2 PB PDF
2 PB PDF
Abstract. The aim of this reasearch to evaluate the effectiveness of cognitive remediation
therapy in improving cognitive function of schizophrenia inpatient. This research was a
quasi experimental with untreated control group design with dependent pretest and
posttest. Fourteen schizophrenic inpatients were assigned to either a cognitive
remediation group (n=7) or a control group (n=7). Cognitive dysfunctions were assessed
using validated Indonesian version of Cognitive Assessment Interview (CAI). The
intervention consisted of 12 sessions in 3 weeks, and was conducted in groups. Result
Cognitive training group showed significant improvements in attention(effect size 0.65),
working memory (effect size 0.68) and processing speed (effect size 0.61)after the
intervention compared to the control group, but no significant improvement in global
cognitive function. Conclusion the research suggests that cognitive remediation is not
effective to improve global cognitive function and effective to improve attention, working
memory and processing speed in hospitalized schizophrenic patients.
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas terapi remediasi kognitif
dalam meningkatkan fungsi kognitif pada penderita skizofrenia rawat inap. Penelitian ini
merupakan eksperimen kuasi dengan desain untreated control group design with dependent
pretest and posttest. Penderita skizofrenia sebanyak 14 orang dibagi ke dalam kelompok
eksperimen (N=7) dan kontrol (N=7). Fungsi kognitif dinilai dengan Cognitive Assessment
Interview (CAI) versi Indonesia yang telah divalidasi. Intervensi dilakukan dalam 12 kali
pertemuan dalam waktu 3 minggu dan dilakukan dalam kelompok. Fungsi kognitif
global tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok ekperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menunjukkan perbaikan yang bermakna pada
ranah atensi (effect size 0,65), memori kerja (effect size 0,68) dan kecepatan pemrosesan
(effect size 0,61). Kesimpulan dari penelitian ini adalah remediasi kognitif tidak efektif
memperbaiki fungsi kognitif global dan efektif dalam memperbaiki fungsi atensi, memori
dan kecepatan pemrosesan pada penderita skizofrenia rawat inap.
Skizofrenia terjadi di seluruh dunia hidup sebesar 7,2 per 1000 penduduk
dengan angka kejadian 15,2 per 100.000 (McGrath, Saha, Chant & Welham, 2008).
penduduk dan risiko morbiditas seumur Di Indonesia Riset Kesehatan dasar tahun
1
2013 menemukan fakta bahwa 1,7 per mil
Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat dilakukan
melalui : wenisusilorini@mail.ugm.ac.id atau 1–2 orang dari 1000 orang
2 Atau melalui nrochman@ugm.ac.id
mengalami gangguan jiwa berat,
termasuk skizofrenia. Gangguan jiwa berat relevan pada penderita skizofrenia. Fungsi
terbanyak terjadi di Aceh dan Yogyakarta kognitif ini merupakan indikasi penting
yaitu sebesar 2,7 per mil (Kemenkes RI, terhadap hasil terapi dan fungsi
2013). Prevalensi seumur hidup keseharian penderita skizofrenia (Keefe &
skizofrenia rata–rata mencapai 0,3 – 0,7 % Fenton, 2007). Medalia dan Choi (2009)
meskipun angka tersebut bervariasi menyebutkan bahwa kurang lebih 70–80%
berdasarkan etnis, negara dan geografis penderita skizofrenia mengalami
(APA, 2013). penurunan kognitif jika dibandingkan
Skizofrenia menyebabkan beban dengan populasi normal dan hampir 100%
ekonomi yang besar bagi penderita dan penderita skizofrenia mengalami
keluarganya. Beban ekonomi tersebut penurunan kognitif jika dibandingkan
salah satunya disebabkan oleh menurun- dengan keadaan kognitif premorbid.
nya produktivitas akibat disabilitas Meskipun terdapat pengecualian bahwa
(Chong et al., 2011). Disabilitas pada gangguan memori kerja berhubungan
skizofrenia terutama disebabkan oleh dengan derajad keparahan gejala positif,
gangguan kognitif, disamping faktor – secara keseluruhan kemampuan
faktor lain yaitu keadaan lingkungan neurokognitif tidak berhubungan dengan
(kesempatan, dukungan sosial, stigma, keparahan gejala skizofrenia (Keefe &
kemiskinan), status kesehatan, kapasitas Harvey, 2012). Proyek Measurement and
fungsi, kebugaran fisik dan gejala depresi Treatment Research to Improve Cognition in
(Harvey & Strassnig, 2012). Aspek Schizophrenia (MATRICS) menghasilkan
kognitif ini sangat berperan dalam suatu kesepakatan, ada tujuh ranah
menentukan outcome fungsi penderita penting yang berperan dalam fungsi
dibandingkan gejala skizofrenia. kognitif skizofrenia yaitu memori kerja,
Kemampuan kognitif memegang peran atensi, kecepatan pemrosesan,
penting terhadap fungsi penderita pembelajaran dan memori verbal,
skizofrenia dalam segala aspek kehidupan. pembelajaran dan memori visual,
Gangguan fungsi kognitif pada skizofrenia pertimbangan dan pemecahan masalah,
berhubungan dengan outcome fungsional kognisi sosial.
yaitu hambatan fungsi penderita di Penelitian-penelitian mengenai
masyarakat, kesulitan dalam memecahkan peran penting kognitif terhadap
masalah, penurunan keberhasilan dalam kemampuan fungsi sehari–hari
program rehabilitasi dan menunjukkan hasil yang konsisten.
ketidakmampuan mempertahankan Santosh, Roy & Kundu (2013)
pekerjaan (Keefe & Fenton, 2007). menyebutkan bahwa memori kerja verbal,
Skizofrenia memiliki gambaran kecepatan psikomotor, atensi, fungsi
penurunan kognitif yang relatif stabil dan eksekutif, dan kemampuan verbal
persisten sepanjang perjalanan berkorelasi secara signifikan dengan
penyakitnya. Pada penderita skizofrenia fungsi sosial pasien skizofrenia yang
fase stabil defisit ini masih ada (Barder., meliputi kemampuan rawat diri, okupasi,
Sundet., Rund., Evensen., Haahr., interaksi sosial, dan peran dalam keluarga.
Hegelstad., & Friis, 2013). Penurunan Penelitian mengenai peran kognitif
kognitif merupakan inti dari skizofrenia, terhadap kemampuan fungsi sosial
meskipun gejala positif seperti halusinasi penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
dan waham merupakan indikator penting A dilakukan oleh (Ardiningrum, 2015) dan
dari penyakit ini. Gangguan fungsi hasil penelitian tersebut menunjukkan
kognitif merupakan gambaran utama dan korelasi antara semua ranah kognitif
dengan kemampuan fungsi sosial pasien pada penderita skizofrenia dapat berupa
skizofrenia (p<0,05). Skor keparahan berbagai macam bentuk latihan yang
kognitif secara global mempunyai bertujuan untuk menentukan ranah
kekuatan korelasi yang kuat dengan kognitif yang menjadi target tumbuhnya
kemampuan fungsi sosial. neuroplastisitas otak (Eack, 2012). Terapi
Penanganan skizofrenia saat ini remediasi kognitif dianggap sebagai
masih menitikberatkan pada pengendalian metode terapi yang lebih aman, sederhana
gejala dan cenderung mengesampingkan dan tidak memerlukan biaya mahal
aspek kognitif (Keefe & Fenton, 2007). Jika dibandingkan dengan terapi farmakologi
dibandingkan gejala psikotik, defisit (Keefe & Harvey, 2012).
kognitif dapat lebih memprediksi Penelitian meta analisis
kemampuan fungsi sosial penderita menunjukkan bahwa remediasi kognitif
skizofrenia (Keefe & Fenton, 2007). dapat memperbaiki kinerja kognitif
Pemberian obat antipsikotika dapat dengan effect size sedang (0.41), fungsi
mengurangi gejala psikotik pada sebagian psikososial dengan effect size yang sedikit
besar penderita skizofrenia namun tidak lebih rendah (0.35) dan perbaikan gejala
banyak membantu pemulihan fungsi dengan effect size yang kecil (0,28)
sosial (Green & Harvey, 2014). Salah satu (McGurk, Twamley, Sitzer, McHugo &
bentuk rehabilitasi kognitif adalah terapi Mueser, 2007). Perbaikan fungsi kognitif
remediasi kognitif. tersebut tidak tergantung pada model
Remediasi kognitif untuk skizofrenia pendekatan latihan dan durasi latihan,
menurut The Cognitive Remediation Experts namun lebih pada intensitas latihan
Workshop tahun 2010, di Florence Italia, (Wykes et al., 2011). Pengaruh remediasi
adalah suatu intervensi berbasis latihan kognitif lebih bermakna jika
perilaku yang bertujuan untuk dikombinasikan dengan terapi rehabilitasi
memperbaiki proses kognitif (meliputi lain dibandingkan hanya menggunakan
atensi, memori, fungsi eksekutif, kognisi terapi remediasi kognitif saja (McGurk et
sosial dan metakognisi) yang bersifat al., 2007). Remediasi kognitif akan sangat
umum dan dapat bertahan lama (Wykes, bermanfaat jika dilakukan sejak awal
Huddy, Cellard, McGurk,& Czobo, 2011). gejala skizofrenia muncul atau diberikan
Perkembangan remediasi kognitif terhadap individu berisiko menderita
didorong oleh banyaknya penelitian skizofrenia. Remediasi kognitif perlu
mengenai pentingnya faktor kognitif dipertimbangkan sebagai upaya
terhadap fungsi sosial, peran kognitif pencegahan timbulnya onset skizofrenia
terhadap outcome rehabilitasi dan keluhan pada individu yang berisiko tinggi
dari penderita skizofrenia yang mengalami skizofrenia (Barlati, Deste, De
mengalami gangguan fungsi kehidupan Peri, Ariu & Vita, 2013). Remediasi perlu
sehari-hari akibat penurunan fungsi dilakukan terutama pada fungsi kognitif
kognitif (Wykes et al., 2011). dasar yang meliputi sensori, persepsi dan
Remediasi kognitif merupakan atensi. Perbaikan pada fungsi kognitif
metode untuk membantu seorang dasar akan mempermudah perbaikan
penderita skizofrenia untuk meningkatkan pada fungsi kognitif yang lebih tinggi
kemampuan kognitifnya sehingga dapat yaitu memori dan pengambilan keputusan
mencapai pemulihan fungsional baik (Posner & Patterson, 1990).
dalam pekerjaan, akademik maupun Terapi remediasi kognitif dalam
kehidupan sehari–hari (Eack, 2012). penelitian ini merupakan satu paket
Pendekatan praktis dari remediasi kognitif latihan standar yang diadaptasi dari
modul Pontes et al. (2013). Latihan negatif tidak ada – sedang (rentang 7 – 28
diberikan dalam bentuk tugas individu, menurut skala negatif dari PANSS). 8).
dilakukan dalam satu kelas sehingga Berpendidikan minimal SMP. 9). Onset
dapat dibimbing oleh 1–2 orang instruktur penyakit didapatkan > usia 18 tahun.10).
saja. Remediasi kognitif dilakukan dalam Tidak sedang menjalani atau mengikuti
setting rawat inap dalam 12 kali terapi psikologis lainnya. 11). Dapat
pertemuan dengan intensitas empat kali berbahasa Indonesia dan bersedia menjadi
seminggu, mengingat hari rawat inap subjek penelitian
yang relatif singkat yaitu berkisar 3–4 Kriteria eksklusi subyek apabila : 1).
minggu. Model pendekatan dalam Subyek mengalami gangguan mental
remediasi kognitif ini adalah latihan organik (epilepsi, trauma kepala) 2).
berulang-ulang dan latihan strategi. Pernah mendapatkan terapi kejang listrik
Materi remediasi menekankan pada ranah 3). Mengalami ketergantungan terhadap
atensi dan memori yang merupakan ranah zat kecuali tembakau 4). Mengalami
kognitif dasar dengan menggunakan gangguan penglihatan dan pendengaran
materi yang mudah didapat dan relatif 5). Mengalami kekambuhan saat
murah, berupa potongan berita koran, mengikuti terapi
rekaman lagu dan berita, daftar belanja,
kartu bergambar dan cerita pendek. Instrumen
Pemilihan bentuk remediasi semacam ini Pertama, Skala Negative Symptom dari
dianggap tepat untuk situasi rawat inap di Positive and Negative Symptom Scale
RSJ A di Yogyakarta. Program remediasi (PANSS). Skala ini merupakan penilaian
kognitif efektif dalam memperbaiki fungsi gejala negatif dari skizofrenia yang
kognitif pada penderita skizofrenia. meliputi: afek tumpul, penarikan
emosional, kemiskinan rapport, penarikan
diri dari hubungan sosial secara pasif,
Metode kesulitan dalam pemikiran abstrak dan
kurangnya spontanitas dan arus
Subjek penelitian percakapan. Skala PANSS digunakan
Jumlah subyek penelitian ditetapkan untuk melakukan skrining terhadap
sebanyak 14 orang dan pemilihan subyek subyek.
dilakukan secara purposive sampling, yaitu Kedua, skala Cognitive Assasment
berdasarkan kriteria yang telah Interview (CAI). Skala CAI merupakan
ditetapkan. Subyek penelitian akan dibagi suatu instrumen pengukuran berdasarkan
ke dalam kelompok perlakuan dan wawancara terhadap subyek, informan
kelompok kontrol. Subyek penelitian dan penilaian dari klinisi. Penilaian CAI
adalah penderita gangguan jiwa berat terdiri dari 10 aitem pertanyaan yang
dengan diagnosis skizofrenia (F 20.) yang meliputi ranah atensi, memori kerja,
sedang menjalani rawat inap di RSJ A di kecepatan pemrosesan, pertimbangan dan
Yogyakarta yang memenuhi kriteria pemecahan masalah, pembelajaran dan
sebagai berikut : 1). Penderita skizofrenia memori verbal, pembelajaran dan memori
(F20.) 2). Mengalami gangguan visual, dan kognisi sosial. Setiap ranah
kognitif tingkat ringan-sedang. 3). Laki – dinilai dengan skala 1 sampai 7 yaitu 1 =
laki. 4). Berusia 20 – 45 tahun 5). Normal, tanpa gangguan kognitif; 2 =
Menderita skizofrenia >2 tahun.6). Subyek minimal / ambang batas gangguan; 3 =
sudah dinyatakan stabil oleh psikiater gangguan ringan; 4 = gangguan sedang; 5
(nilai PANSS EC < 20) 7). Total skor gejala = gangguan nyata; 6 = gangguan berat; 7 =
perhitungan effect size pada ranah atensi bosan, instruksi mudah dipahamioleh
adalah 0,65 , memori kerja sebesar 0,68 peserta, beberapa materi latihan sangat
dan kecepatan pemrosesan sebesar 0,61. berhubungan dengan kegiatan sehari-hari,
Tabel 1.
Hasil Uji Mann Whitney Pre dan Post Test Berdasarkan Ranah Kognitif
Uji Mann Pretest Post test
Whitney
Ranah Kel Rerata SKOR z p Rerata z p
CAI SKOR CAI
AT KE 3,4286 -1,041 0,298 2,4286 -2,170 0,030*
KK 1,5000 1,5000
MK KE 3,5000 -0,515 0,606 2,3571 -3,002 0,003*
KK 1,5000 1,5000
KP KE 3,1429 -1,092 0,275 2,4286 -2,429 0,015*
KK 1,5000 1,5000
KS KE 3,2857 -0,625 0,532 2,5714 -0,462 0,644
KK 1,5000 1,5000
Keterangan : AT: atensi, MK: memori kerja, KP: kec. pemrosesan, KS: kognisi sosial,
KE : kelompok eksperimen, KK: kelompok kontrol, * : p<0,05
Tabel 2.
Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Pre-Post Test Kedua Kelompok Berdasarkan
Ranah Kognitif
Uji Wilcoxon signed KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL
rank
Vinogradov, S., Fisher, M., & Sidani, E. V. methodology and effect sizes.
(2012). Cognitive training for American Journal Psychiatry, 168,
impaired neural systems in 472–485.
neuropsychiatric illness. Wykes, T., & Spaulding, W. D. (2011).
Neuropsychopharmacology Review, Thinking about the future cognitive
37(1), 43–76. doi: 10.1038/ npp. remediation therapy—what works
2011.251. and could we do better?.
Wykes, T., Huddy, V., Cellard, C., Schizophrenia Bulletin, 37(S2), S80–
McGurk, S. R., & Czobor, P. (2011). A S90. doi: 10.1093/schbul/sbr064.
meta-analysis of cognitive
remediation for schizophrenia: