terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mammae menjadi
besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam
(Saifuddin, 2002).
Sampai bulan ketujuh, payudara memproduksi sedikit kolostrum, yaitu cairan
kekuningan yang diminum bayi saat awal kehidupannya (Baby Guide, 2005).Selama
kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat.Dapat teraba noduli-noduli,
akibat hipertropi kelenjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru.
Hyperpigemntasi pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas, keluar air susu
(kolastrum) berwarna kekuningan (Sarwono ,2010).
3. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncaknya pada
kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat
hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita
penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis (Sarwono, 2010).
Karena kebutuhan suplai darah meningkat pada ibu hamil, jantung bekerja
keras selama hamil.Akibat penimbunan cairan volume darah meningkat akibat
pertumbuhan janin, ini bisa membuat kaki menjadi bengkak, bahkan bisa
menimbulkan varises (Baby Guide, 2005).
Cordiac output maternal meningkat sekitar 30-50% selama kehamilan. Cardiac
output tergantung pada posisi ibu dan menurun pada saat ibu berbaring telentang.Pada
saat posisi telentang, uterus yang membesar menekan vena cava inferior, mengurangi
aliran balik vena ke jantunga sehingga menurunkan cardiac output.Pada akhir
kehamilan mungkin terjadi hambatan yang besar pada vena cava inferior pada saat ibu
berbaring terlentang.Pengaruh ini sangat besar pada kehamilan aterm.Antara 1-10%
ibu hamil mengalami sindrom hipotensi pada saat berbaring terlentang dan
mengalami penurunan tekanan darah serta gejala-gejala seperti pusing, mual dan rasa
ingin pingsan (JHPIEGO Buku 2, 2003).
4. Traktus Urinarius
Ibu hamil cenderung bolak-balik kamar kecil untuk buang air seni,tidak hanya
terjadi pada siang, malam pun juga terjadi. Ini terjadi pada awal trimester I dan akhir
Trimester III kehamilan.Penyebabnya adalah pembesaran rahim dan janin yang
menekan kandung kemih (Baby Guide, 2005).
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai
tertekan kembali (Saifuddin, 2002).
5. Kulit
Perubahan hormon selama kehamilan bisa membuat perubahan pada kulit dan
rambut.Saat hamil rambut menjadi lebih berminyak atau sebaliknya lebih
kering.Sedangkan perubahaan kulit umumnya jika kulit ibu berminyak berubah
menjadi kering, demikian sebaliknya.Ini terjadi karena adanya perubahan hormon
pada ibu hamil.Oleh karena itu ibu hamil harus merawat dan menjaga kesehatan dan
kecantikan tubuhnya (Baby Guide, 2005).
6. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
tentang rasa sesak nafas dan pendek nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diagframa, sehingga diagframa kurang leluasa bergerak.Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita selalu bernafas lebih dalam,
dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke bagian sisi bawah dari diafragma
(Saifuddin, 2002). 
Ketika perut mulai membesar, ibu agak sesak bernafas adalah hal yang biasa
terjadi.Untuk mencegahnya jangan lupa berdiri dan duduk dengan sikap tenang.Jika
ingin berbaring telentang, letakkan kepala dan bahu diatas sebuah bantal.Ini adalah
efek dari rahim yang membesar, paru-paru tertekan dan membuat ibu hamil sesak
nafas dan cepat lelah (Baby Guide, 2005).
7. Sistem Endokrin
Selama kehamilan noirmal kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebih 135
%. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam
kehamilan.Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan
dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan
aterm. Sebaliknya, setelahpersalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal
ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang mnyusui.
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15 ml pada saat persalinan
akibat dri hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.
Pengaturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium,
fosfat, hormon paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin. Adanya gangguan pada salah
satu faktor itu akan menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma
hormon paratiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian akan
meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari hormon paratiroid ini adalah
untuk memasok janin dengan kalsium yang adekuat.Selain itu, juga diketahui
mempunyai peran dalam produksi peptida pada janin, plasenta dan ibu.Pada saat
hamil dan menyusui dianjurkan untuk meendapat asupan vitamin D 10 µg atau 400
IU.
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormon
androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan
meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun.
8. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh hormon esterogen,pengeluaran asam lambung meningkat
yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan, daerah lambung terasa
panas, terjadi mual dan pusing terutama pada pagi hari yang disebut morning sicknes,
muntah disebut emesis gravidarum.
9. Sistem Metabolik
a. BMR meningkat 15-20 %
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 meq menjadi 145 meq
perliter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan
janin.
c. Kebutuhan protein meningkat untuk perkembangan fetus,alat
kandungan,payudara dan persiapan laktasi.
d. Kadar kolesterol meningkst hingga 350 mg (lebih dari 100 cc) hormon
osmamotropin berperan daalm pembentukan lemak payudara.
e. Kebutuhan kalori meningkat terutama dari pembakaran zat arang,namun bila
dibutuhkan lemak ibu dipergunakan untuk menambah kalori.
f. Wanita hamil membutuhkan banyak gizi dan protein zat hamil harus diberikan Fe
dan roboransia yang berisi vitamin dan mineral.
10. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus keposisi anterior, lordosis menggeser
pusat daya berat kebelakang kearah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrococsigis dan
pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal.
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
kehamilan.
2.1.4Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Kehamilan
1. Status Kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan.  Kesehatan
ibu selama hamil akan mempengaruhi kehamilannya dan mempengaruhi tumbuh
kembang zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin.
2. Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu
hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan
aman.
Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat-zat penting yang
hanya dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk memberikan informasi ini
kepada ibu karena terkadang pasien kurang memperhatikan kualitas makanan yang
dikonsumsinya.Biasanya masyarakat di era sekarang ini lebih mementingkan selera
dengan mengabaikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan
bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk
menyusui.
3. Gaya Hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang
ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang
wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, berpergian jauh dengan berkendara
motor dan lain-lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya
karena kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.
4. Faktor Psikologis
a. Stresor Internal dan Eksternal
1) Stressor internal
Stressor internal meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang
berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh
ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya
akanterlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan
kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami
oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau orang yang
terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak diharapkan.Oleh karena itu,
pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan.
2) Stressor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi,
misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami,
tekanan dari lingkungan (respon negatif dari lingkungan pada kehamilan
lebih dari 5 kali), dan masih banyak kasus yang lain.
b. Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap
perubahan yang terjadi dimana sumber stress terbesar terjadi dalam rangka
melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam menjalani prose situ ibu hamil sangat membutuhkan dukungan
yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
c. Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat
membekas dan sangat memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu diperhatikan
karena pada klien yang mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih
maksimal dalam menempatkan diri sebagai teman atau pendamping yang bisa
dijadikan tempat bersandar bagi klien dalam masalah kesehatan.Klien dengan
riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.
d. Partner Abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap
perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang
dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan
sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek
psikologis yang muncul gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-
waktu pasien akanmengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
e. Faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi
1) Kebiasaan dan Adat Istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan
sampai menyinggung “kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah
tersebut.Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai
teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan
penyuluhan yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga
tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya
menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang
sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya
jika memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang
sinergis dengan masyarakat.
2) Fasilitas Kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan
kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan
adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih
cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh
terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
3) Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat
sosial ibu hamil yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik
dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi
yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara
psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
setelah bayinya lahir.Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan
mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi
ibu hamil yang lemah akan mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah
pemenuhan kebutuhan primer.

2.1.5 DiagnosaKehamilan
Manifestasi kehamilan dapat dibagi menjadi :
1. Tanda Mungkin Hamil
Umumnnya didasarkan pada gejala-gejala subyektif, perubahan-perubahan yang
dirasakan ibu sekama kehamilan, antara lain :
a. Amenorea
b. Mual dan muntah
c. Mengidam
d. Pingsan
e. Anoreksia
f. Miksi yang sering
g. Konstipasi
h. Pigmentasi kulit
i. Varises
j. Hipersalivasi
2. Tanda Tidak Pasti Hamil
Perubahan-perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa, bersifat obyektif, namun
berupa dugaan kehamilan saja, antara lain :
a. Perut membesar

Anda mungkin juga menyukai