Anda di halaman 1dari 3

Inilah Cara Budidaya Keong

Sawah untuk Pemula


June 21, 2016

Pertanianku – Dulu keong sawah atau yang lebih dikenal orang tutut hanya
dijadikan makanan khas pembuka puasa di beberapa daerah, kini tutut banyak
dijual di pinggir jalan hingga restoran. Biasanya yang tutut yang dijual di pinggir
jalan berupa tutut rebus yang diolah dengan beragam bumbu. Selain diolah
menjadi makanan yang bercitarasa lezat, tutut juga bisa dijadikan pakan untuk
ternak ikan dan unggas.

Semula keong sawah merupakan hama yang dianggap sebagai pengganggu


tanaman padi, tetapi kini karena banyak masyarakat mengetahui jika keong sawah
sangat manfaat jika dikonsumsi. Maka mulailah banyak orang yang
membudidayakan keong sawah. Misalnya untuk daging segarnya bisa dikonsumsi
sebagai makanan yang bermanfaat untuk penambah nafsu makan dan mengurangi
gangguan penyakit liver. Selain itu, keong sawah dijadikan sebagai pakan ternak
mulai dari ternak sidat, lele, ayam dan bebek. Olahan daging keong berupa tepung
juga bisa dijadikan pakan ternak. Cangkangnya sendiri bisa dijadikan pupuk dan
tepung karena banyak mengandung phosfor dan kalsium. Jika Anda berniat
menjadikan usaha, berikut cara budidaya keong sawah secara tepat.

1. Persiapan kolam
Sebelum budidaya keong sawah dimulai persiapkan kolam yang digunakan bisa
berupa kolam semen atau kolam tanah. Gunakanlah kolam yang berukuran 8×10
m. Sebaiknya bagian bawah kolam dibuat secara landai, agar keong nantinya dapat
merambat ke permukaan kolam ketika terjadi perubahan suhu air. Gunakan air
sungai, air sumur atau air dari mata air pegunungan untuk membudidaya keong.
sebab, keong tidak tahan dengan air limbah. Buat saluran keluar dan masuknya air
agar nantinya terdapat aliran air dalam kolam. Selama persiapan kolam, tak perlu
diberi tambahan pupuk seperti halnya pada kolam ikan. Tetapi air dapat langsung
dialirkan pada kolam yang sudah ada. Letakkan beberapa ranting bercabang atau
bambu yang nantinya bisa digunakan keong sebagai tempat memanjat dan
menempel. Biasanya pada malam hari keong akan naik ke permukaan air,
sedangkan pada pukul 8 atau 9 pagi, keong masuk kembali ke dalam air kolam.
Alirkan air dengan kedalaman 50–100 cm.

2. Tabur keong

Baca Juga:  Peluang Usaha Olahan Buah yang Menggiurkan

Tangkap keong dari rawa atau sawah dengan menggunakan jaring besi. Masukkan
dalam karung dan siram karung tersebut agar tetap lembab. Tutut siap dipindahkan
ke kolam. Saat dijaring, dengan sendirinya keong tersebut telah tersortir, sehingga
ukuran tutut yang terjaring bersamaan bisa satu kelompok. Setelah air dialirkan,
tutut dapat langsung diletakkan dalam kolam. Keong dapat hidup di dalam air
dingin maupun hangat. Dari satu kolam dengan ukuran 8×10 m, bisa diisi tutut
sebanyak 400–500 kg.

3. Pemeliharaan
Pakan yang diberikan bisa berupa daun-daunan hijau berbentuk lebar, misalnya
daun pepaya, daun talas, sente, daun singkong dan sebagainya. Berikan pakan pada
pagi dan sore hari. Untuk satu kolam ukuran 8×10 m bisa diberikan pakan berupa
dedaunan sebanyak ½ karung atau seberat 5 kg. Dalam waktu 30 menit, pakan
tersebut akan habis dimakan hewan lunak bercangkang tersebut.

Tutut yang siap bertelur biasanya telah mencapai ukuran diameter tubuh 5 cm. Dari
satu ekor indukan akan menghasilkan tutut sebanyak 30 ekor. Masa bertelur keong
tidak mengenal musim. Telur berbentuk granul dengan warna pink akan menetas
dalam waktu sebulan.

Tidak ada penyakit tertentu yang menyerang keong. Yang terpenting agar keong
tidak terkena penyakit sebaikya menjaga kondisi air. Agar terhindar dari kematian,
kondisi keong juga perlu dicek. Misalnya dengan mengaduk air, kemudian lihat
apakah ada keong yang menyembul ke atas dan mengapung. Keong yang
menyembul itulah yang merupakan keong mati. Segera pindahkan keong tersebut
agar tidak menyebar ke keong lainnya.

4. Panen
Dua minggu setelah budidaya keong sawah, keong bisa dipanen. Baik kecil
maupun besar bisa dipanen karena sesuai permintaan. Yang besar biasanya
dikonsumsi manusia, sedangkan yang kecil bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Umumnya dari 1 kolam berukuran 8×10 meter bisa dipanen keong baik keong mas 
maupun tutut dengan penambahan berat keong sekitar 10% setelah dipelihara
selama 2 minggu. Gunakan serokan ketika panen kemudian segera masukkan
keong ke karung plastik kosong. Dalam satu karung umumnya berisi sekitar 50 kg
keong. Ketika diangkut, jangan lupa menyiram karung plastik tadi dengan air, agar
air dapat masuk ke karung secara perlahan serta bertujuan menjaga kelembaban
udara di dalam karung.

Anda mungkin juga menyukai